• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Strategi Pemasaran

A. Pengertian Strategi

Strategi merupakan suatu perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, aktivitas suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dalam waktu tertentu.

Strategi yang baik ada pada kerja sama dalam kerja tim, memiliki struktur dan melakukan identifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip pelaksanaan kerja, serta mempunyai cara untuk mencapai sebuah tujuan secara efektif dan efisien. Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran (Kotler;2004). Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu proses atau rencana yang bertujuan untuk pencapaian suatu usaha atau organisasi dengan melakukan pen yusunan suatu cara agar tujuan tersebut dapat dicapai, hasil dari pengaruh bauran pemasaran terhadap elastisitas penjualan akan timbul dari model pengeluaran pemasaran dengan mengintegrasikanaa keseluruhan strategi pemasaran dalam jangka panjang dan pendek (Ataman et al, 2010)

B. Tingkat-Tingkat Strategi

Menurut Wheelen dan david (2008). Ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar, yaitu:

1. Enterprise Strategy, strategi ini berkaitan dengan respon mas yarakat karena

(2)

setiap organisasi memiliki hubungan dengan mas yarakat. Mas yarakat merupakan kelompok yang berada diluar organisasi yang tidak dapat terkendali dan dalam masyarakat tersebut ada pemerintah dan kelompok lainnya.

2. Strategi Perusahaan, strategi ini merupakan strategi yang berkaitan dengan misi organisasi atau biasa disebut dengan Grand Strategi meliputi bidang yang digunakan oleh perusahaan.

3. Strategi Bisnis, strategi ini merupakan strategi bagaimana merebut pasar di tengah mas yarakat dan bagaimana organisasi menempatkan produk dihati konsumen, hal tersebut bermaksud untuk mendapatkan keuntungan strategi sekaligus mampu menunjang berkembangn ya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

4. Strategi Fungsional, strategi ini adalah strategi pendukung untuk menunjang suksesnya strategi yang telah dijalankan, terdapat tiga jenis strategi functional yaitu:

Strategi fungsional ekonomi yaitu strategi yang berkaitan dengan fungsi organisasi sebagai kesatuan ekonomi seperti keuangan, pemasaran, pengembangan serta sumber da ya.

Strategi fungsional manajemen, strategi yang berkaitan dengan fungsi manajemen seperti planning, organizing, implementatting, controlling, staffing, motivating, dan integrating.

Strategi isu, strategi yang mengontrol lingkungan baik situasi yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui.

C. Jenis-jenis Strategi

Strategi merupakan suatu perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan perusahaan dalam suatu gagasan untuk mencapai suatu tujuan, berikut jenis- jenis strategi yang dapat di terapkan di suatu perusahaan :

(3)

1. Strategi Integrasi, biasanya strategi integrasi dikelompokkan menjadi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal yang disebut sebagai integrasi vertikal, yang memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok dan para pesaing.

2. Strategi Intensif, strategi intensif biasanya disebut sebagai penetrtasi pasar atau pengembangan produk karena memerlukan usaha-ushaa insentif jika persaingan perusahaan dengan produk yang ada ingiin dikembangkan.

3. Strategi Diversifikasi, strategi ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu, diversifikasi konsentrik, konglomerat dan horizontal. Diversifikasi konsentrik adalah strategi menambah produk atau jasa, namun masih terkait hubungannya.

Sedangkan strategi konglomerat adalah menambah produk atau jasa yang baru namun tidak terkait satu sama lain, dan strategi horizontal adalah menambah produk atau jasa yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi Defensif, suatu organisasi biasanya juga menjalankan strategi divestasi, rasionalisasi biaya hal tersebut terjadi ketika suatu perusahaan melakukan strukturisasi melalui penghematan biaya dan asset perusahaan untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang diinginkan oleh perusahaan.

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan utama yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik perusahaan barang ataupun jasa untuk mempertahankan keberhasilan suatu usaha, hal tersebut dilakukan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok di perusahaan karena dapat secara langsung berhubungan dengan konsumen, untuk itu kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berhubungan langsung atau berkaitan dengan pasar.

