• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab iii metode praktikum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "bab iii metode praktikum"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian adalah true exsperiment, dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penelitian adalah penambahan tepung kelor, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan. Masing-masing taraf perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 12 unit eksperimen. Desain penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap disajikan pada Tabel 12.

Tabel 10. Rancangan Penelitian Penambahan Tepung Kelor pada Biskuit Tepung Labu Kuning

Taraf Perlakuan

(Tepung Terigu :Tepung Labu Kuning : Tepung Kelor)

Replikasi

1 2 3

P0 (0:100:25) X01 X02 X03

P1 (85:25:15) X11 X12 X13

P2 (80:25:20) X21 X22 X23

P3 (75:25:25) X31 X32 X33

Keterangan :

X01 : Unit percobaan Taraf perlakuan P0 Replikasi 1 X33 : Unit percobaan Taraf perlakuan P3 Replikasi 3

Proporsi tepung terigu dan tepung labu kuning pada setiap taraf perlakuan sama, yaitu 90:10. Perhitungan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Igfar (2012) yang menunjukkan bahwa perbandingan biskuit dengan tingkat kerenyahan paling baik adalah 90:10. Penambahan tepung kelor ditujukan untuk menambah nilai zat besi pada biskuit, kenaikan zat besi pada setiap taraf perlakuan.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai juni 2018 bertempat di Laboratorium Ilmu Bahan Makanan, dan Laboratorium Organoleptik. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang untuk uji organoleptik.

(2)

C. Alat dan Bahan

1. Pembuatan Tepung Labu Kuning a. Alat :

 Pisau

 Baskom

 Oven

 Blender

 Ayakan 60 mesh b. Bahan :

 Labu kuning

D. Metode Penelitian( Prosedur Penelitian) 1. Prosedur Penelitian

Persiapan pembuatan Biskuit

Pembuatan Biskuit

Formulasi P0, P1, P2, P3

Biskuit

Uji Organoleptik Analisis zat gizi

(3)

2. Prosedur Penepungan Labu Kuning

3. Prosedur Penepungan Daun Kelor

Daun kelor muda dan segar

Daun kelor di cuci bersih

Daun kelor dijemur di bawah terik matahari (diangin-angikan) sampai mengering (saat dipatahkan berbunyi klik)

Daun kelor yang sudah kering dihaluskan dengan mesin penggiling Labu Kuning

Penyortiran dan Pemotongan

Pencucian labu kuning

Pengupasan labu kuning

Pengecilan ukuran dengan memotong tipis-tipis

Daun kelor dijemur di bawah terik matahari (diangin-angikan)

Penggilingan

Pengayakan 60 mesh

Tepung Labu Kuning

(4)

Pengayakan 60 mesh

Tepung daun kelor dikemas dalam plastik

4. Pembuatan Biskuit a. Alat

 Timbangan

 Blender

 Mixer

 Solet

 Oven

 Nampan

 Baskom

 Pisau

 Loyang b. Bahan

 Tepung terigu

 Tepung labu kuning

 Telur ayam

 Baking powder

 Susu kental manis

 Mentega

 Gula

Prosedur Pembuatan Biskuit

 Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Sebagian bahan dicampur (mixer), mentega, gula, telur ayam hingga tercampur rata.

 Masukkan tepung terigu,labu kuning, tepung daun kelor secara perlahan.

 Adonan dicetak dengan cetakan berbentuk bulat

 Adonan yang sudah dicetak dioven dengan suhu 140oC, selama 40 menit E. Metode Analisis Data

(5)

1. Metode Perhitungan Energi

Perhitungan dilakukan dengan metode empiris dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKMB) dengan cara sebagai berikut :

Nilai Energi (Kkal) = Bahan (g) x Nilai energi bahan dalam DKBM*

100 g Keterangan :

*) Nilai energi (kalori/ 100 gram bahan)

Kemudian dilakukan tabulasi dan analisis secara deskriptif

Nilai energi ditetukan melalui perhitungan menurut komposisi protein, lemak dan karbohidrat, serta nilai energi faali makanan tersebut menggunakan factor Atwater (Almatsier, 2010)

Nilai Energi = (kadar protein x 4) + (kadar lemak x 9) + (kadar karbohidrat x 4)

2. Metode Perhitungan Protein

Perhitungan mutu gizi bahan baku pembuatan biskuit instan energi dan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat dan dilakukan secara empiris mengacu pada sumber-sumber pustaka (DKBM, 2007). Untuk perhitungan energi biskuit dan mutu gizi berupa kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak dilakukan perhitungan menggunakan software Nutrisurvey 2007.

