• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Berdasarkan referensi yang ditemukan, penulis dan peneliti sama-sama ingin mengetahui apa saja peran koperasi syariah dalam meningkatkan usaha nasabahnya. 2Dinar Faolina, “Peran Koperasi Syariah Dalam Pembiayaan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada KJKS BMT Insan Mandiri Sragen)”. 3Rutrid Sidio M “Peran Dana Komersial Syariah, Koperasi Simpan Pinjam Sebagai Alternatif Penanggulangan Kemiskinan di Makassar”.

Peran adalah seperangkat tingkatan yang seharusnya dimiliki seseorang dalam masyarakat.4 Peran diartikan sebagai suatu penokohan yang seharusnya dilakukan oleh seorang aktor dalam sebuah pertunjukan drama, yang dalam konteks sosial diartikan sebagai fungsi yang dilakukan seseorang. ketika menduduki suatu posisi dalam suatu batasan sosial. Peran seorang aktor merupakan batas yang dibentuk oleh aktor lain yang kebetulan sedang menjalankan peran yang sama. 5. Hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antar peran individu dalam masyarakat. Peran dasar yang membentuk kedudukan sosial suami-ayah dan istri-ibu adalah peran pemberi nafkah, pengatur rumah tangga, peran pengasuhan, sosialisasi anak, rekreasi, persaudaraan (menjaga hubungan keluarga ayah dan ibu). , terapeutik, seksual. b) Lamaran informal (lamaran tertutup).

Koperasi syariah hampir sama dengan syirkah karena sama-sama merupakan kemitraan antara dua orang atau lebih untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Akad tabungan syariah yang utama termasuk dalam kategori tabungan musyarak, konsep pendirian koperasi syariah justru menggunakan konsep syirkahmufawadhoh, yaitu usaha yang didirikan lebih banyak dan sederajat. ikut serta dalam pekerjaan dengan bobot yang sama.. masing-masing sekutu mempunyai hak dan kewajiban satu sama lain dan tidak diperbolehkan salah satu dari mereka menanam modal lebih banyak dan menikmati keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan anggota lainnya. Simpanan wajib termasuk dalam kategori modal koperasi, karena kewajiban pokok simpanan diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota, dan penyetorannya dilakukan terus menerus setiap bulan sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.

Simpanan anggota merupakan suatu bentuk penanaman modal oleh anggota atau calon anggota yang mempunyai kelebihan dana kemudian menyimpannya pada koperasi syariah.

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) a. Pengertian BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) a. 2009) 21 Baitul Mal Wattamwil adalah “lembaga keuangan mikro yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil, untuk menumbuhkan dan mengembangkan usaha kecil dan mikro guna mengangkat harkat dan martabat serta melindungi kepentingan masyarakat miskin”. Usaha-usaha tersebut merupakan bagian integral dari BMT sebagai lembaga yang menunjang kegiatan perekonomian masyarakat kecil atas dasar Islam. Pada dasarnya BMT dan koperasi simpan pinjam syariah adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada lembaganya saja, yaitu koperasi syariah hanya ada pada satu lembaga yaitu koperasi, sedangkan BMT mempunyai 2 lembaga yaitu diambil dari nama “Baitul Maal Wa At Tampil” . yang artinya Lembaga dan Lembaga Zakat.Keuangan (Syariah). Kelompok swadaya masyarakat yang berupaya mengembangkan usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha skala kecil dalam pengentasan kemiskinan.”

Definisi lain yang dikemukakan oleh Amin Azis26 bahwa BMT adalah “pusat usaha mandiri terpadu yang dikembangkan dari konsep Baitul Maal wat Tamwil. Dalam aspek Baitul Tamwil, BMT mengembangkan usaha produktif untuk meningkatkan pendapatan pengusaha kecil dan meningkatkan anggota.” Tamwil aktif dalam pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil dan menengah dengan mendorong kegiatan tabungan dan mendukung pembiayaan.

