61
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Profil Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. dengan adanya Bupati Bandung pertamanya bernama Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Jabatan bupati kemudian digantikan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya.
Namun Nyili tidak lama memegang jabatan tersebut karena mengikuti Sultan Banten. Jabatan bupati kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.
Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se- Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah. sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II (1707-1747).
Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Saat Kabupaten Bandung dibentuk, jumlah penduduk hanya berkisar 300 cacah atau jiwa yang tersebar di 14
62
daerah, masing-masing Timbanganten, Gandasoli, Adiarsa, Cabangbungin, Banjaran Cipeujeuh, Majalaya, Cisondari, Rongga, Kopo, Ujungberung, Kuripan dan Sagaraherang. Periode 1794-1829 saat Kabupaten Bandung dibawahi perintah Bupati R.A Wiranatakusumah II (Dalem Kaum), terjadi perpindahan pusat pemerintahan dari Krapyak ke suatu daerah di tepian sungai Cikapundung (Alun- alun Kota Bandung sekarang). Perpindahan tersebut atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman William Daendels yang berkuasa di Pulau Jawa tahun1808-1811. Perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung, berkaitan dengan dibangunnya Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) mulai dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1000 km yang digagas Daendels. Jalan raya pos selanjutnya digunakan untuk kepentingan mobilisasi tentara Hindia Belanda di Pulau Jawa.
Atas pertimbangan secara fisik geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibukota kabupaten dan dikeluarkannya Peraturan Nomor 2 Tahun 1986 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Bandung ke Soreang, menjadi titik awal pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung dari lokasi alun-alun Kota Bandung sekarang ke Soreang. Maka tiga tahun kemudian tepatnya tanggal 1 April 1989 pusat Ibukota Kabupaten Bandung resmi berpindah ke Soreang, di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Kecamatan Soreang Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan aksitektur khas gaya Priangan. Saat itu Kabupaten Bandung dibawah pemerintahan Kol (inf) H.D Cherman Effendi (1985-1990).
Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh
63
Bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992.
Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H.
Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama dibangun ialah Stadion Olahraga, yakni Stadion Si Jalak Harupat. Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom.
2.2 Kondisi Geografis Kabupaten Bandung
Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Tofografi sebagai besar wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan atau daerah perbukitan denga ketinggian di atas permukaan laut yang bervariasi dari 500-1800m. Kabupaten Bandung terletak pada 6 o 49' - 7 o 18' Lintang selatan dan diantara 107o 14' - 107o 56' Bujur Timur, dengan luas wilayah Kabupaten Bandung 176.238,67 Ha.
Luas wiliayah Kabupaten Bandung yaitu 1.7762 km2. Adapun penggunaan lahan sebagai besarnya untuk kawasan pertanuan yang meliputi wilayah sawah,
64
perkebunan, sawah tadah hujan, tegal/ladang sebesar 53.22%, kawasan lindung, belukar, danau, waduk, hutan, rawa, semak dan sungai sebesar 33,83% dan kawasan non pertanian yang meliputi wilayah untuk jalan, industri, tambang, kantor, lapangan, perumahan, pasar atau pertokoan sebesar 12,44% dan sisanya sebesar 0,51% untuk penggunaan lainnya
Batas-batas kabupaten Bandung :
Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut
Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat Sebalah Timur : Kabupaten Sumedang dan Garut
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai dengan Tahun 2027 Kabupaten Bandung terdiri dari 31 Kecamatan yang terbagi ke dalam 8 wilayah pengembangan.
Gambar 2. 1
Peta wiliayah Kabupaten Bandung
Sumber : Profil Kabupaten Bandung
65
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Diantara puncak-puncaknya adalah: sebelah utara terdapat gunung Bukit Tunggal (2.200m), Gunung Tangkubanperahu (2.076m) diperbatasan dengan Kabupaten Purwakarta (keduanya kini termasuk dalam wiliayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan diselatan terdapat Gunung Patuha (2.334m), Gunung malabar (2.321m), serta Gunung Papandayan (2.262m) dan Gunung Guntur (2.249m), kedua duanya di perbatasan dengan kabupaten Garut. Secara umum kondisi topografi Kabupaten Bandung terdri dari 2 uit topografi, yaitu daerah lereng, lembah
2.3 Kondisi Politik di Kabupaten Bandung
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2005 diikuti oleh 2 Pasangan Calon, yaitu H. Obar Sobarna, S.IP. – H. Yadi Sri Mulyadi yang diusung oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pasangan Calon H. Dudin Sa’dudin, Drs., M.Si. – Ir. Ridho Budiman Utama yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Pemilih yang terdaftar sebanyak 2.774.594 dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebesar 5.813. Pemilih yang menggunakan hak pilihnya di TPS pada hari pemungutan suara sebanyak 1.788.001. Tingkat partisipasi Pemilih pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2005 sebanyak 64,44%.
