• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Perusahaan sebaiknya menyediakan saluran khusus yang digunakan untuk menyampaikan laporan pelanggaran, baik dalam bentuk email dengan alamat khusus yang tidak dapat ditembus oleh departemen TI, atau kotak surat yang hanya dapat diterima oleh departemen yang menangani kasus pengaduan. Kebijakan ini secara tegas dan jelas menyatakan bahwa perusahaan/instansi berkomitmen untuk melindungi pelapor yang beritikad baik dan perusahaan/instansi akan mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan terkait, serta praktik terbaik yang berlaku dalam penegakan signaling. Unit ini harus independen terhadap operasional sehari-hari perusahaan/lembaga dan mempunyai akses terhadap manajemen puncak perusahaan/lembaga.

Perusahaan/instansi harus menyediakan saluran khusus untuk penyampaian laporan pelanggaran, baik berupa email dengan alamat khusus yang tidak dapat ditembus oleh bagian IT atau kotak pos khusus. Pilihan untuk memberikan akses pelaporan pelanggaran di luar perusahaan/instansi jika manajemen tidak mendapat respon yang tepat. Perusahaan/instansi wajib memberikan pelatihan dan pendidikan kepada seluruh pegawainya, termasuk petugas di unit whistleblowing.

Selain itu, perusahaan/instansi juga harus melakukan komunikasi secara berkala dengan pegawai mengenai hasil penerapan whistleblowing. Pemberian insentif atau reward yang dilakukan perusahaan/instansi kepada pelapor dapat mendorong pegawai lain yang menyaksikan namun tidak melapor menjadi tertarik untuk melaporkan pelanggaran.

Ketaatan Pelaporan Keuangan A. Pengertian Ketaatan

Pelaporan Keuangan

Kompetensi Aparatur Desa A. Kompetensi

Menurut (Mouallem & Analoui, 2014), kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang baik dalam kelompok maupun dalam masyarakat dengan harapan mencapai tujuan untuk keberlanjutan, perkembangan dan kesuksesan. Menurut Pasal 13 Tahun 2003 (10) tentang Ketenagakerjaan, kualifikasi adalah kemampuan kerja setiap individu, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan hubungan kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut (Wibowo, 2016), kompetensi aparatur desa adalah kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung oleh hubungan kerja yang diperlukan dalam dunia kerja, karena keterampilan disini merupakan hal mendasar yang dimiliki seseorang. membawanya ke tempat kerja (Rohaeni, 2016a).

Dimana perangkat desa merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas yang diberikan kepada setiap individu dalam pengelolaan pengelolaan desa (Wonar et al., 2018). Sumber daya yang kompeten dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain melalui pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja, dan lain-lain. Pendidikan merupakan cerminan individu dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang menunjang seseorang menjadi mahir dan terampil dalam suatu bidang pekerjaan (Endriastuty & Adawia, 2018).

Hal ini berkaitan dengan kemampuan atau kompetensi aparatur dalam mengelola keuangan desa, yang dimiliki setiap individu baik dengan pendidikan formal maupun pelatihan khusus pengelolaan keuangan desa (Aini, Prayudi dan Diatmika, 2017). Teori-teori tersebut saling mendukung dalam pengelolaan sumber daya desa, dimana kompetensi merupakan suatu kemampuan yang terdiri dari keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Menurut (Asrori, 2014), tiga tingkat kompetensi yang harus dimiliki adalah keterampilan dasar, keterampilan manajerial, dan keterampilan teknis.

Sedangkan menurut (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2017) kompetensi meliputi kompetensi yang diukur menurut jenjang pendidikan dan peminatan, pelatihan fungsional teknis, dan pengalaman kerja teknis. Kompetensi manajerial diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan atau manajemen dan pengalaman kepemimpinan dan (Kurniawan, 2015) mengartikan kompetensi sebagai kombinasi keterampilan, sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan. Sikap tercermin dari ekspresi atau perasaan seseorang ketika melakukan suatu pekerjaan (Rohmatun & Dewi, 2017).

Berdasarkan editorial yang telah dijelaskan di atas, kompetensi aparatur desa merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sikap kerja yang diperoleh baik dalam forum formal maupun informal untuk meningkatkan keahlian seseorang.

Pemerintahan Desa

Moralitas

Pengertian Moral

Wardana et al., 2017) mendefinisikan semangat kerja sebagai bentuk cerminan kepribadian seseorang di tempat kerja, yang juga dapat dijadikan motivasi bagi pelapor untuk mengungkapkan kecurangan yang terdeteksi (Park & ​​Lewis, 2019). Artinya, moralitas merupakan cerminan diri dari kepribadian seseorang di tempat kerja dan juga dapat menjadi motivasi ketika seseorang menyampaikan indikasi penipuan yang terjadi dengan mengungkapkan kebenarannya. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli, moralitas merupakan suatu doktrin yang menentukan atau memilih antara perbuatan baik dan buruk, sehingga secara spontan menjadi cerminan diri sendiri dalam bekerja baik secara individu maupun kelompok.

Jenis-Jenis Moralitas

Perkembangan Moralitas

Pentingnya Moralitas

Fraud (Kecurangan)

Pengertian Fraud (Kecurangan)

Definisi beberapa ahli mengenai pengertian Fraud saling mendukung, dimana Fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum dan dapat merugikan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kelompok, sehingga dapat disimpulkan bahwa Fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang tidak mengenal suatu jabatan dalam suatu pihak. organisasi untuk kepentingan pribadi, baik perseorangan maupun kelompok sehingga merugikan pihak lain.

Jenis-Jenis Fraud

Korupsi merupakan bentuk penipuan yang paling sulit dideteksi karena melibatkan kolusi dengan pihak lain untuk kepentingan pribadi/kelompok.

Gejala Adanya Kecurangan

Faktor Penyebab Terjadinya Fraud

Tindakan penipuan yang dilakukan oleh karyawan biasanya terjadi karena tekanan keuangan yang menyebabkan terjadinya penipuan (Yuniarti, 2017). Keserakahan adalah sifat yang buruk dan menimbulkan penipuan, keserakahan, tidak berterima kasih, ketamakan, perasaan kurang dari apa yang Anda miliki dan ingin memiliki lebih dari apa yang sudah Anda miliki. Keadaan dimana seseorang terlilit hutang karena hutang merupakan kewajiban untuk membayar, hutang yang terlalu banyak akan menimbulkan tekanan untuk segera membayarnya, dan tekanan tersebut dapat memicu penipuan untuk mendapatkan uang dengan mudah dengan segera.

Kehilangan uang biasanya menjadi salah satu pemicu terjadinya penipuan karena uang yang disediakan untuk kebutuhan rutin dan kebutuhan lainnya hilang sehingga ingin segera mencari uang karena mendesak. Kebutuhan yang tidak terduga akan mendorong dan menekan seseorang sehingga menjadi motivasi untuk melakukan kecurangan. Rasionalisasi merupakan pembenaran atas tindakan kecurangan yang dilakukan oleh seseorang/kelompok yang sangat sulit diukur (Putra & Latrini, 2018).

Secara umum, tekanan merupakan faktor pendorong seseorang melakukan kecurangan, baik tekanan finansial maupun non finansial yang dilatarbelakangi oleh peluang. Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam melancarkan pengungkapan kecurangan karena pelaku kecurangan mencari kebenaran atas tindakan yang dilakukannya dan merasa telah berkontribusi baik terhadap perusahaan/instansi sehingga menimbulkan rasa memiliki (Yuniarti, 2017).

Pencegahan Fraud

Pengelolaan Alokasi Dana Desa A. Desa

Penyaluran Dana Desa

Pencairan Dana Desa

Alokasi Dana Desa

Sekurang-kurangnya 70% dari total anggaran desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pengembangan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Maksimal 30% dari total anggaran desa digunakan untuk pendapatan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa, operasional pemerintahan desa, tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa, serta insentif bagi Rukun Tetangga (RT) dan RW (RW). ).

Tujuan Alokasi Dana Desa Tujuan Alokasi Dana Desa adalah

Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Keterkaitan Antar Variabel

Keterkaitan Whistleblowing Terhadap Pencegahan Fraud

Hal ini didukung oleh penelitian (Wardana et al., 2017) yang membuktikan bahwa whistleblowing berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan.

Keterkaitan Ketaatan Pelaporan Keuangan Terhadap Pencegahan Fraud

Hubungan Kompetensi Aparatur Desa dengan Pencegahan Fraud Keberhasilan suatu instansi terutama ditentukan oleh kualitas dan kompetensinya.

Keterkaitan Kompetensi Aparatur Desa Terhadap Pencegahan Fraud Keberhasilan suatu instansi sangat ditentukan oleh kualitas dan kompetensi

Keterkaitan Moralitas Terhadap Pencegahan Fraud

Penelitian Terdahulu

Pengaruh kompetensi perangkat desa, kepatuhan pelaporan keuangan, dan sistem pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan dengan kepekaan moral sebagai variabel moderasi. Sensitivitas moral tidak dapat memoderasi hubungan antara kompetensi perangkat desa, kepatuhan pelaporan keuangan, dan pengendalian internal. Peneliti dan (Atmadja & Saputra, 2017) menggunakan variabel kompetensi aparatur sebagai variabel independen dan semangat kerja sebagai variabel moderasi.

