BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Iklan
Iklan merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix) yang didefinisikan sebagai pesan untuk menawarkan suatu produk dan jasa yang diperuntukan kepada masyarakat melewati suatu media atau sarana- sarana tertentu dalam menyampaikan data, amanat, bujukan serta penjelasan sesuatu produk kepada konsumen. Iklan relatif sangat dominan dalam menunjang kegiatan promosi, sebab wujud promosi ini hendak menolong terlaksananya aspek yang lain paling utama distributor, orang dagang, personal selling bagaikan lembaga yang secara langsung menawarkan produknya.
Definisi iklan menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) adalah “seluruh wujud penyajian serta ide- ide promosi , benda ataupun jasa secara nonpersonal oleh sesuatu sponsor tertentu yang membutuhkan pembayaran”. Setelah itu (Terence, 2014,) menarangkan advertising (periklanan) merupakan:” Sesuatu wujud komunikasi massa ataupun komunikasi direct to consumer yang bertabiat non personal serta didanai oleh industri bisnis, organisasi nirlaba, ataupun orang yang diidentifikasikan, dengan bermacam metode dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan ataupun membujuk para konsumen dari khalayak tertentu”.
(Monle dan Carla, 2011) menarangkan tentang periklanan merupakan”
12
komunikasi komersil serta non personal tentang suatu organisasi serta produk- produknya yang ditransmisikan ke sesuatu khalayak sasaran lewat media bertabiat massal semacam tv, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang ataupun kenderaan universal”.
(Pattis dalam Kotller dan Keller, 2012) menjelaskan Periklanan adalah segala bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan layanan calon pembeli atau individu. Tujuannya agar calon konsumen berpikir dan bertindak sesuai keinginan pengiklan. Maka standar periklanan diartikan sebagai berikut:
1. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi berbayar
2. Dalam iklan tersebut dilakukan proses identifikasi pemrakarsa 3. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen
4. Periklanan membutuhkan elemen media massa untuk menjadi sarana penyampaian informasi kepada khalayak sasaran.
5. Impersonal
6. Audience, yaitu kelompok konsumen yang akan menjadi target pemberitaan.
Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) yang dikemukakan (Kotler & Keller, 2012) menjelaskan bagaimana proses komunikasi dapat mempengaruhi konsumen salah satunya melalui iklan. Perhatian (Attention) konsumen perlu ditingkatkan melalui iklan agar tertarik untuk mencoba suatu produk baru yang dikeluarkan perusahaan sebagai pemenuh kebutuhan dan keinginan masyarakat. Kemudian dilakukan penyesuaian iklan terhadap target
konsumen dan pemilihan media yang sesuai, iklan yang disampaikan harus menarik sehingga konsumen tertarik (Interest) pada produk yang ditawarkan.
Dengan menggunakan media dalam periklanan akan meningkatkan keinginan (Desire) konsumen untuk mencari tahu tentang produk yang ditawarkan. Setelah mendapat informasi mengenai produk tersebut melalui iklan maka konsumen diharapkan melakukan tindakan (Action) pembelian terhadap produk tersebut.
Sementara menurut penjelasan (Djatnika, 2007), “Teori AIDA merupakan bahwa keputusan pembelian merupakan proses psikologis yang dialami oleh konsumen atau pembeli. Proses tersebut dimulai pada tahap pemusatan perhatian pada barang atau jasa (Attention). Jika terkesan olehnya lanjut ke tahap ketertarikan (Interest) dia akan turun tangan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keistimewaan karakteristik produk atau jasa jika intensitas ketertarikannya tinggi.
Dapat disimpulkan dari definisi di atas bahwa teori AIDA merupakan alat olah pesan yang ideal bagi konsumen melalui tahapan perhatian (Attention), minat (Interest), keinginan (Desire), dan tindakan (Action). Pemasar harus menyadari bahwa informasi yang disajikan mengenai AIDA, yaitu:
- Attention (Perhatian) : Menarik perhatian konsumen berarti informasi yang disampaikan harus dapat menarik perhatian baik dalam bentuk maupun media.