(4)

Menurut Kotler (2012), pemasaran didefinisikan dengan bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Stanton, William J, Y. Lamarto (dalam Abdurrahman et al, 2012), pemasaran (marketing) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang ataupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada ataupun pembeli potensial.

Dari definisi di atas, pemasaran dapat diartikan sebagai suatu usaha yang menggabungkan rencana strategi yang difokuskan pada kebutuhan pelengkap dan keinginan konsumen dalam memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Perusahaan dalam melakukan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan harus mampu memiliki tanggung jawab secara penuh kepada konsumen tentang kepuasan produk yang ditawarkan perusahaan untuk mendapatkan respon yang baik dari konsumen, dengan demikian perusahaan harus dapat memasarkan produk dengan baik untuk dapat memuaskan konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan bagi perusahaan.

2.1.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut (Tjiptono, 2008) strategi yang digunakan perusahaan barang atau jasa untuk menarik konsumen dalam persaingan pasar, pen yusunan rencana atau strategi usaha.

(5)

Penetapan strategi pemasaran digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan sasaran pemasaran yang dilakukan, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang bia ya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran. Perencanaan strategi pemasaran dilakukan perusahaan untuk mengembangkan persaingan pasar dan meningkatkan program pemasaran dalam pasar sasaran, dalam menentukan strategi pemasaran perusahaan harus memastikan bahwa produk dan layanan yang mereka tawarkan harus dapat memnuhi kebutuhan konsumen dan dapat mengembangkan hubungan jangka panjang dan menguntungkan dengan konsumen tersebut (lo yalitas pelanggan). Menurut Tjiptono (2008), strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkaitan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk mela yani pasar sasaran tersebut. Sedangkan menurut Philip Kotler (2004), strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran. Dan Menurut Hartono (dalam Vivi et al: 2020), strategi pemasaran / promosi merupakan langkah yang harus diperhitungkan dalam rangkaian aktivitas manajemen pemasaran.

Kegiatan pada startegi ini merupakan langkah di bidang pemasaran berupa interaksi atau komunikasi yang dijalankan perusahaan dengan konsumen atau pelanggan (Annisa et al, 2020).

A. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran

Dalam hubungan strategi pemasaran, menurut Assauri Sofjan (2008), mengemukakan bahwa strategi pemasaran secara umum dapat dibedakan menjadi

(6)

tiga jenis yang dapat dilakukan perusahaan yaitu:

1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated marketing), perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan, sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan konsumen secara umum, oleh karena itu perusahaan hanya menghasilkan dan memasarkan satu macam produk dan berusaha menarik konsumen dengan suatu rencana pemasaran. Strategi ini bertujuan untuk melakukan penjualan secara massal, sehingga dapat menurunkan bia ya, perusahaan akan menarik konsumen dengan memberikan perhatiannya pada konsumen dan kebutuhannya, dan merancang produk yang dapat menarik konsumen dalam membeli produk yang mereka tawarkan.

2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated Marketing), perusahaan hanya akan melayani kebutuhan beberapa konsumen tertentu dan dengan jenis produk tertentu juga, hal tersebut dilakukan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berbeda pada setiap segmen pasar. Dengan demikian perusahaan menawarkan berbagai macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen dalam membeli produk yang berbeda dengan program pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba dalam setiap segmen pasarnya. Perusahaan dalam menggunakan strategi ini, bertujuan untuk memberikan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga konsumen akan membeli produk tersebut secara beruang dan dengan mengharapkan penjualan perusahaan akan meningkat dan perusahaan akan mendapatkan kedudukan yang kuat dalam segmen pasarnya.

3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrared Marketing). Dalam strategi ini, perusahaan dalam memasarkan produknya akan dikelompokan dalam beberapa segmen, hal tersebut bertujuan agar produsen dapat memilih

(7)

segmen pasar tertentu dan menawarkan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang ada pada segmen pasar tersebut. Strategi pemasaran mengutamakan seluruh usaha pemasaran pada satu atau beberapa kegiatan yang akan memberikan keuntungan yang besar, keuntungan tersebut diharapkan perusahaan untuk mendapatkan kedudukan atau posisi yang kuat dalam persaingan pasar atau dalam segmen pasar tertentu, hal ini karena perusahaan yang menggunakan strategi tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam melakukan pendekatan yang baik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Reid dan Bojanic (2006), menyatakan ada empat konsep dalam strategi pemasaran yang berhubungan dengan pengelolaan produk baru yang sudah ada di pasar yang baru, yaitu ;

a) Strategi penetrasi pasar yaitu strategi yang fokus pada penjualan bauran pelayanan dan produk pada target pasar yang ada dalam upaya peningkatan pendapatan. Manajemen berusaha meningkatkamn harga dan membangun pasar berdasarkan konsumen yang lo yal terhadap perusahaan.

b) Strategi pengembangan produk baru yaitu sebuah ide pengembangan produk baru pada pasar yang ada. Tidak ada suatu usaha dalam industri bisa bertahan dalam waktu yang lama dan mendapat keuntungan, untuk itu biasanya strategi ini digunakan dalam industri untuk menjaga perubahan pasar, kebutuhan dan pelanggan.

c) Strategi pengembangan pasar yaitu strategi yang fokus terhadap pengembangan pasar baru bagi produk dan pelayanan yang ada. Dalam hal tersebut biasanya perusahaan melakukan pembangunan unit baru dan melakukan pembaruan pada pangsa pasar yang baru.

(8)

d) Strategi diversifikasi yaitu strategi pengenalan dan pelayanan produk baru pada pangsa pasar yang baru, yang menawarkan potensi jangka panjang, tetapi strategi ini juga memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi jika perusahaan tidak melakukan strategi dengan baik.

2.1.2 Gaya Hidup

A. Pengertian Gaya Hidup

Ga ya Hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat sekitar.

Ga ya hidup termasuk salah satu kebutuhan sekunder manusia yang dapat berubah tergantung pada keinginan seseorang dalam mengubah ga ya hidupnya, ga ya hidup dapat diartikan sebagai gambaran tingkah laku, pola dan cara hidup yang ditunjunkkan seseorang melalui aktivitas, minat dan ketertarikan tentang diri sendiri sehingga dapat membedakan statusnya dari orang lain dan lingkungan melalui ga ya hidup yang mereka miliki. Ga ya hidup dapat menjadikan seseorang untuk membuat dirinya menjadi percaya diri dengan cara tertentu dan berbeda dari orang lain, bisa berdasarkan dari pengalaman sendiri yang diperbandingkan dengan lingkungan sosial, seseorang memiliki kebebasan dalam memilih ga ya hidupn ya, bagaimana menampilkan penampilan yang menurutnya sesuai atau tidak untuk ditampilkan di lingkungan sosial.

Menurut Sumarwan (2011). Gaya hidup diartikan sebagai gambaran kegiatan, minat, dan opini dari seseorang (activities, interest and opinions). Gaya hidup seseorang biasan ya selalu berubah atau tidak tetap, karena seseorang cepat mengganti model dan merek pakaian dengan menyesuaikan perubahan hidupnya. Ga ya hidup dalam pandangan ekonomi menunjukkan bagaimana seseorang individu mealokasikan pendapatannya dan bagaimana pola konsumsin ya, sehingga dapat

(9)

disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang dimana terdapat persamaan antara kebutuhan ekspresi diri dengan harapan suatu kelompok tertentu yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Menurut (Kotler dan Keller, 2012), para konsumen membuat keputusan mereka tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitar, gaya hidup manusia dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial dan bagaimana seseorang mampu memanfaatkan uang yang dimilikin ya karena ga ya hidup seseorang dapat berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan sekitar.

A. Jenis-Jenis Gaya Hidup

Menurut Sumarwan (2011), terdapat Sembilan jenis ga ya hidup, yaitu:

1. Funcionalists yaitu menghabiskan uang untuk hal yang penting, seperti pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar atau buruh yang berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.

2. Nurturers yaitu muda dan berpendapatan rendah, mereka berfokus pada membesarkan anak, seseorang yang baru membangun rumah tangga dan nilai- nilai keluarga.

3. Aspirers yaitu jenis ga ya hidup yang berfokus pada menikmati ga ya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang diatas rata-rata untuk barang yang memiliki status, khususnya tempat tinggal. Jenis ga ya hidup seperti ini memiliki karakteristik Yuppie Klasik, pendidikan tinggi, pekerja kantor dan menikah tanpa anak.

4. Experientials yaitu ga ya hidup yang membelanjakan jumlah diatas rata-rata terhadap barang hiburan, hobi dan kesenangan atau convenience. Pendidikan rata-rata, tetapi pendapata nya di atas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.

5. Succeders yaitu jenis ga ya hidup yang berfokus pada rumah tangga yang mapan,

(10)

berusia setengah ba ya dan berpendidikan tinggi. Menghabiskan ban yak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri sendiri dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Moral Majority yaitu jenis ga ya hidup dimana pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja berada pada tahap empt y-nest atau pendapatan tertinggi kedua dari pencari nafkah tunggal

7. The golden years yaitu jenis ga ya hidup yang kebanyakan adalah para pensiuunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga yang melakukan pembelian tempat tinggal, melakukan pengeluaran yang besar pada produk dan hiburan.

8. Sustainers yaitu jenis ga ya hidup yang berfokus pada kelompok orang dewasa atau pension yang tingkat pendapatan terbesar di belanjakan untuk kebutuhan sehari- hari biasan ya pendidikan rendah dan pendapatan terendah.

9. Subsiters yaitu jenis gaya hidup tingkat sosial ekonomi rendah, persentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga- keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal yang jumlahn ya di atas rata- rata atau kelompok minoritas.

A. Indikator dan Pengukuran Ga ya Hidup

Menurut Sunarto dalam Mandey (2009), terdapat tiga indikator ga ya hidup seseorang diantaran ya:

1. Kegiatan (Activity) adalah apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.

Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Minat (Interest) adalah objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat

(11)

berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

Minat merupakan apa yang konsumen anggap menarik untuk meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

3. Opini (Opinion) adalah pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif. Seringkali analisis psikografik dipakai dalam melihat segmen pasar dan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan dan kegiatan mereka lainnya. Psikografik biasa dimaknai sebagai pengkuran AIO (Activity, Interest, Opinion) atau pernyataan untuk memberikan gamabran aktifitas, minat dan opini konsumen.

2.1.3 Keputusan Pembelian

A. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu proses dengan melakukan pengenalan masalah, evaluasi dan memutuskan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan konsumen yang kemudian menjadikan sebagai sebuah pengambilan keputusan.

Perilaku konsumen dapat menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk, proses tersebut meliputi sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari ebebrapa tahap. Seluruh proses tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembeliann ya, karena pada umumnya konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian yang sifatnya terus- menerus terhadap produk yang sama atau lo yalitas pelanggan.

(12)

Menurut (Kotler, dalam Annisa, 2020) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak terhadap suatu produk, dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah dikenal oleh mas yarakat. Sedangkan menurut Basu Swastha (Swastha, 2007), perilaku konsumen dapat diartian sebagai suatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mengggunakan barang-barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penerapan kegiatan. Sedangkan pada tahap awal keputusan membeli, konsumen akan mengenali adanya masalah kebutuhan produk yang mereka inginkan. Konsumen merasa adanya perbedaan antara keadaan yang n yata dan keadaan yang diinginkan, karena suatu kebutuhan dapat didorong oleh rangsangan internal atau kebutuhan dan rangsangan eksternal (pengaruh penggunaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen). Setelah kebutuhan konsumen telah diketahui selanjutnya tahap keputusan pembelian yang dapat menarik konsumen untuk mencari informasi lebih ban yak mengenai produk. Proses tersebut dilakukan konsumen untuk mencari informasi tentang produk tersebut untuk mendapatkan dan membandingkan produk yang akan dibeli, konsumen akan merencanakan suatu kebutuhan dalam emmbeli suatu produk dan setelah itu konsumen akan memilih produk tertentu sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan, hal tersebut dapat berpengaruh pada tindak lanjut konsumen setelah melakukan proses keputusan pembelian berdasarkan rasa puas yang akan muncul dari produk yang telah digunakannya.

B. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), dalam keputusan pembelian konsumen

(13)

akan melalui lima tahap dalam proses pengambilan keputusan, berikut gambaran proses keputusan pembelian:

1. Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian informasi adalah tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mengetahui informmasi lebih ban yak mengenai produk yang akan di beli, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.

