• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Menurut Ervianto (2002), proyek konstruksi ialah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sekali dan berjangka waktu pendek. Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), ada sebagian pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yaitu pemilik proyek (owner), konsultan, pelaksana proyek (Kontraktor), dan konsultan perencana. Owner ialah pihak yang menyediakan dana untuk membiayai proyek atau pihak yang memberikan proyek kepada pihak lain untuk melaksanakan atau merealisasikan proyek sesuai dengan perjanjian kontrak kerja.

Konsultan Proyek ialah pihak yang berfungsi untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan agar pembangunan dapat dibangun dalam waktu cepat dan efisien.

Kontraktor ialah pihak yang berfungsi untuk mewujudkan atau merealisasikan hasil perencanaan menjadi sebuah bangunan dalam bentuk fisik. Menurut Kerzner (2006), konsultan perencana ialah pihak yang berfungsi untuk merencanakan sebuah bangunan dalam segi mutu, waktu, dan biaya.

2.2 Manajemen Proyek Konstruksi

Menurut Stoner (2012), agar mencapai sasaran yang efektif dan efisien dapat dilakukan suatu kegiatan yaitu manajemen dengan cara melakukan pengelolaan, perencanaan, dan pengorganisasiaan dalam proyek konstruksi.

Menurut Ervianto (2005) dan Kerzner (2006), manajemen dalam proyek konstruksi memiliki beberapa sumber daya yang digunakan untuk mengelola pekerjaan secara efektif dan efisien agar mencapai tujuan proyek sesuai dengan ketentuan dalam dunia konstruksi. Sumber daya yang dimaksud yaitu manusia, material, peralatan, metode, dan uang.

(2)

9 2.2.1 Tenaga Kerja (Man)

Manusia adalah hal yang sangat menentukan saat melakukan proses untuk mencapai tujuan. Adapun Variabel Indikator Tenaga Kerja dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Variabel Indikator Tenaga Kerja

No Indikator

1. Keterlambatan datangnya tenaga kerja dari luar kota akibat adanya karantina mandiri

2. Berkurangnya Jumlah Tenaga kerja di setiap item pekerjaan akibat diterapkanya Physical Distancing

3. Produktivitas harian pekerja berkurang akibat adanya pembatasan jam kerja

4. Sering terjadi missed communication antar stakeholder akibat menggunakan komunikasi online

5. Pengecekan Suhu tiap datang, istirahat, dan pulang

6. Tenaga kerja yang berasal dari luar kota harus melakukan rapid test/swab test

7. Menggunakan peralatan K3 agar sesuai dengan protokol kesehatan 8. Penyemprotan disinfektan tiap datang, istirahat, dan pulang

9. Membentuk satuan tugas pencegahan Covid-19

10. Mengedukasi semua pekerja untuk menjaga diri/dilakukan briefing sebelum memulai kegiatan.

(Sumber : Dinas PU, 2020) 2.2.2 Bahan (Material)

Material terdiri atas bahan setengah jadi dan bahan jadi yang digunakan sebagai salah satu sarana untuk mencapai hasil yang baik dalam dunia usaha.

Adapun Variabel Indikator Material dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Variabel Indikator Material

No Indikator

1. Keterlambatan datangnya material akibat akses mobilisasi ditutup

2. Keterlambatan masuknya material akibat adanya pengecekan untuk supir dan material tersebut

3. Keterbatasan jumlah material di pasaran

4. Material rusak akibat menunggu jadwal armada atau keberangkatan 5. Material perlu adanya penyemprotan desinfektan

6. Naik harga material di pasaran (fluktuasi)

(Sumber : Instruksi Menteri, 2020)

(3)

10 2.2.3 Peralatan (Machine)

Peralatan sangat dibutuhkan untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan yang akan menghasilkan keuntungan serta menciptakan efisiensi kerja.

