17 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah konsumen yang membeli produk Castle Shop mulai dari pencari souvenir, gift, hingga hampers.
Jumlah total populasi adalah semua konsumen Castle Shop berjumlah 194 orang yang melakukan pembelian hingga Agustus 2014.
Sampel yang digunakan dengan menggunakan sampel probabilitas, dimana terdapat lima jenis desain sampel probabilitas (Kuncoro,2009:127). Dalam penelitian ini, digunakan salah satu dari kelima sampel probabilitas yaitu simple random sampling. Penggunaan simple random sampling digunakan menggunakan
daftar konsumen yang dipilih secara random dan nama konsumen yang terpilih akan diberikan kuesioner. Penghitungan sampel akan menggunakan rumus Slovin dari total populasi yang berjumlah 194 orang.
Sumber: Umar (2011:131)
Keterangan : n: sampel N : Populasi
e: toleransi ketepatan rata-rata yang diharapkan tidak lebih dari 10%
Dari perhitungan menggunakan rumus Slovin, maka ditemukan nilai sampel berjumlah 66 responden.
n = N/ (1 + Ne2)
18 3.2 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer, diambil dari kuesioner dan data sekunder diambil dari data internal perusahaan berupa data harga, jenis produk dan data yang lainnya. Data internal diperoleh dari data yang diolah perusahaan, sedangkan data eksternal diperoleh dari buku serta jurnal yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data menggunakan skala Likert dengan bobot sebagai berikut :
1. STS : sangat tidak setuju, dengan nilai poin 1 2. TS : tidak setuju, dengan poin 2
3. CS : cukup setuju, dengan poin 3 4. S : setuju, dengan poin 4
5. SS : sangat setuju, dengan poin 5
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan menyebarkan angket atau kuesioner kepada konsumen Castle Shop yang berjumlah 66 orang.
19 3.3 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator
Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2009:184) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu:
“Keputusan pembelian yang melalui beberapa proses dan pertimbangan hingga akhirnya konsumen membeli produk tersebut”
1. Pengenalan masalah.
Ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
2. Pencarian informasi
Konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).
3. Evaluasi alternatif
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumenn membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan yang mereka sukai.
5. Perilaku pasca pembelian.
Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.
Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami
pengharapan yang tak terpenuhi.
Harga Harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran)
a. Terjangkau atau tidaknya harga b. Kesesuaian antara harga dengan
kualitas/rasa c. Persaingan harga d. Diskon harga
(Ghanimata dan Kamal,2012:4)
Lokasi Lokasi dalam hubungannya
dengan pemasaran menurut Tjiptono dan Chandra (2009:109) adalah tempat yang khusus dan unik dimana lahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja
a. Keterjangkauan lokasi
b. Kemudahan akses menuju lokasi c. Lokasi mudah dilihat dari jarak
pandang normal ( Tjiptono dan Chandra,2009:114)
Promosi Promosi penjualan menurut Septiadianti (2012), adalah arus informasi atau persuasi satu arah dan hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu
a. Frekuensi promosi yang dilakukan perusahaan
b. Media promosi yang digunakan perusahaan
c. Cara promosi yang digunakan perusahaan untuk menarik konsumennya (Septiadianti, 2012:
57)
20 3.4 Uji Validitas dan Realibilitas
Menurut Kuncoro (2009:172), suatu skala pengukuran disebut valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dengan toleransi kesalahan tidak lebih dari 5% (Gumilar, 2009:20). Uji realibilitas dilakukan untuk memastikan bahwa kuesioner sebagai instrumen penelitian memiliki konsistensi dalam pengukuran. Salah satu metode pengukuran menggunakan Cronbach Alpha > 0,6.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini menghitung seberapa besar pengaruh variabel harga (X1), lokasi (X2), serta promosi penjualan (X3) terhadap keputusan pembelian konsumen Castle Shop (Y). Persamaan regresi berganda (Kuncoro,2009:237) yang akan digunakan yaitu :
Sumber: Kuncoro (2009: 237)
Keterangan:
Y : variabel terikat (keputusan pembelian) α : konstanta β1β2β3 : koefisien regresi X1: variabel bebas harga
X2: variabel bebas lokasi X3 : variabel bebas promosi penjualan ε: error / residual
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
21 3.5.2 Pengujian Hipotesis
1. Uji F (simultan)
Menurut Kuncoro (2009:239) Uji F untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat. Jika H0 adalah variabel- variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat- variabel terikat dan H1 adalah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap dan nilai sig uji F 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2.Uji t (uji parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji level signifikan dari bentuk pengaruh secara parsial atau terpisah antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Apabila nilai Sig. t lebih kecil dari atau 5%, dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat; sebaliknya apabila nilai Sig. t lebih besar dari atau 5%,
dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Kuncoro,2009:238).
3. Uji koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2)
22 Uji koefisien korelasi (R) bertujuan untuk menunjukkan tingkat keeratan antara variabel bebas dan terikat, di mana suatu hubungan yang dimiliki antara variabel bebas dan terikat dikatakan kuat apabila mendekati satu. Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro,2009:240).
3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan Kolomogrov-Smirnov.
Jika nilai sig dari uji K-S>0,05, maka residual berdistribusi secara normal (Priyanto, 2012:53).
2. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dalam penelitian ini terdapat korelasi atau hubungan yang kuat. Pengujian ini menggunakan Variate Inflation Factor. Jika nilai VIF berada di antara satu (1) sampai dengan (10), maka model terbebas dari gejala multikolinearitas. Tingkat toleransi yang dihasilkan juga tidak terlalu rendah karena nilai VIF masih jauh dari +10, nilai VIF masih menyebar di sekitar +1 sehingga toleransi yang diciptakan masih tinggi (Priyanto, 2012:56).
3. Uji Heterokedastisitas
23 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varian dalam residual. Pengujian ini dapat menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan absolut residual dengan variabel bebas, jika nilai sig>0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas (Priyanto, 2012:58).
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota- anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (pada time series data) atau yang dalam rangkaian ruang (pada cross section).
Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data times series. Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu serta estimasi yang telah dibuat menjadi tidak efisien. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji D-W). Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL)
maka H0 ditolak, maka terdapat autokorelasi. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka H0 diterima, sehingga dikatakan tidak terdapat autokorelasi. Apabila d terletak diantara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), dapat dikatakan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (Priyanto,2012:59).
5. Uji Linearitas
Santoso, (2014:353) menyatakan bahwa uji linearitas adalah asumsi yang menyatakan bahwa seharusnya hubungan antara satu variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier. Dengan ketentuan jika nilai sig Linearity<0,05
24 dan nilai sig Deviation from Linearity>0,05 , maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linear.