3. Evaluasi alternatif adalah proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam sekelompok pilihan.

4. Keputusan pembelian merupakan keputusan pembelian tentang merek mana yang paling disukai oleh konsumen, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

5. Perilaku pasca pembelian merupakan proses keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah melakukan proses pembelian konsumen akan dapat menilai berdasarkan kepuasaan dan ketidakpuasaan setelah membeli produk tersebut.

c. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seseorang terbagi menjadi beberapa jenis perilaku pembelian, menurut (Kotler, P, 2012) yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit, perilaku pembelian seperti ini terdiri dari tiga langkah proses, pertama konsumen akan mengembangkan ke yakinan tentang produk tertentu, kedua konsumen akan membangun sikap tentang produk

(14)

tersebut dan yang ketiga konsumen akan membuat keputusan pembelia yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

2. Perilaku pembelian pengurang ketidakn yamanan, perilaku seperti ini adalah perilaku yang melibatkan konsumen dalam proses pembelian namun mereka hanya melihat sedikit perbedaan antara merek yang satu dengan yang lainnya, dalam situasi seperti ini, konsumen akan mengakai ketidaknyamanan karena merasa adanya hal yang tidak menyenangkan untuk di dengar mengenai merek lain dan akan teliti terhadap informasi yang mendukung keputusann ya.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan, pada perilaku seperti ini konsumen rendah dalam keterlibatan karena adan ya perbedaan anta merek yang signifikan.

Konsumen memilih suatu merek karena suatu kebiasaan bukan karena mereka menyukai merek tersebut.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi, ada beberapa situasi pembeli yang ditandai oleh adan ya keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam hal tersebut konsumen sering melakukan peralihan merek, hal ini terjadi karena konsumen mencari beragam variasi dan bukan karena ketidakpuasan akan suatu produk tersebut.

d. Tingkat Pengambilan Keputusan

Dalam rangkaian suatu usaha yang berkisar yang paling tinggi sampai yang paling rendah, kita dapat membedakan tiga tingkat pengambilan keputusan (Menurut Schiffman dan Kanuk, 2012), antara lain:

1. Pemecahan masalah yang luas.

Pada tingkat ini, jika konsumen tidak mempun yai kriteria yang mapan untuk menilai kategori produk atau merek tertentu dalam kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan menjadi rangkaian kecil yang dapat dikuasai maka usaha pengambilan keputusan

(15)

mereka dapat diklasifikasikan sebagai pemecahan masalah yang luas. Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap hal yang akan dipertimbangkan.

2. Pemecahan masalah yang terbatas.

Pada tingkat pemecahan masalah ini, konsumen telat menetapkan kriteria dasar untuk meniai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut, tetapi mereka belum sepenuhnya menetapkan pilihan terhadap kelompok merek tertentu. Pencarian informasi tambahan yang mereka lakukan merupakan penyesuaian yang harus mereka kumpulkan informasi merek tambahan untuk melihat perbedaan di antara merek lainn ya.

3. Perilaku sebagai respons yang rutin.

Pada tingkat ini, konsumen sudah mempun yai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untk menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. M.Berk Ataman The Long-Term Effect The results The effect of , Harald J. Of Marketing Strategy the marketing mix on Van Heerde, On Brand Sales sales, price elasticit y and

and Carl F. performance feedback

Mela arising from the marketing

( 2010 ) expenditure model. By

integrating long-term and

(16)

short-term models to gain insight overall marketing strategy in the long and short term.

2. B. Ramaseshan, Interactive Effects Of Marketing Strategy

The result is strategy formulation marketing, Asmai

Ishak, Formulation And such as innovative culture, Russel P. J. Implementation Upon top management support, Kingshott Firm Performance. marketing manager

competency anal ysis, and ( 2013 )

the extent of marketing manager involvement, are hypothesized to positively affect the credibilit y of marketing strategies.