Adapun Variabel Indikator Mesin dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Variabel Indikator Peralatan

No Indikator

1. Keterlambatan pengiriman peralatan akibat akses mobilisasi ditutup 2. Keterlambatan masuknya peralatan akibat adanya pengecekan untuk supir

dan peralatan tersebut

3. Kontraktor kurang dalam pengawasan penggunaan peralatan di lapangan akibat WFH

4. Rendahnya produktivitas alat akibat adanya pembatasan jam kerja 5. Peralatan perlu adanya penyemprotan desinfektan

6. Naik harga peralatan di pasaran (fluktuasi)

7. Menyediakan westafel (tempat cuci tangan) untuk para tukang dan lainnya (Sumber : Instruksi Menteri, 2020) 2.2.4 Uang (Money)

Uang ialah alat tukan dan alat pengukur nilai yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diperhitungkan secara rasional seperti, membiayai gaji tenaga kerja, membayar alat-alat yang dibutuhkan, dan membeli material yang akan digunakan. Adapun Variabel Indikator Uang dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Variabel Indikator Uang

No Indikator

1. Keterlambatan pembayaran uang muka dari owner ke kontraktor 2. Keterlambatan pembayaran termyn

3. Keterlambatan pemberian jaminan

(Sumber : Instruksi Menteri, 2020) 2.2.5 Metode (Method)

Metode digunakan untuk memperlancar jalannya pekerjaan dengan cara melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pertimbangan kepada sasaran. Adapun variabel indikator metode dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut :

(4)

11

Tabel 2.5 Variabel Indikator Metode

No Indikator

1. Melakukan monitoring dan Evaluasi Secara Online

(Sumber : Instruksi Menteri, 2020) Manajemen proyek ialah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2008). Adapun proses manajemen proyek dapat disimpulkan pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.3 Proses Manajemen Proyek (Sumber : Husen, 2008)

2.3 PM-BOK

Menurut Construction Project Management Handbook Edisi 5 (2013) Pengelolaan yang baik dalam manajemen konstruksi sangat diperlukan khususnya dalam pengelolaan, karena meliputi 6 aspek yaitu biaya, mutu, waktu, resiko, ruang lingkup, dan sumber daya yang mana hal ini berpengaruh dalam keberhasilan sebuah proyek.

Masukan : - Tujuan - Sasaran - Informasi - Sumber

Daya

Tahapan : - Perencanaan - Pengorganisasian - Pelaksanaan - Pengendalian

Keluaran : - Biaya - Mutu - Waktu - Safety

(5)

12

Gambar 2.4 Hubungan Project Constraint

(Sumber : Construction Project Management Handbook, 2013)

Dari gambar diatas dijelaskan bahwa manajemen proyek adalah parameter proyek yang signifikan dan pasti memenuhi syarat untuk menjadi kendala proyek.

2.4 Keberhasilan Proyek

Keberhasilan proyek adalah elemen atau epresen yang harus dijalankan, karena tidak adanya elemen tersebut maka proyek tidak dapat dikatakan tercapai dalam mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan proyek sangat penting untuk di identifikasi sebelum proyek dimulai. Menurut D. Ronald Daniel (1961) dan John F. Rockart (1979-1981), ada lima elemen dalam menentukan keberhasilan proyek yaitu:

1. Project Manager harus memiliki kompetensi khusus dan standar dalam memimpin proyek.

2. Team Proyek harus memiliki kompetensi, komunikasi, dan kerjasama yang baik untuk mencapai keberhasila proyek.

3. Proyek itu sendiri, setiap proyek memiliki ciri khas yang berbeda berdasarkan jenis proyeknya dan ini menjadi elemen penting berdasarkan kondisi dan karakteristik jenis proyek.

(6)

13

4. Organisasi. Berdasarkan banyak penelitian, proyek dikatakan berhasil jika project manajer dapat menjadi dukungan yang jelas.

5. Faktor Eksternal dapat berupa sosial, politik, ekonomi, teknologi, faktor cuaca, dan kecelakaan kerja.

Keberhasilan proyek penting untuk di identifikasi dahulu agar dapat mencapai target biaya, mutu, waktu. Sedangkan, Menurut Kaming dkk, keberhasilan proyek dapat diukur dengan waktu pelaksanaan pekerjaan, kualitas hasil pekerjaan, biaya pelaksanaan dan keselamatan kerja.

2.5 Identifikasi Keberhasilan Suatu Proyek

Identifikasi keberhasilan proyek dapat ditinjau dari penelitian terdahulu yang telah berhasil menjabarkan faktor–faktor keberhasilan pada proyek konstruksi. Sintesa teori dari penelitian terdahulu dijabarkan seperti pada penjelasan berikut.

1. Monika Natalia, Yan Partawijaya, Mukhlis, dan Satwarnirat (2017)

Keberhasilan Proyek memiliki 8 variabel dan 56 indikator di dalamnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6 Variabel Indikator Keberhasilan Proyek

Variabel Indikator

Pengelolaan Proyek

Asuransi Tenaga Kerja Jadwal Pengadaan Material

Jadwal Pelaksanaan tidak sesuai schedule Manajemen K3

Penerapan san Pengendalian K3 Schedule rencana

Rencana Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja Yang di rencanakan Keahlian tenaga kerja berdasarkan pengalaman Identitas tenaga kerja yang lebih rinci

Keahlian tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan Kesehatan tenaga kerja

Pengaruh kerja lembur terhadap kapasitas tenaga kerja

Pengaruh pembayaran terhadap kinerja tenaga kerja Produktifitas tenaga kerja

Bahan/material Penerimaan dan Penempatan bahan/material dilokasi

(7)

14

Variabel Indikator

proyek

Izin pengeluaran bahan/material dari gudang Jadwal penggunaan bahan/material

Harga bahan/material yang dapat berubah Proses pengiriman bahan/material dari supplier

Peralatan

Kapasitas peralatan yang digunakan

Maintenance peralatan danketersediaan bahan bakar Jumlah peralatan yang digunakan

Kondisi peralatan saat pelaksanaan pekerjaan

Kerusakan peralatan pada saat pelaksanaan pekerjaan Spesifikasi teknis peralatan

Penempatan peralatan dilokasi proyek Keahlian operator masing-masing peralatan

(Sumber : Natalia, 2017) 2. Arifal Hidayat (2013)

Keberhasilan Proyek memiliki 8 variabel dan 28 indikator di dalamnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7 Variabel Indikator Keberhasilan Proyek

Variabel Indikator

Tugas

Tepat waktu

Mutu yang dihasilkan Tepat biaya

Keberhasilan teknis

Kemampuan beradaptasi dalam segala perubahan Inovasi dan kreativitas

(Sumber: : Hidayat, 2013) 3. Herry Pintardi Chandra, Indarto, I Putu Artama Wiguna, dan Peter Kaming

(2011).

Keberhasilan Proyek memiliki 4 variabel dan 28 indikator di dalamnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.8 berikut.

Tabel 2.8 Variabel Indikator Keberhasilan Proyek

Variabel Indikator

Keberhasilan Proyek

Biaya Waktu Kualitas Laba

(8)

15

Variabel Indikator

Kepuasan konsumen

(Sumber: : Chandra, 2011) 4. Ida Ayu Ari Brahmantariguna, Candra Dharmayanti, dan I W. Yansen

(2016)

Keberhasilan Proyek memiliki 4 variabel dan 28 indikator di dalamnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.9 berikut.

Tabel 2.9 Variabel Indikator Keberhasilan Proyek

Variabel Indikator

Knowledge

Skup pekerjaan Penjadwalan Penganggaran Manajemem mutu

Manajemen sumber daya manusia Manajemen komunikasi

Manajemen risiko

(Sumber : Dharmayanti, 2016) 2.6 Covid-19

Pada Desember 2019, muncul wabah Covid-19 yang bermula dari Wuhan- China, dan mulai menyebar ke seluruh dunia pada Februari hingga akhir Mei.

Adanya covid-19 membuat lemahnya sektor konstruksi dan perekonomian dunia, dimana data pada 2 Juni 2020 mengungkapkan sebanyak 6.140.934 orang dari 216 negara terdampak covid-19. Di Indonesia sebanyak 27.549 orang yang terdampak dari 34 provinsi dan ada 1.663 orang diantaranya meninggal. Lembaga think tank membuat kebijakan tanggap darurat untuk mecegah penyebaran covid- 19. Selain itu, Kementerian PUPR juga juga mengeluarkan Instruksi Menteri PUPR No.02 Tahun 2002 tentang protokol pencegahan penyebaran Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang ditandatangani pada tanggal 27 Maret 2020. Virus covid-19 cukup mematikan karena hampir 3-5% yang terpapar virus ini meninggal dunia, sehingga diperlukan obat paten dan solusi pencegahan terhadap hal ini.

(9)

16 2.7 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2004), skala likert ialah skala yang digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dengan memberikan skor pada jawaban dalam pengukuran variabel. Hasil dari skala likert dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut :

Tabel 2.10 Hasil Skala Likert

Tidak Berpengaruh 0 % - 20 %

Kurang Berpengaruh 21 % - 40 %

Cukup Berpengaruh 41 % - 60 %

Berpengaruh 61 % - 80 %

Sangat Berpengaruh 81 % - 100 %

(Sumber : Sugiyono, 2004) Hasil penelian kuesioner dari responden yang telah di tabulasikan, selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

) 1 . 2 ...(

...

