Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan beberapa tugas yang diemban oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan. Kepala subbidang sistem data dan informasi mempunyai tugas melaksanakan beberapa tugas yang diemban kepala bidang perencanaan dan pemekaran yang berkaitan dengan pengelolaan sistem data dan informasi pendapatan asli daerah. Kepala Subbidang Pendataan Wajib Pajak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pengelola perencanaan dan pemberian nasihat mengenai ruang lingkup penyidikan dan pendataan Wajib Pajak.
Kepala Subbidang Pajak Hotel dan Pajak Restoran mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Daerah Pendapatan Asli Daerah 1 di bidang pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran. Kepala Subbidang Pajak Hiburan dan Pajak Restoran mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan Primer Daerah 1 di bidang pengelolaan pajak hiburan dan pajak parkir. Kepala Subbidang BPHTB dan PPJ mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah 1 di lingkup BPHTB dan PPJ.
Kepala Subbidang Pajak Reklame dan Pajak Air Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah 2 di bidang Pajak Reklame dan Pajak Air Tanah. Kepala subbidang PAD Daerah Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan Sumber Daerah 2 di bidang Pendapatan Asli Daerah Bukan Pajak. Kepala Subbidang Pengaduan dan Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Subbidang Pengendalian ruang lingkup pengaduan dan pengembangan.
Kepala Subbidang Pemeriksaan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian dalam lingkup pemeriksaan dan pengawasan.
Aktivitas/Kegiatan Instansi
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2017) dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa peneliti harus jelas, setelah masalah teridentifikasi dan dibatasi barulah masalah tersebut dirumuskan. Peneliti melakukan survey pada pemerintahan di Kota Bandung dan sumber permasalahannya adalah jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak daerah. Dalam penelitian ini permasalahan yang dirumuskan melalui berbagai pertanyaan akan diuji dengan menguji hipotesis.
Menyikapi sifat tentatif rumusan masalah (hipotesis), peneliti dapat membaca referensi teori yang relevan dengan masalah. Tujuan tinjauan teori adalah untuk mengembangkan kerangka teori yang menjadi landasan dalam menjawab permasalahan atau pertanyaan penelitian. Hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti kemudian dibuktikan kebenarannya secara empiris.
Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak, pendapatan per kapita, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak daerah. Dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel. Kemudian data hasil analisis disajikan dan diberikan penjelasan mendalam mengenai hasil penelitian serta interpretasi data yang disajikan.
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, yang berisi jawaban singkat atas setiap rumusan masalah berdasarkan data yang dikumpulkan. Tujuan melakukan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, sehingga peneliti dituntut untuk memberikan saran.
Operasionalisasi Variabel
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau munculnya variabel terikat/terikat (Sugiyono, 2017). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan lima variabel yaitu jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel X (variabel yang mempengaruhi) sedangkan penerimaan pajak daerah sebagai variabel Y (variabel yang mempengaruhi).
Pendapatan per kapita ialah pendapatan purata penduduk sesebuah negara dalam tempoh tertentu, biasanya satu tahun (Haniz, 2013). Cukai daerah merupakan salah satu pendapatan daripada cukai daerah dan dijangka menjadi salah satu pembiayaan penyelenggaraan. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain (Sugiyono, 2017).
Populasi Dan Sampel A. Populasi
Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Jika dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen (Sugiyono, 2017). Dari segi metode atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dokumentasi dan kombinasi keempatnya (Sugiyono, 2017).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang ada di Kota Bandung dan bersifat kuantitatif. Observasi partisipatif diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu partisipasi pasif, partisipasi sedang, observasi jujur dan halus, dan observasi penuh (Sugiyono, 2017). Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi partisipatif pasif yang dilakukan di kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bandung.
Peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data penting mengenai jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak daerah.
Rancangan Analisis Data Dan Hipotesis A. Analisis Data
Sugiyono (2017) menyatakan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan yang bersifat umum atau generalisasi.” Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah dengan melihat perbandingan fluktuasi yang terjadi setiap tahunnya selama dua belas periode dalam setahun, digunakan untuk menganalisis perkembangan jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak daerah di kota tersebut. Bandung untuk dilihat. Sugiyono (2017) menyatakan bahwa “Metode verifikasi dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.”
Analisis verifikasi dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji data yang diteliti dengan menghitung langkah-langkah menggunakan rumus statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan model analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis yang diajukan pada umumnya didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Dalam uji asumsi ada juga yang menganggapnya sebagai uji prasyarat dimana uji prasyarat merupakan suatu bentuk uji pendahuluan terhadap syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum digunakan suatu analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono & Susanto, 2017 ).
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum menggunakan analisis yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pedoman yang digunakan untuk menentukan multikolinearitas menurut (Sugiyono & Susanto, 2017) adalah jika nilai VIF suatu variabel melebihi 10, dan akan terjadi jika melebihi 0,80 maka variabel tersebut. Autokorelasi merupakan salah satu asumsi dalam model regresi linier yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi terdapat kondisi serial antara variabel pengganggu atau tidak (Sugiyono & Susanto, 2017).
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau tidak. Pada penelitian ini digunakan metode scatterplot untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan memplot ZPRED (predicted value) dengan SRESID (residual value). Oleh karena itu analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan ketergantungan antara suatu variabel terikat terhadap atau lebih variabel bebas.
Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda yang digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung tahun 2006-2017. Sugiyono & Susanto (2017) menyatakan bahwa “Teknik korelasi statistik adalah teknik statistik yang sering digunakan untuk mencari dan menguji hipotesis asosiatif”. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas, selain itu juga mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Koefisien korelasinya antara -1 < < 1 dan interpretasinya menurut Sugiyono & Susanto (2017) adalah sebagai berikut: . a) Koefisien korelasi (r) = 1 berarti hubungan linier positif sempurna. b) Koefisien korelasi (r) = -1 berarti hubungan linier negatif sempurna. c) Koefisien korelasi (r) = 0 berarti tidak ada hubungan linier. Sebaliknya jika nilainya mendekati 1 berarti variabel independen menyediakan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan variabel dependen.
Rancangan Uji Hipotesis
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, karena dianggap cukup mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menghitung nilai t-hitung atau menghitung uji signifikansi koefisien korelasi parsial sebaiknya menggunakan rumus sebagai berikut :. r = korelasi parsial yang ditentukan n = jumlah sampel.. t = t-hitung yang kemudian dibandingkan dengan t-tabel 4) Dasar Pengambilan Keputusan. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen a) Hipotesis simultan antara variabel jumlah penduduk, pendapatan per kapita, inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah.
Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan per jumlah penduduk, inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah. Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan per jumlah penduduk, inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dianggap cukup mewakili hubungan antar variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikan.