• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Curah hujan adalah istilah umum untuk menyatakan uap air yang mengembun dan jatuh dari atmosfer ke bumi dalam segala bentuknya melalui serangkaian siklus hidrologi. Pergerakan uap air di atmosfer terjadi akibat adanya perbedaan tekanan uap air yang berpindah dari tekanan uap tinggi ke rendah. Intensitas hujan adalah laju presipitasi/kekerasan hujan yang merupakan jumlah air yang turun per satuan waktu.

Air dalam bentuk cair diubah menjadi uap air dan dikeluarkan dari permukaan penguapan, yang disebut proses penguapan. Gaya penggerak pergerakan uap air pada permukaan penguapan adalah perbedaan tekanan antara uap air pada permukaan penguapan dengan tekanan atmosfer. Spesies tumbuhan karena evapotranspirasi dibatasi oleh persediaan air tumbuhan dan ukuran tumbuhan.

Saliran lombong ialah saliran yang dijalankan untuk menghalang atau mengeluarkan air daripada memasuki kawasan lombong. Air yang memasuki lombong dikeluarkan dengan menyalirkan air dari terowong utama ke terowong saliran. Air yang masuk ke dalam lombong dikumpulkan di dalam tangki simpanan (storage basin) yang biasanya dibuat di bahagian bawah lombong dan kemudian dipam keluar dari lombong.

Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman sumur, dengan kapasitas pompa disesuaikan dengan debit air yang masuk ke lokasi penambangan.

Analisis Intensitas Curah Hujan Rencana (I)

Curah hujan biasanya terjadi dengan pola tertentu yang biasanya berulang dalam jangka waktu tertentu, yang dikenal dengan periode ulang hujan. Periode ulang hujan adalah periode (tahun) dimana hujan dengan intensitas yang sama kemungkinan besar akan berulang. Penentuan periode ulang curah hujan sebenarnya lebih terfokus pada permasalahan kebijakan dan risiko yang harus diambil sesuai dengan perencanaan.

Intensitas hujan adalah banyaknya hujan per satuan waktu yang relatif singkat, biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam. Dalam analisis intensitas curah hujan yang direncanakan, hal pertama yang dilakukan adalah mengukur sebaran yang diperlukan untuk analisis statistik sehingga diperoleh model sebaran yang sesuai dengan sebaran curah hujan. Distribusi normal log merupakan hasil transformasi dari distribusi normal yaitu dengan mengubah nilai varians x menjadi nilai logaritma varians x yang ada di dalamnya.

Distribusi log-person tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam menganalisis data maksimum dan minimum dengan nilai ekstrim.

Tabel 3.1  Periode Ulang Hujan
Tabel 3.1 Periode Ulang Hujan

Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)

Koefisien ini merupakan parameter yang menggambarkan hubungan antara jumlah curah hujan dan limpasan, yaitu memperkirakan jumlah air hujan yang mengalir menjadi limpasan langsung di permukaan. Koefisien limpasan juga dapat diartikan sebagai angka perbandingan antara jumlah limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan pada suatu wilayah tertentu. Koefisien limpasan setiap daerah berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang menentukan koefisien limpasan.

Tipe vegetasi yang areanya bervegetasi rapat akan memberikan nilai koefisien limpasan yang rendah karena air hujan akan tertahan oleh vegetasi berdaun dan pori-pori batang sehingga air tidak langsung mengalir ke permukaan tanah, sedangkan pada area yang tertutup jarang. dengan vegetasi akan memberikan nilai koefisien limpasan yang lebih tinggi. Penggunaan lahan yang kondisi lahannya akan mempengaruhi nilai permeabilitas tanah, misalnya lahan sawah akan mempunyai nilai permeabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan pemukiman, sehingga akan memberikan nilai koefisien limpasan pemukiman yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah yang mempertahankan dan menyerap bumi.

Sistem Penanggulangan Air Tambang .1 Sistem Pemompaan

Perencanaan Kolam Penampung (Sump)

  • Sedimentasi

Dalam merancang dimensi sump untuk tambang terbuka, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, faktor tersebut antara lain aliran air yang akan ditampung oleh sump, permeabilitas tanah, waktu pengaliran, lebar sump dan faktor lainnya, sehingga untuk membuat perhitungannya lebih mudah, pada perancangan poros, poros ini digunakan analisis perbandingan jumlah air yang dapat ditampung oleh poros dan aliran air yang masuk ke dalam poros. Kapasitas pompa harus disesuaikan dengan debit air yang masuk ke area penambangan, namun ada resiko pompa harus terus menyala. Jika kapasitas pompa yang digunakan lebih besar dari debitnya, pompa tersebut kadang-kadang dapat digunakan untuk mengalirkan air dari lokasi tambang.

Sedimen adalah material atau pecahan yang terangkut melalui proses suspensi oleh air atau angin. Sedimen terjadi akibat proses pengikisan yang disebabkan oleh air yang pada keadaan normal di lapangan meliputi tiga tahap, yaitu tahap penguraian potongan-potongan atau agregat tanah yang berbentuk butiran-butiran kecil, tahap kedua pergerakan atau pengangkutan butiran-butiran tersebut. kecil. dan tahap ketiga adalah pengendapan partikel-partikel tersebut di tempat yang lebih rendah atau di dasar sungai atau waduk. Erodibilitas tanah mengacu pada ketahanan partikel tanah terhadap pengelupasan kulit dan pengangkutan partikel tanah tersebut oleh energi kinetik air hujan.

Meskipun besarnya hambatan akan bergantung pada topografi, kemiringan lereng dan besarnya gangguan manusia. Namun besarnya erodibilitas tanah juga ditentukan oleh sifat-sifat tanah seperti: tekstur tanah, kestabilan agregat tanah, kapasitas infiltrasi, serta kandungan organik dan kimia tanah. Faktor indeks topografi L dan S masing-masing mewakili pengaruh panjang lereng dan kemiringan lereng terhadap besarnya erosi.

Panjang lereng mengacu pada aliran air permukaan, yaitu lokasi terjadinya erosi dan kemungkinan pengendapan sedimen. Lahan dengan topografi datar mempunyai kecepatan arus permukaan yang kecil dibandingkan dengan lahan dengan topografi curam. Kecepatan aliran permukaan pada lahan yang kemiringannya besar dan tidak tertutup tanah akan mempunyai gaya erosi dan pencucian yang lebih cepat.

Komponen panjang dan kemiringan lereng (L dan S) diintegrasikan ke dalam faktor LS dan dihitung menggunakan rumus Wischmeier dan Smith sebagai berikut. Faktor tutupan vegetasi (C) merupakan perbandingan antara besarnya erosi tanah akibat limpasan permukaan dengan pengelolaan tertentu dengan besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan tanpa pengelolaan. Faktor P merupakan perbandingan antara rata-rata erosi tanah yang mendapat perlakuan konservasi tertentu dengan rata-rata erosi tanah yang diberi perlakuan tanpa tindakan konservasi dengan ketentuan faktor erosi tersebut diasumsikan tidak berubah.

Hal yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang

Gambar

Gambar 3.1      Skema Siklus Hidrologi  3.1.1  Presipitasi
Tabel 3.1  Periode Ulang Hujan
Gambar 3.5  Sistem Pemompaan Seri
Tabel 3.3  Diameter Dalam Pipa  Diameter Pipa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data untuk penentuan debit banjir pada penelitian ini adalah data curah hujan, dimana curah hujan merupakan salah satu dari beberapa data yang dapat digunakan untuk memperkirakan