• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dari segi fisik, mental, dan sosial yang sejahtera bersifat utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi wanita sangatlah beresiko, wanita akan melewati beberapa fase yaitu menstruasi, kehamilan, persalinan, meyusui dan yang terakhir menopause. Menopause adalah fase dimana ovarium berkurang fungsinya dan akibatnya siklus menstruasi berhenti.

Menopause adalah haid terakhir yang masih dikendalikan oleh fungsi hormon indung telur yang diikuti oleh masa tidak haid selama 12 bulan berturut-turut (Wening, 2012).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukan pertambahan jumlah wanita yang memasuki fase klimakterium yang diperkirakan meningkat hingga lebih satu miliar di tahun 2030.

Proporsi di Asia diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025. Sedangkan menurut Badan Sensus Penduduk, di Indonesia jumlah setiap tahunnya mencapai 5,3 juta orang dari jumlah total penduduk perempuan Indonesia yang berjumlah 118.010.413 juta jiwa (Pusat data dan Informasi Kesehatan RI, 2013).

Masalah yang sering muncul dan dialami oleh perempuan menopause terutama perubahan fisik, psikis, dan sosial akan menimbulkan

(2)

suatu krisis yang mempengaruhi kualitas hidup. Wanita antara 40 dan 64 tahun yang ditanya tentang gejala-gejala menopause berikut : kecemasan, penurunan minat pada seks, depresi, pelupa, balap jantung atau berdebar, insomnia / kesulitan untuk tidur, kekakuan sendi, perubahan mood, keringat malam, kebocoran urine, dan kekeringan vagina. Perempuan dengan gejala, tidak ada spesifik gejala secara signifikan diprediksi kerugian produktivitas kerja, selain dari kekakuan sendi dan gangguan kerja secara keseluruhan, yang menunjukkan efek yang kecil. Kehadiran konstelasi gejala menopause adalah terkait dengan hilangnya produktivitas dari pada spesifik gejala.

Gejala-gejala menopause terkait memiliki efek negatif pada kualitas hidup perimenopause dan wanita pascamenopause (Poomalar 2013, Ruri 2014)

Menurut WHO (1996) terdapat empat aspek mengenai kualitas hidup, diantaranya: Kesehatan fisik, Aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada zat obat dan alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas kerja.

Kesejahteraan psikologi, diantaranya image tubuh dan penampilan, perasaan negative, perasaan positif, harga diri, spiritualitas/keagamaan/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi. Hubungan sosial, diantaranya hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual. Hubungan dengan lingkungan, diantaranya sumber keuangan, kebebasan, keamanan fisik dan keamanan kesehatan dan perawatan sosial: aksesibilitas dan kualitas, lingkungan rumah, peluang

(3)

untuk memperoleh informasi dan keterampilan baru, partisipasi dan peluang untuk kegiatan rekreasi/olahraga, lingkungan fisik (Mia, 2018).

Gejala menopause memiliki efek negatif pada kualitas hidup perimenopause dan pasca menopause peneliti menggunakan pendekatan Menopause Specific Quality of life (MENQOL) (K.Poomalar, 2014).

Sindrom menopause meliputi aspek fisiologi dan aspek psikologi memiliki efek negatif pada kualitas hidup, peneliti menggunakan pendekatan Syndrom Menopause Quisionere (MSQ – Menopause Symptom Quisioner) dan menggunakan kuisioner (WHOQOL-BREF) The World Health Organization Quality of Life (Ruri dkk, 2014). Dampak gejala menopause yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu pada 5 tahun pertama menopause yang sering dialami adalah perubahan vasomotor dan seksual, adapaun pada 5 tahun pasca menopause yang sering dialami perubahan psikososial dan fisik. Dengan menggunakan pendekatan Menopause- Specific Quality Of Life (Menqol)Quisionare dan Quisionare Development And Draunue (B Caylan dan N Ozerdogan. 2015).

Guna melakukan manajemen gejala yang tepat pada asuhan keperawatan, perawat membutuhkan acuan atau panduan, salah satu konsep keperawatan yang berfokus pada manajemen gejala adalah Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS). TOUS mempunyai tiga konsep utama yaitu fisiologi, psikologi, situasional dan memiliki empat domain yaitu intensitas, kualitas, distres dan durasi. Berdasarkan kelebihan TOUS serta kesesuaiannya dalam praktik klinik keperawatan, maka penulis tertarik

(4)

untuk mengaplikasikan TOUS pada wanita menopouse. Tujuan akhir yang ingin dicapai melalui aplikasi TOUS ini adalah klien dapat memperoleh kualitas hidup semaksimal mungkin selama masa menopuse (Peterson &

Bredow, 2004; Lenz & Pugh, 2014).

