• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Minyak pelumas bekas biasanya berasal dari minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan dan mesin. 7 kendaraan bermotor diikuti dengan peningkatan kebutuhan minyak pelumas sebagai pelumas kendaraan dan limbah minyak pelumas bekas. Oli pelumas bekas merupakan hasil minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan dan mesin.

Oli pelumas bekas tidak dapat digunakan kembali sesuai fungsinya karena sifat oli pelumas asli sudah berubah dari standar yang telah ditetapkan. Tujuan pengolahan minyak pelumas bekas adalah sebagai upaya peningkatan kualitas (upgrade) melalui proses daur ulang dan pemurnian ulang sehingga menjadi produk yang dapat digunakan kembali seperti bensin (gasoline) dan minyak berat (Demirbas, 2005). Bensin yang diperoleh dari pengolahan minyak pelumas bekas dapat digunakan pada mesin Otto (mobil), namun terlebih dahulu minyak pelumas bekas tersebut dimurnikan.

Warna dan bau yang tersisa pada perawatan minyak pelumas bekas kemudian dihilangkan dengan perawatan dengan tanah liat aktif. Minyak pelumas bekas kemudian dicampur dalam reaktor dengan pelarut alifatik seperti propana cair (butana, heptana atau heksana). 1 Diagram Alir Proses Ekstraksi Pelarut (Solvent Extraction Process) Proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut hidrokarbon digunakan sebagai metode pengolahan minyak pelumas bekas.

Salah satu cara pengolahan minyak pelumas bekas adalah dengan menggunakan cracking.

Tabel 2. 3 Komposisi Minyak Pelumas Bekas (Sumber: Tahfifah dkk, 2016)
Tabel 2. 3 Komposisi Minyak Pelumas Bekas (Sumber: Tahfifah dkk, 2016)

Hydrocracking

Pirolisis adalah proses pemanasan biomassa atau umpan lainnya tanpa adanya udara atau oksigen, dalam kondisi tertentu yang merupakan suhu optimum yang dikenal dengan suhu pirolisis, dan berlangsungnya proses tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Produk utama pirolisis minyak pelumas bekas terdiri dari gas yang dapat terkondensasi dan residu di bagian bawah reaktor. Pada proses pirolisis, senyawa karbon yang dipecah menjadi gas yang dapat terkondensasi, ada yang menjadi senyawa karbon dalam bentuk cair, dan kemudian ada juga yang menjadi gas yang tidak dapat terkondensasi.

Biasanya senyawa karbon yang tetap dalam bentuk gas ini mempunyai rantai karbon pendek, misalnya C1-C4, yang biasanya relatif sulit untuk dicairkan kecuali jika mengalami proses pencairan yang lebih rumit. Sedangkan fraksi gas yang akan meleleh pada proses kondensasi normal memiliki jumlah atom karbon yang lebih banyak dibandingkan fraksi yang sulit meleleh seperti C5-C10. Gas yang mudah mencair pada saat proses pirolisis yang akan menjadi produk akhir penyulingan ini sering disebut dengan gas yang dapat dikondensasi, dan gas yang relatif sulit untuk dicairkan pada saat proses pirolisis biasa disebut dengan gas yang tidak dapat dikondensasi.

Katalis Zeolite

Untuk katalis homogen, harus dilakukan proses pemisahan antara katalis dan produk setelah reaksi, yang selanjutnya menambah permasalahan (Istadi, 2011).

Katalis Zeolit

Zeolit ​​alam merupakan salah satu jenis zeolit ​​​​yang terbentuk sebagai hasil proses kimia dan fisika kompleks yang berasal dari batuan yang mengalami berbagai kondisi tertentu di alam. Terbentuknya zeolit ​​alam akan bergantung pada komposisi batuan induk, suhu, tekanan, tekanan parsial air, pH dan aktivitas ion-ion tertentu di sekitar batuan yang akan terbentuk.

Zeolit Sintetis

Bahan Bakar Cair

Nafta (minyak bumi) terbentuk dari pembusukan tumbuhan dan hewan dan merupakan campuran senyawa alifatik dan aromatik yang sangat kompleks. 6 Fraksi bahan bakar fosil (Sumber: Fessenden & Fessenden, 1982) Titik didih (OC) Jumlah fraksi atom karbon. Kata bensin berasal dari kata benzene (C6H6) atau dikenal juga dengan istilah bensin atau bensin.

