• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Al-Qur an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Al-Qur an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam,"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Membaca Al-Qur’an 2.1.1. Definisi Al-Qur’an

Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari. Adapun menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al-Qur’an. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir:

membacanya merupakan ibadah: dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas (Muhammad Quraish shihab, et. all, 2008). Membaca adalah suatu peroses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh panulis melalui media kata-kata/bahasa tulis, yang mana proses ini menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara inidividual akan dapat diketahui. Adapun tujuan membaca ialah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan (Henry 2008).

Setiap muslim menyadari bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan pedoman hidup dan dasar setiap langkah. Dalam surat Al-Isra ayat 9 Allah SWT berfirman : (9)

"Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar" (QS. Al-Isra:9).

(2)

11

Penelitian Rohmi Handayani (2014), membaca merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya (Widayarti, 2011). Terapi membaca dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al Khadi direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, dengan hasil penelitian bahwa membaca ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis komputer (Remolda, 2016).

Kata “baca” merupakan kata kerja yang memiliki arti melihat serta memaknai isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Membaca menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata qara”a. masdarnya adalah qira‟at yang berati bacaan. Arti membaca adalah mengamati, mengucapkan kalimat yang tersusun atas kata. Membaca yang dimaksud dalam pengertian ini ialah bagaimana seorang siswa mengamati, mengucapkan huruf-huruf hijaiyah, baik yang berdiri sendiri maupun yang digabung (gandeng) dengan huruf-huruf yang lain yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Dasar penguasaan oleh siswa yang ditanamkan adalah dengan mengenali huruf-huruf Al-Qur’an yang tertuang. Al-Qur’an menurut bahasa berarti

“bacaan”, berasal dari kata “qara‟a” yang artinya membaca. Adapun pengertian Al- Qur’an menurut istilah antara lain yaitu :

a Berdasarkan firman Allah Swt, membaca Al-Qur‟an merupakan kewajiban, karena Allah SWT yang memerintahkan. Wahyu yang pertama turun adalah perintah membaca. Allah SWT berfirman :

﴿١﴾

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”

(3)

12

Wahyu pertama yang disampaikan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SWT. Melalui perantara malaikat Jibril adalah perintah membaca karena dengan membaca, Allah SWT. mengajarkan tentang ilmu pengetahuan. Negara-negara maju berawal dari semangat membaca.

b Membaca di sini menurut penulis adalah membaca ayat-ayat kauliah (Al- Qur’an) dan membaca ayat-ayat kauniyah (alam semesta). Di ayat lain Allah Swt. berfirman :

﴿٤٥﴾

Artinya : “Bacalah Kitab (Al-Qur‟an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2.1.2. Definisi Rutin Mambaca Al-Qur’an

Rutinitas berasal dari kata “rutin” yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

“rutin” memiliki dua arti yaitu pertama, kecakapan (kepandaian) yang diperoleh karena telah kerap kali melakukan; kedua, kebiasaan; apa-apa yang biasa dilakukan (Poerwadarminta, 2008). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah (Depdiknas, 2007). Jika dilihat dari berbagai pengertian di atas, dapat dimengerti bahwa yang dimaksud “rutin” adalah suatu aktivitas atau kebiasaan yang kerap dilakukan berulang-ulang tanpa berubah-ubah, di mana aktivitas tersebut memiliki tujuan tertentu.

Menurut Covey (2013), karakter kita pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Ada pepatah “Taburlah gagasan, tuailah perbuatan; taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan; taburlah kebiasaan, tuailah karakter; taburlah karakter,

(4)

13

tuailah takdir”. Kebiasaan adalah faktor yang kuat di dalam hidup kita. Karena konsisten, dan sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan terus- menerus, setiap hari, mengekspresikan karakter kita atau ketidak efektifan kita. Horac Mann mengatakan bahwa “Kebiasaan adalah seperti kabel. Kita menenun seuntai demi seuntai setiap hari dan segera saja kebiasaan itu tidak dapat diputuskan”.

Kemudian rutinitas dapat dirumuskan sebagai perbuatan, kegiatan, aktivitas yang dilakukan secara kontinyu (berkelanjutan) untuk memenuhi hajatnya dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Bagi orang yang memiliki kebiasaan baik yang dilakukan secara terus-menerus akan membawa pengaruh baik pula dalam kehidupannya. Banyak macam kebiasaan yang dilakukan manusia salah satunya adalah kebiasaan beribadah.