Biasanya fokus pada calon konsumen potensial atau dimana mereka akan menjadi konsumen sasaran. Hal ini dapat diekspresikan melalui teks dan gambar jelas yang menarik, teks yang menarik atau mudah diingat dengan ciri khasnya sendiri. Bagi sebuah perusahaan, berita yang menarik perhatian konsumen merupakan langkah
awal untuk menarik perhatian, pengertian dan ingatan konsumen. Dapat dikatakan bahwa proses ini merupakan proses kesadaran dari produk yang disampaikan kepada konsumen.
- Interest (Ketertarikan) : Yang menarik, informasi yang disampaikan dapat membuat orang penasaran, ingin tau, ingin mengamati, ingin menyimak dan melihat lebih dekat karena adanya ketertarikan yang menarik perhatian konsumen terhadap pesan yang ditampilkan.
- Desire (Keinginan) : Adanya pikiran yang terjadi karena keinginan. Hal tersebut terkait dengan motif dan motivasi konsumen untuk membeli produk.
Motif pembelian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motif rasional dan motif emosional. Ketika motif rasional memperhitungkan pro dan kontra konsumen.
Pada saat yang sama, motif emosional dihasilkan oleh emosi pembelian produk.
- Action (Tindakan) : Tindakan yang dilakukan ketika konsumen memiliki permintaan yang kuat dan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.1.2 Tagline
Tagline atau slogan merek didefinisikan sebagai rangkaian kata atau suku kata ekspresi pendek, yang digunakan untuk menyampaikan dan mendramatisasi manfaat fungsional dan emosional merek kepada pelanggan dan calon pelanggan, dalam upaya memengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. (Knapp, 2001).
Secara tradisional, slogan telah ditafsirkan sebagai "dingdong" atau slogan.
Slogan adalah garis yang mengekspresikan emosi dan fungsi merek untuk pelanggan dan calon pelanggan. Slogan tersebut memberi tahu konsumen apa
yang mereka harapkan dari merek tersebut. Tagline tersebut merupakan bagian dari iklan dan bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengingat iklan tersebut. Tagline dalam iklan memegang peranan penting.
Menurut (Nuradi et al. , 2006) Tagline adalah akhir dari teks inti, yang secara singkat merangkum tujuan komunikasi dari iklan. Tagline adalah frase singkat yang berisi informasi yang solid dan mudah diingat. Tagline ini bisa disamakan dengan slogan atau jargon dalam sebuah iklan. Tagline ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan iklan dalam mengeksekusi (mencapai tujuannya), yang akan mempengaruhi kemampuan konsumen dalam menggunakan produk iklan.
Menurut (Darno, 2007) terdapat tiga dimensi dalam menentukan baik atau tidaknya tagline yang dibuat yaitu, Familiarity, Differentiation, dan Message/Value. Tiap dimensi mempunyai indikator penilaian yang beragam dan indikator ini akan menjadi tolak ukur apakah tagline berpengaruh terhadap brand awareness.
Tagline yang efektif adalah yang mampu meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sesuai dengan tujuan iklan untuk mengenalkan atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang brand yang diiklankan tersebut.
Iklan merupakan bagian dari strategi pemasaran yang harus dinamis. Ia harus mampu memupuk loyalitas konsumen terhadap brand tersebut, melalui peningkatan keputusan pembelian konsumen sehingga ia bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan eksistensi brand tersebut. Mengingat persaingan dengan produk lain yang sejenis maupun dengan produk substitusinya merupakan
suatu keniscayaan dalam dunia bisnis/ perdagangan, iklan yang efektif mampu memengaruhi afeksi dan kognisi serta perilaku konsumen, dengan iklan konsumen mengenal produk. Kampanye iklan yang intensif dan berkelanjutan ditujukan untuk membangun awareness konsumen hingga sampai pada keputusan pembelian konsumen.
Jadi tagline yang efektif adalah tagline yang mampu meningkatkan brand awareness, sesuai dengan tujuan iklan untuk mengenalkan atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang brand yang diiklankan tersebut, serta mampu memengaruhi afeksi dan kognisi serta perilaku konsumen hingga sampai pada tahap keputusan pembelian.