Pada dasarnya bensin atau bensin merupakan campuran berbagai hidrokarbon yang diperoleh melalui proses penyulingan dan proses lainnya dari minyak mentah atau bahan baku minyak mentah. Minyak tanah atau minyak tanah merupakan fraksi hasil pengolahan fisik minyak bumi berupa hasil sulingan yang tidak berwarna dan bening. Minyak tanah merupakan bahan bakar yang umumnya digunakan untuk lampu Petromax dan bahan bakar rumah tangga.

Bahan bakar diesel adalah bahan bakar minyak yang dihasilkan dengan penyulingan minyak mentah. Pada umumnya penggunaan solar sebagai bahan bakar minyak terdapat pada semua jenis mesin siklus diesel dengan putaran tinggi (di atas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada metode pembakaran langsung di dapur-dapur kecil yang menginginkan pembakaran bersih. Diketahui bahwa sebagian besar bahan bakar mesin diesel terdiri dari senyawa hidrokarbon dan senyawa non hidrokarbon.

Sedangkan senyawa non hidrokarbon terdiri dari senyawa yang mengandung unsur non logam yaitu S, N, O dan unsur logam seperti vanadium, nikel dan besi (Fauser, 1999).

Tabel 2. 7 Spesifikasi RON 88 (Premium) (Sumber: Dirjen Migas Indonesia No:002 / P /  D.M / Migas / 1979)
Tabel 2. 7 Spesifikasi RON 88 (Premium) (Sumber: Dirjen Migas Indonesia No:002 / P / D.M / Migas / 1979)

Penelitian

Sehubungan dengan ukuran dan jenis katalis yang digunakan, variasi ini tentu akan mempunyai pengaruh, misalnya pada rendemen produk akhir. Contoh data dari variasi percobaan yang dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada ringkasan yang disajikan pada Tabel 2.12 di bawah ini. Statistika dapat diartikan secara luas maupun sempit, dimana dalam arti sempit sebagai data dan dalam arti luas sebagai data.

Statistik deskriptif diartikan sebagai statistik yang berfungsi memberikan gambaran tertentu mengenai objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi apa adanya, tanpa perlu melakukan analisis dan menarik kesimpulan yang berlaku umum. Dalam statistik deskriptif terdapat beberapa penyajian data seperti penggunaan tabel, diagram batang, diagram lingkaran, piktogram, penjelasan kelompok melalui modus, mean, median, dan varian kelompok melalui rentang dan deviasi standar. Salah satu jenis analisis varians adalah analisis varians dua arah atau disebut juga ANOVA dua arah.

Ada dua jenis ANOVA dua arah, yaitu ANOVA dua arah tanpa interaksi dan ANOVA dua arah dengan interaksi. Analisis varians adalah suatu metode dimana kita ingin menguji hubungan antara suatu variabel tertentu (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel (skala non-metrik 30 atau kategorikal dengan lebih dari dua kategori). ANOVA digunakan sebagai cara untuk mengetahui pengaruh utama dan pengaruh interaksi variabel independen kategorikal terhadap variabel dependen metrik.

Efek interaksi didefinisikan sebagai pengaruh gabungan dari dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian Klasifikasi Dua Arah Tanpa Interaksi

Tahapan Penelitian

Data sekunder yang diambil dari laporan skripsi Fanny & Khalid (2019) sebagai data sekunder satu dan Lucyana & Anisaa (2020) sebagai data sekunder dua digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Pada kedua laporan ijazah ini terdapat perbedaan pada metode pra perlakuan, dimana menurut data sekunder pertama yaitu Faulina & Khalid pada tahun 2019 dilakukan penyaringan pra perlakuan dengan kertas saring. Pada data sekunder lainnya yaitu Lucyana & Anisaa tahun 2020, tahap pre-treatment minyak pelumas bekas meliputi filtrasi, pencampuran dengan NaOH, dilanjutkan dengan perlakuan aerasi dan pemisahan.

Rangkaian langkah ini merupakan bagian dari metode bubble washing minyak pelumas bekas yang akan digunakan untuk memasukkan data sekunder kedua (Lucyana & Anisaa, 2020).

Skema Alat

  • Skema Alat Pirolisis

Gambar

Tabel 2. 4 Komposisi Lube Oil (Sumber: Tahfifah dkk, 2016)
Tabel 2. 3 Komposisi Minyak Pelumas Bekas (Sumber: Tahfifah dkk, 2016)
Gambar 2. 1 Diagram alir proses ektraksi dengan pelarut (solvent extraction process)  Proses  ekstraksi  menggunakan  bahan  pelarut  hidrokarbon  ini  digunakan  sebagai  salah  satu  metode  pengolah  minyak  pelumas  bekas
Gambar 2. 2 Skema diagram proses perengkahan termal (thermal cracking process)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8