3. Metode Perhitungan Lemak

Perhitungan mutu gizi bahan baku pembuatan biskuit instan energi dan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat dan dilakukan secara empiris mengacu pada sumber-sumber pustaka (DKBM, 2007). Untuk perhitungan energi biskuit dan mutu gizi berupa kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak dilakukan perhitungan menggunakan software Nutrisurvey 2007.

4. Metode Perhitungan Karbohidrat

Perhitungan mutu gizi bahan baku pembuatan biskuit instan energi dan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat dan dilakukan secara empiris mengacu pada sumber-sumber pustaka (DKBM, 2007). Untuk perhitungan energi biskuit dan mutu gizi berupa kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak dilakukan perhitungan menggunakan software Nutrisurvey 2007.

5. Mutu Organoleptik

(6)

Hasil penelitian dilakukan dengan pengkajian fisik secara organoleptik dengan atribut tekstur, warna, aroma, dan rasa. Uji organoleptik menggunkan metode Hedonic Scale Test. Tingkat kesukaan pada metode hedonik yang digunakan, yaitu :

1 = Sangat Tidak Suka 2 = Tidak Suka

3 = Suka

4 = Sangat Suka

Panelis yang digunakan dalam melakukan uji organoleptik adalah 20 panelis agak terlatih dengan kriteria :

1. Bersedia menjadi panelis 2. Dalam keadaan sehat

3. Tidak mempunyai pantangan terhadap produk yang dinilai 4. Sebelum pelaksanaan tidak dalam keadaan lapar atau kenyang

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian organoleptik antara lain : 1. Panelis ditempatkan pada ruangan khusus (ruang penilaian mutu organoleptik) 2. Masing-masing produk diletakkan pada piring kecil

3. Setiap menilai satu unit perlakuan, panelis disediakan air putih untuk diminum sebagai penetralisir rasa dari produk sebelumnya

4. Setelah selesai menilai semua produk, panelis dapat menulis hasil penilaian pada form mutu organoleptik.

6. Penentuan Taraf Perlakuan Terbaik

Penentuan taraf perlakuan terbaik ditentukan dengan menggunakan metode indeks efektifitas. Metode tersebut dilakukan dengan mengukur beberapa variabel yang mempengaruhi mutu hasil. Penentuan taraf perlakuan terbaik dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang terbaik menurut responden.

Prosedur dalam menentukan perlakuan terbaik sebagai berikut :

1. Hasil penelitian dari masing-masing panelis dilakuakn tabulasi sehingga diperoleh jumlah nilai masing-masing variabel dan rata-rata.

2. Merangking variabel ditentukan berdasarkan nilai rata-rata setiap variabel dimana variabel yang memiliki rata-rata terbesar diberi rangking satu.

(7)

3. Bobot ariabel ditentukan dengan membagi nilai rata-rata setiap variabel dengan rata-rata tertinggi. Variabel dengan nilai rata-rata semakin besar makan rata- rata terendah sebagai nilai terjelek dan rata-rata tertinggi sebagai nilai terbaik Bobot variabel = Rata-rata variabel

Rata-rata tertinggi

4. Bobot normal masing-masing variabel didapat dari variabel dibagi bobot total variabel

Bobot normal = Bobot variabel Bobot total variabel

5. Menghitung nilai efektifitasnya (Ne) pada setiap variabel dengan rumus : Bobot normal = Nilai perlakuan - Nilai terjelek

Nilai terbaik – Nilai terjelek

6. Nilai yang digunakan untuk menentukan taraf perlakuan terbaik adalah jumlah nilai hasil (Nh). Nilai hasil dapat dihitung dengan cara mengalikan bobot normal masing-masing variabel dengan Ne dan selanjutnya dijumlahkan.