Baitulmal menerima simpanan zakat, infaq dan sedekah serta melaksanakannya mengikut peraturan dan amanatnya. Oleh itu, misi BMT bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan, tetapi lebih kepada memfokuskan kepada pengagihan keuntungan yang adil dan saksama mengikut prinsip ekonomi Syariah. Pekerjaan yang bukan sahaja tertumpu kepada kehidupan duniawi, tetapi juga kepada kenikmatan dan kepuasan rohani dan kepada kehidupan akhirat.

Kelima: Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana (shohibul maal) seperti investor dan penabung, serta pengguna dana (mudhorib) untuk pengembangan usaha produktif. Namun karena BMT di sisi lain mempunyai misi untuk membangun dan mengembangkan tatanan ekonomi dan struktur sosial yang beradab dan berkeadilan, maka dapat dipahami bahwa tujuan BMT bukan sekadar mencari keuntungan dan mengakumulasi modal di kalangan orang kaya, namun lebih dari itu. . berorientasi pada pembagian keuntungan yang adil dan merata sesuai dengan prinsip ekonomi Islam.34. Baitul Tamwil mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil dan kecil dengan mendorong kegiatan simpan pinjam untuk pembiayaan perekonomian.

Sedangkan Baitul Maal menerima titipan zakat, infak, dan sedekah serta melaksanakannya sesuai aturan dan amanahnya. Menurut Nena Sri Ismaniyata,36 Ada beberapa jenis kegiatan yang dikembangkan oleh BMT, antara lain: Pertama, pengumpulan dan pengumpulan dana yang digunakan untuk membiayai usaha para anggotanya. Investor akan mendapat bagi hasil yang mekanismenya diatur dalam BMT: Kedua, memberikan pembiayaan kepada anggota sesuai penilaian kelayakan yang dilakukan oleh pengurus BMT bersama anggota yang bersangkutan.

Keempat, pengembangan usaha-usaha di sektor riil yang bertujuan untuk memperoleh dan menunjang usaha-usaha anggota, misalnya distribusi dan pemasaran, penyediaan bahan baku, sistem manajemen, dan lain-lain. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah.. nasabah berperan sebagai shahibul mal dan lembaga keuangan syariah berperan sebagai mudharib.

Teori Kualitas

Menurut Fandy Tjiptono, kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.39.

Usaha Mikro Kecil Menengah

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif yang dimiliki oleh perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dijalankan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau afiliasi dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau langsung atau tidak langsung menjadi bagian dari perusahaan menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.41. Usaha mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU ini. 41Fitrah Ananda, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Setelah Mendapatkan Pembiayaan Mudharabah dari BMT AT TAQWA HALMAHERA Kota Semarang”. 42 Isnaini Nurrohma, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta)”.

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagiannya baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil dan usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebesar diatur dalam Undang-undang ini. 43 Isnaini Nurrohma, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta)”. Tesis Sarjana: Jurusan Pendidikan Ekonomi), hal.15. Menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus menyediakan lingkungan yang mendukung untuk mendorong pengembangan UMKM secara sistematis, mandiri dan berkelanjutan.

Menciptakan sistem jaminan keuangan bagi operasionalisasi kegiatan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh UMKM. Menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS memperjelas industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu; (1) industri rumahan dengan 1-4 pekerja; (2) industri kecil dengan jumlah pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan jumlah pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan 100 orang pekerja atau lebih.

Dilihat dari perkembangannya, UMKM dapat digolongkan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: . a) Kegiatan mata pencaharian adalah UMKM yang dijadikan sebagai peluang kerja untuk mencari nafkah, yang lebih dikenal dengan sektor informal. Menurut Jeaning Beave dalam Muhammad Sholeh48, tolok ukur tingkat keberhasilan dan berkembangnya usaha kecil dapat dilihat dari peningkatan pendapatan penjualan.

Tinjauan Konseptual 1. Peran

Koperasi

Kualitas

Usaha Mikro

Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Fikir KUALITAS

Referensi

Dokumen terkait

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang