• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II - Repository UNISBA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Menurut Sarafino (2011) pengertian dukungan sosial adalah suatu bentuk bantuan yang dapat berupa materi, perasaan dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang berarti seperti keluarga, sahabat, sahabat, saudara, kolega atau atasan atau orang-orang tercinta dari pihak yang bersangkutan. orang yang bersangkutan. Keluarga, keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan kekeluargaan tercipta hubungan saling percaya. Sahabat, sahabat dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan ketika mengalami suatu permasalahan.

Ketika individu menghadapi pemicu stres yang kuat, seperti krisis keuangan, individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi cenderung tidak melihat situasi tersebut sebagai stres dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi mungkin berharap seseorang yang mereka kenal akan membantu mereka, misalnya dengan meminjamkan uang atau memberi nasihat tentang cara mendapatkan uang. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi mempunyai rasa dicintai dan dihargai yang kuat.

Individu dengan dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu tersebut pada pola hidup sehat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Diana Sari (2014), mengenai hubungan dukungan sosial dengan hardiness pada remaja yang tinggal di panti asuhan di Pekanbaru, dimana hasilnya menunjukkan adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan hardiness, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang Anda miliki, semakin besar pula ketahanan musim dingin yang tinggi.

Aspek-Aspek Hardiness

Schultz dan Schultz (2002), menjelaskan bahwa individu yang memiliki tingkat resiliensi tinggi mempunyai sikap yang membuat dirinya lebih mampu mengatasi stres. Mereka sangat berkomitmen terhadap pekerjaan dan aktivitas yang mereka sukai, dan memandang perubahan sebagai hal yang menarik dan menantang, bukan sebagai ancaman. Sebaliknya, kurangnya keberanian pada individu mungkin berhubungan dengan tingginya tingkat stres (Riggio & Porter, 1990). . Individu yang berkomitmen mempunyai keyakinan yang dapat mengurangi ancaman yang dirasakan dari peristiwa yang menimbulkan stres.

Ketika seseorang berkomitmen, seseorang memiliki sesuatu untuk dilakukan dan memanfaatkan situasi yang mereka alami sebaik-baiknya, sementara orang yang terisolasi mengalami perasaan bosan dan tidak berarti, dan menghindari berpartisipasi dalam kehidupan yang menyenangkan. Aspek ini mengandung keyakinan bahwa individu dapat mempengaruhi atau mengontrol apapun yang terjadi dalam hidupnya. Konsep kendali ini mirip dengan konsep keyakinan “internal locus of control” yang dikembangkan oleh Autonovsky, Roter (Van Bredda, 2001:51) berpendapat bahwa perilaku didorong oleh tingkat persepsi individu yang mengarah pada pandangan bahwa konsekuensi dari perilaku bergantung atau dikendalikan oleh perilakunya, maka orang tersebut relatif mempunyai sifat permanen yang disebut keyakinan “pengendalian internal”.

Individu yang tinggi pada aspek kontrol menurut Best (Stone, 2004:59) akan berusaha mengidentifikasi alasan terjadinya peristiwa berdasarkan pandangannya sendiri sebagai bentuk tanggung jawab, apakah menyenangkan atau sulit. Efek dari kendali yang dimiliki seseorang adalah mampu memaknai dan menggabungkan berbagai peristiwa menjadi suatu rencana hidup yang berkelanjutan dan menjadikan peristiwa tersebut menjadi sesuatu yang permanen dan tidak mengganggu. Aspek ini berupa pemahaman bahwa hal-hal yang sulit untuk dilakukan atau dicapai adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam hidup, dan pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mencapai hal tersebut.

Individu seperti ini cenderung memandang perubahan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menantang, dibandingkan sesuatu yang mengancam. Karena fleksibilitas kognitif ini, mereka dilatih untuk merespons kejadian tak terduga sebagai masalah atau tantangan yang harus diatasi. Individu yang tertantang adalah orang-orang dinamis yang memiliki kemampuan dan keinginan kuat untuk maju.

Individu yang memiliki tantangan yang kuat akan lebih mudah menemukan cara untuk menghilangkan atau mengurangi situasi stres dan memandang stres bukan sebagai ancaman melainkan sebagai tantangan.

