• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan makanan meliputi berbagai aspek diantaranya higiene dan sanitasi. Penerapan higiene dan sanitasi yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya penyakit bawaan makanan (food borned disease).(1) Higiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan.

Higiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedangkan sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup(2)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 memberikan penjelasan mengenai pengertian higiene sanitasi, yaitu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam Keputusan Menteri Kesahatan tersebut juga telah diatur mengenai sanitasi makanan meliputi perilaku penjamah, peralatan, air dan bahan makanan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka pedagang makanan harus menerapkan higiene sanitasi demi menjaga keamanan makanan yang akan dikonsumsi masyarakat.(3)

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Selain mengandung nilai gizi, makanan juga merupakan media bagi mikroba atau kuman untuk berkembang biak. Kemungkinan lain masuknya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya seperti debu, tanah, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia.(4) Makanan juga merupakan salah satu sumber penting untuk kelangsungan hidup manusia dan merupakan kebutuhan dasar manusia yang wajib dipenuhi guna menjaga kesehatan, meningkatkan kecerdasan dan produktivitas kerja. Oleh karena itu makanan yang berkualitas baik harus bergizi tinggi, mempunyai rasa yang lezat, menarik, bersih dan tidak membahayakan bagi tubuh, untuk itu diperlukan system penyelenggaraan yang baik(5)

Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan selain berfungsi sebagai sumber energi,zat pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peran dalam penyebaran penyakit.Oleh karena itu

(2)

prinsip dasar sanitasi makanan sangat diperlukan agar konsumen dapat di lindungi kesehatannya dari bahaya kontaminasi makanan dan organisme penyakit menular(6)

Makanan jajanan merupakan produk pengolahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar kita dan dikonsumsi secara sering oleh banyak orang. Selain bermanfaat, makanan jajanan juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Ada berbagai faktor yang mungkin menyebabkan penyakit pada makanan di lingkunganan yaitu dari sumber yang tidak aman, memasak yang tidak memadai, peralatan yang terkontaminasi dan kebersihan pribadi yang buruk.(7) Melihat potensi makanan jajanan yang demikian besar dan tingkat kerawanan yang cukup tinggi perlu diupayakan pengawasan kualitas pengelolaan makanan jajanan dengan memperhatikan kaidah-kaidah (kebersihan/higiene) dan sanitasi serta persyartan kesehatan.

Sekitar 80% penyakit yang tertular melalui makanan jajanan yang dijual dipinggir jalan disebabkan oleh bakteri pathogen. Beberapa jenis bakteri yang sering menimbulkan penyakit antara lain: Salmonella, Staphylocokkus, E. coli, Vibrio, clostridium, Shigella dan Psedomonas Cocovenenous (8)

World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2010 terjadi 600 juta kasus keracunan yang disebabkan oleh makanan, 420 kasus diantaranya menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh bakteri Pathogen Escherichia coli. Padatahun 2010, beban dunia bertambah dengan terjadinya penyakit bawaan makanan yang mencapai 33 juta kasus dimana 40% dari kasus tersebut terjadi pada anak dibawah 5 tahun. Diseluruh dunia, agen penyakit diare makanan mencapai 18 juta yang dikaitkan dengan DALY dan E Escherichiacoli.(9)

Masalah kesehatan khususnya masalah hygiene penjamah makanan merupakan masalah yang sangat kompleks dan sebenarnya bukan merupakan masalah yang baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan 600 juta orang di dunia alami penyakit bawaan makanan seperti diare setiap tahun. Di Amerika Serikat sekitar 550 kasus penyakit akibat bawaan makanan. Lebih dari semua penyebaran penyakit melalui makanan disebabkan pengelolaan makanan yang terinfeksi dan hygiene perorangan yang buruk(10)

Kualitas higiene dan sanitasi yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor penjamah makanan dan faktor lingkungan dimana makanan tersebut diolah, termasuk fasilitas pengolahan makanan yang tersedia. Dari kedua faktor tersebut, faktor penjamah makanan dipandang lebih penting karena ia sebagai manusia, bersifat aktif yang mampu merubah diri dan

(3)

lingkungan kearah yang lebih baik atau sebaliknya. Makanan jajanan sangat mungkin terkontaminasi dikarenakan proses penyimpanan yang salah, pengolahan makanan yang kurang baik serta penyajian yang tidak higienis. Makanan dapat menjadi perantara bagi suatu penyakit.(8)

Untuk menghasilkan makanan dan minuman yang berkualitas tinggi, salah satunya harus memperhatikan higiene sanitasi makanan yaitu sikap bersih perilaku penjamah makanan agar makanan tidak tercemar. Ada banyak faktor yang berperan dalam sanitasi makanan diantaranya air, tempat pengolahan makanan, peralatan, dan pengolah makanan. Pengolah makanan memegang peranan penting dalam upaya penyehatan makanan karena sangat berpotensi dalam menularkan penyakit.(8)

Tingginya angka kuman pada makanan tersebut diakibatkan karena kurangnya personal hygiene pada penjamah makanan, solusi alternatif permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan dan meningkatkan kepedulian terhadap personal higiene khusus nya bagi penjamah makanan dan hygiene sanitasi yang baik meliputi sanitasi tempat makanan, dan sebaiknya mencuci tangan sebelum dan sesudah melayani pembeli, menutup mulut dengan masker/tisu apabila batuk dan bersin, dan menggunakan alat yang sesuai dan bersih pada saat mengambil makanan.(8)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah dinamakan pengetahuan.(2) Meskipun secara umum pengetahuan pedagang makanan jajanan mengenai kebersihan diri sudah baik, masih ditemukan beberapa pedagang makanan jajanan yang berpengetahuan yang buruk mengenai akibat kebiasaan hidup yang tidak bersih karena tidak mengetahui bahwa hal tersebut menimbulkan berbagai penyakit yang dapat meningkatkan angka kesakitan di masyarakat.

Mereka tidak mengetahui dengan pasti bahwa pencemaran makanan dapat terjadi jika langsung memegang makanan setelah memegang uang. Memegang makanan secara langsung setelah memegang uang ternyata umum dilakukan.(8)

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau merespon sesuatu, baik rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek. Meskipun sikap belum merupakan wujud tindakan, sikap merupakan faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku.

(4)

Tindakan kebersihan diri pedagang makanan, sebagian besar tidak memenuhi aspek tindakan kebersihan diri, seperti: tidak menjaga kebersihan (tangan, kuku dan rambut), tidak memakai celemek dan tutup kepala serta tidak mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. Kebersihan diri yang buruk seperti: bersin didekat makanan, meludah, merokok ataupun tidak mencuci tangan menyebabkan kontaminasi silang terhadap makanan yang disajikan atau diproses. Kontaminasi silang dapat menyebabkan makanan tercemar sehingga kuman penyebab diare masuk kedalam tubuh dan menginfeksi saluran pencernaan.

Dengan melihat data dari Puskesmas Segiri Samarinda terdapat penambahan sebanyak 30 penjaja makanan dipinggir jalan tahun 2021 dari tahun sebelumnya 2020 hanya 52 penjaja makanan yang berjualan diarea samarinda khususnya kecamatan samarinda ulu sedangkan sekarang menjadi 82 pedagang penjaja makanan pinggir jalan dan masih banyak kurangnya pengetahuan akan pentingnya hygiene sanitasi pedagang makanan jajanan dipinggir jalan.

Melihat masalah di atas dan mengingat pentingnya pengawasan terhadap penyehatan makanan, apalagi di bulan ramadhan dan masa pandemi seperti ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian literature review dengan judul “Faktor yang mempengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan?”. cakupan Hygiene dan Sanitasi penjaja makanan yang memenuhi syarat sebesar 75%. Hal ini berarti bahwa kondisi higiene sanitasi pedagang makanan kaki lima masih rendah dari target yang sudah ditetapkan oleh Depkes RI yaitu 85%. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik meneliti topik ini agar bisa dijadikan bahan edukasi dalam meningkatkan upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai Faktor yang mempengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan. Penelitian ini menggunakan metode Literature review. Literatur review merupakan suatu kerangka, konsep atau orientasi untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan.(11) B. Rumusan Masalah

Higiene sanitasi yang buruk, pengetahuan yang kurang serta sikap dan tindakan yang buruk dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Perilaku mencuci tangan, perilaku menutup makanan, penggunaan sumber air bersih serta air minum. Proses pengolahan makanan, pencucian bahan makanan, higiene penjamah dan sanitasi makanan berpengaruh terhadap angka bakteri pada makanan. maka dapat dirumuskan masalah literature review yaitu, ”Apa saja Faktor faktor yang memengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan?”

(5)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Menganalisis artikel-artikel jurnal mengenai faktor-faktor yang memengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan untuk membentuk sebuah kerangka teori

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis gambaran pengetahuan higiene sanitasi penjaja makanan.

b. Menganalisis Sikap Higiene Sanitasi penjaja makanan.

c. Menganalisis Tindakan higiene sanitasi penjaja makanan

d. Menganalisis Tingkat ekonomi higiene sanitasi penjaja makanan e. Menganalisis faktor pemungkin higiene sanitasi penjaja makanan f. Menganalisis faktor penguat higiene sanitasi penjaja makanan

g. Membentuk kerangka teori mengenai higiene sanitasi penjaja makanan D. Manfaat

1. Bagi Sekolah Tinggi Dharma Husada Bandung

Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian literature review ini diharapkan sebagai penerapan ilmu selama duduk di bangku perkuliahan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan kesehatan lingkungan tentang faktor faktor yang memengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk memperluas wawasan tentang faktor yang memengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan.

E. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup kajian literature review untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi higiene sanitasi penjaja makanan yang bersumber dari jurnal dan artikel jurnal-jurnal ilmiah yang kemudian disusun dengan metode narrative review.

Referensi

Dokumen terkait

การศึกษาอิทธิพลของความหนืดเลือดและลักษณะการตีบของหลอดเลือดแดงทีมีผลต่อ พฤติกรรมการไหลโดยระเบียบวิธีเชิงตัวเลข The Numerical Investigation of Blood Viscosity and Arterial Stenosis