Untuk menjadi tagline yang efektif maka suatu tagline harus dibangun atas beberapa kriteria seperti padat, mudah diingat serta memiliki keunikan tersendiri.
(Aaker, 1991). Padat disini mempunyai arti bahwa suatu tagline haruslah kalimat pendek yang mampu memberi pengalaman dan kesan tertentu oleh konsumen.
Mudah diingat karena tagline tersebut sangat mengena dan mempunyai makna tertentu di hati konsumen. Sedangkan memiliki keunikan tersendiri berarti tagline tersebut mampu membedakan dengan produk sejenis di pasar.
Menurut (Ismiati, 2000) yang dikutip dari (Abiromo, 2014) peran tagline dalam sebuah iklan merupakan sebuah hal yang teramat penting untuk dapat membantu menanamkan sebuah produk yang diiklankan ke dalam benak konsumen. Dengan adanya tagline dalam sebuah iklan, maka akan sangat membantu masyarakat untuk mengingat merek dari produk yang ditawarkan. Jadi tagline merupakan sederetan kalimat atau ungkapan kreatif yang mudah diingat
dan mampu mempresentasikan keseluruhan pesan iklan dari perusahaan kepada konsumen atau masyarakat, yang meliputi merek dan karakter produknya, dalam rangka proses penanaman konsep terhadap produk secara positif ke dalam benak masyarakat.
2.1.3 Electronic Commerce (E-commerce)
E-commerce Mengacu pada penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk menjalankan proses bisnis. E-commerce merupakan aktivitas transaksi bisnis antar organisasi atau individu. Transaksi dilakukan melalui Internet, Web atau aplikasi seluler. Transaksi komersial melibatkan pertukaran uang untuk barang atau jasa yang dibutuhkan yang disediakan oleh organisasi atau individu (Laudon dan Traver, 2014).
E-commerce merupakan salah satu strategi penting dan menguntungkan perusahaan saat ini, karena E-commerce dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. Efisiensi ini antara lain perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada konsumen dalam waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, perusahaan juga dapat menyesuaikan atau mengubah harga produk yang disediakan secara langsung, dan informasi ini dapat dengan cepat dikomunikasikan melalui website, dan produsen dapat melacak pesanan konsumen. Informasi mode. Serta dapat diolah agar perusahaan dapat melakukan komunikasi pemasaran dan strategi promosi yang tepat (Irmawati, 2011) .
2.1.4 Gratis Ongkir
Dalam proses jual beli online, selain membayar uang, konsumen biasanya menghitung jumlah barang yang disepakati ditambah ongkos angkut berdasarkan jumlah, berat, ukuran barang dan jarak antar angkutan ekspedisi. Disebut ongkir atau ongkos kirim. Biaya transportasi ini akan dibebankan kepada konsumen (Himayati, 2008).
Biaya transportasi dihitung berdasarkan jumlah, berat, ukuran dan jarak pengangkutan produk. Semakin banyak jumlah produknya, semakin berat bobotnya dan semakin besar ukuran produknya, atau semakin jauh jarak pengangkutannya, semakin mahal biaya pengangkutannya. Tidak jarang konsumen membeli produk, harga produk dibandingkan dengan biaya transportasi lebih mahal biaya ongkos kirim tranportasinya, sehingga konsumen mempertimbangkan untuk membeli kembali. Oleh karena itu, perusahaan akan memberikan layanan atau promosi berupa free ongkir atau gratis ongkos kirim yang artinya konsumen tidak perlu menaikkan ongkos kirim barang. Penawaran ini akan menarik minat konsumen yang menyukai belanja online bahkan calon konsumen yang akan berbelanja secara online (Utami).