Hubungan antar Aspek Hardiness

Sebaliknya, orang yang memiliki sifat tahan banting yang rendah menganggap dirinya dan lingkungannya membosankan, tidak berarti, dan penuh ancaman. Mereka akan memiliki sedikit rasa optimisme dan rasa percaya diri dalam bertindak karena mereka tidak memiliki daya tahan terhadap berbagai tekanan. Pentingnya rasa percaya diri dan nilai kepercayaan diri merupakan sesuatu yang kompleks dalam konstruksi hardiness.

Orang dengan ketahanan tinggi cenderung mencari hasil yang berharga dari lingkungannya, dan orientasi ini akan membangun kepercayaan diri dan mengurangi hambatan terhadap tantangan perubahan.

Fungsi Hardiness

Dari berbagai pernyataan mengenai fungsi hardiness di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa hardiness dapat mengurangi dampak buruk stres yang dialami individu dan memberikan penilaian yang lebih positif terhadap suatu peristiwa, sehingga meningkatkan harapan, yang pada akhirnya dapat membantu individu mencapai kebaikan untuk berbuat. keputusan.

Faktor yang Mempengaruhi Hardiness

Masa Dewasa Dini

Ciri-ciri Dewasa Dini 1. Masa Pengaturan

Faktor pertama adalah apakah mereka dapat dengan cepat menemukan gaya hidup yang memenuhi kebutuhan mereka saat ini dan di masa depan. Ketika seseorang menemukan cara hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya, maka ia akan mengembangkan pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang kemungkinan besar akan menjadi ciri khasnya seumur hidup. Kebutuhan untuk mengubah pola ini pada usia paruh baya atau lanjut usia akan sulit dilakukan dan dapat menyebabkan gangguan emosi.

Tidak diragukan lagi, berbagai ketidakpuasan dan kemalangan yang menimpa manusia pada usia ini adalah akibat dari keputusan tergesa-gesa untuk berumah tangga atau bekerja sebelum ia menemukan gaya hidup yang dapat memberikan kepuasan seumur hidup.

Masa Usia Reproduktif

Begitu juga, jika seorang wanita ingin mempunyai kerjaya selepas berkahwin, dia akan menangguhkan anak sehingga usia tiga puluhan. Bagi orang yang mempunyai anak dengan cepat dan mempunyai keluarga yang besar pada awal dewasa, mungkin semua masa dewasa awal adalah masa reproduktif.

Masa Bermasalah

Pertama, sangat sedikit generasi muda yang siap menghadapi permasalahan yang harus mereka atasi saat dewasa. Oleh karena itu, mencoba menyesuaikan diri ke dalam dua peran secara bersamaan tidak membuahkan hasil yang baik dalam upaya penyesuaian Anda. Ketiga, mungkin yang paling sulit, orang-orang pada tahap ini tidak menerima bantuan dalam mengatasi dan memecahkan masalah mereka; tidak seperti ketika mereka dianggap belum dewasa.

Banyak generasi muda yang begitu bangga dengan status barunya sehingga tidak meminta nasihat dan bantuan dalam mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh status baru tersebut.

Masa Ketegangan Emosi

Apa yang dikhawatirkan kaum muda bergantung pada masalah penyesuaian yang harus mereka hadapi saat itu dan apakah mereka berhasil menyelesaikannya. Ketika seseorang merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah besar dalam hidup, mereka sering kali mengalami gangguan emosi sehingga mereka mempertimbangkan atau mencoba bunuh diri.

Masa Keterasingan Sosial

Masa Komitmen

Masa Ketergantungan

Masa Perubahan Nilai

Ketiga, generasi muda yang menjadi ayah dan ibu tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat dibandingkan mereka yang belum menikah atau tidak memiliki anak, namun juga beralih ke nilai-nilai yang lebih konservatif dan tradisional. Anggota generasi “saya”, yang terutama memikirkan kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri, secara bertahap akan mengembangkan kesadaran dan komitmen sosial saat mereka menjalankan tugas sebagai suami dan istri serta sebagai orang tua.

Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru

Masa Kreatif

  • Pengertian Ibu
  • Fungsi dan Peran Ibu
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa kata “ibu” tidak hanya terbatas pada perempuan yang telah melahirkan anak saja, dalam artian ibu kandung. Kartono, 1992, mengungkapkan bahwa salah satu fungsi utama ibu adalah sebagai pendidik dan pengasuh bagi anak-anaknya. Ainun, 1994 juga menegaskan bahwa fungsi ibu yang terpenting adalah mengurus keluarga, terutama bertanggung jawab dalam pengasuhan dan pendidikan.

Dari sinilah permasalahan mulai bermunculan, seperti ibu menerima informasi yang kurang menyenangkan dari dokter yang bersangkutan, penolakan dari lingkungan sekitar, seperti tetangga yang semakin menjauhi karena takut tertular penyakit kanker, ditambah lagi dengan masalah jarak. antara rumah dan rumah sakit yang jaraknya cukup jauh membuat kondisi anaknya kelelahan, kemudian ada masalah biaya pengobatan dan perawatan anak yang membutuhkan biaya besar karena harus menjalani operasi dan kemoterapi. Para ibu mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang terdekat seperti keluarga, pendiri RKCB, teman-teman dan sesama ibu-ibu di RKCB. Para ibu di RKCB mendapatkan dukungan dari orang-orang tercinta seperti keluarga yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan doa kepada para ibu agar tetap kuat dan tabah dalam menghadapi permasalahan.

Sang ibu kemudian mendapat dukungan dari pendiri RKCB berupa bantuan berupa uang untuk pengobatan dan obat-obatan yang tidak ditanggung oleh asuransi. Informasi tersebut diperoleh dari media sosial dan dari orang-orang disekitarnya, dan ibu juga merasa dilibatkan dan diterima oleh orang-orang terdekatnya ketika ada acara bersama keluarga, teman maupun di RKCB. Dalam hal ini ibu yang memiliki anak penderita leukemia melibatkan kemampuannya untuk menemukan kemampuan mengatasi stres akibat tekanan yang dihadapinya, sehingga dapat menciptakan perilaku aktif terhadap lingkungan dan perasaan bermakna yang menangkal hal negatif, menetralisir efek stres. . disebut Ketahanan Musim Dingin (Kobasa, 2005).

Komitmen merupakan kecenderungan individu untuk melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan, peristiwa dan orang-orang dalam hidupnya. Hal ini terlihat dari dedikasi sang ibu yang tetap yakin bahwa pengobatan yang dijalani anaknya akan berhasil dan anak akan segera sembuh dari penyakitnya. Jika ada permasalahan, carilah solusi terlebih dahulu sebelum bertindak, seperti membuat jadwal kemoterapi anak di buku catatan kecil dengan tujuan agar penjadwalannya sistematis, menaati jadwal yang dibuat, menemui dokter untuk meminta nasehat dalam merawat seorang anak. anak penderita kanker, diskusi dengan ibu-ibu lain yang merasa sangat berhasil dalam merawat anak penderita kanker, mencari informasi tentang kanker dari berbagai sumber media seperti koran, internet, majalah dan lain-lain terkait dengan konsumsi makanan dan minuman yang tidak cocok untuk digunakan oleh anak-anak penderita kanker leukemia.

Selain itu, para ibu juga mendapat informasi mengenai pengobatan alternatif terhadap kanker dari keluarga, pengurus RKCB dan sesama ibu yang memiliki anak. Para ibu merasa tertantang dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai ibu sebagai sarana pengembangan diri, sebagai cara untuk belajar dan memperbaiki diri, sekaligus bertanya kepada ibu yang sudah lama memiliki anak penderita leukemia untuk mengetahui cara melakukan hal tersebut. perawatan dan perawatan anak penderita kanker serta menangani berbagai kondisi anak yang labil, sehingga tidak dapat diprediksi kapan anak tiba-tiba terjatuh dan sembuh. Pengendalian: Berbincang dengan sesama ibu yang memiliki anak penderita kanker, membuat janji dengan dokter untuk meminta nasihat, mencari informasi tentang kanker, menghadiri seminar kanker.

Referensi

Dokumen terkait

Course Requirements and Sequence Semester 1 • CARE 602 Foundations of Care Management - 3 Credits • COUN 636 Principles of Counseling - 3 Credits • COUN 603 Foundations of Mental

CHAPTER 5 Project Designing 5.1 Design Considerations 5.2 Design Phases 5.3 Design Flow Chart 5.4 Major Components 5.5 Selection of Wheel Chair and its Characteristics 5.6