• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Peneliti menggunakan jenis metodologi kualitatif karena peneliti menganggap permasalahan yang diangkat cukup kompleks dan patut untuk diteliti secara lebih mendalam. Demi memperoleh data, peneliti melakukan wawancara langsung dengan informan. Peneliti mengamati, mencatat, dan menggali sumber yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diangkat. Peneliti bermaksud untuk memahami proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan sunda melalui seni tari sunda secara lebih mendalam. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan informasi sedalam mungkin pada latar yang alami sehingga data yang duperoleh benar-benar sesuai tanpa rekayasa.

Pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam rangka penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memproduksi ilmu-ilmu “lunak” seperti sosiologi dan antropologi. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu social.

Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika dan hakikat holistic dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan, peneliti kualitatif percaya bahwa “kebenaran” adalah dinamis dan dapat ditentukan hanya melalui penelaah terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi kesejarahan. Berikut definisi metode kualitatif sebagai berikut.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana peneliti meneliti permasalahan secara mendalam dan mencari informasi sebanyak mungkin dengan metode pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian kualitatif. Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat social dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih

(2)

menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan prosedur mencari, mengumpulkan, mengelola dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Meleong, dalam oktaviani, (2017 :06)

Ada pula definisi lain untuk memperkuat dalam definisi diatas yaitu : Penelitian kualitatif menekankan sifat realita yang terbangun secara social, hubungan era tantara peneliti dengan subjek yang di teliti dan penekanan pada makna situasi penyelidikan. (Denzin, dalam Hidayat 2015 : 298)

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan informasi sedalam mungkin pada latar yang dialami sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai tanpa rekayasa. Metode yang digunakan untuk mempermudah penelitian ini lebih diarahkan kepada metode studi fenomenologi. Fenomenologi menggambarkan tentang pengalaman sadar individu yang sama. Dalam hal ini adalah pengalaman para anggota organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

3.2 Deskriptif

Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena secara aksiologinya deskriptif bertujuan untuk mengkontruksi makna atas kejadian atu peristiwa yang terjadi pada masa sekarang, oleh sebab itu deskriptif digunakan karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkontruksikan makna dari sebuah kejadian dan peristiwa yang terjadi yakni pada anggota organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung pada masa sekarang.

deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian

(3)

dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(Nazir, 1988:63)

Alasan peneliti menggunakan pendekatan deskriptif ini karena peneliti ingin mendeskripsikan sebuah kejadian yang terjadi dalam pengenalan kebudayaan yang ada di GARNIDA POLTEKKESOS Bandung yang ada dalam masa sekarang.

3.3 Paradigma Konstruktivisme

Paradigma kontruktivisme digunakan untuk menemukan bagimana peristiwa atau realitas tersebut dikontruksi dengan cara apa kontruksi itu dibentuk.

Alasan peneliti menggunakan paradigm kontruktivisme dalam penelitian ini karena paradigm kontruktivisme dianggap mampu melihat bagaimana realitas dari proses akulturasi anggota GARNIDA dalam mengenal kebudayaan sunda (studi deskriptif tentang proses akulturasi anggota GARNIDA dalam mengenal kebudayaan sunda).

Paradigma yang digunakan didalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme, yaitu paradigma yang berpendapat bahwa semesta secara epistimologi merupakan hasil kontruksi social. Pengetahuan manusia adalah kontruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material. Pengalaman manusia terdiri dari interprestasi bermakna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan. Konsentrasi analisis pada paradigma

(4)

kontruktivisme adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikontruksi, dengan cara apa kontruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigm kontruktivisme ini sering kali disebut paradigm produksi dan pertukaran makna. Ia sering dilawankan dengan paradigm positivis atau paradigm transmisi Eriyanto, (2011: 43).

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian melibatkan peneliti sebagai partisipasi kunci karena peneliti menentukan dalam mengumpulkan, memilih, dan menganalisis data serta menafsirkan data dengan panduan dengan teori maupun pembktian dalam kajian literature. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah ketua dari organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

Objek penelitian adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

Sumber informan tersebut meliputi ketua dari organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung serta yang memiliki pengalaman mengenai proses akulturasi dalam kesenian sunda di organinasi tersebut. Pemilihan informan berdasarkan kegiatan informan di organinasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung yang memiliki pengalaman terkait proses akulturasi dalam seni tarian sunda, sehingga data diperoleh penelitian ini sangan kredibel. Subjek atau pihak- pihak yang terlibat dalam permasalahan biasa disebut informan. Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan utama diantaranya yaitu:

(5)

1. Siti Nurhafidah, selaku ketua organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung yang berasal dari Purbalingga Jawa Tengah.

2. Maharani, sebagai kordinator calung organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung, asal Jawa Tengah.

3. Amran, sebagai Anggota GARNIDA POLTEKKESOS Bandung, asal dari Ambon, Maluku Utara.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penelitian untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. (Bungin dalam Sariwaty, 2018 :67).

