26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode perancangan aplikasi yang digunakan adalah waterfall yang merupakan salah satu metode dalam Sistem Development Live Cycle (SDLC) yang mempunyai ciri khas pengerjaan setiap fase dalam waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya.
Metode waterfall adalah metode pengerjaan dari suatu sistem yang proses pengerjaannya dilakukan secara berurutan.
3.2 Alur Kerja Penelitian
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya alur kerja yang jelas tahapan-tahapannya. Alur kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun alur kerja penelitian yang digunakan seperti terlihat pada gambar 3.1 :
Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian Pengumpulan Data
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Pengujian Sistem
3.3 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data akan digunakan beberapa metode untuk menentukan kebutuhan sistem yang akan dibangun, adapun metode yang digunakan adalah :
a. Studi Pustaka
Pada tahap ini data dikumpulkan melalui berbagai literatur seperti pada buku, jurnal, ataupun dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian.
b. Wawancara
Pada metode ini dilakukan proses wawancara kepada ahli/pakar yaitu dr. Ferry Lee, Sp. OG, MOG. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang tidak ditemukan pada metode studi pustaka. Selanjutnya data-data yang telah dikumpulkan disusun menjadi basis aturan yang akan digunakan dalam sistem pakar.
3.4 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahapan
Analisis Sistem disusun Analisis Kebutuhan Fungsional dan Analisis Kebutuhan Non Fungsional.
1. Analisis Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional menggambarkan proses kegiatan yang akan diterapkan dalam sebuah sistem dan menjelaskan kebutuhan yang diperlukan sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan.
Analisis kebutuhan fungsional ini meliputi analisis kebutuhan data dan pemodelan sistem.
2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional menggambarkan kebutuhan sistem yang menitik beratkan pada properti prilaku yang dimiliki oleh sistem, diantaranya kebutuhan perangkat lunak, dan kebutuhan perangkat keras.
a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal untuk menentukan gambaran perangkat yang akan dihasilkan ketika pengembang melaksanakan sebuah pembuatan perangkat lunak, yaitu:
1. Sistem Operasi Windows 7.
2. Android Studio, digunakan sebagai media pembuatan aplikasi.
3. Java Development Kid (JDK), merupakan tools pengembang bahasa pemrograman java.
4. Android Software Development Kid, merupakan tools pengembang pemrograman android.
b. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
1. Perangkat laptop BenQ dengan spesifikasi Processor Intel (R) Pentium (R) Dual CPU T2370 @ 1,73 GHz.
2. Smartphone Android.
3.5 Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem, yang akan dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perancangan dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language). Sistem dirancang ke dalam diagram yaitu use case diagram dan activity diagram. Use case diagram digunakan untuk menjelaskan interaksi aktor dan sistem, activity diagram digunakan untuk menggambarkan aktivitas dari sebuah sistem. Dalam perancangan databasenya menggunakan entity relationship diagram (ERD) digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
3.6 Implementasi Sistem
Tahap implementasi adalah tahap pemrograman atau tahap pengkodingan.
Tahap ini merupakan hasil transfer dari tahap perancangan dan dibuat ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan lalu diuji coba dan jika berhasil maka sistem dapat digunakan.
3.7 Pengujian Sistem
Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan (Shihab, 2011). Adapun metode pengujian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah metode pendekatan black-box.
Pendekatan black-box merupakan pendekatan pengujian untuk mengetahui apakah semua fungsi perangkat lunak telah berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan (Jiang, 2012). Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan fungsi perangkat lunak tentang beroperasinya.
Teknik pengujian ini berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, yaitu melakukan kasus uji dengan mempartisi domain input dan output program.
Metode black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan dalam kategori fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, kesalahan kinerja, dan inisialisasi dan kesalahan terminal (Pressman, 2010).
Pengujian black-box merupakan pengujian yang berfokus spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program (Shihab, 2011).
Shihab (2011), mengemukakan ciri-ciri black-box testing yaitu :
1. Black-box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada perangkat lunak, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari perangkat lunak.
2. Black-box testing bukan teknik alternatif dari pada white-box testing. Lebih dari pada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white-box testing.
Black-box testing melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing, atau functional testing.