Shopee Indonesia memberikan layanan pengiriman gratis melalui Tagline tersebut, dan layanan pengiriman gratis di Shopee tidak bisa digunakan begitu saja, namun untuk menggunakan pengiriman gratis Shopee, Anda harus mematuhi banyak syarat dan ketentuan, seperti Anda harus mengklaim voucher yang diterima terlebih dahulu, membeli produk di toko dengan logo pengiriman gratis, dan membeli minimal Rp 10.000. 50.000 dan Rp. 120.000, tetapi pengiriman
Perilaku Keputusan
Pencarian Pengenalan
gratis dimungkinkan dalam beberapa event, dan harga pembelian minimum adalah Rp. 0, -
2.1.5 Keputusan Pembelian
Menurut keputusan pembelian Chapman dan Wahlers yang dikutip oleh Margaretha menjelaskan keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa.
Saat memutuskan untuk membeli produk konsumen berdasarkan persepsi pribadi terkait dengan kesesuaian produk dan kebutuhan konsumen (Fiani dan Japarianto, 2012).
Keputusan pembelian adalah kegiatan pribadi yang secara langsung ikut serta dalam pengambilan keputusan pembelian produk berdasarkan kebutuhan dan keinginannya. Menurut proses keputusan pembelian Kotler dalam bukunya, keputusan pembelian melalui tahapan mengidentifikasi kebutuhan, mencari informasi, mengevaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian (Kotler P. A., 2002).
Menurut (Kotler, 1997). Konsumen melewati lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi. Lima tahap proses pembelian konsumen digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Sumber: Kotler, Philip (1997)
Pengertian dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan masalah: Ketika pelanggan menemukan masalah atau kebutuhan dan proses pembelian dimulai. Permintaan konsumen mungkin dipengaruhi oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu menentukan keadaan yang memicu permintaan tertentu yaitu dengan mengumpulkan informasi dari banyak konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat orang pada kategori produk.
2. Pencarian informasi: Setelah mengetahui kebutuhannya, konsumen akan termotivasi untuk mencari lebih banyak informasi. Situasi pencarian informasi yang kurang disebut perhatian yang diperbesar.
Pada level ini, seseorang hanya akan menjadi lebih peka terhadap informasi produk. Di tingkat yang lebih tinggi, konsumen dapat memasuki pencarian informasi aktif, yaitu mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari tentang produk. Pemasar perlu memahami sumber utama informasi yang dirujuk oleh konsumen dan pengaruh relatif mereka.
3. Evaluasi alternatif: Dalam semua situasi pembelian, baik semua konsumen maupun satu konsumen tidak akan menggunakan satu proses evaluasi sederhana. Artinya, model mempertimbangkan penilaian konsumen pada produk, terutama penilaian sadar dan rasional. Memahami beberapa konsep dasar proses evaluasi konsumen, yaitu: Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua,
konsumen mencari keuntungan tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen mempersepsikan setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan berbeda untuk memberikan manfaat guna memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Keputusan pembelian: Pada tahap evaluasi, konsumen akan membentuk preferensi merek dalam rangkaian pilihan. Konsumen mungkin juga berniat untuk membeli produk favorit mereka.
5. Perilaku setelah pembelian: Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas sampai batas tertentu. Setelah produk dibeli, pekerjaan pemasar tidak akan berakhir, tetapi akan berlanjut hingga periode pasca pembelian.
1.3 Peneliti Terdahulu
Tabel 5. Penelitian Terdahulu
Penelitian Judul Penelitian Keterangan Hasil Penelitian Hutomo
Atman Maulana, Yunelly Asra (2019)
Analisa Pengaruh Promo Gratis Ongkos Kirim terhadap
Keputusan
Pembelian pada E- commerce oleh Generasi Z di Daerah Pedesaan
Jenis Penelitian : Explantory Research
Analisis
Kuantitatif Regresi Linier
Teknik Sampling:
Purposive Sampling
Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi gratis ongkos kirim memberikan pengaruh positif dan memberikan kontribusi sebesar 19,3% terhadap keputusan pembelian oleh generasi Z di daerah pedesaan.
Ratna D wi Jayanti, Mochamm ad
Zalaluddin Zuhri (2017)
Analisis Pengaruh Iklan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Minuman The Pucuk Harum Pada Konsumen De Nala Foodcourt
Jenis Penelitian : Kuantitatif Eksplanasi Analisis Kuantitatif Regresi Berganda
Hasil penlitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan maupun parsial antara variabel iklan dan harga terhadap
Keputusan pembelian produk Teh Pucuk Harum pada konsumen De Nala FoodCourt Jombang.
Muhammad Adrian Reynald Sukma Adhy, Sri Widowati Herieningsi h (2017)
Pengaruh Terpaan Iklan Bukalapak di Televisi dan Promosi Penjualan terhadap
Keputusan
Pembelian di Situs Jual Beli online Bukalapak
Jenis Penelitian : Kuantitatif Eksplanatif (explanatory)
Analisis Regresi Teknik Sampling
Hasil penelitian menunjukkan terpaan iklan terhadap keputusan pembelian memiliki pengaruh yang signifikan, dimana nilai signifikansi yaitu 0,000 (≤ 0,05) yang berarti terdapat pengaruh terpaan iklan di televisi terhadap keputusan pembelian di Bukalapak dan koefisiensi arah regresi terpaan iklan Bukalapak di televisi sebesar 0.119.
Devita Adela V, Nurhaliza Tri Fabella, Agum Alfanis, Vicky F Sanjaya (2020)
Pengaruh Iklan, Persepsi Kualitas, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Uji Validitas Uji
Realibilitas
Uji Hipotesis dengan bantuan alat Statistik Structuran
Equation
Modelling (SEM)
Pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan. Untuk pengaruh Persepsi Kualitas terhadap keputusan pembelian memiliki pengaruh positif dan signifikan.
Sedangkan pengaruh Citra Merek terhadap keputusan pembelian memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan.
Octavia Handayani Nasrial, Nur Atnan (2019)
Pengaruh Iklan Tv Shopee Versi
“Goyang Shopee Super Shopping Day” Terhadap
Jenis
Penelitian : Deskriptif Metode
Berdasarkan koefisien determinasi didapat bahwa iklan TV Shopee Versi Goyang Shopee 9.9 Super Shopping Day
Keputusan
Pembelian Melalui Aplikasi Shopee (Survey Pada Masyarakat di Kota Bandung)
Kuantitatif bentuk
hubungan kausal Teknik
Sampling : Non Probability Sampling Analisis Regresi linear Sederhana
memberikan pengaruh sebesar 42,7% terhadap keputusan pembelian melalui aplikasi Shopee.
Siti Roykha na (2018)
Pengaruh Tagline Shopee Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel
Jenis
Penelitian : Metode Survey Kuantitatif Teknik Sampling : Sampling Purposive
Pada analisis ini diperoleh jawaban bahwa Tagline Shopee
“Gratis Ongkir seluruh Indonesia” memiliki pengaruh pada keputusan membeli mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya,
dimana hasil
hipotesisnya diterima dan terbukti setelah dihitung menggunakan rumus analisis koefisien korelasi product momentdengan bantuan SPSS versi 16.0.
Ayunna Nadilla Hafizhah (2016)
Pengaruh Tagline Gratis Ongkir di Aplikasi Shopee Terhadap
Keputusan Belanja Online di Kalangan Mahasiswa”(Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Malang Angkatan 2016)
Jenis Penelitian : Pendekatan Kuantitatif Teknik Sampling : Sumple Random Sampling Analisis Koefisien Determinasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang cukup besar antara Tagline gratis ongkir Shopee terhadap keputusan belanja online di kalangan mahasiswa, hal ini juga didasari oleh proses AIDDA dimana untuk memutuskan belanja online, mahasiswa ditarik terlebih dulu perhatian dan ketertarikannya kemudian muncul minat selanjutnya membangkitkan
keinginan dan
menghasilkan tindakan berupa belanja online di Shopee.
Fajar Maulana Sidik (2016)
Pengaruh Brand Ambassador Dan Tagline terhadap Keputusan
Pembelian (Study Kasus
PadaMahasiswa Jurusan
Manajemen SGD UINBandung Pengguna Lazada).
Jenis Penelitian : Pendekatan Kuantitatif Analisis Regresi Berganda Teknkik Sampling : Stratified Random Sampling
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Brand Ambassador berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
(2) Tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, Kemudian (3) secara simultan Brand Ambassador dan Tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa jurusan Manajemen UIN SGD Bandung.
