• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarganya tapi bisa pula menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, setiap saat ibu harus mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka yang terjadi biasanya ringan tetapi kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Untuk itu setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pada primi dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan teknik mengedan yang benar dan pimpinan persalinan yang benar, jika terjadi robekan maka tenaga kesehatan bidan ataupun dokter spesialis kandungan harus melakukan penjahitan agar perineum tersebut utuh.1.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus, AKI menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi (Depkes RI).

Kematian ibu di Indonesia salah satunya yaitu karena infeksi. Beberapa infeksi pada masa nifas adalah infeksi yang terjadi karena perlukaan jalan lahir, baik berupa laserasi karena kesalahan pada saat proses memimpin persalinan maupun episiotomi. Perlukaan tersebut yang menyebabkan bakteri pathogen masuk dan dapat menimbulkan infeksi.

Dalam persalinan akan terjadi perlukaan pada perineum baik itu karena robekan spontan maupun episiotomi. Di Indonesia luka perineum dialami

(2)

oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan).2

Perlukaan jalan lahir dapat terjadi di vulva, vagina, servik, dan uterus diantaranya adalah robekan pada perineum. Robekan tersebut dapat terjadi secara spontan maupun disengaja dengan episiotomi. Episiotomi adalah insisi perineum untuk melebarkan orifisium vulva pada saat melahirkan bayi. Luka pada perineum tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering, pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar bagian tersebut cepat sembuh.

Salah satu solusi bagi ibu post partum adalah gagasan yang diperoleh dari dunia yaitu makanan hewani yaitu telur rebus, telur merupakan jenis lauk pauk protein hewani yang murah, mudah ditemukan, ekonomis dan salah satu makanan paling padat nutrisi. Kandungan nutrisi telur rebus utuh mengandung lebih dari 90% kalsium zat besi, satu telur mengandung 6 gram protein berkualitas dan asam amino esensial. Pada kajian ini telur rebus dan dibuktikan untuk penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu pasca persalinan atau ibu post partem karena percepatan penyembuhan luka perineum dalam masa nifas sangat diharapkan untuk menghindari ibu nifas dari bahaya infeksi.3

Faktor gizi terutama protein sangat mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum karena protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, dan perbaikan jaringan. Protein yang bermutu tinggi, banyak terdapat pada protein hewani seperti daging, ikan, dan telur.4

Menurut Triatmojo et al.Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Telur memiliki kandungan kadar protein yang tinggi dan merupakan sumber zat besi, beberapa mineral dan vitamin, sehingga telur merupakan bahan pangan yang dapat dikonsumsi oleh manusia pada segala umur. Protein esensial pada telur

(3)

adalah albumin (putih telur), yang mengandung banyak air dan berfungsi sebagai peredam getaran.

Berbagai kandungan dalam sebutir telur telah diuji dari berbagai sumber bahwa putih telur lebih baik untuk fokus membantu proses penyembuhan luka karena terdapat kandungan albumin dan tidak ada kandungan lemak yang terdapat pada putih telur seperti yang ada pada kuning telur. Albumin merupakan protein humoral yang utama dalam sirkulasi. Albumin memiliki protein terbanyak dalam plasma darah mencapai kadar 60%. Manfaatnya untuk membantu pertumbuhan sel baru.

Dalam ilmu kedokteran, albumin ini digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak.5 Sudaryani menyatakan bahwa kandungan gizi telur adalah air 73,7%, protein 12,9%, lemak 11,2%, dan karbohidrat 0,9%. Hampir semua lemak dalam telur terdapat pada kuning telur, yaitu 32% sedangkan pada putih telur jumlahnya sangat sedikit. Kandungan gizi dari putih telur setiap 100 gram, yaitu air 87,8 gram, karbohidrat 1 gram, protein 10,8 gram, vitamin B2 0,23 mg, asam niasin 0,8 mg, asam pantosinik 3 mg, kalsium, 6 mg, potasium 100 mg, besi 0,2 mg, fosfor 17 mg. As-Sayyid ,menambahakan bahwa kandungan gizi kining telur setiap 100 gram adalah air 49,4 gram, karbohidrat 0,7 gram, vitamin B1 0,2 mg, asam nikotenat 0,2 mg, kalsium 147 mg, asam pantotenat 3 gram, sulfat 149 mg, protein 10,8 gram, vitamin B2 0,23 mg, besi 100 mg, fosfor 0,2 mg, potasium 17 mg, vitamin A 3110 si, vitamin D 100 si. Setiap 100 gram putih telur mengandung 47 kalori, sedangkan kuning telur mengandung 355 kalori.

Telur merupakan jenis lauk pauk protein hewani yang murah, mudah ditemukan, ekonomis dan salah satu makanan paling padat nutrisi.

Kandungan nutrisi telur utuh mengandung lebih dari 90% kalsium dan zat besi, satu telur mengandung 6 gram protein berkualitas dan 9 asam amino esensial. Nutrisi yang baik akan memfasilitasi penyembuhan dan menghambat atau bahkan menghindari keadaan malnutrisi. Zat besi dapat menggantikan darah yang hilang, sedangkan protein merupakan zat yang

(4)

bertanggung jawab sebagai blok pembangun otot, jaringan tubuh, serta jaringan tulang, namun tak dapat disimpan oleh tubuh, maka untuk menyembuhkan luka memerlukan asupan protein setiap hari.

Sejumlah penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Indah Trianingsih dkk tentang Pengaruh Telur Rebus Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas 1-7 Hari menunjukkan bahwa ada pengaruh telur rebus terhadap percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas, dari 32 responden menunjukkan bahwa proporsi kesembuhan luka yang lebih cepat didominasi oleh responden pada kelompok perlakuan yaitu kelompok yang mengonsumsi telur rebus sebanyak 12 orang (75%) yang sembuh kurang dari 7 hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis dapat merumuskan masalah adalah “Bagaimana Konsumsi Telur Ayam Rebus terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas ?”

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui Konsumsi Telur Ayam Rebus terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui efektifitas percepatan penyembuhan luka perineum dengan konsumsi telur ayam rebus

2. Untuk mengetahui waktu percepatan penyembuhan luka perineum dengan konsumsi telur ayam rebus

3. Untuk mengetahui penyajian telur ayam yang dapat mempercepat penyembuhan luka perineum

(5)

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah informasi dan menambah wawasan pengetahuan ibu nifas tentang penyembuhan luka perinium dengan mengkonsumsi telur ayam rebus untuk luka perineum pada ibu nifas.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk memberikan konseling kepada ibu nifas bagaimana cara mempercepat penyembuhan luka perineum.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup studi literatur ini adalah menganalisis seluruh jurnal yang berhubungan dengan “Konsumsi Telur Ayam Rebusterhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas”. Penelitian ini berhubungan dengan mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, dimana hasilnya akan menjadi informasi yang dapat diberikan kepada ibu nifas yang mengalami luka perineum.

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan penyembuhan luka perenium pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad yang mengkosumsi telur

Penulis sangat berharap luka perineum pada ibu nifas bisa cepat sembuh dengan bantuan konsumsi telur rebus selama satu minggu dengan frekuensi 2 butir telur pada pagi hari dan sore hari