Maja>z berfungsi sebagai rumusan sesuatu kalimah, mengungkap makna lafaz yang pendek, meluaskan kandungan makna dan memahami makna yang dikehendaki Allah SWT dalam sesuatu kalimah dalam al-Quran. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran Ditinjau Dari Aspek Linguistik, Isyarat Ilmiah, dan Berita Ghaib (Bandung: Mizan, 2004), 23. Secara definisi, kaedah jenis ini ialah Rasulullah saw. atasnya, menerangkan al-Quran secara langsung kepada para sahabatnya.
Pertama, Ja>mi' al-Baya>n 'an Ta'wi>l al-Qur'a>n merupakan karya tafsir seorang petapa, Ibnu Jarir ath-Ṭhabari yang meninggal pada tahun 923 H, di kalangan Sunni. Dalam mempelajari ilmu Al-Qur'an yang menunjangnya dalam penafsiran Al-Qur'an, ia memilih untuk tidak menikah sampai akhir hayatnya. 34 Yayan Rahtikawati, Dadan Rusmana, Metodologi Tafsir Al-Quran; Strukturalisme, Semantik, Semiotika dan Hermeneutika (Bandung: Pustaka Setia, 2013), Cet 1, 91.
Beliau mempunyai wacana pemahaman Al-Qur'an secara komprehensif dengan menggunakan metode penafsiran teks yang dirintisnya. Selain itu, untuk memahami kondisi sosial ketika Al-Qur’an diturunkan juga harus dibarengi dengan pendekatan sosiologis. Kedua, setelah mencapai langkah sosio-historis, langkah selanjutnya adalah melihat cita-cita hukum dan moral tertentu dalam Al-Qur'an.
Hukum khusus adalah peraturan hukum yang ditetapkan secara khusus, dan cita-cita moral adalah tujuan moral yang diperintahkan oleh Al-Quran.40.
يزاجملا لا ّيلصلأا هانعم يف ملاكلا لامعتسإ يه ةغللا يف ةقيقحلا
عبّتاف باطخلا يذ فرعب هل * عضو اميف لمعتسم ةقيقح
وأ ّيعرش امه لاك ّيفوصلا ةرضحلل ىقترا وحن * ّيفرع
ميلستلاب ةمتتخمو ريبكتلاب ةحتتفم لاوقأو لاعفأ
Definisi Maja>z
ادرفم ئيجي دق زاجملا ّمث
ادتبملاف ابّكرم ئيجي دقو *
هتدارإ نم ةعنام ةنيرق و ةقلعل هل تعضو ام ريغ يف تلمعتسأ ةملك
ةقلعل ةنيرق عم عوضوملا ترباغ ةملك
يف ارمق تيأرقيرطلا
Dalam maja>z, sifat harmonis antara bulan dan wanita cantik ini disebut 'ala>qah (korelasi, rekonsiliasi atau hubungan) dan harus ada dalam susunan maja>z. Kemudian faktor lain yang menyebabkan terjadinya contoh di atas adalah maja>z, yaitu kalimat fi> al-t}ari>q yang artinya dalam perjalanan. Alasannya, pertama, jika Zaid mengatakan raitu qamaran tanpa fi>al-t}ari>q, maka kalimat tersebut bisa saja mempunyai makna hakikat, bukan makna maja>z.
Zaid melihat bulan' kita dapat memahami bahwa Zaid sebenarnya melihat bulan, yaitu bulan yang mempunyai arti sebenarnya (denotatif), berada di langit dan umumnya hanya dapat dilihat pada malam hari. Mukha>t}ab yang mendengarkan tidak akan terkejut atau heran karena dia mengerti bahwa Zaid telah memberitahunya bahwa dia telah melihat bulan. Dalam konstruksi maja>z, fi> al-t}ari>q merupakan qari>nah atau indikator.
Seperti halnya 'ala>qah, qari>nah juga harus berada dalam struktur maja>z. Pertama, tasybi>h berarti menyamakan gagasan atau makna abstrak dengan gagasan konkrit. Sedangkan Abu Mahmud memandang maja>z Al-Aqqad lebih sebagai peristiwa mengungkapkan makna atau gagasan abstrak dengan makna konkrit.58.
Maja>z terdiri daripada empat rukun tasybi>h iaitu musyabbah (sesuatu yang menyerupainya), musyabbah bih (sesuatu yang menyerupai musyabbah dan musyabbah bih).
ءاجنلا لبس عبتاف هافرطو * ةادأ هجو ةعبرأ هناكرأ
Musyabbah dan musyabbah bih adalah rukun tasybi>h, salah satunya harus disebut atau dibuang dari susunan maja>z.
قيرطلا يف ارمق تيأر
يردبلاك ةليمج ةأرمإ
Secara linguistik, 'ala>qah berarti al-s}ilatu wa al-irtiba>t}, yaitu hubungan atau hubungan.61 Sementara itu, jika ditinjau dari segi istilah mempunyai pengertian sebagai berikut.