Dirwan, Themba &
Latief (2021)
Aspect Purchasing Decisions at Consumers
Lazada: Trust, Price, Tagline
Teknik Sampling
: Random
Sampling Analisis Deskriptif Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan data dari 96 konsumen Lazada ditemukan bahwa trust, price, dan tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Zang
Ruixin (2019)
The Influence of Advertising on the Consumers’
Purchasing Decision
Analisis Regresi Berganda
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Uji Hipotesis Parsial Dengan T- test
Hasil dan penelitian menunjukan bahwa iklan berdampak pada keputusan pembelian konsumen dengan mengambil “Think Different”, iklan yang diluncurkan oleh Apple pada tahun 1997, sebagai contoh.
Uji Hipotesis Simultan Dengan F- test
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian
Iklan adalah bagian dari bauran promosi yang didefinisikan sebagai pesan untuk menawarkan suatu produk atau jasa yang diperuntukan kepada masyarakat melewati suatu media atau sarana- sarana tertentu dalam menyampaikan informasi serta penjelasan produk kepada konsumen.
(Susanti, 2019) melakukan penelitian terkait dengan Iklan dan hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian. Fungsi iklan disini hanya sebagai pembuktian produk saja. Sebab pengaruh yang dihasilkan oleh iklan tidak terlalu besar secara langsung melalui televisi maupun media cetak.
Konsumen saat ini lebih bersifat cerdas dalam memilih produk yang mereka gunakan. Mereka tidak hanya menggunakan produk berdasarkan iklan televisi maupun media cetak saja tetapi juga berdasarkan pengalaman dan informasi di internet mengenai produk. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu :
H1 : Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
2.3.2 Pengaruh Tagline Gratis Ongkir terhadap Keputusan Pembelian
Tagline Gratis Ongkir merupakan akhir dari teks inti, yang secara singkat dibuat untuk merangkum tujuan komunikasi dari iklan. Tagline memberikan informasi kepada konsumen bahwa Shopee memberikan layanan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia.
(Maulana dan Asra, 2019) melakukan penelitian terkait Tagline gratis ongkir dah hasil penelitian menyatakan bahwa variabel promosi gratis ongkos kirim berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Sehingga jika promosi gratis ongkos kirim semakin besar maka keputusan pembelian akan semakin besar. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu :
H2 : Tagline gratis ongkir berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
2.3.3 Pengaruh Iklan dan Tagline Gratis Ongkir terhadap Keputusan Pembelian
Dalam sebuah iklan tagline mempunyai peran yang teramat penting untuk membantu menanamkan sebuah produk yang diiklankan ke dalam benak masyarakat. Dengan adanya tagline dalam sebuah iklan, maka akan sangat membantu masyarakat untuk mengingat merek dari produk yang ditawarkan.
Sebuah tagline yang menarik dapat memancing konsumen untuk mencari informasi yang lebih banyak tentang produk tersebut. Sehingga agar mudah diingat, tagline harus dirancang dengan menarik, unik dan bagus. Selain itu, tagline harus identik atau memiliki ingatan yang kuat terhadap produk.
(Pratama, 2016) melakukan penelitian terkait Iklan dan Tagline dan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel iklan dan tagline secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, semakin menarik iklan dan tagline yang dibuat akan semakin meningkat konsumen yang melihat dan tertarik melakukan pembelian. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diajukan hipotesis yaitu:
H3 : Iklan dan tagline gratis ongkir berpengaruh positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian
H1
H2
H3
Keputusan Pembelian Tagline Gratis
Ongkir (x2) Iklan (x1) 2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian yang diduga dipengaruhi oleh dua variabel bebas yaitu Iklan dan Tagline Gratis Ongkir. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Hipotesis
X1 : Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui e-commerce Shopee
X2 : Tagline gratis ongkir berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui e-commerce Shopee.
X3 : Iklan dan tagline gratis ongkir berbengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui e-commerce Shopee.