3. Bryan Givan, Slamet Green Product dan Gaya Keputusan pembelian Heri Winarno Hidup Pengaruhnya terhadap produk organic (2019) Pada Keputusan natural coffee secara positif

Pembelian (Studi kasus dan signifikan dipengaruhi Natural Coffee) oleh faktor green product

dan gaya hidup. Pengaruh ini dibuktikan secara parsial maupun simultan

(17)

Imanuddin Hasbi Terhadap Keputusan yang terdiri dari activities, ST. MM Pembelian Produk interest dan opinion secara (2015) Revlon (Studi Pada simultan atau secara

Remaja Perempuan bersama-sama Kota Bogor) berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat proses keputusan pembelian, dari ketiga dimensi yang mengukur gaya hidup itu sendiri dimensi opinion berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

5. Bernard E. Silaban, Pengaruh Bauran Hasil Uji F dan Uji T Emanuella Pemasaran Produk, menunjukkan bahwa Annastasia gaya Hidup & Hijau bauran pemasaran (2019) Terhadap Keputusan produk, gaya hidup dan

Pembelian Produk hijau secara bersama- The Body Shop Di sama dan parsial

Jakarta berpengaruh terhadap

keputusan pembelian produk The Body Shop.

(18)

6. Wike Warayuanti, The Influence of On the descriptive anal ysis Ama Su yanto Lifest yles and of this research shows that (2015) Consumers Attitudes lifest yle variables fall into On Product either category. In the e yes Purchasing Decision of respondents, lifest yles is Via Online Shopping important factors that in Indonesia influence respondents in

making purchasing decision through online shopping

7. Putu Dyah Permata Analisis Strategi Secara Parsial green marketing

Korry Pemasaran Keputusan

memiliki pengaruh dominan Pembelian Konsumen

(2015) Berdasarkan Pengaruh diantara variabel bebas lainnya, Variabel Green selain itu variabel customer marketing, Customer

relationship marketing dan Relationship Marketing

dan Budaya : Studi budaya juga memiliki pengaruh Kasus Pada Konsumen positif dan signifikan terhadap The Body Shop di 5

Kota Besar Indonesia keputusan pembelian.

8. Nadya Annisa, Pengaruh Strategi Startegi promosi berpengaruh Roswaty, Budi Promosi terhadap secara positif dan signifikan Setiawan Keputusan Konsumen terhadap keputusan pembelian (2020) dalam Pembelian dengan hasil yang ditunjukkan

Kosmetik sari ayu di dengan uji t yang memiliki Outlet Mall Palembang nilai signifikan lebih kecil dari

Icon 0,05 yaitu sebesar 0,00

(19)

Marketing Mix Terhadap antara variabel bebas yaitu Keputusan Pembelian green marketing mix terhadap (2019) (Studi PadaThe Body variabel terikat yaitu

Shop Kota Bandung) keputusan pembelian dengan nilai fhitung 22,720 > ftabel 2,432.

10. Debora, Anindhyta Pengaruh Gaya Hidup, Variabel gaya hidup, promosi Budiarti Promosi, dan Kualitas dan kualitas produk memiliki (2016) produk Terhadap pengaruh signifikan dan

Keputusan Pembelian positif terhadap keputusan pada Cosmic pembelian, hasil ini

menunjukkan semakin tinggi tingkat gaya hidup, tingkat promosi, dan kualitas produk konsumen ketika berbelanja akan semakin meningkat keputusan pembelian Fatimah, Maya

Setiawardani

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual ini peneliti membuat gambaran mengenai bagaimana pengaruh strategi pemsaran, ga ya hidup konsumen, terhadap keputusan pembelian produk The Body Shop, hal ini sangat penting sebagai bahan pertimbangan melihat secara jelas karakteristik ketiga variabel yang akan diteliti nantin ya .

(20)

Strategi Pemasaran

(X1)

Gaya Hidup (X2)

H1

Keputusan Pembelian

(Y)

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Hipotesis

1. Terdapat pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen The Body Shop di Bandar Lampung

2. Terdapat Pengaruh Gaya hidup konsumen terhadap Keputusan pembelian produk The Body Shop di Bandar Lampung

3. Terdapat pengaruh strategi pemasaran dan ga ya hidup konsumen terhadap keputusan pembelian produk The Body Shop di Bandar Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mencari informasi konsumen akan membuat penilaian mengenai produk tersebut mengenai keputusan untuk melakukan pembelian (actions) dan terakhir setelah melakukan