Pasangan Calon H. Obar Sobarna, S.IP. – H. Yadi Sri Mulyadi memperoleh suara sebanyak 909.124 suara atau 51%. Sedangkan Pasangan Calon H. Dudin Sa’dudin,
66
Drs., M.Si. – Ir. Ridho Budiman Utama memperoleh suara sebanyak 878.877 suara atau 49%.
Gambar 2. 2
Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2005
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2010 menganut mekanisme Pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50% ditetapkan sebagai pemenang. Namun jika ketentuan tersebut tidak terpenuhi, Pasangan Calon yang mendapat suara lebih dari 30% ditetapkan sebagai pemenang. Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik/Gabungan Partai Politik atau dari Perseorangan. Partai Politik/Gabungan Partai Politik dapat mendaftarkan Pasangan Calon dengan syarat memiliki minimal 15% kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung atau 15% suara sah pada Pemilu terakhir.
Pemungutan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2010 diselenggarakan sebanyak 2 kali putaran. Putaran pertama dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29 Agustus 2010, dan putaran kedua dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 31 Oktober 2010. Terdapat 8 Pasangan Calon pada putaran
67
pertama terdiri dari 5 Pasangan Calon diusung oleh Partai Politik/Gabungan Partai Politik dan 3 Pasangan Calon dari jalur Perseorangan, yaitu: (1) H. Marwan Efendi, SH., S.Sos., M.Si., dan H. Asep Nurjaman, SH. (dari jalur Perseorangan); (2) H.
Atori Herdianajaya dan Dadi Gyardani Jiwapraja (diusung oleh Partai Demokrat/PD); (3) Ir. H. Tatang Rustandar W. MT. dan Ujang Sutisna (dari jalur Perseorangan); (4) Dr. H. Deding Ishak, SH., MH. Dan Ir. H. Siswanda Harso Sumarto, M.PM.(diusung oleh Partai Amanat Nasional/PAN, Partai Kebangkitan Bangsa/PKB, Partai Persatuan Pembangunan/PPP, dan Partai Hati Nurani Rakyat/Hanura); (5) H. Yadi Sri Mulyadi dan H. Rusna Kosasih, S.IP., M.Si.
(diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDI Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya/Gerindra); (6) Asep Soleh, S.Pd.I. dan Dayat Somantri (dari jalur Perseorangan); (7) H. Dadang M. Naser, SH., S.IP. Dan Deden R.
Rumaji, S.Sos. (diusung oleh Partai Golongan Karya/Golkar); serta (8) Ir. H. Ridho Budiman Utama dan H. Dadang Rusdiana, SE., M.Si. (diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera/PKS dan Partai Bulan Bintang/PBB).
Jumlah Pemilih yang terdaftar sebanyak 2.129.802. Partisipasi Pemilih pada putaran 1 sebesar 64,99%, sedangkan pada putaran II turun menjadi 61,56%.
Putaran II diikuti oleh 2 Pasangan Calon, yakni Pasangan Calon H. Dadang M.
Naser, SH., S.IP. – Deden R. Rumaji, S.Sos. dengan periolehan suara sebanyak 674.370 atau 53% dan Pasangan Calon Ir. H. Ridho Budiman Utama – H. Dadang Rusdiana, SE., M.Si. dengan perolehan suara sebesar 592.392 atau 47%.
68 Gambar 2. 3
Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2010
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015 diikuti oleh 3 Pasangan Calon, yaitu (1) KH. Sofyan Yahya – H. Agus Yasmin yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai NasDem (Nasional Demokrat), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura); (2) H. Dadang M.
