• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SKRIPSI AGRIBISNIS

N/A
N/A
Rizki Aulia

Academic year: 2024

Membagikan "BAB III SKRIPSI AGRIBISNIS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya pada bulan Agustus 2022 sampai dengan Januari 2022. Adapun tahapan dan waktu penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tahapan dan waktu penelitian

Tahapan Penelitian Waktu Penelitian

Ags Sep Okt Nov Des Jan

Perencanaan Penelitian Inventarisasi Pustaka Survei Pendahuluan Penulisan Usulan Penelitian Seminar Usulan Penelitian Revisi Usulan Penelitian Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Hasil Penelitian Seminar Kolokium Revisi Hasil Seminar Sidang Skripsi

Revisi Makalah Skripsi

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi kasus pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Pendekatan studi kasus adalah suatu serangkaian ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut (Rahardjo, M. 2017).

3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari petani dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis.

(2)

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah dalam bentuk tabel atau angka-angka.

2. Teknik Pengambilan Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumbernya, dicatat dan diamati untuk pertama kalinya dan hasilnya digunakan langsung oleh peneliti itu sendiri untuk memecahkan persoalan yang akan dicari jawabannya. Data ini sering disebut data asli, bisa berujud hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang. Semua data ini merupakan data mentahyang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan (Agung dan Yuesti 2019).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang lain atau lembaga tertentu. Atau data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik diagram, gambar dan yang lainnya sehingga lebih informatif oleh pihak lain (Agung dan Yuesti 2019).

3.4 Teknik Penentuan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah anggota dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sukalaksana yang aktif dan terlibat dalam pengelolaan irigasi di Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2018); Farida Fitri dan Dedi Sumardi (2019) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus. Maka dari itu, jumlah anggota P3A yang dijadikan sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 30 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(3)

Teknik pengumpulan data merupakan suatu Langkah yang harus digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian, agar mendapatkan data sesuai dengan apa yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi : Melakukan pengamatan secara langsung untuk dapat mengetahui keadaan sebenarnya dari objek penelitian.

b. Wawancara : Melakukan tanya jawab kepada responden dalam hal ini anggota P3A dengan menggunakan kuisioner.

c. Dokumentasi : Pengumpulan data berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.

3.6 Definisi dan Operasional Variabel

Definisi dan operasional variabel dapat digunakan untuk memudahkan dalam menganalisis data hasil penelitian.

3.6.1 Definisi

1. Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air (P3A) di Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

2. Pengelolaan air irigasi adalah bentuk penyediaan dan pengaturan air menunjang usaha pertanian padi sawah.

3. Perkumpulan petani pemakai air (P3A) adalah wadah bagi masyarakat pemakai air yang tergabung dalam organisasi P3A yang secara structural terdiri dari pengurus dan anggota.

4. IPAIR adalah iuran yang dipungut dari P3A atau krama subak atas jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. IPAIR duganakan untuk perbaikan/pemeliharaan jaringan irigasi.

5. Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk mengatur sistem irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, dan penugasannya.

6. Manfaat pengelolaan air irigasi adalah dampak yang dirasakan petani pemakai air di Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

(4)

7. Peran Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah keikutsertaan P3A secara aktif yang berperan sebagai pengelola air irigasi. Peran P3A dalam penelitian ini ialah mencakup peran dalam menghadiri rapat P3A, Melakukan laporan kepada dinas PUPR jika ada saluran irigasi yang rusak, Melaksanakan program yang sudah direncanakan, dan rutin dalam pembayaran IPAIR.

8. Efektivitas pengelolaan air irigasi adalah tingkat ketercapaian target yang ditentukan dalam pengelolaan air irigasi dengan memperhatikan beberapa indikator, seperti operasi jaringan irigasi, pemeliharaan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi, dan penanganan konflik.

3.6.2 Operasional Variabel

Tabel 3. Operasional Variabel

Variabel Indikator Parameter Pengukuran Skala Ukur Skor

Peran Organisasi Perkumpulan Petani

Pemakai Air (P3A)

Menghadiri rapat P3A

Diukur berdasarkan intensitas mengenai partisipasi kehadiran rapat serta dilihat dari segi pengetahuan tentang

tugas,fungsi dan

wewenang rapat itu sendiri.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak

Diukur berdasarkan kepekaan terhadap yang terjadi di lapangan, sehingga pengelolaan air irigasi tetap berjalan dan bisa terus dikelola dengan baik.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Melaksanakan Program

Diukur berdasarkan partisipasi pelaksanaan program yang dibuat dan dilaksanakan oleh P3A.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Rutin dalam

pemabayaran IPAIR

Diukur berdasarkan intensitas pembayaran

Data berbentuk

1-3

(5)

rutin Iuran P3A. ordinal dengan menggunakan skala likert.

