• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iii metode penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bab iii metode penelitian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

37 A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar. Penulis memilih Kota Makassar dari Kawasan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguhminasa dan Takalar) dengan alasan bahwa Kota Makassar merupakan wilayah yang pertama kali dioperasikan Bus Rapid Transit (BRT). Saat ini terdapat 4 koridor rute BRT yang telah difungsikan. Tiga diantara, yaitu koridor 1, 2, dan 3 berada di Kota Makassar.

Terdapat berbagai pihak yang terlibat mencanangkan Bus Rapid Transit (BRT) ini, antara lain Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan,

Dinas Perhubungan Kota Makassar, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Oleh karena itu, beberapa lokasi dalam penelitian antara lain, Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar, Sekretariat MTI, Sekretariat Organda, Halte-halte BRT, dan terminal pete-pete di Kota Makassar.

B. Tipe dan Jenis Penelitian 1. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian ini yaitu menggunakan tipe penelitian kualitatif.

Menurut Iskandar (2009:1), penelitian kualitatif merupakan proses kegiatan mengungkapkan secara logis, sistematis dan empiris terhadap

(2)

fenomena-fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaran bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini yang telah diuraikan sebelumnya, peneriman masyarakat Kota Makassar terhadap keberadaan Bus Rapid Transit (BRT) akan dapat dianalisis secara lebih mendalam jika menggunakan kerangka metodologi penelitian kualitatif.

Setiap informan yang diwawancarai secara mendalam, ditambah hasil observasi dan penelusuran literatur terkait akan menghasilkan kolaborasi sehingga interpretasi yang dilakukan oleh penulis menjadi kuat.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Penelitian ini dimaksudkan untuk menelaah secara jelas dan mendalam penerimaan masyarakat terhadap implementasi Bus Rapid Transit (BRT) yang berdampak pada keberadaan angkutan pete-pete yang

saat ini masih mendominasi di Kota Makassar.

Penelitian ini bersifat deskriptif yang merupakan usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki. Dengan kata lain, penelitian ini akan sangat bergantung kepada informasi yang diberikan

(3)

oleh sasaran penelitian. Sasaran penelitian dengan demikian adalah subyek dalam penelitian ini.

C. Informan Penelitian

Informan yang diwawancarai dalam penelitian ditentukan secara purposive (bertujuan), dengan melihat kesesuaian antara calon informan

dengan informasi yang dibutuhkan. Artinya, informan yang akan dipilih adalah mereka yang betul-betul terkait dalam pengimplementasian Bus Rapid Transit (BRT) serta masyarakat. Adapun informan penelitian ini antara lain:

1. Dinas Perhubungan Kota Makassar

2. Kepolisian Wilayah (Polwil) Kota Makassar 3. Tokoh Masyarakat

4. Supir Pete-Pete

5. Warga pengguna Bus Rapid Transit (BRT)

Peneliti akan mengumpulkan data melalui informan di atas sesuai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Penentuan informan selanjutnya dilakukan secara snowball. Artinya, aktor-aktor yang terlibat sebagai yang telah disebutkan sebelumnya dilakukan secara purposive, namun dalam menentuka orang-orang yang akan diwawancarai dari setiap aktor/instansi tersebut dilakukan secara snowball. Artinya, setelah penulis tiba di aktor/instansi yang telah ditentukan, penulis akan mencari tahu di lokasi tersebut siapa yang betul-betul memahami persoalan penerimaaan masyarakat terhadap Bus Rapid Transit (BRT).

D. Sumber Data

(4)

Untuk mendukung validitas penelitian ini, ada dua jenis data yang hendak dikumpulkan untuk selanjutnya menjadi bahan analisis yakni:

1. Data primer merupakan data utama dalam penelitian ini. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data, yaitu informan penelitian melalui hasil wawancara dan observasi.

2. Data sekunder berupa data-data dan informasi tidak langsung yang diperoleh dari dokumen laporan-laporan, naskah peraturan/kebijakan, leaflet/brosur, dan situs-situs yang relevan terkait implementasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Makassar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi (Iskandar, 2009:120-121). Dengan demikian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi Teknik wawancara, observasi (pengamatan) dan studi dokumentasi yang kesemuanya terkait dengan penerimaan masyarakat dan dampaknya terhadap sosialisasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Makassar. Adapun penjelasan ketiga teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara (Interview)

(5)

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrumen yaitu pedoman wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subyek penelitian yang terbatas (Iskandar, 2009: 129). Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan keterangan, pendapat informan mengenai penerimaan dan dampaknya terhadap sosialisasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Makassar. Untuk itu, model wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Wawancara Terstruktur

Model wawancara terstruktur di sini dimaksudkan dimana peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya berbentuk pedoman wawancara, walaupun tidak harus diikuti secara sistematis, tetapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam wawancara yang dapat berkembang di lapangan. Untuk wawancara terstruktur dilakukan pada tokoh masyarakat yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Perhubungan Kota Makassar, Kepolisian Wilayah (Polwil) Kota Makassar, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Makassar, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Makassar dan Tokoh Masyarakat.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

(6)

Model wawancara tidak terstruktur, pertanyaan tidak disusun secara sistematis, akan tetapi pertanyaan bersifat situasional. Dalam prakteknya kedua model wawancara tersebut pada umumnya tidak dibatasi semata pada gejala yang akan diamati. Oleh karena itu, wawancara tidak terstruktur ditujukan pada supir pete-pete dan warga pengguna Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Makassar.

2. Observasi (Observation)

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Kegiatan observasi meliputi pengamatan, pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Iskandar, 2009: 121).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/ menggunakan studi dokumen sebagai teknik pengumpulan data. Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di tempat penelitian ataupun yang berada di luar tempat penelitian, yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilakukan (Iskandar, 2009: 134).

F. Teknik Analisis Data

(7)

Menurut Payton (Moleong, 2008:103), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Selanjutnya Bogdan menyatakan “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”

(Sugiyono, 2011: 334). Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menekankan pada maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah pengoraganisasian data, sedangkan yang kedua lebih menekankan pada maksud dan tujuan analisis data adalah pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Peneliti menggunakan model analisis data di bawah ini (Bungin, 2003: 69).

Gambar 2. Analisis Data Miles dan Haberman 1. Reduksi Data

Reduksi data, dilakukan dengan merangkum keseluruhan data- data yang telah dikumpulkan lalu memilah-milahnya. Pengumpulan data

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan Penggambaran/

Verifikasi Data

(8)

dilakukan berdasarkan wawancara, observasi dan teknik dokumentasi mengenai penerimaan masyarakat dan dampaknya terhadap sosialisasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Makassar. Data-data yang telah

dikumpulkan kemudian dipilah-pilah sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan setelah data yang telah direduksi kemudian ditempatkan dan dianalisis lebih jauh berdasarkan permasalahan yang hendak dijawab. Rumusan yang hendak dijawab dan dianalisis adalah persepsi masyarakat terhadap sosialisasi Bus Rapid Transit (BRT) Kota Makassar dan implikasinya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah penyajian data dilakukan, selanjutnya akan ditarik kesimpulan. Verifikasi data atau pengecekan keabsahan data akan dilakukan sepanjang penelitian ini berlangsung sesuai dengan metode pengabsahan data yang digunakan.

G. Pengabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian merupakan kerja imiah, untuk melakukan ini maka mutlak dituntut secara obyektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam penelitian maka kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabiitas) harus dipenuhi (Iskandar, 2009: 151). Adapun

(9)

teknik penjamin keabsahan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu triangulasi.

Moleong (2008:178) berpendapat bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”. Menurut Patton (Sutopo, 2002:78) menyatakan bahwa ada 4 macam teknik trianggulasi, yaitu :

1. Triangulasi Data (data triangulation)

Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenaranya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.

2. Triangulasi Metode (methodological triangulation)

Jenis triangulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kemantapan informasi yang diperoleh.

3. Triangulasi Peneliti (investigator triangulation)

Hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Dari informasi yang berhasil digali diharapkan dapat terjadi kesepakatan pendapat yang sama dari beberapa peneliti.

(10)

4. Triangulasi Teori (theoretical triangulation)

Triangulasi ini dilakukan peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Misalkan dalam membahas suatu permasalahan tertentu, peneliti menggunakan beberapa teori seperti teori sosial, teori budaya dan sebagainya. Dari perspektif teori yang berbeda tersebut peneliti akan memperoleh pandangan yang tidak hanya sepihak tetapi lebih lengkap hingga akhirnya bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan lebih utuh dan menyeluruh.

Namun dalam hal ini peneliti hanya menggunakan triangulasi data.

Triangulasi data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing- masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

H. Jadwal Penelitian

Adapun perencanaan dari setiap aktifitas yang dilakukan selama penelitian ini dapat dilihat pada jadwal penelitian berikut:

(11)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan / Tahun

Okt Ket 2015

Nov 2015

Des 2015

Jan 2016

Feb 2016

Mar 2016

1 Penyusunan Proposal Penelitian 2 Konsultasi Proposal Penelitian 3 Seminar Proposal Penelitian 4 Melaksanakan Penelitian 5 Interpretasi dan Analisis Data 6 Penulisan Laporan Hasil Penelitian 7 Bimbingan dan Konsultasi

8 Seminar Hasil Penelitian 9 Revisi Seminar Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

MASPUL JOURNAL OF ENGLISH STUDIES | ISSN 2657-0157 Online | Challenges for students in translating sentences among Indonesian-English and Its Solutions Ismail1, Mustakim2, Hasan3