• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak disandang masyarakat. Hipertensi sekarang jadi masalah utama kita semua, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia, karena hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, stroke. Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes,2019). Sedangkan di indonesia prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian (Kemenkes,2019).

Berdasarkan uraian di atas berkaitan dengan masalah hipertensi faktor resiko stroke yang paling konsisten dari berbagai penelitian terdahulu. Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak

(2)

ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011:18). Sehingga dalam pelaksanaan perilaku pencegahan komplikasi stroke pada penderita hipertensi dapat dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan.

Stroke menjadi sebuah fenomena yang masih menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat di dunia. Fenomena ini tidak membebaskan Indoenesia sebagai negara yang bebas dari adanya fenomena tersebut. Di dunia fenomena ini telah menjadi sebuah hal yang terus bergulir dan kian mencuri perhatian bahkan menjadi salah satu focus negara maju dan organisasi Kesehatan besar dunia seperti WHO atau World Health Organization. Di dunia stroke, merupakan penyakit yang masuk dalam kategori tiga penyakit mematikan. Berdasarkan data dari sumber yang sama pula diketahui bahwa di dunia bahwa angka terjadinya stroke itu berada pada lebih dari sepuluh juta pasien setiap tahunnya dan 30% dari angka tersebut meninggal dunia akibat stroke. Disisi lain Adapun jika dilihat dari dampaknya akan menyebabkan kecacatan pada pasien yang mengalami stroke. (American Heat association, 2014).Dengan demikian fakta tersebut membuat setiap negara di dunia menjadi waspada dan serius dalam menagani fenomena yang terjadi ini. Hal ini menjadi hal yang tidak bisa di anggap sepele mengingat dampak yang diakibatkan oleh stroke.

Di Indonesia pun stroke masih menjadi fenomena yang menjadi perhatian serius bagi banyak kalangan. Dikutip berdasarkan publikasi kementrian Kesehatan bahwa stroke menjadi penyebab terjadinya cacat pada pasien dan menyebabkan kematian paling pertama yang ada di Indonesia. Berdasarkan data yang sama disebutkan bahwa sampai dengan saat ini telah terjadi 17 juta kasus stroke di Indonesia. Dalam jumlah tersebut sejumlah 6,5 juta menyebabkan kematian. (Jurnal.Publikasi. Yayasan Stroke Indonesia, 2019. 2)

(3)

Menurut perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia penyakit stroke sendiri di picu dari sepuluh factor utama yang bias membawa seseorang mengalami stroke.

Adapun factor tersebut di antaranya adalah tekanan darah yang tinggi. Kedua kurangnya seseorang berolahraga. Ketiga pola makan yang tidak sehat.ke empat adanya fakta terkait kadar kolesterol yang tinggi pada seseorang. Kelima adalah obsesitas.

Keenam adalah merokok yang mana kita ketahui merokok telah menjadi sebuah kebiasaan yang erat dan sulit di pisahkan bagi orang Indonesia. Ketujuh kebiasaa nmengkonsumsi alcohol.ke delapan irama jantung yang tidak stabil. Kesembilan adalah diabetes dan yang terahir adalah kemiskinan. Hal hal tersebut menjadikan tinggi nya kasus stroke yang terjadi di Indonesia. Tentunya kita semua sebagai warga negara Indonesia berharap fenomena ini bias menurun dengan sinergisitas antara seluruh stakeholder yang mampu berkontribusi bagi masyarakat Indonesia (perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2018).

Berdasarkan data dari Riskesdastahun 2018 masyrakat jawa barat yang mengalami stroke sejumlah 36,45% dari total populasi penduduk yang ada. Diwilayah subang sendiri sejumlah 7% masyrakat mengalami stroke. Data tersebut menjadi landasan bagi peneliti untuk kemudian mengangkat permasalahan ini kedalam penelitian sehingga layak untuk diteliti (Riskesdas, 2018. 154).

Disisi lain begitu banyak fenomena terkait kejadian stroke yang menimpa masyarakat subang dan telah terpublikasi di berbagai media cetak maupun online.

