• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

Rencana Tata Ruang Kota (RTRW) adalah rencana umum pembangunan tata ruang wilayah perkotaan yang merupakan penjabaran dari rencana tata ruang wilayah provinsi yang memuat tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang kota, rencana struktur kawasan kota, rencana pola tata ruang wilayah perkotaan. kawasan, ketentuan tata kota, kawasan strategis, indikasi pemanfaatan ruang kota dan fasilitas pemantauan pemanfaatan ruang kota (Kementerian PUPR, 2009). Peraturan Daerah Kotamadya Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Semarang Pasal 10 Ayat 1. Rencana Pemekaran Wilayah Kota (BWK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat 2 a terdiri dari dari a ).

Diagram mekanisme dua komponen daya dukung lingkungan  yaitu kapasitas penyediaan dan  kapasitas tampung limbah sebagai berikut :
Diagram mekanisme dua komponen daya dukung lingkungan yaitu kapasitas penyediaan dan kapasitas tampung limbah sebagai berikut :

Daya Dukung Lahan

Agar pemanfaatan ruang pada kawasan sesuai dengan kemampuan lingkungan dan sumber daya, maka harus memperhatikan kemampuan lahan. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah yang merupakan suatu sifat tanah yang meliputi sifat-sifat tanah, topografi, drainase dan keadaan lingkungan lainnya untuk menunjang kehidupan atau kegiatan pada suatu bidang tanah.

Rekayasa Stabilitas Daya Dukung Lahan

Untuk mewujudkan jenis desain teknik yang efektif, perlu dilakukan analisis rasional dalam tahapan survei, investigasi, desain, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan. Dalam proses penentuan jenis desain teknik yang dipilih agar efektif, perlu dilakukan analisis dalam kerangka pendekatan waktu, kualitas dan biaya, yang meliputi analisis tingkat permintaan, waktu pengerjaan, dampak lingkungan. , penggunaan bahan, metode kerja, penggunaan peralatan kerja, sumber daya manusia, biaya, evaluasi/monitoring dan manajemen pelaksanaan.

Proses Sedimentasi Lahan Kota Semarang

Mengingat jenis desain teknik harus sesuai dengan karakteristik substrat agar dapat mewujudkan jenis desain teknik yang efektif, memenuhi prinsip dasar: kuat, berguna/fungsional dan ekonomis. Periode 900–1500 merupakan terbentuknya dataran aluvial, sedimen yang terbentuk atas dasar endapan yang berasal dari lereng bukit Ungaran melalui Sungai Kreo, Sungai Kripik, Kaligarang.

Gambar 2.3. Stadia Perkembangan Garis Pantai (Tahun 1847 – 1991)  (Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1981)
Gambar 2.3. Stadia Perkembangan Garis Pantai (Tahun 1847 – 1991) (Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1981)

Analisis Karakteristik Tanah Sebagai Pendukung Beban

Pada kenyataannya tanah kadang-kadang tersusun dari 2 (dua) fasa yaitu tanah kering sempurna yang terdiri dari partikel padat dan udara pengisi pori-pori atau tanah jenuh sempurna juga terdiri dari 2 (dua) fasa yaitu partikel padat dan air. Sedangkan tanah jenuh sebagian terdiri atas 3 (tiga) fasa yaitu partikel padat, pori udara dan air pori.

Gambar 2.4. Diagram Fase Tanah  (Craig, 1989)
Gambar 2.4. Diagram Fase Tanah (Craig, 1989)

Klasifikasi Tanah Butir Kasar dan Butir Halus

Kerikil dibagi menjadi kerikil bersih/berbutir kecil atau tidak berbutir halus dengan simbol kelompok GW (kerikil bergradasi baik) dan kelompok GP (kerikil bergradasi buruk), dan yang tergolong kerikil berbutir cukup sangat halus diberi simbol GM (lanau). kerikil, campuran kerikil-pasir). , lanau) dan GC (kerikil tanah liat, campuran kerikil-pasir, tanah liat). Pasir dibedakan menjadi pasir murni/berbutir halus kecil atau tidak berbutir halus dengan simbol SW (pasir terurut baik), pasir berkerikil, berbutir halus sedikit atau tanpa butiran halus dan SP (pasir terurut buruk), pasir berkerikil berbutir halus sedikit atau tanpa butiran halus dan tergolong pasir dengan jumlah butiran halus yang banyak diberi lambang SM (pasir berlanau, campuran lanau-pasir) dan SC (pasir liat, campuran pasir-lempung) dan seterusnya berdasarkan kriteria klasifikasi dari uji laboratorium. Yang disebut lanau dan lempung (batas cair LL lebih besar dari 50%) dibagi menjadi lambang kelompok MH (lanau anorganik, lanau atau tanah berpasir halus diatomit atau silikat, lanau elastis), lambang golongan CH (tanah liat anorganik).