...

%...

100

 

um Faktor Skor Minim

(B) Total Skor

um Faktor Skor Minim

(A) Total Skor skor

2.8 Analisa Faktor

Menurut Handayani dkk (2013) merupakan salah satu teknik analisis statistik multivarian yang memiliki tujuan untuk mereduksi data. Analisa ini dapat digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang dominan yang menjadikan suatu masalah. Pada analisis faktor juga dikenal istilah konstruk laten dan konstruk empirik. Konstruk empirik adalah item-item yang dapat diukur melalui skor.

Kontruk Laten merupakan data yang tidak dapat langsung diukur menggunakan skor. Konstruk laten inilah yang biasa juga disebut faktor. Sehingga kesimpulannya, faktor adalah konstruk laten yang diuat penelitiberdasarkan item- item yang berasal dari konstruk empirik yang memiliki interkorelasi yang tinggi (Santoso, 2012). Menurut Margono (2013), terdapat empat langkah dasar melaksanakan analisis faktor yaitu : 1. Menghitung semua matriks korelasi untuk

(10)

17

setiap variabel, 2. Ektraksi faktor, 3. Melakukan rotasi, dan 4. Memberi nama pada setiap faktor.

Pada perhitungan matriks korelasi, harus memenuhi beberapa syarat menurut Margono (2013) sebagai berikut :

1. Kaiser Meyer Olkin - Measures of Sampling Adequancy dan Barlett’s Test KMO yaitu indeks yang membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan besarnya koefisien parsial. Hasil yang dihasilkan oleh KMO-MSA harus lebih besar dari 0,50 supaya analisa faktor dapat diproses lebih lanjut.

Barlett’s Test adalah tes yang digunakan untuk menguji interdepensi antara variabel-variabel yang menjadi indikator suatu faktor. Analisis ini bermaksud untuk menyatakan bahwa variabel-variabel yang dimaksud tidak berkorelasi satu dengan lainnya dalam populasi. Signifikansi dalam uji Barlett’s Test harus juga menunjukkan angka < 0,50 supaya analisa faktor dapat dilakukan (Santoso, 2012).

2. Anti Image Correlation

AIC dengan kriteria MSA ≥ 0,50. MSA merupakan indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsial untuk setiap item/variabel. Apa bila angka MSA sebuah variabel dibawah 0,50 maka variabek tersebut harus dikeluarkan dan juga dilakukan pengulangan pemilihan variabel (Santoso, 2012).

3. Communalities Test

Komunalitas menunjukkan seberapa besar keragaman variabel asal, dan dapat menjelaskan minimal 50% keragaman data variabel asal. Semakin besar komunalitas antara indikator-indikator yang diteliti dengan faktor yang terbentuk (Santoso, 2012).

2.9 Pareto Diagram

Diagram pareto adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad ke-19. Diagram pereto digunakan untuk memperbandingkan berbagai katagori kejadian yang disusun

(11)

18

menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri dan yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji atau untuk mengetahui masalah utama proses. Dengan bantuan diagram pareto tersebut, kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian dari pada meninjau berbagai sebab pada suatu ketika (Nasution, 2010).

Prinsip pareto atau lebih dikenal juga sebagai aturan 20/80 menyatakan banyak kejadian atau akibat sebesar 80% dari total efeknya hanya disebabkan 20% dari sebabnya. Prinsip ini dinamakan berdasarkan seorang ekonom dari Italia yang bernama Vilvredo Pareto yang pada tahun 1906 mengamati dan menemukan fakta bahwa 80% tanah di Italia, hanya dimiliki oleh 20% dari total populasi (Hasnsler & Brunel, 2013).

Manfaat diagram pareto adalah sebagai berikut: 1) menunjukkan prioritas sebab -sebab kejadian atau persoalan yang perlu ditangani; 2) diagram Pareto dapat membantu untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam upaya perbaikan; 3) menunjukkan hasil upaya perbaikan. Setelah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat diagram Pareto yang baru. Apabila terdapat perubahan, maka tindakan korektif ada efeknya; 4) menyusun dan menjadi informasi yang berguna. Dengan diagram pareto, sejumlah data yang besar dapat menjadi informasi yang signifikan (Nasution, 2010).