Naser, SH., S.IP., M.Pol. – H. Gun Gun Gunawan, S.Si., M.Si. yang berasal dari jalur Perseorangan; serta (3) H. Deki Fajar, SH. – Dony Mulyana Kurnia, ST. yang diusung oleh Partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Demokrat (PD).
Pemilih yang terdaftar pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015 sebanyak 2.508.809 dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebesar 5.246. pemilih yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 Desember 2015 sebesar 1.578.065, sedangkan tingkat partisipasi masyarakat
69
sebesar 62,90%. Perolehan suara Pasangan Calon adalah sebagai berikut: (1) KH.
Sofyan Yahya – H. Agus Yasmin memperoleh 382.194 suara atau 25%; (2) H.
Dadang M. Naser, SH., S.IP., M.Pol. – H. Gun Gun Gunawan, S.Si., M.Si.
memperoleh 984.736 suara atau 64%; dan (3) H. Deki Fajar, SH. – Dony Mulyana Kurnia, ST. memperoleh 164.914 suara atau 11%.
Gambar 2. 4
Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015
Dilihat dari pemilu pemilu sebelumnya terlihat partai Golkar begitu dominan memenangkan konstentasi politik yang ada di Kabupaten Bandung.
Terlihat dari selalu memenangkan dari taun 2005-2015 yang mana calon kader yang diusung oleh partai Golkar memperoleh kemenangan. Memang pada pilkada 2015 partai Golkar tidak ikut mengusung Dadang Naser bupati sebelumnya yang diusung
70
pada tahun 2010. Tetapi mereka memberikan dukungan kepada Dadang Naser untuk maju di Pilkada 2015 walaupun yang bersangkutan maju melalui jalur perseorangan.
Apabila melihat dari suara peroleh partai dari pemilu 2004-2019 Ini bisa dilihat juga bahwa partai Golkar begitu dominan dalam memperoleh kemanangan di setiap pemilu, hanya ditahun 2009 saja peroleh Golkar mampu dikalahkan oleh partai Demokrat, tapi mampu mengembalikan kemenangan lagi pada pemilu 2014- 2019.
Gambar 2. 5
Jumlah partisipan pemilu 2004
71 Gambar 2. 6
Jumlah partisipan pemilu 2009
Gambar 2. 7
Jumlah partisipan pemilu 2019
72 Gambar 2. 8
Jumlah partisipan pemilu 2014
2.4 Dinamika Pilkada di Kabupaten Bandung
Pemilihan kepala Derah serentak yang dilaksanakan di 270 Kabupaten Kota yang terdiri dari 9 Provinsi, dan juga 22 Kabupaten serta 37 Kota. Kabupaten Bandung adalah Kabupaten yang termasuk dalam 8 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah pada tahun 2020 kali ini. 7 kabupaten kota lainnya adalah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupatn Pangandaran dan Kota Depok.
Pada pemilihan serentak tahun ini pada 2020 sedikit banyaknya berbeda dengan pelaksanaan pemilihan sebelumnya, terutama pada tahun kali ini pandemic Covid- 19. Tahapan pemilu sempat ditunda, bahkan beberapa tokoh sempat menyuarakan
73
agar pilkada dihentikan dahulu. Sebagian pengamat politik memprediksi bahwa partisipasi masyarakat akan turun dikarenakan munculnya klaster baru Covid-19.
Namun ternyata prediksi itu tidaklah terbukti karena pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020 sangatlah tinggi, yaitu sekitar 72,18% naik sekitar 9,28%
dari pemilihan sebelumnya yaitu tahun 2015, yaitu 62,90. Begitu juga tidak terbukti bahwa adanya klaster baru sampai dengan h+30 sejak pelaksanaan pemilhan.
Kondisi ini merupakan buah jeri paya dan kerjasama antara seluruh masyarakat dan juga KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Tahapan pemilu pada kali ini dimulai pada bulan September tahun 2020, sempat tertunda kurang lebih sekiter 3 bulan, yaitu dalam kurun waktu bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020. Akibat mewabahnya Pandemic covid-19 di Indonesia. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara yang awalnya dilaksanakan pada tanggal 23 September 2020, diundur menjadi 9 Desember 2020.