Berita pertama dikutip dari kompas.tv memberitakan bahwa seorang tenaga kerja wanita asal subang meninggal di perantauan yang di akibatkan karena stroke. Dikutip dari media lain yang diberitakan bahwa seorang Jemaah haji gagal diberangkatkan ke tanah suci pada tahun 2017 karena mengalami stroke yang dihawatirkan akan

(4)

menggangu kekhusuan ibadah di tanah suci. Berita ini dikutip dari media Kumparan.com(Kumparan.com)

Berdasarkan penelitian dari DRPM atau DirektoratRiset dan Pengabdian Masyarakat menyatakan bahwa terdapat beberapat faktor yang memperburuk kondisi stroke masyarakat di Subang. Salah satu faktort ersebut adalah kurangnya pengetahuan serta perilaku yang menyebabkan stroke. Hal ini menjadi landasan selanjutnya bagi peneliti untuk kemudian mengangkat permasalah ini menjadi sebuah penelitian dan dikemas dalam sebuah metode secara ilmiah.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara hubungan tingkat pengetahuan dengan penyakit tertentu dapat mempengaruhi dan menjadi factor pendukung terjadinya penyakit tersebut. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoirul di wilayah Ponorogo. Adapun hasil dan rangkuman tinjauan Pustaka penelitian tersebut dapat kita lihat pada pemaparan tinjauan Pustaka

Pada tahun 2013, Khoirul Musthofa dari universitas Muhammadiyah Ponorogo melakukan sebuah penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Penderita Hipertensi Dalam Pencegahan Stroke Di Puskesmas Ponorogo Utara Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban terkait adanya hubungan tingkat pengetahuan yang ada dengan sebuah perilaku yang ada pada penderita hipertensi dan pencegahan stroke. Penelitian ini menggunakan tipe korelasional yang memiliki sampel sebesar 50 responden. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa lebih dari setengah populasi memiliki pengetahuan yang kurang dan kesimpulan atas penelitian ini adalah memang sangat dibutuhkan adanya pengetahuan yang baik dalam mencegah stroke (Khoirul, 2013).

(5)

Dengan adanya fakta tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi di mana saja dan pada siapa saja sehingga peneliti tertarik untuk melihat dan melakukan penelitian pada wilayah yang berbeda. Dengan anggapan demikian peneliti berharap dapat melakukan sebuah penelitian yang memunculkan jawaban dari sebuah rumusan masalah dengan titik perbedaan pada variable penelitian dan ruang lingkup penelitian yang ada.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil dari pemaparan latar belakang dan melihat fenomena dari hal hal yang ada peneliti mengidentifikasikan masalah utama yang terjadi yaitu Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada PasienHipertensi Di Puskesmas Pabuaran Subang?

C. Tujuan Penelitian 1. Umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gambaran umum terkait masing masing variable yang akan di teliti

2. Khusus :

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Pabuaran Subang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis :

Manfaat penelitian ini secara akademis menambah referensi ilmiah terkait studi kepustakaan mengenai stroke.

(6)

2. Manfaat Praktis :

Manfaat penelitian ini bagi praktisi adalah sebagai pedoman dalam melakukan Tindakan medis yang berkaitan dengan stroke sehingga mampu mempercepat penanganan medis.

3. Puskesmas :

di harapkan dapat memberikan informasi, referensi, dan masukan dalam penanganan pasien hipertensi dalam pencegahan stroke.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Keilmuan, ruang lingkup penelitian dari sisi keilmuan melingkupidisiplin ilmu Kesehatan masyarakat yang dapat dikembangkan dan menjadi bahan ajian untuk kemudian dapat dijadikan penyuluhan kepada masyarakat.

2. Metode dan sampel, ruang lingkup penelitian ini dalam metode dan sampel meliputi pada metode penelitian Kesehatan kuantitatif yang memiliki sampel dari populasi yang telah ditentukan berdasarkan criteria tertentu.

3. Waktu dan tempat penelitian, ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pabuaran, Subang dan akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Demmatacco, 2012, Optimalisasi Sistem Perawatan dan Perbaikan Terencana Mesin Produksi Berdasarkan Analisis Kendala PLTD Hatiwe Kecil Bandung.. Usulan Kebijakan Perawatan Dengan