2.10 Literature Review

Dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, dilakukan pencarian beberapa penelitian sebelumnya untuk dijadikan referensi dalam pengerjaan. Sehingga dengan adanya referensi tersebut dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan yang ada dan dapat membantu pengerjaan tugas akhir dengan lebih efisien. Pada tugas akhir ini dilakukan penenlitian mengenai faktor apa saja yang menjadi keberhasilan suatu proyek. Berikut pada Tabel 2.12 merupakan beberapa review penelitian yang dijadikan referensi.

(12)

19

Tabel 2.11 Literature Review

No. Penulis, Tahun Keterangan

1. Theresita Herni Setiawan, Tomi Ariadi (2012)

Judul : Indikator Keberhasilan Proyek Pembangunan Bangunan Gedung Yang Dipengaruhi Faktor Internal Site Manager

Metode : Metode yang digunakan adalah penyebaran Kuesioner dengan menggunakan skala likert. Analisa menggunakan TOPSIS (Technique for order Preference by Similarity to Ideal Solution), Normalisasi data, matriks keputusan, positive Idea Solution dan Negative Ideal Solution, Separation Measures, kedekatan relatif solusi ideal

Temuan : Indikator faktor internal site engineer terhadap keberhasilan proyek adalah usia, pendidikan, pengalaman dan keterampilan, absensi dan keterlambatan, motivasi, jam kerja, upah dan insentif, metode pembayaran, tim kerja, hubungan kerja, kepuasan kerja, moral dan tingkah laku.

Dimana, diukur pengaruhnya terhadap 4 variabel meliputi waktu penyelesaian proyek, kualitas hasil pekerjaan, biaya pelaksanaan proyek dan keselamatan kerja. Sehingga didapatkan biaya pelaksanaan pekerjaan dengan besar pengaruh 67,02% ; Kualitas hasil pekerjaan dengan besar pengaruh 65,62% ; waktu pelaksanaan pekerjaan dengan besar pengaruh 50,52% ; dan keselamatan kerja dengan besar pengaruh 6,1%.

2. Abriyani Sulistyawan (2008)

Judul : Pengaruh Kinerja Tim Proyek Terhadap Keberhasilan Proyek.

Metode : Metode yang digunakan adalah menyebarkan kuesioner dengan 55 responden yang terdiri dari owner, konsultan dan pelaksana yang tersebar di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, dan Surabaya. Kuesioner terdiri dari 4 variabel yaitu yaitu variabel anggota, tugas, pemimpin, perusahaan atau organisasi. Setelah itu, data responden diolah menggunakan SPSS, analisa Konkordansi Kendall untuk mengetahui ranking dari faktor – faktor pengaruh kinerja tim proyek, analisa korelasi pearson.

Temuan : Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tim proyek yang paling dominan adalah komunikasi yang baik, berhasil menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, berhasil menyelesaikan pekerjaan sesuai mutu yang disepakati, berhasil menyelesaikan pekerjaan berdasarkan alokasi

(13)

20

No. Penulis, Tahun Keterangan

biaya, kemampuan pimpinan tim proyek memotivasi anggota tim.

3.

Safrial, Masimin, dan Anita Rauzana (2017)

Judul : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Kompetensi Project Manager terhadap Keberhasilan Proyek Konstruksi Sungai Pada Dinas Pengairan Aceh

Metode : Metode yang digunakan adalah menyebarkan kuesioner ke kontraktor dengan jumlah populasi 75 kontraktor, tetapi jumlah sampel 43 kontraktor dengan teknik pengambilan yaitu teknik simpel random sampling. Pengukuran dengan menggunakan skala likert, setelah itu melakukan uji validitas, uji reliabilitas. Dan menggunakan analisa deskriptif, analisa korelasi sederhana, analisa regresi liear berganda.

Temuan : Faktor dominan yang berpengaruh adalah faktor pengetahuan salah satunya yaitu tingkat pendidikan seorang manajer proyek.

Hubungan faktor kompetensi PM terhadap keberhasilan proyek adalah faktor teknis, sosialisasi, manajemen manusia, dan faktor manajemen diri dengan nilai koef korelasi adalah 0,9-1,0. Sehingga faktor yang paling berpengaruh adalah faktor manajemen manusia dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,183.

4. Nectaria Putri Pramesti (2013)

Judul : Hubungan Gaya Kepemimpinan Manajer Proyek Kepercayaan dan Keberhasilan Proyek Konstruksi

Metode : Menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode survey, dimana penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner sebagai alat pengumupulan data. Setelah itu, dilakukan uji validitas, uji reliabilitas dan analisis data dengan menggunakan metode statistika nilai rata-rata mean dan regresi logistik.