Pada pilkada kali ini di Kabupaten Bandung mendapatkan 3 pasangan calon dari latar belakang yang berbeda beda, ada dari politisi murni, mantan ASN, pengusaha, atlet bahkan sampai selebritispun meramaikan perhelatan pilkada di Kabupaten Bandung pada tahun ini, mereka diantaranya
Dadang Supriatna dan Syahrul Gunawan dengan dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak enam kursi, Partai Nasdem sebanyak lima kursi, Partai Demokrat sebanyak lima kursi, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak 10 kursi, dengan jumlah total dukungan 26 kursi di parlemen.
74
Kemudian pasangan calon lainnya yang telah ditetapkan yakni pasangan Yena Iskandar Masoem dan Atep dengan dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebanyak tujuh kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) empat kursi, dengan jumlah dukungan sebanyak 11 kursi. Lalu pasangan calon yang ditetapkan terakhir yakni pasangan Kurnia Agustina dan Usman Sayogi dengan dukungan dari Partai Golkar sebanyak 11 kursi, Partai Gerindra sebanyak tujuh kursi, dengan jumlah dukungan sebanyak 18 kursi.
Gambar 2. 9 Calon Bupati Bandung
2.5 Hasil Pilkada Kabupaten Bandung 2020
Rekapitulasi hasil dari tingkatan Kabupaten mendapatkan hasil data yang terhimpun sebagai berikut : Pasangan nomor urut 1 memperoleh 511.413 (lima ratus ribu empat ratus tiga belas) suara sah 30,85%. Pasngan nomorutur 2 memperoleh 217.780 (dua ratu tujuh belas ribu delapan puluh) 13,14%, dan pasangan nomor urut 3 memperoleh suara sebanyak 928.602 ( Sembilan ratus dua piluh delapan ribu enam ratus dua) suara sahnya atau 56,01%. Penetapan calon terpilih iaksanakan setelah terbitnya putusan dari Mahkama Konstitusi (MK)
75
tentang perselisihan pemilih dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tanggal 20 Maret 2021 bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung. Acara ini di selenggarakan dengan mengundang seluruh pasangan calon, Partai politik, Partai gabungan pengusung, Bawaslu Kabupaten Bandung, DPRD Kabupaten bandung, KPU Jawa Barat dan jga media serta pemangku kepentngan ditingkatan Kabupaten Bandung.
Rapat pleno menetapkan pasangan nomor urut 3 yaitu Dadang Supriarna dan Sahrl Gunawan sebagai pasanga calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih dengan suara perolehan terbanyak yaitu sebanyak 928.602 ( Sembilan ratus dua piluh delapan ribu enam ratus dua) suara sahnya atau 56,01%. Selanjutnya dalam kegiatan rangkaian pengusulan dan pengesahan pengangkatan calon terpilih, KPU Kabupaten Bandng memberikan berita acara dan keputusan tentang penetapan pasanga Calon terpilih kepada DPRD Kabupaten Bandung pada tanggal 21 Maret 2021.
Hal ini membuat keluarga Obar Sobarna yang sudah memimpin yang sudah memimpin Kabupaten Bandung dalam kurun waktu 2000-2020 akhirnya harus menerima kekalahan di pilkada 2020 kali ini. Walaupun pesangan nmr urut 1 Kurnia-Usman dan tim Koalisi partainya sempat mengajukan pemohohan ke Mahkama Konstitusi perihal adanya kecurangan pada pilkada kali ini, tetapi padaa akhirnya MK pun menolak gugatannya dan pasangan Dadang-Sahrul tetap memenangkan Pilkada di Kabupten Bandung 2020
76 Gambar 2. 10
Persentase partisipasi masyarakat dalam pemilu 2020
Pada pilkada kali ini partisipasi masyarakat pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di tahun 2020 sebesar 72,18% angka ini naik sebanyak 9,28%
dibandingkan pilkada sebelumnya di tahun 2015 yang hanya memperoleh 62,90%.
Kecamatan yang memperoleh persentase tertinggi didapatkan oleh Kecamatan Kertasari dengan persentase 84,30% sedangkan yang terendah didapat oleh kecamatan margaasih dengan nilai 60,30%. Secara keseluruh pemilihan di tahun 2020 merupakan partisipasi tertinggi didalam sejarah penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sejak tahun 2005 (64,44%) tahun 2010 putaran 1 (61,82) putaran 2 (59,48) dan pada tahun 2015 (62,90%)