1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak ditularkan dan tidak ditransmisikan kepada orang lain dengan bentuk kontak apapun, ada beberapa penyakit yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah penyakit kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes melitus serta kanker. PTM masih menjadi penyebab utama kematian di dunia, salah satu dari penyakit yang menakutkan yaitu stroke karena menjadi pembunuh kedua terbesar didunia setelah penyakit jantung koroner (WHO, 2018).
Berdasarkan data (World Health Organitation, 2020) sekitar 7 juta kematian di seluruh dunia sebagian besar diakibatkan oleh stroke, sedangkan menurut data (World Stroke Organization, 2019) menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke. Sekitar 70% penyakit stroke dan 87% kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah.
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi stroke di Indonesia sebesar 10,9%, di Provinsi Jawa Barat terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 11,4% dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 6,6%, prevalensi stroke meningkat seiring bertambahnya umur terlihat dari kasus tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan yaitu usia 75 tahun keatas sebesar 50,2% dan
terendah pada kelompok usia 15-24 tahun sebesar 0,6% (Kemenkes RI, 2018).
Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sendiri, lebih dari 500 orang dirawat per tahun karena stroke (Situmorang et al., 2020).
Stroke merupakan keadaan klinis yang terjadi karena adanya pembuluh
darah di otak yang pecah atau mengalami penyumbatan sehingga aliran darah terganggu dan mengakibatkan adanya bagian di otak tidak mendapat pasokan oksigen, hal tersebut mengakibatkan sel atau jaringan di otak mengalami kematian (Kemenkes RI, 2018). Stroke dapat di akibatkan karena adanya beberapa faktor resiko, yaitu faktor yang bisa di modifikasi seperti kebiasaan yang kurang baik (merokok, diet buruk, gaya hidup, dan obesitas), ataupun karena penyakit pendukung seperti hipertensi diabetus militus, penyakit kardiovaskuler dan faktor resiko yang tidak dapat di rubah seperti jenis kelamin, usia, riwayat keluarga, dll (Triasti & Pudjonarko, 2016).
Masalah yang sering dihadapi oleh penderita stroke diantaranya kesulitan dalam menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun, nyeri saat bergerak, sendi kaku, gerakan terbatas, fisik lemah, hingga mengalami penurunan kesadaran (TIM POKJA SDKI PPNI, 2016). Penurunan kesadaran memerlukan perawatan dan penanganan segera untuk mengurangi kesakitan dan mencegah terjadinya komplikasi, oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam melakukan asuhan keperawatan untuk meminimalisir komplikasi.
Komplikasi yang dapat terjadi dengan pasien yang mengalami penurunan kesadaran yaitu Imobilisasi pada tempat tidur yang dapat mengakibatkan adanya luka tekan (pressure injury) atau tekanan yang terlalu lama terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol dan menyebabkan berkurangnya sirkulasi darah pada area yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia dan berkembang menjadi nekrosis yang akhirnya mengakibatkan luka (Morison, 2013).
Pencegahan luka tekan yang dapat dilakukan berdasarkan panduan praktik klinik yang dikeluarkan oleh American Healt of Care Plan Resources (AHCPR) terdapat tiga kategori intervensi yaitu intervensi pertama perawatan kulit dan penanganan dini meliputi mengkaji risiko pasien terkena dekubitus, perbaikan keadaan umum penderita, pemeliharaan, perawatan kulit yang baik, pencegahan dengan berbaring yang berubah-ubah dan massase tubuh. Intervensi kedua adalah penggunaan berbagai papan, matras atau alas tempat tidur yang baik.
Intervensi yang ketiga yaitu edukasi dan support system pada pasien dan keluarga (Wasliyah, 2018).
Menurut (WHO, 2018) pasien kritis di ICU prevalensinya meningkat setiap tahunnya, tercatat 9.8-24.6% pasien sakit kritis dan dirawat di ICU per 100.000 penduduk, serta kematian akibat penyakit kritis hingga kronik di dunia meningkat sebanyak 1,1 -7,4 juta orang, salah satu penyakit kritis di ICU yaitu stroke sekitar 15-20% membutuhkan perawatan di ICU. Pasien yang ada di ruangan ICU ini sangat beresiko mengalami luka tekan akibat dari tirah baring lama, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi luka
tekan adalah perawatan kulit dengan menggunakan pelembab diyakini merupakan tindakan yang murah, tidak menimbulkan bahaya dan memungkinkan untuk di implementasikan. Bahan-bahan alami banyak dianjurkan pada perawatan kulit di Indonesia antara lain adalah minyak kelapa dan minyak zaitun. Minyak zaitun mengandung asam oleat hingga 80% dapat mengenyalkan kulit dan melindungi elastisitas kulit dari kerusakan (Ariani &
Wulandari, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2020) didapatkan hasil ada perbedaan yang signifikan derajat dekubitus pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir (posttest), nilai t-hitung (28,386) > t-tabel (1,761) dan nilai signifikan (0,000 < 0,05). Sedangkan menurut (Meliza et al., 2020) menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intervensi mobilisasi dan asupan minyak zaitun dengan kejadian luka tekan pada pasien stroke dimana kelompok intervensi mencapai p- value= 0,05 artinya tidak ada hubungan dengan kelompok kontrol.
Hasil pengamatan pada ny. S yang merupakan pasien di ruangan ICU RSUP DR. Hasan Sadikin dengan diagnosa medis stroke sudah dirawat 10 hari dengan keadaan mengalami penurunan kesadaran GCS E1V1M1 atau koma yang beresiko terhadap adanya luka tekan sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus pada pasien dengan diagnosa medis stroke dalam Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners dengan judul ”Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan Pada Ny. S (45 tahun) Dengan
Masalah Keperawatan Risiko Luka Tekan Dengan Diagnosa Medis Stroke Di Ruang General Intensive Care Unit (GICU) RSUP DR. Hasan Sadikin".
B. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan Pada Ny. S (45 Tahun) Dengan Masalah Keperawatan Risiko Luka Tekan Dengan Diagnosa Medis Stroke Di Ruang General Intensive Care Unit (GICU) RSUP DR. Hasan Sadikin.
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan
b. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan c. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien
dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien
dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan e. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien
dengan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan f. Mahasiswa mampu memberikan inovasi tindakan keperawatan
Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan
C. Manfaat
1) Manfaat Keilmuan
Untuk pengembangan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke di ruang ICU dengan tindakan Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Pencegahan Luka Tekan.
2) Manfaat Aplikatif a. Manfaat Penulis
Diharapkan setelah membuat laporan ini, penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien.
b. Manfaat Rumah Sakit
Sebagai bahan masukkan bagi rumah sakit supaya dapat menerapkan tindakan pemberian minyak zaitun sehingga meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien di ruang ICU.
c. Manfaat Pasien/Masyarakat
Memberikan informasi baru bagi pasien atau masyarakat tentang cara yang dapat digunakan untuk pencegahan luka tekan akibat tirah baring yang lama.