• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Metode Penelitian Kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendunkung, dan menghasilkan suatu teori. Pendapat lain juga mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian ilmu sosial yang mengumpulkan dan bekerja dengan data non-numerik dan yang berupaya menafsirkan makna dari data ini untuk membantu kita memahami kehidupan sosial melalui studi populasi.

Metode penelitian ini bersifat subjektif dari sudut pandang partisipan secara deskriptif sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Dengan kata lain, metode riset ini bersifat memberikan gambaran secara jelas suatu permasalahan sesuai dengan fakta di lapangan. Ada lima tahapan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

1. Mengangkat permasalahan 2. Memunculkan permasalahan 3. Mengumpulkan data yang relevan 4. Melakukan analisis data

5. Menjawab pertanyaan riset

Menurut Satori dan Aan Komariah dalam Suwandayani penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan menafsirkan

(2)

fenomena yang terjadi dan melibatkan berbagai metode yang ada. (Suwandayani, 2018)

Peneliti merasa pendekatan penelitian kualitatif lebih interaktif dengan sumber lebih subjektif dan lebih mudah memahami makna secara keseluruhan dan mendetail. Selain itu dalam pendekatan penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument kunci, hal ini diperkuat pula dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa observasi partisipan. Definisi tentang penelitian kualitatif juga dijelaskan oleh Sugiyono dan Dedi Mulyana (2013) dalam buku yang berjudul Metodelogi penelitian Kualitatif yang menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa.

Peneliti menggunakan penelitian kulitatif ini karena peneliti ingin mendalami suatu masalah secara mendalam agar menghasilkan data yang jelas dan sesuai kenyataan yang ada di lapangan. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi, untuk menjawab tujuan penelitian dengan menjabarkan secara terperinci mengenai Ngabungbang sebagai kearifan lokal di hulu citarum.

3.1.1 Fenomenologi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi fenomenologi karena secara aksiologi fenomenologi bertujuan untuk mengkonstruksi makna atas pengalaman individu, oleh karena itu fenomenolgi digunakan dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkonstruksikan makna dari pengalaman sadar individu yakni masyarakat kertasari dalam melakukan tradisi ngabungbang sebagai wujud kearifan lokal di hulu citarum.

(3)

Fenomenlogi pada awalnya merupakan kajian filsafat dan sosiologi.

Penggagas utamanya, Edmund Husserl menginginkan fenomenologi dapat menciptakan ilmu yang bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia, setelah ilmu pengetahuan mengalami krisis dan disfungsional. Fenomenologi berkembang sebagai metode riset yang diterapkan dalam ilmu social, termasuk ilmu komunikasi, sebagai salah satu penelitian kualitatif dalam pendekatan paradigm interpretif. Pada kehidupan kita sehari-hari tanpa sadar kita mempraktikan fenomenologi. Kita mengamati fenomena, membuka diri, membiarkan fenomena itu tampak pada kita, dan kita memahaminya. Seorang fenomenolog senang melihat gejala (fenomena).

Melihat gejala merupakan dasar dan syarat untuk semua aktivitas ilmiah. Itu bukan ilmu, melainkan cara pandang, metode pemikiran, a way of looking at things. Untuk dapat meyakinkan seseorang atas suatu fenomena, seorang fenomenolog akan mengajak orang tersebut untuk menyaksikan langsung fenomena yang sedang berlangsung ataupun dengan bahasanya.

J.H. Lambert pada tahun 1974 memperkenalkan istilah fenomenologi untuk menunjuk pada teori kebenaran. Lalu istilah fenomenologi ini diperluas pengertiannya. Sedangkan menurut Kockelmans fenomenologi digunakan dalam filsafat pada tahun 1765, yang kadang dapat ditemukan dalam karya-karya Immanuel Kant, kemudian didefinisikan secara baik dan dikonstruksikan sebagai maknas secara teknis oleh Hegel. Menurut Hegel, fenomeologi berkaitan dengan pengetahuan yang muncul dalam kesadaran, sains yang mendeskripsikan apa yang dipahami seseorang dalam kesadaran dan pengalamannya. Edmund Husserl orang yang pertama kali mencetuskan fenomenologi sebagai kajian filsafat. Oleh karena itu Huserl sering dipandang sebagai Bapak Fenomenologi. Pada tahun 1950-an

(4)

filsafat sangat populer. Tujuan filsafat adalah memberi landaasan bagi filsafat agar dapat berfungsi sebagai ilmu yang murni dan otonom. Pada awal berkembangnya fenomenologi, fenomenologi merupakan seperangkat pendekatan dalam studi filosofis dan sosiologis, serta studi tentang seni.

Fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani, “phainomenom” yang berarti

“gejala” atau menampakan diri, sehingga terlihat nyata bagi si pengamat. Metode fenomenologi yang dirintis Edmund Huserl bersemboyan “Zuruck zu den sachen selbst” (kembali kepada hal-hal itu sendiri). Fenomenologi juga yang berarti ilmu (logos), mengenai sesuatu yang tampak (phenomenom). Fenomenologi merupakan pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang menerpa kesadaran manusia. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran diri kita atau cara memahami suatu peristiwa secara sadar.

(Hasbiansyah, 2005)

3.2 Paradigma Konstruktivis

Paradigma adalah cara pandang individu melihat diri mereka sendiri dan lingkungan disekitarnya yang mempengaruhi pemikiran dan perilaku. Paradigma konstruktivis merupakan cara pandang peneliti dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil kontruksi sosial dan kebenaran suatu realitas yang bersifat relatif. Dalam perspektif konstruktivis, realitas dipandang sebagai gejala yang sifatnya tidak tetap dan memiliki hubungan dengan masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Maka dari itu peneliti berupaya untuk memahami realitas pengalaman individu yang ada. Selain itu, penelitian ini merupakan tindakan untuk menciptakan suatu makna dari apa yang di pelajari dan tidak harus membahas suatu permasalahan dalam proses komunikasi.

(5)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Dengan ini peneliti dapat mengkonstruksikan makna-makna pengalaman masyarakat kertasari terhadap tradisi ngabungbang sebagaia wujud kearifan lokal di hulu citarum.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Hulu Sungai Citarum atau Situ Cisanti dan Objek penelitiannya adalah Ngabungbang Sebagai Bentuk Kearifan Lokal Di Hulu Citarum. Untuk mendapatkan subjek penelitian, peneliti melakukan teknik pemilihan informan. teknik pemilihan informan adalah cara menemukan orang atau tempat yang akan di pelajari, memperoleh akses yang membangun relasi dengan para informan sehingga mereka dapat memberikan data yang bagus dan akurat.

(Cresswell, 2014:207)

Peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang sudah di tetapkan.

Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian. Kriterianya adalah seorang kuncen di Hulu Citarum. Informan yang di pilih pun dianggap sudah kredibel untuk menjawab masalah penelitian mengenai tradisi ngabungbang di Hulu Citarum.

3.3.2 . Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu permasalahan dalam penelitian yang akan di teliti dan di pahami oleh peneliti . objek dari penelitian ini adalah Ngabungbang sebagai bentuk kearifan lokal di hulu Citarum. Lebih spesifik lagi tentang makna dalam proses tradisi Ngabungbang dan manfaat tradisi Ngabungbang serta mengetahui pengalaman individu yang sudah melakukan tradisi Ngabungbang ini.

(6)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan faktor yang menunjang peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara guna untuk mendalami penelitian agar hasil nya menjadi lebih akurat, melalui proses wawancara peneliti akan benar- benar mendapatkan informasi dan data yang akurat dari informan. Sehingga dapat membantu peneliti untuk menyelasaikan penelitian ini.

Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap keterangan atau informasi yang diperoleh dari informan. Dalam penelitian kualitatif Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam.

Wawancara mendalam atau in-depth interview adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara bertatap muka langsung dan tanya jawab antara informan dan pewawancara. Hal yang harus diperhatikan saat wawancara yaitu, intonasi suara, kecepatan berbicara, kontak mata, kepekaan non verbal dan bahasa yang mudah dimengerti oleh informan.

Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka (face to face) dan bisa melalui media atau telepon. Adapun teknik wawancara, wawancara terstruktrur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang di peroleh. Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam prakteknya

(7)

wawancara terstruktur bisa menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan alat lain yang dapat membantu dalam proses wawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang di gunakannya hanya berupa garis besar permasalahan yang akan di tanyakan. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.

2. Studi Pustaka

Peneliti pun melakukan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data atau informasi mengenai subjek dan objek dalam penelitian ini sebagai data sekunder. Diantaranya, studi literatur melalui jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Peneliti memilih dokumentasi sebagai alat bantu dan penunjang dalam penelitian. Dokumentasi disini adalah mencatat peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, video. Dokumentasi bisa menjadi alat pencarian data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi video yang dapat peneliti cari dari Youtube dengan mudah dan banyak video yang berkaitan dengan tradisi Ngabungbang.

4. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan yang tengah diamati. Melalui teknik partisipasi dapat

(8)

memperoleh data secara relatif dan lebih akurat. Peneliti secara langsung mengamati perilaku dan kejadian daqlam lingkungannya

5. Informasi dar Internet

Pencarian informasi dan data melalui internet guna untuk mempermudah langkah yang di gunakan peneliti dan dapat mempersingkat waktu. Dari pencarian di internet peneliti dapat mengunjungi situs-situs web yang mendukung dalam penelitian ini. Melalui situs google, peneliti dengan mudah mencari hal-hal yang berkaitan dengan skripsi peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data untuk mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga bisa dipahami dan juga untuk membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. Dalam melakukan teknik analisis data kualitatif penelitian didapatkan dari berbagai sumber dan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan juga dilakukan secara terus menerus.

Tujuannya untuk mendapatkan data yang akurat. Pada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Dan hasilnya akan memperoleh kesimpulan dalam menjawab masalah penelitian 3.5 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data ini untuk memperoleh validitas dari sebuah penelitian, diperlukan adanya uji validitas dan uji keabsahan data. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah untuk menguji tingkat keaslian data suatu temuan atau data yang di laporkan peneliti dengan yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

(9)

3.6 Uji Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data dilakukan agar hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dipertanggung jawabkan dari segala sisi.

Bermacam macam cara bisa dilakukan dalam penngujian kredibilitas data, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif. Untuk uji kredibilitas data peneliti menggunakan Teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

3.6.1 Triangulasi

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Sugiyono menjelaskan ada tiga macam triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah triangulasi yang dilakukan untuk menguji kredibilitas dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi Teknik adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan Teknik yang berbeda. Misalnya diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi.

(10)

3. Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan Teknik wawancara dipagi, siang, maupun malam hari akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti menggunakan triangulasi Teknik yang berupa observasi serta wawancara dengan narasumber secara langsung dan dokumen terkait data yang diperlukan oleh peneliti, serta triangulasi sumber yaitu dengan mewawancarai informan pendukung untuk memastikan hasil wawancara bersama informan kunci.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti mendapatkan sumber data penelitian yang di telitinya. Peneliti memilih lokasi di Situ Cisanti atau Hulu Citarum karena lokasi tersebut adalah objek penelitian.

No. Jenis Kegiatan

April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan judul dan tema

2. Bimbingan Bab I 3. Revisi Bab I

4. Penyusunan Bab II & III 5. Acc Bab I dan pengajuan Bab

II & Bab III 6. Acc Bab II & III

6. Pengumpulan data lapangan

(11)

7. Bimbingan dan penyusunan Bab IV

8. Bimbingan bab V & VI 9. Acc sidang

Tabel 3.1.

Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to know whether or not there is the effect of using literary film to improve speaking ability of the tenth grade student at MA Al Imarah Wongsorejo in

3/30/23, 5:00 PM printableBidNoticeAbstract https://notices.philgeps.gov.ph/GEPSNONPILOT/Tender/PrintableBidNoticeAbstractUI.aspx?refid=9624597 1/2 Bid Notice Abstract Request for