Pengaruh Pengendalian Internal, Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower System) dan Semangat Kerja Pejabat Terhadap Pencegahan Fraud Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng. Peneliti dan (Aini, Prayudi, Diatmika, dkk., 2017) menggunakan kompetensi sumber daya manusia sebagai variabel independen. Pengaruh Kompetensi Aparatur, Budaya Organisasi, Sistem Informasi dan Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Penyelewengan Pengelolaan Dana Desa (Studi Empiris Pada Tata Kelola Desa di.

Pengaruh kompetensi sumber daya manusia, moral dan sistem pengendalian internal terhadap pencegahan kecurangan dalam perekonomian desa. Peneliti dan (Husnawati et al., 2017) menggunakan jenis penelitian ini dengan menggunakan moderasi dan dengan menggunakan kepatuhan terhadap aturan akuntansi sebagai variabel dependen. Peneliti menggunakan 1 variabel terikat yaitu kepatuhan terhadap aturan akuntansi, sedangkan Husnawati dkk menggunakan 3 variabel terikat yaitu asimetri informasi, kepatuhan terhadap aturan akuntansi, komitmen organisasi, dan penggunaan sistem pengendalian internal sebagai moderator.

Tabel II.1.
Tabel II.1.

Kerangka Pemikiran

Kecurangan dapat diminimalisir jika pejabat kota sebagai pengelola dana kota selalu mematuhi pelaporan keuangan. Kepatuhan pelaporan keuangan dapat diukur dari indikator perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa (Wonar et al., 2018). Kepatuhan pelaporan keuangan perangkat desa di Kabupaten Bandung Barat masih rendah karena adanya keterlambatan kepatuhan administrasi sehingga mengakibatkan pencairan dana desa terhambat.

Ketika pencairan dana desa terhambat maka pencairan alokasi dana desa juga terhambat dan perlahan disalurkan ke setiap desa terdampak. Pengaruh kepatuhan pelaporan keuangan telah dibahas oleh beberapa penelitian sebelumnya (Wonar et al., 2018) dan (Widiutami, Sulindawati, & Atmadja, 2017), dimana terlihat bahwa pengaruh kepatuhan pelaporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan. tentang pencegahan penipuan. Mewujudkan pemerintahan yang akuntabel, partisipatif, dan transparan tidak lepas dari peran aparat desa yang kompeten (Wonar et al., 2018).

Kompetensi perangkat desa merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas yang diberikan kepada setiap individu pegawai desa dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (Wonar et al., 2018). Kompetensi perangkat desa dalam melaksanakan dan melaksanakan suatu tugas dapat diukur dengan indikator pendidikan, pengalaman, prestasi kerja, keterampilan khusus, minat dan sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan (Aini, Prayudi, Diatmika, dkk., 2017). . Kompetensi perangkat desa di Kabupaten Bandung Barat masih perlu ditingkatkan, baik melalui seminar maupun pelatihan khusus untuk meningkatkan kompetensi pegawai.

Moralitas adalah sikap mental seseorang dalam perilakunya sebagai anggota kelompok dalam melaksanakan tugas dan kesetiaannya kepada suatu kelompok (Wonar et al., 2018). Akhlak seseorang dapat diukur dengan indikator bagaimana seseorang melakukan aktivitasnya, yaitu; melakukannya berdasarkan keadaan sebenarnya atau berdasarkan imbalan, berbuat baik, menyadarinya sebagai suatu kewajiban, atau berdasarkan rasa takut terhadap hukum (Wardana et al., 2017). Pengaruh moralitas telah dibahas oleh beberapa peneliti sebelumnya (Wardana et al., 2017) dan (Atmadja & Saputra, 2017) yang menyatakan bahwa pengaruh moralitas berpengaruh positif dan signifikan serta dapat memoderasi variabel lain seperti kompetensi. penduduk desa. pejabat dan sistem pengendalian internal.

Jadi, semakin tinggi semangat kerja seseorang maka kecenderungannya untuk melakukan kecurangan akan semakin rendah begitu pula sebaliknya, sehingga semangat kerja dapat mencegah terjadinya kecurangan.

Gambar II.1. Kerangka Pemikiran  Keterangan:
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

Hipotesis

Gambar

Tabel II.1.
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk dan nilai nasabah terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah Bank Mandiri.. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume