• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV-TR; American Psychiartic Association 2000), Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan kecemasan yang didefinisikan dengan adanya obsesif atau paksaan yang menghasilkan tekanan yang signifikan dan menyebabkan gangguan nyata pada fungsi dominan seperti bekerja, sekolah, kegiatan sosial, kegiatan di waktu luang, dan pengaturan keluarga (Abramowitz JS, McKay D, Taylor S. 2011).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa OCD adalah gangguan kejiwaan yang paling umum keempat setelah fobia spesifik, gangguan substansi, dan depresi mayor. Menurut penelitian Epidemiological Catchment Area (ECA), onset usia OCD adalah pada pertengahan usia 20 tahun untuk orang-orang di Amerika Serikat. Di beberapa penelitian negara lainnya, usia onset OCD dapat bervariasi dari usia 20 tahun sampai awal 30 tahun. Data menunjukkan rata-rata usia onset OCD adalah 21 tahun, dengan usia rata-rata untuk pria adalah 19 tahun dibandingkan dengan wanita yaitu 22 tahun (Hudak R, Dougherty DD. 2011) .

Banyak penelitian melaporkan perawatan medis dan terapi kognitif perilaku merupakan hal yang efektif dalam terapi OCD. Terapi kognitif perilaku bertujuan untuk mengubah atau mengurangi pemikiran yang

(2)

2 memicu kecemasan dan gejala untuk menjaga perilaku melalui strategi perilaku kognitif (Safak Y, et al. 2014). Terapi kognitif perilaku mendasarkan pada penggabungan antara tiga pendekatan biomedik, intrapsikis dan lingkungan. Dalam melakukan terapi dengan tekhnik ini, banyak mempergunakan prosedur dasar untuk melakukan pengubahan perilaku (Gunarsa SD, 2007).

Menurut pandangan Islam, terapi perilaku merupakan pengalihan perilaku ke arah yang positif dengan tidak kembali melakukan perilaku yang buruk (Az-Zahrani, 2005). Dalam mengobati pasien dengan kecemasan dan depresi melalui psikoterapi agama, pikiran negatif pada pasien akan diidentifikasi dan dimodifikasi dengan menggunakan teknik kognitif dipandu oleh Al-Quran dan hadits. Islam juga membahas isu-isu agama dan keyakinan budaya yang terkait dengan penyakit, dan memberi saran pada perubahan gaya hidup untuk mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW (Hamdan A, 2008).

Beberapa ulama menafsirkan prinsip-prinsip terapi kognitif perilaku sejalan dengan konsep agama islam, firman Allah

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

(3)

3 mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q.S Ar-Ra’d: 11).

Kalimat ini mendorong individu untuk mencerminkan diri dan mengevaluasi pengalaman mental mereka dan bekerja dengan seharusnya.

Ketika teridentifikasi keyakinan yang disfungsional, mereka harus mengubah atau mengganti dengan keyakinan yang berasal dari syariah, terutama Al- Quran. (Rathod S, et al. 2015)

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih judul tentang “Terapi kognitif perilaku Pada Obsessive Compulsive Disorder Ditinjau Dari Kedokteran dan Islam”

1.2. Permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan obsessive compulsive disorder?

2. Bagaimana efektivitas terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder?

3. Bagaimana pandangan Islam tentang terapi kognitif perilaku pada obsessive compulsive disorder?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui efektivitas terapi kognitif perilaku pada obsessive compulsive disorder ditinjau dari ilmu kedokteran dan islam.

(4)

4 1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan obsessive compulsive disorder.

2. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan terapi kognitif perilaku.

3. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder.

4. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan pandangan Islam terhadap terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder.

1.4. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder dan untuk mendapat pengalaman menulis ilmiah.

2. Bagi Universitas Yarsi

Menambah sumber pengetahuan dalam kepustakaan Universitas YARSI tentang terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder dan menjadi referensi bagi penulisan selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat Umum

Untuk lebih mengetahui akan manfaat terapi kognitif perilaku pada penderita obsessive compulsive disorder.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang yang dibutuhkan penderita sindroma Down adalah ruang yang memenuhi kebutuhan terapi, menstimulus penderita agar dapat hidup lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan

Penulis dapat memahami dan memberikan asuhan keperawatan jiwa khususnya dalam pemberian tindakan keperawatan terapi kognitif religius secara optimal kepada klien yang

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terapi menulis yang dilekatkan dengan pendekatan kognitif perilaku mampu merekonstruksi pikiran dan perilaku subjek,

Pada kasus anak penderita leukemia, peningkatan kualitas hidup dengan menggunakan teknik terapi kognitif perilaku akan lebih difokuskan untuk meningkatkan dimensi

Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan dalam keilmuan sehingga bisa memahami Praktik Affiliator Pada Platform Binomo Dalam Pandangan Hukum

Jika klien dianggap mampu, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti terapi perilaku kognitif sesi 1, klien mampu mengungkapkan pikiran otomatis yang negatif

Bagi masyarakat Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan masyarakat dalam memahami ilmu kedokteran dan pandangan Islam tentang seberapa banyak angka kejadian obesitas

Memahami pandangan Islam mengenai pemanfaatan ekstrak bangle Zingiber montanum dan kunyit Curcuma Longa dalam pencegahan terhadap radikal bebas?. Memenuhi salah satu persyaratan