عرفلا ىنعم و لصلأا ىنعم نيب كرتشم فصو
ةعزانم لاب ةراعتسلإاف * ةهباشملا هتقلع نكت نإف
Kedua, 'ala>kah was fun ra>bitun merupakan korelasi atau hubungan antara makna asali dengan makna cabang-cabang yang tidak sama atau berbeda (gayr al-musya>bahah).
لّولأا اّمأف نيلاثم ذخو * لسرمف اهريغ ننوكت نإو
توملا رذح قعاوصلا نم مهناذأ يف مهعباصأ نولعجي
ا وه يذلا عباصلأا قلطأ لاقي نأ هريرقتو .لمانلأا انه عباصلأاب دارملاو ديرأو ّلكل
لكلا قلاطإ باب نم لاسرم ازاجم ةّيزاجم ةدارإ .ءزجلا وه يذلا لمانلأا انه اهب
Sedangkan qari>nah adalah hubungan kebahasaan, hubungan, sesuatu yang menunjukkan kesengajaan.65 Dari segi ungkapan berarti sesuatu yang menunjukkan, menyarankan, atau memperlihatkan makna yang diharapkan, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
راس دق ام كاهف ةنيرق * راشأ هتبلط امل رمأ
لوحأ امهيناث ةّيظفل * لّولأ اّمأ نيمسق ىلع وهو
ماّمحلا يف دسلأا ىرن وحن * ملاكلا يف ظوفلملا لّولأاف
ماقت ةنيرق هلاحف * ماقملا ربتعي نأ يناثلاو
Jadi maja>z mursal disebut batubaranya (as}a>bi'a) dan yang dikehendaki adalah juznya (ana>mil). Qari>nah, baik diungkapkan maupun tidak, semuanya merupakan faktor penting dalam pembangunan maja>z. Sebab, fungsi qarinah adalah untuk menunjukkan bahwa suatu kalimat mempunyai makna yang bercabang (far'i) dan menghalangi munculnya makna asli atau makna sebenarnya.
Maja>z mufra>d adalah kata atau pernyataan yang tidak digunakan dalam makna aslinya, karena adanya hubungan (korelasi) dan adanya sesuatu yang bersifat indikatif (indikator) yang bertujuan untuk menghalangi tercapainya makna aslinya.70 . Pertama, luga>wi>, yaitu kata atau pengucapan yang tidak digunakan sesuai dengan maknanya yang ditentukan dari petunjuk kebahasaan, misalnya wa yunazzilu lakum min al-sama>'i rizqan. Fokus kita pada lafadz rizqan.71 Mungkinkah rezeki berupa tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan jatuh dari langit?
Kedua, syar'i>, yaitu kata atau lafadz yang digunakan tidak sesuai dengan makna yang ditentukan berdasarkan indikasi syar'. Artinya pekerjaan selesai dan diawali dengan takbir kemudian diakhiri dengan salam. Ketiga, 'urfi>, suatu kata atau pengucapan yang digunakan tidak sesuai dengan makna budaya yang telah menjadi kesepakatan, baik berupa budaya kelompok tertentu (certain group) maupun budaya universal.
Umum seperti al-da>bbatu (al-insa>n), dan khusus seperti al-fi‘lu (al-‘amalu).72. Maja>z mursal merupakan maja>z luga>wi> yang korelasi antara makna asali dengan makna cabang (far'i>) tidak sama atau serasi, sebagaimana dirumuskan oleh Abdurrahman Al-Akhdhari sebagai berikut.
Juz’iyyah yaitu apa yang diungkapkan dalam suatu kalimat merupakan bentuk juz’i (khusus), sedangkan yang dimaksud adalah kulli (universalitas).
ةنمؤم ةبقر ريرحتف
دجسم ّلك دنع مكتنيز اوذخ
Mah}alliyah, ialah apa yang diungkapkan dalam suatu kalimat, ialah bentuk mah}semuanya (tempatnya), sedangkan yang dimaksudkan ialah mahall (keadaan atau keadaannya). Maka contohnya ialah maja>z mursal min ba>bi it}la>q al-mah}all wa ira>dat al-h}a>l.
يل لعجاونيرخلأا يف قدص ناسل
زوكلا يف ءام يا ازوك تبرش
Maz}ru>fiyyah, demikianlah yang diungkapkan dalam kalimat, merupakan bentuk dari maz}ru>f (yang ditempatkan), sedangkan z}araf (tempat) yang dimaksud.
