• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iii metode penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bab iii metode penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen yang melibatkan satu kelas, sebagai kelas eksperimen bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa.

B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa dan respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, tetapi diawali dengan pretest dan diakhiri dengan posttest setelah diberikan perlakuan. Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 One-group pretest-posttest design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Sumber : Sugiyono (2012:111)

(2)

Keterangan :

O1 : Nilai pretest sebelum diterapkan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

X : Treatment (Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI).

O2 : Nilai posttest setelah diterapkan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik “random sampling” dengan alasan bahwa sifat populasi yang terdiri dari beberapa kelompok/kelas dan setiap kelompok/kelas di sekolah yang bersangkutan memiliki anggota dengan sifat dan karakteristik yang diasumsikan sama atau hampir sama, hal ini dikarenakan pembagian kelas di sekolah tersebut tidak berdasarkan peringkat. Setelah diambil satu kelas secara acak, terpilihlah kela X MIA 1 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

(3)

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasioanal variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran. Definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar dapat dilihat dari ketercapaian kriteria ketuntasan belajar.

Kriteria ketuntasan belajar dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal perorangan dan klasikal yaitu :

a) Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.

b) Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika minimal 80%

dari jumlah siswa keseluruhan telah mencapai skor ketuntasan minimal.

2. Aktivitas belajar siswa adalah proses komunikasi antara siswa dengan guru dalam lingkungan kelas sebagai hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa.

3. Respons siswa adalah ukuran kesukaan, minat, ketertarikan, atau pendapat siswa tentang cara mengajar guru, LKS, bahan ajar, dan suasana kelas.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian secara garis besar digunakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap analisis hasil penelitian dan tahap akhir.

(4)

1. Tahap Persiapan

Adapun persiapan yang dilakukan sebelum penelitian yaitu:

a. Observasi pada sekolah yang akan diteliti.

b. Konsultasi dengan pembimbing, guru dan kepala sekolah untuk memohon agar peneliti diberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

c. Menelaah Silabus Matematika kelas X SMA.

d. Membuat dan menyusun Perangkat Pembelajaran.

e. Membuat dan menyusun instrumen penelitian dalam bentuk tes hasil belajar matematika siswa, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar angket respons siswa kemudian divalidasi oleh tim validator.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan peneliti yaitu tiga pekan. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan sebagai berikut:

a. Memberikan Pretest kepada siswa pada kelas yang terpilih.

b. Kelas yang terpilih akan diberikan perlakuan yaitu diajar dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

c. Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berlangsung.

d. Memberikan Posttest kepada siswa setelah diajar dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

(5)

e. Memberikan lembar angket respon siswa setelah diajar dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

3. Tahap analisis hasil penelitian

Adapun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi siswa, lembar keterlakasanaan pembelajaran, dan lembar angket respons siswa.

b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian.

4. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan untuk tahap akhir adalah menyimpulkan hasil penelitian dan dibuatkan laporan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa instrumen yang digunakan, diantaranya sebagai berikut.

1. Tes hasil belajar matematika

Tes hasil belajar matematika merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah digunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Tes ini berupa soal essay.

(6)

2. Lembar observasi

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran dengan menenerapkan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

b. Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Angket respons siswa

Angket respons siswa merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1. Teknik tes

Data tentang hasil belajar matematika siswa diambil dengan cara memberikan tes hasil belajar.

2. Teknik observasi atau pengamatan

Data tentang keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi.

3. Teknik pemberian angket

Data mengenai respons siswa selama proses pembelajaran diperoleh dengan teknik pemberian angket.

(7)

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen yang ada kemudian di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkap keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran dan respons siswa terhadap pembelajaran. Sedangkan teknik analisis Inferensial digunakan untuk menganalisis pengujian hipotesis.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan karakteristik skor dari sampel penelitian untuk masing-masing variabel. Adapun data yang menggunakan teknik analisis deskriptif adalah:

a. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan model pembelajaran digunakan analisis rata-rata. Artinya keterlaksanaan model pembelajaran dihitung dengan cara menjumlah nilai tiap aspek kemudian membaginya dengan banyak aspek yang dinilai. Adapun pengkategorian keterlaksanaan model pembelajaran digunakan kategori pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Konversi Nilai Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran

Interval Skor Kategori

3,50 < ̅ ≤ 4,00 Sangat baik

2,50 < ̅ ≤ 3,49 Baik

2,49 < ̅ ≤ 1,50 Cukup baik

1,49 < ̅ ≤ 1,00 Kurang baik

Sumber: (Taufiq, 2015)

(8)

Keterangan:

̅= rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran

Kriteria keterlakasaan pembelajaran dikatakan penerapannya baik apabila konversi nilai rata-rata setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat pada setiap pertemuan berada pada kategori terlaksana atau sangat terlaksana.

b. Analisis Hasil Belajar Siswa

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika adalah berdasarkan teknik kategorisasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Hasil Belajar Matematika

Nilai Kategori

0 – 49 Sangat rendah

50 – 69 Rendah

70 – 79 Sedang

80 – 89 Tinggi

90 – 100 Sangat Tinggi

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Nadir, 2014) Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian ketuntasan hasil belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah. Pengkategorian ketuntasan hasil belajar siswa digambarkan seperti pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan Belajar

Tidak Tuntas

Tuntas

Sumber: SMA Neg.3 Gowa

(9)

Berdasarkan pada tabel 3.4 bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 sampai 100 maka dapat dinyatakan tuntas dan siswa yang memperoleh nilai 0 sampai 74 maka siswa dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran.

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan yakni 75 sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas tersebut telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran.

Ketuntasan klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut:

Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi (normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi adalah:

Keterangan :

: Rata-rata skor tes akhir

: Rata-rata skor tes awal

: Skor maksimum yang mungkin dicapai Ketuntasan belajar klasikal = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ siswa dengan skor ≥75

jumlah siswa 100%

(10)

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Gain Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Nadir, 2014)

c. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dianalisis dengan menggunakan persentase. Persentase pengamatan aktivitas siswa yaitu:

Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 70% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

d. Analisis Data Respons Siswa

Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respons siswa dianalisis dengan melihat persentase dari respons siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus:

100%

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%

(11)

Keterangan:

P = Presentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respon f = Frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak

N = Banyaknya siswa yang mengisi angket

Kriteria untuk menyatakan bahwa respons siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah positif apabila minimal 75% siswa yang memberi respons positif dari semua aspek yang ditanyakan.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis Statistik Inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang dilakukan. Sebelum mengadakan uji statistik inferensial, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian Normalitas, yaitu sebagai berikut:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk pengujian tersebut digunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, dengan syarat :

JikaPvalue = 0,05 maka distribusinya adalah normal.

JikaPvalue = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

(12)

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan pengujian normalitas, selanjutnya adalah menguji hipotesis.

1. Pengujian hipotesis minor berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu sampel (One Sample t-test).

One Sample t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada uji hipotesis ini, diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel tersebut.

Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

H0= µ ≤ 74,9 melawan H1= µ > 74,9 Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 ditolak jika P-Value< α dan H0 diterima jika P-Value ≥ α, dimana α = 5%.

Jika P-Value < α berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai KKM 75.

2. Pengujian Hipotesis minor berdasarkan Ketuntasan Klasikal menggunakan uji proporsi.

Pengujian hipotesis proporsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi yang dihipotesiskan didukung informasi dari data sampel (apakah proporsi sampel berbeda dengan proporsi yang

(13)

dihipotesiskan). Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan pengujian hipotesis satu populasi.

Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu

H0 : π ≤ 79,9 melawan H1 : π >79,9

Dengan rumus (Tiro, 2008:263):

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 ditolak jika z > z(0,5-α) dan H0 diterima jika z ≤ z(0,5-α), dimana α = 5%.

Jika z > z (0,5-α) berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai 80%.

3. Pengujian hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji-t satu sampel (One Sample t-test)

Uji-t satu (One Sample t-test) sampel digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen, diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata pretest dan posttest.

Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu

H0: µg ≤ 0,29 melawan H1 : µg > 0,29

Dengan rumus (Tiro, 2008:249):

𝑡 𝑥 0 29 𝑠/ 𝑛 𝑧

𝑥𝑛 𝜋0 𝜋0(1 𝜋0)

𝑛

(14)

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 ditolak jika t t(1- α) dan H0 diterima jika t ≤ t(1- α) dimana α = 5%. Jika t t(1- α) berarti peningkatan hasil belajar matematika bisa mencapai 0,30.

Referensi

Dokumen terkait

Table I The main wildlife hosts of the most important ticks that transmit protozoal and rickettsial infections to livestock in sub-Saharan Africa 50 Tick species Host African