Metode pengumpulan data adalah Teknik atau cara-cara yang dapat digunakan pariset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa Teknik dan metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. (Krisyantono dalam Sariwaty, 2018: 67).

Jenis data yang akan dieksplorasi oleh peneliti dilapangan, meliputi : 1) Data Primer

Data ini merupakan data yang dikumpulkan dari lapangan dengan melakukan depth interview kepada beberapa informan kunci dan pihak-pihak yang terkait dengan prihal proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber pertama adalah

(6)

bagian manager marketing yang memiliki pengalaman dalam proses akulturasi di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

2) Data Skunder

Data ini merupakan data yang diperoleh dari studi keputusan atau buku literatur, publikasi nasional dan internasional, majalah, internet, dan lain-lain berkaitan informasi-informasi yang terkait dengan penelitian. Pencarian data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data-data tersebut dapat menjadi jembatan dari fakta dan realitas yang terjadi di lapangan sehingga diperoleh validitas dan pengetahuan yang lebih mengenai objek penelitian. Data skunder ini akan dicantumkan di daftar pustaka.

Pengumpulan data primer dilakukan menggunakan instrument sendiri- sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 225), bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan yang dilakukan yaitu wawancara dan dokunmentasi, sebagaimana penjelasan sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

(7)

penoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relative lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatilan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intones suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Terdapat beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pribadi sebelum bilding raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif , dan control emosi negatif.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggali informasi dengan menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama.

Ciri khusus dari wawancara mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden atau informan. Dalam wawancara-mendalam, peneliti melakukan penggalian secara mendalam mengenai proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung dengan pertanyaan terbuka. Teknik wawancara dilakukan secara tatap muka (face to face).

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan aksud merasakan dan kemdia memahami pengetahuan dari sebuah

(8)

fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu penelitian. Peneliti melakukan observasi dengan mengamati proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono, (2012: 240) meruoakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat- surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Dokumentasi yang akan peneliti ambil adalah berupa hasil foto ketika peneliti melakukan wawancara langsung terhadap anggota sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam menentukan tema yang sesuai dengan data. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, dikumpulkan, diklarifikasikan dan analisis dengan komparasi konstan.

Dalam tahap analisis data kualitatif terdapat beberapa tahapan diantaranya:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

(9)

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Pada penelitin ini, peneliti memilah informasi yang berkaitan dengan focus permasalahan yakni proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung untuk mendapatkan kesimpulan berupa hasil penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisis data.

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data yang telah diperoleh dari narasumber sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, perbedaan. Penarikan kesimpulan bias dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pertanyaan dari subjek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

3.7 Uji Kredibilitas Data

Meleong (2005), memaparkan tujuan uji (credibility) kredibilitas data yaitu untuk menilai kebenaran dari temuan penelitian kualitatif, kredibilitas ditunjukan

(10)

ketika partisipan mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar- benar sebagai pengalaman dirinya sendiri. Kredibilitas menunjukan kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Peningkatan Ketekunan dalam Penelitian

Meningkatka ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesimnambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun penelusuran online mengenai proses akulturasi dalam mengenal kebudayaan Sunda melalui seni tari sunda di organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung. Dengan membaca ini maka wawasan penelitian akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi yaitu pengecekan data yang telah diperoleh kepada sumber/informan yang berbeda-beda dengan tujuan memperoleh pandangan berbeda dari berbagai sumber dengan menggunakan satu metode yang sama untuk mengurangi bias atau

(11)

kesalahan pada waktu pengumpulan dan analis data (Sugiyono, dalam Setiawati 2016: 245)

a. Triangulasi Sumber, triangulsai sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telat diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti akan mencari data melalui anggota organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

b. Triangulasi Teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik ini dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama pada narasumber organisasi sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung namun dengan bentuk pertanyaan yang berbeda.

c. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Peneliti akan melakukan wawancara kepada informan pada pukul 13:00 WIB dimana merupakan waktu luang narasumber.

3. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto pada saat melakukan wawancara dengan narasumber di sanggar seni sunda POLTEKKESOS Bandung.

Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif (kamera, handycam, alat rekam suara) sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.

(12)

3.8 Lokasi dan Waktu Pelitian

Penelitian ini dilakukan disekretariat sanggar seni sunda yang beralamat di jaLan Ir. H. Djuanda No.367, Dago, Bandung. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April 2019 sampai Juli 2019. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dengan rincian sebagai berikut:

(13)

Table 3.8 Schedule Penelitian Sumber: Olahan Peneliti

JENIS KEGIATAN

BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pra Penelitian

Pembuatan Bab I

Pembuatan Bab II-III Pengrusan

Izin Penelitian Penelitian Pengolahan dan Analisis

Data Sidang

Referensi

Dokumen terkait

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung. Data primer yang diperoleh pada penelitian ini yaitu mengukuran tinggi badan subjek dan melakukan wawancara langsung