46. yang mempunyai plastisitas tinggi, lempung lemak) dan lambang golongan OH (tanah liat organik plastisitas sedang sampai tinggi, lanau organik). Tanah organik tinggi (Pt) gambut dan tanah organik tinggi dan seterusnya menurut hasil uji laboratorium.

Pengaruh Gradasi Ukuran Butir Pada Sifat Tanah

Berkenaan dengan keruntuhan geser ini, Craig (1989) memberikan definisi, jika suatu titik pada suatu bidang massa tanah mempunyai tegangan geser yang sama dengan kuat geser, maka keruntuhan akan terjadi pada titik tersebut. Hal ini menimbulkan kuat geser tanah yang berbanding terbalik dengan kuat tekan atau kuat tarik. Bagian yang bersifat kohesif (c) yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatan butir serta kadar airnya.

Kuat geser tanah pada suatu titik pada suatu bidang tertentu didefinisikan oleh Coulomb sebagai fungsi linier dari tegangan normal pada bidang tersebut pada titik yang sama, sehingga nilai c' untuk butiran kasar adalah 0 (nol) karena butiran kasar mempunyai tidak ada kohesi, sedangkan nilai ø' untuk butiran kasar terutama bergantung pada kepadatan dan gradasi. Sedangkan nilai c’ pada butiran halus bergantung pada derajat “overkonsolidasi”, pada tanah berbutir halus dimana derajat “overkonsolidasi” semakin besar maka nilai c’ semakin besar.

Dan nilai ø' pada butiran halus akan bergantung pada besar kecilnya fraksi liat (fraksi berat butiran tanah yang lebih halus dari 0,002 mm), dimana semakin besar fraksi liat maka semakin kecil nilai ø'.

Pengaruh Air Pada Sifat Tanah dan Amblesan Tanah

Jika diasumsikan terdapat titik kontak antar partikel, maka tekanan air pori akan bekerja pada luas A. Awalnya diasumsikan tekanan air pori konstan pada nilai yang sesuai dengan posisi. tabel air tanah. Karena air pori menolak perubahan posisi partikel, tekanan air pori akan lebih besar dari tekanan statis segera setelah tegangan total diterapkan.

Kenaikan tekanan air pori akan sama dengan kenaikan tegangan vertikal, artinya kenaikan tegangan vertikal total akan tertahan seluruhnya oleh air pori. Aliran ini akan terus berlangsung hingga tekanan air pori sama dengan suatu nilai yang dipengaruhi oleh kedudukan muka airtanah yang statis atau tunak. Penurunan tekanan air pori berlebih hingga mencapai keadaan tunak disebut disipasi dan bila sudah terjadi seluruhnya maka tanah dikatakan dalam keadaan terdrainase.

Tanah harus tidak dikeringkan sebelum terjadi disipasi tekanan air pori yang berlebihan.

Gambar 2.5. Interpretasi Tegangan Efektif  (Craig, 1989)
Gambar 2.5. Interpretasi Tegangan Efektif (Craig, 1989)

Stabilitas Daya Dukung Tanah/Lahan

Akibatnya kelebihan tekanan air pori bernilai negatif dan lambat laun tekanan air pori akan meningkat menuju keadaan tunak dimana terjadi aliran ke dalam tanah, disertai dengan penurunan tegangan normal efektif dan peningkatan volume. Dari analisa di atas, pengaruh tinggi muka air tanah dan akibatnya terhadap kandungan air tanah, tegangan efektif, tekanan air pori, gradien tekanan air pori, aliran transien, disipasi, kondisi tanah berdrainase dan tidak terdrainasi, serta penurunan volume dan volume menjadi jelas. ekspansi. Jika terdapat cukup air untuk mengembangkan tekanan air pori, maka dapat terjadi penurunan yang nyata pada komponen kekuatan geser.

