• Tidak ada hasil yang ditemukan

03.BAB I - STRABISMUS.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "03.BAB I - STRABISMUS.pdf"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Strabismus (mata juling) adalah penyakit di mana letak satu mata terhadap mata lainnya menyimpang secara abnormal, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan kedua mata tidak tertuju pada benda yang sama. Penderita strabismus sering mengeluh mata lelah (astenopia) dan penglihatan ganda (diplopia) (Ilyas dan Yulianti, 2012). Di Amerika Serikat insidensi strabismus paling banyak terjadi pada anak usia 2 - 9 tahun, sedangkan pada dewasa paling sering mengalami strabismus tipe sensorik (Jost et.al, 2014). Strabismus yang tidak diobati sering menimbulkan ambliopia yaitu kebutaan fungsional akibat terjadinya mekanisme supresi di korteks otak (Mardjono dan Sidharta, 2006).

Tatalaksana strabismus bertujuan memulihkan ambliopia, memperbaiki kedudukan bola mata, dan mendapatkan penglihatan binokuler, melalui terapi non-operatif dan operatif (Ilyas dan Yulianti, 2012). Salah satu terapi non-operatif (konservatif) adalah penggunaan kacamata prisma. Kacamata prisma adalah pilihan yang tepat bila pasien juga menderita gangguan refraksi, akan tetapi kacamata prisma tidak mampu mengoreksi kelemahan otot mata yang merupakan penyebab strabismus, selain itu kacamata prisma kurang diminati oleh sebagian besar pasien (Akila dan Subhedar, 2015).

Tatalaksana operasi yang selama ini dilakukan adalah operasi resesi atau reseksi otot rektus. Akan tetapi, teknik ini sudah lama menjadi perdebatan karena

(2)

2

banyaknya kasus under koreksi (koreksi yang masih kurang) dan risiko kelumpuhan otot mata (Vaughan dan Asbury, 2010). Oleh karena itu, berbagai teknik operasi telah dikembangkan dalam rangka mengatasi keluhan diplopia pada penderita strabismus. Kini telah tersedia alternatif terapi bagi pasien strabismus, dengan prosedur mini-tenotomi yang sedikit invasif, bisa dilakukan di ruangan poli dengan menggunakan anestesi topikal atau lokal, dan lebih unggul daripada kacamata prisma ataupun operasi resesi atau reseksi standar. Sebuah studi menunjukkan bahwa angka keberhasilan prosedur tenotomi standar berkisar antara ∼60–90%, dan angka keberhasilan prosedur mini-tenotomi berkisar antara

84-96% (Akila dan Subhedar, 2015).

Menurut pandangan Islam, seorang anak adalah tanggung jawab orang tuanya, sehingga apabila sakit maka orang tua berkewajiban mengobatinya (Radhawi, 2005). Strabismus merupakan salah satu penyakit pada mata yang dialami oleh anak-anak dan remaja, yang mampu mengganggu fungsi penglihatan anak dan memerlukan pengobatan (Akila dan Subhedar, 2015).

Dalam berbagai riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah berobat untuk dirinya sendiri serta pernah menyuruh keluarga dan sahabatnya berobat ketika sakit (Abduh, 2010). Sejalan dengan tujuan syariat Islam (Maqashid al-Syari’ah), praktek kedokteran juga bertujuan menciptakan kemaslahatan yang hakiki termasuk memelihara nyawa (hifzh al-nafs), akal (hifzh al-’aql), harta (hifzh al- mal), agama (hifzh al-din) dan keturunan (hifzh al-nasl). Untuk tujuan kemaslahatan tersebut, maka bantuan dari ahli kesehatan seperti dokter dan sejenisnya sangat diperlukan oleh setiap orang (Zuhroni, 2010).

(3)

3

Menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling mulia karena diciptakan sempurna susunan tubuhnya dan diberikan akal serta hawa nafsu, oleh karena itu segala perbuatan yang bersifat melukai atau merusak susunan tubuh manusia seperti memotong atau menyayat termasuk dilarang (Mustofa, 2005). Operasi mini-tenotomi merupakan operasi pemotongan otot mata dan termasuk tindakan menyayat struktur jaringan manusia. Akan tetapi dalam praktik pengobatan, mini-tenotomi bertujuan mengobati strabismus yang tidak bisa diobati dengan terapi konservatif sehingga pada kondisi ini pasien akan memperoleh kesulitan yang besar apabila penyakitnya tidak diobati dengan pembedahan (operasi mini-tenotomi).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Efektivitas Operasi Mini-Tenotomi Pada Penderita Strabismus Menurut Pandangan Ilmu Kedokteran Dan Islam”.

1.2. Permasalahan

1. Bagaimanakah prinsip terapi mini-tenotomi ?

2. Bagaimanakah efektivitas terapi mini-tenotomi pada pasien strabismus ? 3. Bagaimana pandangan Islam mengenai efektivitas mini-tenotomi pada

penderita strabismus ?

1.3. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami dan mampu menjelaskan mengenai efektivitas operasi mini- tenotomi pada penderita strabismus menurut pandangan ilmu kedokteran dan Islam.

(4)

4 2. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mampu menjelaskan prinsip terapi mini-tenotomi.

2. Memahami dan mampu menjelaskan efektivitas terapi mini-tenotomi pada pasien strabismus.

3. Memahami dan mampu menjelaskan pandangan Islam mengenai efektivitas mini-tenotomi pada penderita strabismus.

1.4. Manfaat 1. Bagi Penulis

Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai efektivitas operasi mini- tenotomi pada penderita strabismus menurut pandangan ilmu kedokteran dan Islam. serta menambah pengalaman dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

2. Bagi Universitas YARSI

Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di perpustakaan YARSI serta menjadi bahan masukan bagi civitas akademika mengenai efektivitas operasi mini-tenotomi pada penderita strabismus menurut pandangan ilmu kedokteran dan Islam.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan skripsi ini dapat membantu menambah khasanah pengetahuan masyarakat mengenai efektivitas operasi mini-tenotomi pada penderita strabismus menurut pandangan ilmu kedokteran dan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

: memahami dan menjelaskan pandangan aliran Humanistik dalam tentang kepribadian sehat serta mampu membedakan aliran psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik tentang

pada cost utility analysis dari penderita yang memperoleh tindakan operasi dan kemoterapi FAC serta radiasi dan pada penderita yang memperoleh tindakan operasi

Pada penderita tertentu perlu dilakukan timektomi. Perawatan pasca operasi dan kontrol jalan napas harus benar-benar diperhatikan. Melemahnya penderita beberapa hari pasca operasi

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan bahwa efektivitas iklan terhadap kampanye pemasaran sosial dapat mendorong perubahan sikap dan perilaku

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu menjelaskan konsep fungsi kedokteran yang terkait dengan proses psikologis terutama perilaku

Mampu menjelaskan dan menerapkan konsep pengurutan/sorting ILO1, ILO4, ILO5, ILO7 CP MK Mampu memahami dan menjelaskan pengertian Struktur data, tipe data, dan operasi data ILO1, ILO4,

Bagaimana pandangan Islam mengenai pengetahuan dan sikap terhadap surrogate mother pada mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2015.. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1

Memahami, mampu menjelaskan dan melakukan pengelolaan dan pengembangan program pelayanan asuhan terapi gigi dan mulut manajemen inventarisasi dan perencanaan kebutuhan kedokteran gigi,