Menurut Astari (2014)wanita menopause umumnya akan mengalami gejala-gejala menopause pada usia 1-2 tahun menopause yang akan mengakibatkan efek negatif bagi kelangsungan hidup wanita menopause, salah satunya akan mengakibatkan efek negatif pada kualitas hidup menurut WHO 1996 terdapat empat aspek mengenai kualitas hidup, diantaranya: Kesehatan fisik, Kesejahteraan psikologi, Hubungan sosial, Hubungan dengan lingkungan. Wanita menopause akan mengalami penururan fungsi tubuh yang mengakibatkan gejala-gejala yang akan ditimbulkan seperti gangguang fisik, somato-vegetative dan urogenital.

Selain itu wanita menopause juga akan mengalami gangguan pada psikososial. Gangguan pada kedua aspek ini adalah faktor mempengaruhi kualitas hidup wanita menopause dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup wanita menopause.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Arcamanik kota Bandung, pada 10 orang wanita menopause, dengan keluhan menopause kurang baik secara fisik maupun psikologis yang mereka alami dengan menggunakan metode wawancara didapatkan hasil yaitu: gejala hot flushes (60%), jantung berdebar (60%), masalah tidur (40%), perasaan tertekan (40%), mudah marah (60%), rasa resah (70%),

(5)

kelelahan fisik dan mental (40%), masalah seksual (50%), masalah perkemihan (40%), kekeringan vagina (50%), rasa sakit pada persendian otot (70%). Sedangkan yang berpengaruh terhadap kualitas hidup wanita menopause yaitu salah satu nya adalah gejala menopause (Sylwia et all, 2014).

Puskesmas UPT Arcamanik adalah salah satu puskesmas dari 73 puskesmas di kota Bandung, wilayah kerja Puskesmas Arcamanik meliputi 2 kelurahan yaitu kelurahan Bina Harapan dan Sukamiskin. Jumlah rentang usia menopause atau usia 45-55 di wilayah kerja puskesmas UPT Arcamanik berjumlah 2.055 jiwa meliputi Kelurahan Bina Harapan yaitu berjumlah 473 jiwa dan Kelurahan Sukamiskin yaitu berjumlah 1.584 jiwa (Profil Kesehatan UPT Puskesmas Arcamanik Bandung, 2019).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian mengenai hubungan antara gejala tidak menyenangkan dengan kualitas hidup perempuan menopause di wilayah kerja Puskesmas UPT Arcamanik Bandung.

B. RUMUSAN MASLAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Gejala Tidak Menyenangkan dengan Kualitas Hidup Pada Wanita Menopause di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Arcamanik Bandung?”.

(6)

C. Tujuan Masalah 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan gejala tidak menyenangkan dengan kualitas hidup pada wanita menopause di wilayah kerja UPT Puskesmas Arcamanik Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi gejala tidak menyenangkan pada wanita menopause di wilayah kerja UPT Puskesmas Arcamanik Bandung

b. Untuk mengidentifikasi kualitas hidup pada wanita menopause di wilayah kerja UPT Puskesmas Arcamanik Bandung

c. Untuk mengidentifikasi hubungan gejala tidak menyenangkan dengan kualitas hidup pada wanita menopause di wilayah kerja UPT Puskesmas Arcamanik Bandung

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah referensi keilmuan keperawatan maternitas dan keperawatan komunitas, khususnya reproduksi wanita menopause yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidup dan hasil penelitian ini dapat digunakana sebagai sumber motivasi bagi profesi keperawatan untuk

(7)

melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu pra menopause sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menerima fase menopause.

2. Bagi Puskesmas

Diaharapkan hasil penelitian ini akan menambah informasi untuk pengembangan derajat kesehatan, khususnya reproduksi wanita menopause yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidup dan hasil peneitian ini dapat digunakana sebagai sumber motivasi bagi profesi keperawatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk penelitian berikutnya, misalnya faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas hidup wanita menopause dan dapat memberikan intervensi pada wanita menopause.

(8)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dengan judul Hubungan Gejala Tidak Menyenangkan Dengan Kualitas Hidup Pada Wanita Menopause yang dilakukan pada bulan Juli tahun 2019 dan bertempat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Arcamanik Kota Bandung dan penelitian ini dilakukan kepada wanita yang mengalami menopause 1-2 tahun. Jenis penelitian Deskriptif korelasi degan menggunakan metode pendekatan Cross Sectional.

Keilmuan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan dari keilmuan keperawatan maternitas dan keperawatan komunitas.

Referensi

Dokumen terkait

1% 6 1% 7 1% 8 1% 9 < 1% 10 < 1% 11 < 1% 12 < 1% 13 < 1% "Islamic Banking Dispute Resolution in National Sharia Arbitration Board", IOP Conference Series: Earth and

A new article in the current issue of Ecology Letters by spider specialist Jonathan Coddington and his colleagues argues that 3-D webs, commonly called "sheet" or "cob" webs may have