Peristiwa tersebut dikatakan terlampauinya batas keseimbangan tanah atau batas daya dukungnya, yaitu daya dukung keseimbangan. Jika beban bertambah, tiba-tiba konstruksi tersebut runtuh dengan hebat dan cepat, dikatakan bahwa daya dukung tanah terhadap perubahan struktur (tegangan) telah terlampaui. Salah satu teori daya dukung dikemukakan oleh (Terzaghi dan Peck, 1987) untuk jenis konstruksi dangkal berdasarkan asumsi kuat geser tanah seperti dijelaskan di atas, dengan model keruntuhan fisik sebagai berikut pada Gambar 2.7.

Dari rumus diatas terlihat bahwa sifat-sifat tanah yang mempengaruhi daya dukung adalah berat satuan tanah (g), konstanta kuat geser c dan ø, dimana parameter tersebut sangat ditentukan oleh posisi tanah. air tanah, yang mempengaruhi kadar air tanah dan struktur gradasinya.dari detailnya.

Gambar 2.7. Keruntuhan dibawah Telapak Menerus   (Bowles, 1997)
Gambar 2.7. Keruntuhan dibawah Telapak Menerus (Bowles, 1997)

Konsolidasi dan Penurunan Konsolidasi

Lapisan tanah yang mendapat beban tambahan atas air pori mengalir keluar dari lapisan tersebut dan volume tanah menjadi kecil, terjadi konsolidasi dan lapisan tanah mengendap. Lapisan seperti itu, setelah mengalami pengendapan, akan berkonsolidasi dan jatuh karena tekanan, dan lapisan-lapisan tersebut mengendap di atasnya. Lapisan bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya mengalami konsolidasi karena tekanan yang lebih tinggi dibandingkan kondisi saat ini.

Lapisan seperti ini disebut konsolidasi berlebihan, sedangkan lapisan yang tidak pernah mengalami tekanan lebih tinggi dari tekanan saat ini disebut konsolidasi normal. Dengan cara ini, grafik penurunan dan nilai pori tegangan dapat dibuat (Gambar 2.8) Ketika tegangan tambahan mencapai Po, garis AB hampir lurus, kurva konsolidasi perawan. Apabila lapisan lempung mengendap di lapangan maka akan terjadi proses yang sama, dan bila tegangan dan penurunan ditentukan maka diperoleh grafik berupa garis AB.

Aliran air terjadi seketika dan tekanan air pori mulai menurun pada waktu t1, t2 dan t3, tegangannya seperti terlihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.8. Percobaan Konsolidasi Pada Contoh Tidak Asli
Gambar 2.8. Percobaan Konsolidasi Pada Contoh Tidak Asli

Stabilitas Daya Dukung Lahan Berbasis Karakteristik Geologi Teknik

Analisis Perhitungan Daya Dukung Lahan

Dengan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan laboratorium, dapat diperoleh kepastian mengenai sifat, perilaku dan kekuatan tanah sehingga dapat mengetahui daya dukung tanah/tanah tersebut. C (kohesi), g (volume berat tanah), B (satuan luas kontak), Nc, Nq, Ng (Faktor daya dukung terzaghi tergantung sudut tahan geser tanah Φ) merupakan variabel bebas. Mv (koefisien kompresibilitas volume tanah), Dp (tambahan tegangan akibat beban), H (ketebalan/tinggi lapisan yang berpotensi tenggelam/tenggelam), merupakan variabel bebas.

Gambar 2.13. Grafik Faktor Daya Dukung  (Craig, 1989)
Gambar 2.13. Grafik Faktor Daya Dukung (Craig, 1989)

Analisis Perhitungan Lama Waktu Penurunan/Amblesan Lama waktu amblesan/penurunan diukur

Kriteria Karakteristik Tanah Pada Pemetaan

Wesley (Tabel 2.5 dan 2.6) mengemukakan korelasi parameter tanah menurut kondisi Indonesia (pengalaman di Indonesia) sebagai berikut. Kriteria parameter sifat fisik dan teknis yang memberikan indikasi sifat tanah menurut Kezdi dan Sanglerat (berkorelasi) Tabel 2.7 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.4 Hubungan Antar Parameter – Parameter Tanah Berbutir Halus
Tabel 2.4 Hubungan Antar Parameter – Parameter Tanah Berbutir Halus

Implikasi Amblesan Lahan Terhadap Degradasi Lingkungan

Dampak amblesan tanah di Kota Semarang dapat dilihat dalam beberapa bentuk, yaitu semakin meluasnya dataran banjir (pesisir), retakan dan kerusakan bangunan dan infrastruktur, serta meningkatnya intrusi air laut ke daratan (Abidin dkk menjelaskan bahwa Kota Kota Semarang di bagian utara hingga timur laut diketahui telah mengalami proses amblesan di beberapa lokasi sejak tahun 1980an hingga saat ini.Faktor Penyebab Amblesan di Kota ini Penelitian yang diuraikan dalam prosiding bertujuan untuk mengetahui karakter Over Consolidation Ratio (OCR) dari tanah liat di lokasi uji lapangan di kota semarang berdasarkan kondisi teknis geologi bawah permukaan.

Deliniasi lapisan lempung berdasarkan nilai OCR kemungkinan mencerminkan lokasi yang mengalami subsiden di Semarang (Sarah dkk., 2011). Amblesan tanah di sebagian wilayah Semarang umumnya terjadi pada dataran aluvial dengan kedalaman yang meningkat bervariasi. Penurunan permukaan tanah di sebagian wilayah Kota Semarang merupakan permasalahan serius karena wilayah tersebut umumnya merupakan kawasan pemukiman.

Permasalahan muncul di kota semarang, khususnya di bagian bawah kota (kecamatan semarang barat, semarang utara, semarang tengah, semarang timur, genuk), ketika amblesan terus berlanjut maka pada saat tertentu permukaan tanah mencapai tingkat yang lebih rendah dari permukaan tanah. permukaan laut tinggi, sehingga terjadi perampokan.

Sintesa Teori

Terjadi perubahan secara langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati alam sehingga menyebabkan terganggunya kondisi homeostatis alam yang mengakibatkan berkurangnya daya dukung lingkungan, rusaknya kondisi homeostatis, salah satu penyebab terjadinya degradasi lingkungan. Degradasi lingkungan hidup adalah perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati lingkungan hidup yang mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan hidup. Terganggunya kondisi homeostatis mengakibatkan terbentuknya kondisi homeostatis baru atau bahkan rusaknya kondisi homeostatis, sehingga proses ekologi penting dan daya dukung kehidupan tidak dapat pulih kembali.

Kapasitas sumber daya alam sangat bergantung pada daya tampung/daya dukung lahan, ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan, ketersediaan dan kebutuhan air. Daya dukung lahan/daya dukung tanah merupakan faktor utama dalam menentukan daya dukung lingkungan karena 2 faktor lain yaitu hubungan antara ketersediaan dan kebutuhan akan tanah dan air tidak akan pernah terwujud jika daya dukung tanah tidak stabil. Kestabilan daya dukung/daya dukung tanah tidak cukup diukur hanya dari 4 aspek diatas saja, namun ada faktor utama daya dukung tanah yaitu aspek sifat teknik geologi yaitu sifat massa tanah pembentuk suatu bongkahan tanah. lahan, yang merupakan faktor penentu bagi seluruh stabilitas kapasitas lahan.

Agar kedudukan bangunan di dalam tanah cukup kuat, maka tanah harus cukup kuat menahan gaya-gaya yang menyebabkan perpindahan dan penurunan, atau dapat dikatakan tanah harus mempunyai daya dukung yang cukup.

Gambar

Diagram mekanisme dua komponen daya dukung lingkungan  yaitu kapasitas penyediaan dan  kapasitas tampung limbah sebagai berikut :
Gambar 2.2. Peta Rencana Pola Ruang Semarang 2011 – 2031  (Sumber Perda Tata Ruang Kota Semarang 2014)
Gambar 2.3. Stadia Perkembangan Garis Pantai (Tahun 1847 – 1991)  (Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1981)
Gambar 2.4. Diagram Fase Tanah  (Craig, 1989)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instructors and students’ general satisfaction on the use of social media platforms Indicators Weighted Mean Description I am very satisfied with the use of different forms of