Nh = Bobot normal x Ne

7. Taraf perlakuan terbaik adalah taraf perlakuan yang memiliki nilai hasil tertinggi.

F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biskuit labu kuning daun kelor dengan penambahan kelor sebesar 15%, 20%, 25%

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu kimia dan mutu organoleptik.

(8)

Tabel 11. Variabel Penelitian Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Proporsi

biskuit labu kuning daun kelor dengan penambaha n kelor sebesar 15%, 20%, 25%

Proporsi biskuit labu kuning daun kelor dengan penambahan kelor sebesar 15%, 20%, 25%

Perhitungan Nutrisurvei Persen Rasio

Nilai energi Besarnya energi pada 100 gram biskuit

Perhitungan empiris

Daftar komposisi bahan makanan/

nutrisurvei

Kkal Rasio

Mutu Zat Gizi Kadar zat besi

Jumlah zat besi yang terkandung didalam biskuit

Perhitungan empiris

Daftar komposisi bahan makanan/

nutrisurvei

Persen (%)

Rasio

Kadar karbohidrat

Jumlah karbohidrat yang terkandung didalam biskuit

Perhitungan empiris

Daftar komposisi bahan makanan/

nutrisurvei

Persen (%)

Rasio

Kadar protein

Jumlah protein yang

terkandung didalam biskuit

Perhitungan empiris

Daftar komposisi bahan makanan/

nutrisurvei

Persen (%)

Rasio

Kadar lemak Jumlah lemak yang

terkandung didalam biskuit

Perhitungan empiris

Daftar komposisi bahan makanan/

nutrisurvei

Persen (%)

Rasio

Penilaian mutu organoleptik

Penilaian mutu dengan

mnggunakan indera manusia meliputi

tekstur, warna, aroma dan rasa (hedonik).

Subjektif dengan pengindraan

Kuisioner uji organoleptik

Dinyataka n dalam skala ordinal 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = suka 4 = sangat suka

Ordina l

(9)

G. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Mutu Kimia Dan Mutu Organoleptik

Pengolahan data untuk menentukan tingkat penerimaan konsumen dilakukan analisis mutu organoleptik (Soekarto, 1990) oleh panelis agak terlatih. Untuk selanjutnya akan dianalisis menggunakan statistik Kruskal Wallis dengan α = 0,05 . Dari hasil akhir uji Kruskall Wallis adalah nilai P value, yaitu jika nilainya < 0,05, maka ditarik kesimpulan terdapat pengaruh perbedaan signifikan antara dua atau lebih kelompok pada analisis mutu organopleptik terhadap rasa, warna, aroma, dan tekstur atau yang berarti menerima H

1

dan menolak H

0

. Kemudian jika terdapat pengaruh yang signifikan akan dilanjutkan menggunakan uji Mann Whitney dengan α = 0,05 untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh signifikan antara taraf perlakuan satu dengan yang lainnya. Sehingga hasil akhir dari uji Mann Whitney adalah nilai P value, yaitu jika nilainya < 0,05, maka ditarik kesimpulan terdapat pengaruh perbedaan signifikan antara dua atau lebih kelompok.

2. Instrumen Analisis Data

Instrumen untuk menganalisis data antara lain kalkulator scientific, komputer dengan program Microsoft word, Microsoft exel dan SPSS 22.0 serta alat tulis.

H. Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Penyusunan proposal

Penelitian

Pengolahan data Analisis data

Penyusunan tugas akhir

Sidang tugas akhir

Bimbingan

Referensi

Dokumen terkait

1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel bebas Asal Fakultas Fakultas Kesehatan Kuesioner

3.2.2.3 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi operasional Alat ukur Sumber Hasil ukur Skala PMS Merupakan gangguan

Definisi Operasional Penelitian Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pola Menu Susunan

1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Ukur Independent : SPO pendistribusian dokumen rekam medis pasien

Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi operasional variabel Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pemberian kartu monitor gizi ibu hamil

1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Satuan Ukur Skala Ukur Independent X Aplikasi SIM-DOK pendaftaran pasien

Tabel 8 Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala 1 Subtitusi Dalam pembuatan kue Pesentase labu kuning Rasio labu kuning bantal, subtitusi

Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Proporsi flakes tepung kecambah kacang tolo: tepung beras: tepung tapioka