Temuan : para manajer di DIY dan Surakarta mempunyai gaya kepemimpinan transaksional (54,7%) dan gaya kepemimpinan transformasional (45,3%), dimana sebagian besar menunjukkan bahwa tim responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada para manajer.

Adanya hubungan antara gaya kepemimpinan, kepercayaan, dan keberhasilanproyek dengan model regresi Y = -27,691 +0,924X.

5. Josanty Zachawerus, Judul : Faktor – faktor yang Mempengaruhi

(14)

21

No. Penulis, Tahun Keterangan

Anton Soekiman (2018)

Kesuksesan Pelaksanaan Proyek Jalan Nasional Di Maluku Utara

Metode : Metode menggunakan metode deskriptif dengan membagikan kuesioner pada owner, kontraktor dan konsultan supervisi. Setelah itu, melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan analisis Relative Importance Index (RII).

Temuan : Faktor Kesuksesan yang berpengaruh signifikan yaitu kemampuan keahlian teknis dari manajer proyek, implementasi program penjaminan mutu yang efektif, pengalaman manajer proyek, penjadwalan, sistem komunikasi, mekanisme kontrol, komitmen semua pihak yang terlibat pada proyek, keterlibatan manajer proyek dari awal dan sampai akhir proyek, penekanan PPK terhadap kualitas konstruksi yang tinggi, dan kemampuan keahlian teknis tim supervise.

Diketahui 50% dipengaruhi oleh kategori manajemen proyek, 30% dipengaruhi oleh kompetensi manajer proyek, 10% dipengaruhi oleh kompetensi PPK, dan 10% yang berhubungan dengan kompetensi tim supervisi.

6. Monika Natalia, Yan Partawijaya, Mukhlis, dan Satwarnirat (2017)

Judul : Analisis Critical Success Faktors Proyek Konstruksi di Kota Padang.

Metode : Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan kuesioner dengan responden adalah direktur utama, project manager,site manager, pelaksana, staf teknik, quantity dan quality control. Setelah itu, dilakukan uji validasi dan uji reliabilitas denganmenggunakan SPSS.

Temuan : Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek ialah faktor manajemen proyek, faktor pengelolaan proyek, faktor pengadaan proyek, faktor rencana tenaga kerja, faktor material, faktor peralatan, faktor eksternal dan faktor cuaca.

Dari faktor manajemen proyek yang paling berpengaruh adalah rencana dan jadwal, dari faktor pengelolaan yaitu jadwal pelaksanaan, dari faktor pengadaan yang paling berpengaruh adalah metode penawaran proyek, dari faktor rencana tenaga kerja yaitu tenaga kerja itu sendiri, dari faktor material adalah kriteria teknis material yang digunakan, dari faktor peralatan ialah kapasitas alat yang digunakan, dari faktor eksternal adalah

(15)

22

No. Penulis, Tahun Keterangan

komitmen semua pihak terhadap proyek, dan dari faktor cuaca adalah intensitas curah hujan.

7. Herry Pintardi Chandra, Indarto, I Putu Artama Wiguna, dan Peter Kaming (2011)

Judul : Peran Kondisi Pemangku Dalam Keberhasilan Proyek

Metode : Metode yang digunakan menyebarkan kuesioner ke kelompok pemangku kepentingan (owner, kosultan MK, Konsultan Perencana, Kontraktor Utama, Subkontraktor/pemasok).

Dengan menggunakan teknik analisis Structural Equational Modelling (SEM) yang menyatakan adanya keterlibatan secara simultan antar variabel- variabel indikator dengan variabel-variabel laten yng menggunakan program AMOS (Analisys Of Moment Structure). Selain itu, melakukan uji validitas, uji reliabilitas, analisis faktor konfirmatori analisis model struktural.

Temuan : Hasil yang didapatkan adalah adanya dampak, pengikatan, dan keberdayaan psikologis pemangku. Yang paling berpengaruh signifikan adalah dampak dan keberdayaan psikologis, sedangakan pengikatan pemangku hanya berpengaruh kecil.

8. Khusnul Prianto, Murni Dewi & Alwafi Pujiraharjo (2012)

Judul : Pengaruh Kompetensi Manajer Proyek Terhadap Keberhasilan Proyek Pada Perusahaan Kontraktor Di Kabupaten Malang

Metode : Menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Dan melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi analisis regresi (normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan analisis regresi linier berganda)

Temuan : secara stimulan antara variabel pengetahuan, keahlian, komitmen kerja dan top manajemen berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek sebesar 0,831. Secara parsial antara variabel pengetahuan, keahlian, komitmen kerja dan top manajemen berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek yati 0,286 ; 0,296 ; 0,280 ; dan 0,147.

9. Ida Ayu Ari

Brahmantariguna, Chandra Darmayanti, IW. Yansen (2016)

Judul : Hubungan Kompetensi Project Manager Terhadap Keberhasilan Proyek Konstruksi Gedung.

Metode : Menggunakan metode survey explanatory dengan menggunakan teknik sampel yaitu puposive sampling. Dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan skala likert melakukan uji validitas, uji reliabilitas. Analisa menggunakan analisis deskriptif, analisis faktor,

(16)

23

No. Penulis, Tahun Keterangan

uji asumsi klasik regresi linier berganda, analisa korelasi, analisis regresi linier berganda, uji F dan analisis determinasi.

Temuan : Hasil analisis auto korelasi yang berpengaruh yaitu pelaksana proyek, manajemen resiko, manajemen sumber daya manusia dan proyek, profesional dan manajemen isu, tanggung jawab, impian dan prioritas. Variabel yang paling berpengaruh mulai dari yang tertinggi adalah profesionalism and isu management, human resources and project management,tanggung jawab, impian dan prioritas, Stakeholder and risk management.

10. Maharani kurnia Putri, Widi Hartono, Sugiyarto (2020)

Judul : Pengaruh Rantai Pasok Peralatan Terhadap Keberhasilan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Di Wilayah Surakarta Menggunakan Regresi Linier Berganda

Metode : Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS.

Menyebarkan kuesioner setelah itu uji validitas, uji reliabilitas, uji F, Koefisien detrminasi

Temuan : Alur pada proses rantai pasok peralatan konstruksi meliputi kegiatan ialah perencanaan kebutuhan peralatan, pengadaan peralatan, tata cara pembelian. Setelah hasil determinasi didapatkan sebesar 0,784 dimana menunjukkan bahwa 7 faktor berpengaruh. Faktor dominan setelah analisa regresi linier dengan SPSS didapatkan yaitu kemudahan pemeliharaan, kualitas dan keadaan alat, kapasitas alat, dan cara operasi alat.

(Sumber : Penulis, 2020) 2.11 Posisi Penelitian

Penelitian ini menggabungkan faktor keberhasilan dengan covid-19 pada pelaksanaan proyek yang terdapat pada tabel 2.11 berikut:

Tabel 2.12 Posisi Penelitian

Peneliti Keberhasilan Covid-19

Theresita Herni Setiawan, √

(17)

24

Peneliti Keberhasilan Covid-19

Tomi Ariadi (2012)

Abriyani Sulistyawan (2008) √

Safrial dkk(2017) √

Josanty Zachawerus (2018) √

Monika Natalia (2017) √

Nectaria Putri Pramesti (2013) √ Herry Pintardi Chandra dkk

(2011) √

Khusnul Prianto dkk(2012) √

Ida Ayu Ari Brahmantariguna

dkk (2016) √

Maharani kurnia Putri dkk

(2020) √

Muhyiddin (2020) √

LETAK PENELITIAN √ √

(Sumber : Penulis, 2020) Secara umum letak penelitian akan disajikan menggunakan diagram yang mana disimbolkan dengan huruf X, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3 sebagai berikut :

Gambar 2.5 Posisi Penelitian (Sumber : Penulis, 2021) Wabah X

Covid-19

Keberhasilan Proyek

Muhyiddin (2020)

Josanty Zachawerus (2018), Monika Natalia (2017), Theresita Herni Setiawan, Tomi Ariadi (2012), Abriyani Sulistyawan, Safrial dkk (2017), Nectaria Putri Pramesti (2013), Herry Pintardi Chandra dkk (2011), Khusnul Prianto dkk(2012), Ida Ayu Ari Brahmantariguna dkk (2016), Maharani kurnia Putri dkk (2020)

Letak Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Saran dari penelitian ini adalah kepada petani jika dilihat dari hasil analisis faktor-faktor produksi yang menyatakan bahwa faktor atau variabel yang paling berpengaruh terhadap