يفف مههوجو تّضيبا نيذلا امأو ل فرظ يه يتلا ةّنجلا يا هللا ةمحر
ةمحرل
ثيغلا هببس يذلا تابنلا يا ثيغلا انيعر
اثيغ يا اتابن ءامسلا ترطمأ
اوتأو مهلاومأ ىماتيلا
لينلا ءام تبرش
اذأ يف مهعباصأ نولعجيتوملا رذح قعاوصلا نم مهن
نام ةنيرق عم ةهباشملا ةقلعل هل عضو ام ريغ يف لمعتسملا ظفللا يه ةدارانم ةع
عضّتا امل ملع يف تعنمو * ّحصلأا ىلع ةغل زاجم يهو
افلأ دق اهل ةنيرق هنم * افّلؤم وأ ادودعم وأ ادرفو
يمري ادسأ تيأر
هسرف ىلع يمري ادسأ تيأربرحلا يف
بئاحس سمخ نارقلأا سؤرأ ىلع * اهب يفكنت هلصن نم ةقعاصو
Dalam pantun tersebut disusun dan disambungkan beberapa perkataan yang menjadi penunjuk. Sementara itu, maksud pantun ialah mata pedang orang itu sering mengeluarkan api yang bergerak ke sana ke mari dengan lima hujung jarinya ke kepala kawan-kawannya untuk memusnahkan mereka. Dalam syair tersebut terdapat sekumpulan perkataan yang berbeza yang menunjukkan bahawa yang dimaksudkan dengan al-saha>b (awan) ialah al-ana>mil (hujung jari).
Hal ini dikarenakan ujung jari biasanya mempunyai banyak fungsi dan memberikan banyak manfaat (fi>umu>m al-'at}a' ue kas}rot al-naf'i) seperti halnya awan. Oleh karena itu, jika dilihat dari analisisnya, seluruh rangkaian kalimat majemuk pada kalimat di atas berbentuk maja>z ist'a>rah dengan konversi qari>nah atau saling berhubungan dan nyambung. Maja>z isti'a>rah terbagi menjadi dua jenis tas}ri>h}ijeh dan maknijeh.
Tas}ri>hyyah ialah apabila dalam kalimah maja>z disebut musyabbah bih dan musyabbah dihilangkan (tidak disebut). Berlainan pula dengan makniyyah iaitu apabila musyabbah yang disebut sedangkan bih musyabbah dihilangkan atau tidak disebut. Dalam kitab Naz}m Risa>lah Dahla>niyyah fi> 'Ilm al-Baya>n, KH.
Ahmad Syatibi (Mama Gentur, Cianjur) mentakrifkan maja>z isti‘a>rah taṣri>h}iyyah seperti berikut.
فلأ هب هّبشم هّبشم * فذح ام يهف ةحّرصملا امأ
Sebab yang dimaksud dengan qamaran adalah imra'ah jami>lah (wanita cantik) yang ditunjuk atau ditandai (qari>nah) oleh fi>al-t}ari>q (di jalan). Bulan dan wanita cantik mempunyai 'ala>qah atau korelasi yang sama dan saling berhubungan.
لاقي نأ هريرقتو نلا ةبغرو نسحلا عيمجب رمقلاب ةليمج ةأرمإ تهّبش
ةرظنو سا
لك يف دوجولاج ةأرمإ وهو هّبشملا فذحو رمق وهو هب هّبشملا هيف ركذ
ىلع .ةليم
ةّيلصلأا ةّيحيرصتلا ةراعتس لإاب زاجملا ليبس
اهرافظأ ةّينملا تبشنأ
لك يف كلاهلإا عيمجب عبسلاب ةّينملا تهّبش لاقي نأ هريرقتو وهو هّبشملا هيف ركذ
لا وهو هب هّبشملا فذحو ةّينملاةراعتس لإاب زاجملا ليبس ىلع .عبس
ةّينكملا
لاحلا تقطن
لخّنلا عوذج يف مكّنبّلصلأو
ةقطان لاحلا
Juz 12 dalam Al-Qur’an
- Surah Hud
Kedua, contoh maja>z isti'a>rah tas}ri>h}iyyah taba>'iyyah yang terdiri daripada huruf. Di samping itu, Allah SWT menjelaskan kebinasaan umat terdahulu yang tidak beriman, untuk menjadi pengajaran atau pengajaran bagi sesiapa yang tahu membacanya. Allah Swt juga menceritakan bagaimana saudara-saudara Yusuf cemburu kepadanya, perjuangan dakwah Yusuf dalam penjara dan fitnah terhadap Yusuf.
Dinamakan Surah Hud kerana di dalamnya terdapat kisah tentang Nabi Hud dan kaumnya iaitu 'Ad yang dijelaskan dalam ayat 50 hingga 60. Kisah ini seperti kisah-kisah lain dalam al-Quran yang menjelaskan perselisihan faham antara Hud dan kaumnya. yang menentang ajaran tauhid yang dibawa oleh Hud. Mereka lebih suka melakukan kesyirikan dengan menyembah berhala dan tidak mempedulikan ajaran tauhid yang didakwahkan oleh Hud dan mereka mendustakannya. 87.
85( ظييلجغ باجذجع نيّم ممه جن نييججن جو اينيّم ةجم حجريب ۥمهجعجم ۟اومنجماجء جنييذيلٱجو اًدومه اجن نييججن اجنمر مجأ جءٓاجج ايمجلجو
لاجمجع منجس حجأ ممكُّيجأ ممكجومل نبجنييل
Surah Yusuf
Ada yang mengatakan ia mendapat namanya apabila ada orang bertanya kepada Rasulullah saw tentang kisah Nabi Yusuf, sehingga ayat ini diturunkan. Apabila kami mendengar mereka berkata, "Seandainya kami diberi tahu," turunlah ayat QS.
