• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pencegahan penyakit dengan imunisasi telah diakui oleh masyarakat. Kebijakan imunisasi saat ini lebih diarahkan untuk mencapai sasaran imunisasi seperti pencegahan polio, eliminasi tetanus neonatorum, dan reduksi campak, yang diikuti juga komitmen global melalui capaian dukungan pemerataan Universal Child Immunization (UCI) sampai tingkat desa terjamin penyuntikan dengan aman (safe injection) serta berkesinambungan. Adapun jenis imunisasi yang diberikan pada bayi yaitu Bacillus Calmette-Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus (DPT), Hepatitis B (HB), Haemophillus Influenza tipe B (Hib), polio, dan campak.3

Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya agar sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal.

Namun pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan drop – out (DO) imunisasi. Sebagai contoh, bayi mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib 1 pada pemberian awal imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi DPT- HB-Hib 3, disebut angka drop – out imunisasi DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB- Hib 3. Pemanfaatan layanan imunisasi dianggap baik apabila angka drop – out <5% sehingga angka drop – out dari DPT-HB-Hib 1 ke DPT-HB-Hib3 diharapkan tidak melebihi 5%. Pada tahun 2020, provinsi Jawa Barat memiliki angka DO Rate imunisasi DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib3

(2)

sebesar 3,2% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya yaitu 0,6%.4 Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung periode Oktober 2021 – April 2022 DO Rate imunisasi DPT-HB-Hib 1 – DPT-HB-Hib3 sebanyak 0,3%, dikarenakan ibu tidak ingin anaknya rewel karena sakit setelah imunisasi.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap lima penyakit sekaligus yakti difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, dan radang selaput otak (meningitis) yang memiliki efek samping ringan dan berat. Efek samping ringan yang dapat terjadi adalah pembengkakakn dan nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam, sedangkan efek samping berat bayi dapat menangis hebat selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang ensolfati dan syok.7

SAEFVIC atau Surveillance of Adverse Events Following Immunisation (AEFI) di Victoria, Australia tahun 2018 mengemukakan terdapat 1.730 laporan KIPI ke SAEFVIC selama tahun 2018. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, mengemukakan bahwa dari 90,1% anak di Indonesia yang pernah diimunisasi, terdapat 42,3% yang pernah mengalami KIPI. Keluhan yang marak terjadi adalah bengkak pada lokasi penyuntikan, kemerahan dan 37,5% anak mengeluh demam tinggi8. KIPI di Jawa Barat salah satunya berada di Kota Bandung dari 99,21% anak yang mendapatkan imunisasi lengkap, terdapat 42,05% pernah mengalami KIPI dengan keluhan demam tinggi.9

(3)

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) disebabkan oleh vaksin yang di salah gunakan dalam pemberian vaksin. KIPI pada umumnya menimbulkan respon negatif masyarakat terhadap kegiatan imunisasi dasar karena ketakutan terhadap dampak yang ditimbulkan. Respon negatif itu muncul karena ketidaktahuan masyarakat dalam menangani KIPI. Oleh karena itu pengetahuan KIPI dapat membantu pelaksanaan yang diwajibkan oleh Pengkajian dan Penangulangan (PP) agar dapat diterima oleh masyarakat khususnya orang tua.10

Munculnya efek samping dari imunisasi dan merebaknya informasi yang salah, membuat orang tua ragu dan takut untuk mengimunisasi anaknya. Reaksi KIPI memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai efek samping pasca imunisasi.11 Pengetahuan adalah fakta, informasi atau kebenaran yang salah satunya diperoleh seseorang melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan dapat berperan untuk merubah perilaku individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan nilai- nilai kesehatan. 12 Minimnya tingkat pengetahuan orang tua mengenai KIPI tersebut yang menjadi permasalahan pada penelitian ini.

Mengacu pada hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi DPT-HB-HIB di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

(4)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB-HIB di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB-HIB Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Definisi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB-HIB Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

b. Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB-HIB Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

c. Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gejala Reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB- HIB Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

d. Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT-HB-HIB Di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

(5)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pembelajaran sesuai kompetensi yang ada guna memudahkan mahasiswa khususnya bidan dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik.

2. Bagi Praktisi

Dapat meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan terutama bidan untuk selalu memberikan edukasi tentang KIPI DPT-HB-HIB.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kebidanan ini difokuskan pada seluruh ibu yang mempunyai bayi dan balita dalam cakupan imunisasi di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

F. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di PMB Bidan L Cigadung Kota Bandung.

2. Waktu

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan April – Juni 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Contents for EEE, EVE MID Short questions: Electricity, charge, quantization of charge, conservation of charge, electric field, electric flux, gauss’s law, coulomb’s law, electric