BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pre-Eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran metematika melalui penerapan quantum learning pada siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah “The one group pretest-postest design”
model desainnya adalah:
Tabel 3.1: One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Sumber: Emzir (2015: 96)
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan atau eksperimen O1 : Pretest pada kelompok eksperimen O2 : Posttest pada kelompok eksperimen
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yang terdiri dari 4
21
sekolah yaitu: SMP Negeri 1 Bangkala, SMP Negeri 2 Bangkala, SMP Negeri 3 Bangkala, SMP Negeri 4 Bangkala.
2. Unit Eksperimen
Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah menggunakan satu kelas yaitu mengambil satu kelas di SMP Negeri 2 Bangkala dan SMP Negeri 4 Bangkala. Sebagai kelas uji coba diterapkan pendekatan quantum learning. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara simple jenuh. Dikatakan simple (jenuh) karena dimana populasinya sendiri menjadi sampel.
D. Definisi Operasianal Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh sebelum mendapatkan pengajaran materi (pretest) dengan menggunakan pendekatan quantum learning dan setelah mendapatkan pengajaran materi (posttest) dengan menggunakan pendekatan quanrum learning.
2. Aktivitas siswa adalah rata-rata keterlaksanaan aktivitas atau perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Respon siswa adalah ukuran kesukaan, minat, ketertarikan, atau pendapat siswa tentang cara mengajar guru, bahan ajar, dan suasana kelas
E. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
a. Konsultasi dengan guru bidang studi matematika.
b. Melakukan observasi awal
c. Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP dan tugas untuk siswa.
d. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas Siswa.
e. Membuat angket respon Siswa untuk mengetahui respon Siswa.
f. Membuat lembar tes hasil belajar yang berupa soal essai.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest diawal pembelajaran (pertemuan pertama).
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum learning.
c. Melaksanakan observasi terhadap aktivitas Siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan angket respon Siswa mengenai tanggapan Siswa tentang kegiatan pembelajaran melalui pendekatan quantum learning.
e. Memberikan tes dalam bentuk esay untuk melakukan evaluasi (posttest).
3. Tahap Analisis
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menganalisis data yang telah diperoleh.
4. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan pelaksanaan dan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.
F. Instrumen Penelitian
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yang berlangsung selama pelaksanaan penelitian melalui penerapan pendekatan Quantum Learning.
2. Tes Hasil Belajar
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto menggunakan tes hasil belajar yang dikembangkan oleh penulis dalam bentuk essay yang telah divalidasi. Soal tes ini dibuat oleh peneliti berdasarkan tujuan pembelajaran, koordinasi dengan guru mata pelajaran serta koreksi dari dosen pembimbing.
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yang berlangsung selama pelaksanaan penelitian melalui penerapan pendekatan Quantum Learning.
4. Angket Respons Siswa
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Angket diberikan kepada siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data tentang keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan instrumen keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer.
2. Data tentang hasil belajar matematika siswa setelah dan sesudah pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar matematika.
3. Data tentang aktivitas siswa selama penelitian berlangsung dikumpulkan dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer.
4. Data tentang respons siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan instrumen angket respon siswa setelah siswa diberikan perlakuan
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, dan respons siswa terhadap pembelajaran. Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran suatu data secara umum.
a. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data tentang keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari kemampuan guru mengelola pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan mengobservasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama empat kali pertemuan. Kategori kemampuan guru untuk setiap aspek dalam mengelola pembelajaran menggunakan pendekatan quantum learning ditetapkan sebagai berikut:
1) Skor 4 kategori sangat baik.
2) Skor 3 kategori baik.
3) Skor 2 kategori cukup.
4) Skor 1 kategori kurang baik.
Sedangkan untuk memberikan interpretasi terhadap rata-rata skor akhir yang diperoleh digunakan kategori sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kategori Kemampuan Guru
Tingkat Kemampuan Guru (tkg) Kriteria Tidak Baik
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Sumber: Aswar (2016: 34) b. Hasil Belajar Siswa
Analisis statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik faktor yang diselidiki misalnya hasil belajar siswa yang meliputi: nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, rentang, median, standar deviasi, dan tabel distribusi frekuensi. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dinyatakan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Hasil Belajar
Skor Kategori
0 – 49 Sangat rendah
50 – 74 Rendah
75 – 84 Sedang
85 – 94 Tinggi
95 – 100 Sangat tinggi
Sumber: Data SMP Negeri 2 Bangkala Kabupaten Jeneponto
Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Skor Kategori Ketuntasan Belajar
0 75 Tidak tuntas
75 ≤ 100 Tuntas
Sumber: SMP Negeri 2 Bangkala Kabupaten Jeneponto Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal. Ketuntasan belajar dapat dicapai jika nilai yang diperoleh siswa minimal sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan, sedangkan ketuntasan klasikal tercapai minimal 85%
siswa mencapai skor minimal 75.
x100%
JK
JS KK
Keterangan:
KK = Ketuntasan klasikal
JS = Jumlah siswa yang memperoleh nilai minimum KKM JK = Jumlah siswa keseluruhan
Sumber: Irnadianti (2015: 30) Selanjutnya untuk mengetahui selisih antara nilai posttest dan pretest digunakan skor gain ternormalisasi. Skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus indeks gain ternormalisasi yaitu :
g =
Keterangan:
g = Gain ternormalisasi Spre = Skor pretest
Spos = Skor postest
Smaks= Skor maksimum ideal
Sumber: Irnadianti (2015: 31)
Tabel 3.5 Klasifikasi Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi Klasifikasi g < 0,3
0,3 ≤ g < 0,7 g ≥ 0,7
Rendah Sedang Tinggi
Sumber : (Aswar, 2016: 40) Hasil belajar siswa dikatakan efektif jika rata-rata gain ternormalisasi siswa minimal berada dalam kategori sedang atau lebih dari 0,29.
c. Analisis Data Aktivitas siswa
Untuk menentukan persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas sesuai dengan indikator yang diamati, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Untuk persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas tiap indikator ke-i selama n pertemuan, maka digunakan rumus sebagai berikut:
n X P
dengan N x
Si Xi 100%, i
iKeterangan:
= Persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas pada indikator ke-i selama n pertemuan.
= Rata-rata jumlah siswa yang melakukan aktivitas pada indikator ke-i selama n pertemuan.
N = Jumlah siswa keseluruhan pada kelas eksperimen
= Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas pada indikator ke-i untuk pertemuan ke-n.
n = Banyaknya pertemuan proses pembelajaran
Sumber: Irnadianti (2015: 32) 2) Untuk persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas semua indikator selama n pertemuan, maka digunakan rumus sebagai berikut:
% i x
Psi Si 100
Keterangan:
PSi = Persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas pada semua indikator selama n pertemuan.
S = i Jumlah dari seluruh Si yang diamati pada semua indikator selama n pertemuan
i = Banyaknya i yang diamati selama n pertemuanSumber: Irnadianti (2015: 32) Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
d. Respons Siswa
Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket.
Respons siswa dianalisis dengan melihat presentase dari respons siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data respons siswa adalah sebagai berikut :
1. Menghitung persentase banyak siswa yang memberikan respons positif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respon positif dengan jumlah siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.
2. Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respons negatif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respons negatif dengan jumlah siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.
Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa siswa memiliki respon positif terhadap pendekatan Quantum Learning adalah minimal 75% dari mereka memberi respons positif terhadap sejumlah aspek yang ditanyakan.
Data mengenai respons siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap pilihan respons dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
P = Persentase respons siswa yang menjawab ya dan tidak f = Frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak
N = Banyaknya siswa yang mengisi angket.
Sumber: Irnadianti (2015: 33)
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan hasilnya diberlakukan satuan eksperimen. Teknik pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test dengan terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16 pada uji kolmogorov-smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, dengan syarat:
Jika pvalue maka distribusinya adalah normal.
Jika pvalue maka distribusinya adalah tidak normal.
b. Uji Gain Ternormalisasi
Untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan hasil belajar siswa, diuji dengan menggunakan rumus Normalized Gain:
Dengan g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain), skor posttest nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui penerapan pendekatan quantum learning, skor pretest adalah nilai rata- rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran melalui penerapan pendekatan quantum learning dan skor maksimal adalah nilai skor maksimal ideal.
Tinggi rendahnya gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi;
2. jika 0,7 > g ≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan
3. jika g < 0,3 maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang telah dipaparkan pada bab II
1. Rata-tata hasil belajar siswa setelah diajar dengan pendekatan quantum learning lebih besar dari 74,9. Secara statistic dapat dituliskan sebagai berikut:
H0 : ≤ 74,9 melawan H1 : > 74,9 Keterangan :
= Proporsi skor rata-rata hasil belajar siswa.
2. Persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan quantum learning secara klasikal minimal 85%.
H0 : ≤ 84,9 % melawan H1 : > 84,9 % Keterangan:
= Proporsi ketuntasan belajar secara klasikal.
3. Rata-rata gain ternormalisasi siswa yang diajar dengan pendekatan quantum learning lebih besar dari 0,29 (kategori sedang). Secara statistika dapat ditulis sebagai berikut:
H0 : g ≤ 0,29 melawan H1 : g > 0,29 Keterangan:
g = Proporsi skor rata-rata gain ternormalisasi
Tabel 3.6 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Matematika
No. Aspek-aspek Syarat
1 Hasil Belajar Siswa
1. Dianalisis secara deskriptif
a) Seorang siswa dikatakan hasil belajar tuntas apabila memenuhi kriteria kentuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan yaitu 75.
b) Ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 85% siswa di kelas tersebut telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran matematika.
c) Peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh gein ternormalisasi 0,30 dan berada dalam kategori sedang.
2. Dianalisis secara inferensial
a) H1 diterima apabila rata-rata skor hasil belajar siswa ≥ 75.
b) H1 diterima apabila kentuntasan klasikal
minimal 85%.
c) H1 diterima apabila rata-rata gein ternormalisasi ≥ 0,30.
2
Aktifitas siswa
terhadap pembelajaran
Aktifitas siswa pada pembelajaran matematika siswa minimal siwa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3
Respons siswa
terhadap pembelajaran
Respons siswa terhadap pembelajaran matematika minimal 75% siswa merespon positif.