Al Qur’an kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai serta mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi juga al Qur’an itu adalah kitab suci yang paling penghabisan yang diturunkan oleh Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al Qur’an saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci Illahi. Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik dikala sedih maupun dikala sedang bahagia. Malahan membaca al Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam (Surat al Israa’ Ayat : 82 ).

(5)

14 2.1.3. Manfaat Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan serta mukjizat. Selain memiliki lantunan melodi yang indah dan juga secara psikologis dapat memotivasi dan memberikan dorongan semangat. Bacaan Al-Qur’an diyakini sebagai satu-satunya kitab suci yang memiliki energi luar biasa serta pengaruh yang dapat melemahkan atau menguatkan jiwa seseorang (Mukhlis, 2013). Bonson dalam faradisi (2009) menjelaskan bahwa seseorang yang mampunyai keyakinan mendalam terhadap sesuatu akan lebih mudah mendapatkan respon relaksasi (ketengangan jiwa). Respon relaksasi ini timbul karena terdapat suatu hubungan antara pikiran dengan tubuh (mind-body conection). Sehingga membaca Al-Qur’an dapat disebut juga sebagai suatu relaksasi religious (Faradisi, 2012).

Heru dalam sodikin (2012) berpendapat bahwa manfaat dari membaca Al- Qur’an antara lain : (1) Bacaan Al-Qur’an secara dengan tartil akan mendapatkan ketenganga jiwa dan (2) Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, yang instrument penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan relaks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolism yang lebih baik.

Terapi membaca Al-Qur’an dapat berpengaruh pada perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan kadar darah pada kulit.

Perubahan tersebut menunjukan adanya perubahan fungsi dan kerja sistem saraf

(6)

15

otonom yang lebih lanjut berpengaruh pada organ-organ tubuh lain serta fungsi- fungsinya dengan meningkatkan relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung (Rozzaq, 2012). Terapi mebaca Al-Qur’an bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi membaca Al-Qur’an, maka otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini mengangkutkan kedalam reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (O’Riordon, 2012).

2.1.4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim, setiap muslim dianjurkan untuk membacanya serta memahami isi dari kandungan ayat tersebut.

Maka dari itu perlu bagi kita untuk mempelajari Al-Qur’an, baik belajar membaca, menulis maupun mempelajari isi dari kandungan Al-Qur’an tersebut. Bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada Al-Qur’an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan memahaminya. Selanjutnya, akan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan lingkungan sekitarnya (Amrullah, 2008).

Allah SWT berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 82:

Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Qur‟an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang zalim (Al-Qur‟an itu) hanya akan menambah kerugian” (Habsi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Bayan hal. 766).

(7)

16

Dalam sebuah riwayat pernah diungkapkan bahwa pada suatu hari, seseorang datang menghadap Ibnu Mas’ud r.a dan menceritakan permasalahannya. “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah,” keluhnya. Ibnu Mas’ud menjawab, “Kalau penyakit itu yang menimpamu, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu tempat orang-orang membaca Al- Qur’an, bacalah Al-Qur’an, atau dengarlah baik-baik orang yang membaca Al- Qur’an. Rasulullah SAW pernah menyatakan keutamaan dan kelebihan membaca Al- Qur’an dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

نع تش ئاع نع ًب ن نا ىه ص الله وٍ ه ع ىه س و لا ق مث ي يذ نا أزق ٌ نآزق نا وىو ظ فاح و ن عي ةزف س نا وازك نا ةرزب نا مث يو يذ نا أزق ٌ وىو هدىاع ت ٌ وىو وٍ ه ع د ٌدش وه ف نازجأ

Artinya: Dari „Aisyah r.a berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur‟an dan ia mahir maka nanti akan bersama-sama dengan para malaikat yang mulia lagi taat. Sedang orang yang membaca Al-Qur‟an dan ia merasa susah di dalam membacanya tetapi ia selalu berusaha maka ia mendapat dua pahala”.

ض الله ص الله ه ف ث ه الله ف ه ه الله ف ه

Artinya: Dari Ibnu „Umar r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak ada iri hati itu diperbolehkan kecuali dalam dua hal yaitu: seseorang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk membaca dan memahami Al- Qur‟an kemudian ia membaca dan mengamalkannya baik pada waktu malam maupun siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya dalam kebaikan baik pada waktu malam maupun siang”.

Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, kepada Rasulullah SAW menganjurkan para umatnya agar menghiasi rumah dengan bacaan Al-Qur’an dan sholat Hadis Riwayat Imam Baihaqi :

: الله ص الله ه : « » ه Artinya: Dari Anas ra, berkata: Bersabda Rasulullah saw, Sinari kalianlah rumah kalian dengan shalat (sunnat) dan bacaan Al-Qur’an. (HR. Al-Baihaqi)

(8)

17

Dari keterangan ayat dan hadis di atas, dapat dimengerti bahwa Al- Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat muslim, banyak ilmu dan pelajaran penting yang dapat diambil dari Al-Qur’an.

Sehingga, seluruh umat Islam yang ada di muka bumi ini dianjurkan untuk membaca serta mempelajarinya (Muslich Shabir, 2016).

2.1.5 Adab – Adab Bagi Pembaca Al-Qur’an

Di dalam membaca Al-Qur’an terdapat adab-adab yang harus diperhatikan agar bacaannya diterima dan mendapatkan pahala, diantaranya:

a Ikhlas kepada Allah dalam membacanya, dengan meniatkan untuk mendapatkan ridha Allah dan pahala dari-Nya.

b Suci dari hadats, baik besar maupun kecil.

c Ketika membaca Al-Qur’an, tangannya dijaga dari hal yang sia-sia dan matanya dijaga dari memalingkannya tanpa ada kebutuhan.

d Bersiwak ( gosok gigi ) dan membersihkan mulutnya, karena hal itu merupakan jalan dalam membaca Al-Qur’an.

e Ketika membaca Al-Qur’an, hal yang utama adalah menghadap kiblat, karena itu adalah arah yang paling mulia

f Berlindung diri kepada Allah dari setan terkutuk (membaca ta‟awwudz).

g Membaca “bismillahirrahmanirrahim” jika memulai dari awal surat.

h Membaca dengan tartil, membacanya dengan biasa dan pelan, karena maksud dalam membaca adalah tadabbur (memahami) dan tadabbur tidak akan tercapai jika dengan tergesa-gesa.

i Menggunakan pikiran dan pemahamannya hingga mengetahui maksud dari bacaan Al-Qur’an yang sedang dibacanya.

(9)

18

j Memohon kepada Allah ketika membaca ayat-ayat rahmah (kasih sayang), berlindung kepada Allah ketika membaca ayat-ayat adzab, bertasbih ketika membaca ayat-ayat pujian dan bersujud ketika diperintahkan untuk sujud.

k Melaksanakan hak setiap hurufnya hingga ucapannya menjadi jelas dengan lafal yang sempurna, karena setiap hurufnya mengandung sebanyak sepuluh kebaikan.

l Tetap kontinyu dalam kekhusyukan dan sakinah serta tenteram ketika tilawah.

m Membaca sesuai kaidah tajwid. Salah seorang penyair berkata dengan syairnya: Menggunakan tajwib adalah kewajiban yang lazim. Barangsiapa yang tidak menggunakan tajwid dalam Al-Qur’an, maka dia berdosa.

n Tidak mengomentari bacaan Al-Qur’an dengan perkataan sendiri, seperti ucapan sebagian mereka yang mengatakan, “Allah, Allah atau ulangi-ulangi atau yang semisal dengan itu. Kemudian yang dituntut dari pendengar Al- Qur’an adalah mentadabburinya, diam (tenang), dan khusyuk dalam menyimak.

o Tidak memutuskan bacaan dengan perkataan yang tidak ada faedahnya.

p Menjaga Al-Qur’an dengan selalu membacanya dan berusaha agar jangan sampai melupakannya. Maka, hendaknya tidak melewatkan seharipun tanpa membaca sebagian Al-Qur’an hingga tidak melupakannya dan jangan sampai menjauhkan diri dari mushaf. Kemudian lebih bagus lagi jika setiap hari membaca tidak kurang dari satu juz Al-Qur’an dan mengkhatamkannya dalam sebulan minimal sekali khataman.

q Sebisa mungkin membacanya dengan suaranya yang paling bagus.

r Wajib mendengar dan diam ketika ada yang membaca Al-Qur’an.

(10)

19

s Menghormati mushaf, sehingga jangan diletakkan di atas tanah atau jangan meletakkan sesuatu di atasnya dan jangan melemparkannya kepada teman yang ingin mengambilnya (meminjam).

t Hendaknya berkumpul dan berdo’a ketika telah khatam Al-Qur’an, karena hal itu disunnahkan.

Senantiasa mengamalkannya dalam membaca Al-Qur’an, niscaya bacaan ayat- ayat suci Al-Qur’an yang dibaca akan diterima dan mendapat pahala dari Allah SWT (Al-Kahil, 2019).

2.1.4. Pengaruh mebaca Al-Qur’an Terhadap Neuron di Otak

Ilmuan Hendrick William Dov mengungkapkan bahwa sel otak berpengaruh secara positif atau negatif terhadap sinyal suara tertentu. Otak mengandung milyaran neuron (unsur terkecil dalam sel saraf) yang selalu berinteraksi dengan neuron lainnya.

Neuron-neuron ini mengantarkan pesan-pesan listrik lewat sistem saraf dan otak. Sel-sel otak akan menghubungi bagian-bagian tubuh yang lain secara kontinyu dan otomatis.

Neuron ini mengirimkan sinyal dengan menyebar secara terencana, semburan listrik terhentak-hentak yang ini membentuk bunyi yang timbul dari gelombang kegiatan neuron yang terkoordinasi. Saat seseorang berada dalam kondisi psikologis tertentu (cemas, stress, panic, dan sebagainya) akan menimbulkan kekacauan yang dapat mempengaruhi program getaran neurin dalam otak sehingga bisa berdampak pada menurunnya imunitas dan terganggunya fungsi tubuh (Akhmad, 2012).

Mendengarkan tilawah Al-Qur’an (Membaca Al-Qur’an) dapat mengembalikan getaran-getaran neuron yang awalnya terganggu akibat permasalahan pisikologis (cemas, stress, panik, dan sebagainya) menjadi stabil kembali bahkan menambah kemampuan neuron tersebut untuk melakukan fungsi prinsipilnya dengan

(11)

20

sangat baik (Akhmad, 2012). Kesulitan dalam berkonsentrai banyak disebabkan oleh ketegangan otot dan juga ketegangan pikiran. Goldfried dan Davidson (Aini, 2012) menyatakan bahwa relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan Individu yang mengalami ketegangan dan kecemasan akan mengakibatkan aktifnya sistem saraf simpatetis. Relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, sehingga timbul counterconditioning dan penghilangan (Prawitasari, 1988). Relaksasi sendiri adalah kembalinya satu otot pada keadaan istirahat setelah mengalami kontraksi atau peregangan atau suatu keadaan tegangan rendah tanpa emosi yang kuat (Chaplin, 1968). Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa relaksasi bisa dikombinasi dengan dzikir. Metode ini dikenal dengan relaksasi religius (Abdurrochman dkk, 2008).

Dr. Al Qadhi (Syakir, 2014), melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, baik mereka yang bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan psikologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, ktenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobaannya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dapat melahirkan ketenangan jiwa dan penyem- buhan penyakit. Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan yang disampaikan dalam Konferensi Kodekteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang

(12)

21

mendengarkannya. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh DR. Ahmad al-Qadhi yang ingin mengetahui pengaruh ayat-ayat al-Qur’an terhadap kondisi fisiologis manusia juga membuktikan bahwa al-Qur’an mampu mereduksi ketegangan- ketegangan saraf (fisiologis). Penelitian ini dilakukan terhadap lima sukarelawan non- muslim, berusia antara 17-40 tahun, menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Medical Data Quetient), yang dilengkapi software dan sistem detektor elektronik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif (Badri, 1995).

Membaca Al-Quran termasuk kedalam dzikir (mengingat Allah) maka perlu diketahui bahwa Al-Quran mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa umat manusia. Secara umum, pengaruh yang besar dari Al-Quran yaitu bisa memberikan ketenangan, ketentraman, menggetarkan hati, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menciptakan suasana damai, meredakan ketegangan syaraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut dan mengikat jiwa siapa saja yang membacanya dalam keadaan suci. Ini sesuai dalam firman-Nya:

ۥۥنىۥلۥك ۥىۥتۥيۥ ۥمۥهۥۥب ۥرۥ ۥىۥلۥع ۥوۥاۥۥىۥـۥميۥإۥ ۥمۥہۥتۥدا ۥسۥۥ

ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥۥۥهۥتۥـۥياۥءۥ ۥمۥہۥيۥلۥعۥ ۥتۥيۥلۥتۥاۥذۥإۥوۥ ۥمۥہۥبىۥلۥقۥ ۥتۥلۥج ۥوۥۥۥللَّٱۥ ۥزۥكۥذۥاۥذۥإۥۥهيۥذۥلٱۥۥنىۥىۥم ۥؤۥمۥلٱۥاۥمۥوۥإۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥۥۥ ۥ ۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥ ۥۥۥۥ ۥ ۥ ۥ (٢(

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat- ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karena-Nya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (Q.S. Al- Anfal [8]: 2)

(13)

22 2.2. Konsep Remaja

2.2.1. Pengertian Remaja

Menurut WHO (Who Health Organization) bahwa definisi remaja dikemukakan melalui tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial-ekonomi. Sehingga dapat dijabarkan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan sosial. Individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Serta individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan menjadi keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2014).

Remaja dapat didefinisikan melalui beberapa sudut pandang yaitu remaja merupakan individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun. Remaja merupakan individu yang menglami perubahan pada penampilan fisik, maupun perubahan psikologis. Remaja merupakan masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Masa remaja ini merupakan jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2015).

Pendapat tentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli, organisasi, maupun lembaga kesehatan. Menurut WHO (Who Health Organization) remaja merupakan periode usia 10 sampai 19 tahun. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) usia remaja berada dikisaran usia 15 sampai 24 tahun. Sedangkan, menurut The Health Resources Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), remaja akhir (18-21 tahun) (Kusmiran, 2015).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yaitu individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun. Dimana remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa dimana individu tersebut

(14)

23

mengalami perubahan-perubahan secara fisik, maupun psikologis, serta masa dimana individu tersebut dituntut untuk bertanggung jawab.

2.2.2 Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa, banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja tersebut. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan secara fisik yang merupakan gejala primer dari pertumbuhan remaja.

Sedangkan perubahan psikologis muncul akibat dari perubahan-perubahan fisik remaja tersebut (Sarwono, 2014).

Perubahan biologis adalah percepatan pertumbuhan, perubahan hormonal, dan kematangan seksual yang datang dengan pubertas (Santrock,2011). Perubahan fisik yang sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tinggi badan yang semakin tinggi, berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki), dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh. Perubahan fisik tersebut dapat meyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga dapat berpengaruh pada perubahan psikologi remaja tersebut (Sarwono, 2014).

Perkembangan atau perubahan kognitif yang terjadi selama masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja adalah peningkatan dalam berpikir abstrak, idealis, dan logis.

Ketika mereka melakukan transisi tersebut, remaja mulai berpikir secara lebih egosentris, sering merasa bahwa mereka berada di panggung, unik, dan tidak terkalahkan. Dalam menanggapi perubahan tersebut, orang tua memberikan lebih banyak tanggung jawab untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para remaja (Santrock, 2014). Peubahan sosio-emosional yang dialami remaja adalah pencarianbukaan diri. Ketika untuk kebebasan,

(15)

24

konflik dengan orang tua, dan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya. Percakapan dengan teman-teman menjadi lebih intim dan memasukkan lebih banyak keterbukaan diri. Ketika anak-anak memasuki masa remaja mereka akan mengalami kematangan seksual sehingga mereka akan mengalami ketertarikan yang lebih besar dalam hubungan dengan lawan jenis. Remaja akan mengalami perubahan mood yang lebih besar daripada masa kanak-kanak (Santrock, 2014).

2.3 Konsep Dasar Menstruasi 2.3.1 Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan ( deskuaminasi ) endometrium (Proverawati dan Misaroh, 2009: 35).

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya (Laila, 2011).

Menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama dengan darah. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas ( menarche ) dan berakhir saat menopause kecuali selama kehamilan. Sebagai seorang perempuan, pubertas merupakan tanda alat reproduksi wanita muda mulai bekerja (Rosenblatt 2007).

2.3.2 Siklus Menstruasi

Menstruasi biasanya terjadi antara 3-5 hari, walaupun pada beberapa perempuan bisa mengalami masa menstruasi yang lebih panjang ataupun lebih pendek. Siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 21-35 hari, walaupun hal ini berlaku umum tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus menstuasi terjadi setiap 21 hingga 30 hari. Umumnya menstruasi berlangsung Selama 5 hari. Namun, terkadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2-7 hari (Laila, 2011).

(16)

25 Siklus mentruasi dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Siklus mentruasi jangka pendek adalah wanita yang mengalami “ Anovulasi ” karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi.

b. Siklus menstruasi panjang adalah wanita menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau wanita mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi (Romauli, 2011).

2.3.3 Macam- Macam Menstruasi

Pada wanita menstruasi seringkali terjadi perubahan yaitu:

a Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung selama beberapa hari, berhenti selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan mengalami menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21-35 hari.

b Menstruasi yang tidak teratur adalah kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon estrogen dan progesteron yang berlebihan dapat memungkinkan terjadinya menstruasi yang dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut mengalami gangguan kesuburan. Hal ini dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur (Nur, 2011).

2.3.4 Mekanisme Menstruasi

Mekanisme terjadinya perdarahan haid secara medis belum diketahui seluruhnya, tetapi ada beberapa faktor yang memainkan peranan penting dalam terjadinya proses perdarahan haid tersebut, yaitu faktor- faktor enzim, pembuluh darah, hormon prostaglandin,

(17)

26

dan hormon- hormon seks steroid ( estrogen dan progesteron ) Mekanisme terjadinya perdarahan haid secara singkat dapat dijelaskan melalui proses- proses yang terjadi dalam satu siklus haid yang terdiri atas empat fase, yaitu:

a Fase Proliferasi atau folikuler ( hari ke-5 sampai hari ke-14 )

Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seseorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur ( ovulasi ). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing- masing mengandung sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel- sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari rata- rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28–283 gram.

Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.

b Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi ( hari ke-14 sampai hari ke-28 ).

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormon progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon- hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endrometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam

(18)

27

menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

c Fase Menstruasi ( hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3 )

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon- hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding- dinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan hygiene pada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.

d Fase Regenerasi / pascamensruasi ( hari ke-1 sampai hari ke-5 )

Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktifitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali didalam ovarium (Misaroh, 2009)

2.3.5 Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya, pendek. Namun penanganan kasus dengan siklus mentruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Penanganan dilakukan oleh dokter berdasarkan penyebabnya seperti:

(19)

28

a Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.

b Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus.

Hal ini mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tidak bekerja dngan baik. Atau wanita menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme wanita sehingga siklus menstruasinya pun tidak teratur.

c Stress yaitu jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stress, si wanita jadi mudah lelah, sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi punikut terganggu.

d Kelenjar Gondok yaitu terganggunya fungsi kelenjar gondok atau tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya, sistem hormonal tubuh ikut terganggu.

e Hormon Prolaktin Berlebihan Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tidak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memlihara organ reproduksinya.

Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala (Misaroh, 2009).

(20)

29 2.3.6 Kelainan Menstruasi

Kelainan-kelainan pada saat menstruasi terdiri dari:

a Disminorhoe

Salah satu masalah kesehatan perempuan adalah menstrual disorder.

Menstrual disorder adalah irregular menstrual period. Biasanya, masa menstruasi pertama (menarche) terjadi sekitar umur 12 atau 13, atau kadang-kadang lebih awal atau kemudian. Irregular periods biasanya untuk pertama atau dua tahun.

Bagi sebagian wanita, adakalanya menstruasi (menstruasi) bak momokyang kehadirannya membuat rasa cemas manakala timbul rasa nyeri tidak terperl ketika menstruasi tiba. Kondisi ini dikenal sebagai nyeri menstruasi atau disminore ( dysminorhoea, disminore ), yakni nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari- hari. Bahkan kadang bisa membuat nglimpruk tidak berdaya, istilah disminore (dysminorhoea) berasal dari bahasa “ Greek”

yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat atau abnormalitas), meno ( bulan ) dan rrhea yang artinya flow atau aliran. Jadi disminore adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi. Disminore yang hebat yang artinya adalah dys atau gangguan menstruasi.

b Hipermenorea atau menorhagia

Hipermenorea adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 ganti pembalut 5-6 kali perhari. Menstruasi normal ( Eumenorea ) biasanya 3-5 hari ( 2-7 hari masih normal), jumlah darah rata- rata sekitar 35 cc ( 10-80 cc masih dianggap normal), kira- kira 2-3 kali ganti pembalut perhari. Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma utreri ( tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau

(21)

30

hyperplasia endometrium ). Dapat juga disebabkan oleh kelainan darah seperti:

anemia, gangguaan pembekuan darah dan lain-lain, juga disebabkan oleh kelainan hormon ( gangguan endokrin ). Khusus pada wanita yang berusia 40 tahun keatas, dilakukan kuret bertingkat ( fractional curretage ) untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.

c Amenorhoe

Amenore adalah keadaan dimana tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Hal ini dibagi atas amenorea primer ( usia 18 tahun ke atas tidak dapat mensruasi ) dan sekunder penderita pernah mendapat menstruasi dan kemudian tidak menstruasi lagi. Istilah kriptomenorea merupakan keadaan dimana keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang tidak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain.

Amenorea adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus- hipofisis-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (Misaroh, 2009).

2.3.7 Hubungan Membaca Al-Qur’an dengan Stress

Stress seringkali membuat siklus mentruasi yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena stress sebagai rangsangan sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom akan diteruskan ke kelenjar- kelenjar hormonal ( endokrin ) hingga mengeluarkan secret ( cairan ) neurohormonal menuju hipofhisis melalui sistem prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FS ( Folikell Stimulazing Hormone ) dan LH ( Leutenizing Hormon, produksi

(22)

31

kedua ) hormon tersebut adalah dipengaruhi oleh RH ( Realizing Hormone ) yang di salurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus sehingga selanjutnya mempengaruhi proses menstuasi (Prawiroharjho, 2007). Gangguan pada pola menstruasi melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus- hipofisis- ovarium yang meliputi multi efek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stress terjadi aktivasi pada amygdala pada sistem limbic. Sistem ini menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone ( CRH ). Hormon ini secara langsung akan menghambat sekresi GnRH hipotalamus pada tempat produksinya di nucleus arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opiod endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adino cortiticotropic hormone ( ACTH ) ke dalam darah. Endofin sendiri merupakan opiod endogen yang peranannya terbukti mengurangi rasa nyeri. Peningkatan hormone ACTH menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Pada wanita gejala amenore hipotalamik menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan ACTH. Hormon-hormon tersebut secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH, dimana melalui jalan ini stress menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari yang tadinya siklus menstruasinya normal menjadi oligomenore, polimenorea, atau amenore. Gejana klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH. Gejala-gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali normal apabila stress yang ada dapat diatasi.

Al Qur’an dalam fungsi otak sehingga mereka mampu mengendalikan stress yakni meliputi; Makna surat‐surat dalam Al Qur’an (tuhid, rasa syukur, kasih saying, optimisme, kerendahan hati, ketangguhan mental, dll) sinyal indera dari mata atau

(23)

32

telinga berjalan terlebih dahulu di otak menuju tala‐ mus, kemudian menuju sinaps tunggal menuju ke amigdala. Sinyal kedua dari talamus di salurkan ke neokorteks otak yang berfikir. Percobaan ini memungkinkan amigdala dapat memberi respon, sebelum neokorteks merespon dan mengubah informasi melalui beberapa lapisan jaringan otak. Di neokortekslah sinyal tadi disusun dan dipilah‐pilah menurut maknanya, serta diubah men‐ jadi bahasa yang dipahami oleh otak. Setelah melewati neokorteks rangsangan tersebut disalurkan ke hipokampus yang merupakan tempat penyimpanan pesan yang diterima dari proses belajar termasuk pesan keagamaan. Jadi apabila individu yang mengalami sakit (stres) pernah menerima pesan‐pesan agama, maka hipokampus tersimpan pesan‐pesan agama, sehingga perasaan sakit itu oleh hipokampus akan diberi makna positif dan stressor sakitpun akan berubah menjadi eustress. Pendekatan religiopsikoneuroimunologi melibatkan sedikitnya talamus, hipokampus, neo-korteks, amigdala dan hipotalamus (Prawiroharjho, 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Siswa secara berkelompok diminta untuk mengingat kembali salah satu ukuran badan teman sekelompoknya, kemudian siswa diminta untuk membuat pola busana dengan ukuran yang

Hasil ini berbeda dengan isolat bakteri T8 yang meskipun memiliki nilai IP yang tidak berbeda jauh dengan isolat bakteri T9 yaitu 3,27 namun dalam hal melarutkan fosfat pada

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bid-ask spread, market value, dan variance return secara simultan