Efektivitas Pengelolaan Air Irigasi

Pemahaman terhadap

pengelolaan irigasi

Diukur berdasarkan tingkat pemahaman anggota P3A seperti dalam hal

pengetahuan dan

keterampilan terhadap pengelolaan irigasi yang sedang dilaksanakan.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Diukur berdasarkan tingkat keaktifan anggota dalam pemeliharaan jaringan irigasi secara rutin.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Diukur berdasarkan tingkat intensitas perbaikan irigasi secara periodik sesuai dengan tingkat kerusakan.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

Penanganan Konflik Diukur berdasarkan tingkat pemahaman anggota dalam penyelesaian masalah baik itu di lapangan maupun secara internal ke anggotaan.

Data berbentuk ordinal dengan menggunakan skala likert.

1-3

3.7 Kerangka Analisis

3.7.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012); Iyus Jayusman, Oka Agus (2020) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan. Menurut Arikunto (2012); Iyus Jayusman, Oka Agus

(6)

(2020) pendekatan kuantitatif digunakan karena dalam suatu penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian atau analisis secara deskriptif kuantitatif yaitu dilakukan dengan cara mencari informasi berkaitan dengan permasalahan yang ada, dijelaskan dengan jelas secara deskriptif tujuan yang akan diraih, melakukan pendekatan secara terencana, dan mengumpulkan berbagai data untuk membuat laporan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran mengenai peran P3A dalam efektivitas pengelolaan air irigasi. Analisis deskriptif kuantitatif dan penggunaan skala likert dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), dengan kategori sangat berperan, cukup berperan dan kurang berperan. Serta untuk menganalisis efektivitas pengelolaan air irigasi dengan kategori sangat efektif, cukup efektif, dan kurang efektif.

a. Skala Likert

Skala likert atau scale likert merupakan skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Menurut Sugiyono (2018); Farida Fitri dan Dedi Sumardi (2019) skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Kelebihan dari skala likert dibandingkan dengan skala pengukuran yang lain adalah mudah dipahami dan sederhana.

Skala likert dengan data ordinal pada umumnya disajikan dengan kuesioner yang didalamnya terdapat beberapa pernyataan-pernyataan dengan pilihan jawaban yang sudah diberi skor. Analisis data untuk mengetahui peran P3A dalam efektivitas pengelolaan air irigasi, dianalisis dengan menyusun data tersebut menggunakan skala likert. Pengukuran peran P3A dibentuk berdasarkan proporsi nilai yang diambil dari pernyataan kuisioner, sedangkan untuk kriterianya dibedakan dalam tiga kategori yaitu : (1) tidak berperan, (2) berperan, (3) sangat berperan (Hasibuan dkk, 2018; Budiman, Iwan, dan Sudrajat, 2022).

b. Pengklasifikasian Variabel

(7)

Pengklasifikasian bertujuan untuk memudahkan dalam memahami data yang diperoleh. Dalam penentuan klasifikasi, dicari terlebih dahulu interval kemudian menentukan klasifikasinya. Rumus interval yang digunakan untuk mengetahui klasifikasi per responden adalah sebagai berikut:

Interval = Skor TertinggiSkor Terendah Jumlah Kategori

1. Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air sebagai pengelolaan jaringan irigasi tentunya mempunyai peran yang dominan terhadap pengelolaan air irigasi dengan diukur oleh beberapa indikator seperti menghadiri rapat P3A, keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak , melaksanakan Program, dan rutin dalam pemabayaran IPAIR, dengan kriteria skor sebagai berikut:

a. Menghadiri Rapat P3A

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor terendah per responden dalam menghadiri rapat P3A dapat dihitung dengan:

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 5 = 15 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 5 = 5

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam menghadiri rapat P3A dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 15−5 3 =3,33

Tabel 4. Kategori skor pada indikator menghadiri rapat P3A

Interval Kategori

5-8,33 8,34-11,66

11,67-15

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

(8)

b. Keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor ter rendah per responden dalam keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak dapat dihitung dengan:

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 4 = 12 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 12−4 3 =2,66

Tabel 5. Kategori skor pada indikator pelaporan kepada dinas PUPR jika ada saluran irigasi yang rusak

Interval Kategori

4-6,66 6,67-9,32

9,33-12

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

c. Melaksanakan program

Untuk menghitung skor tertinggi dan skort er rendah per responden dalam melaksanakan program dapat dihitung dengan :

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 2 = 6 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 2 = 2

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam Pelaporan kepada dinas PUPR jika ada saluran irigasi yang rusak

dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 6−2 3 =1,33

Tabel 5. Kategori skor pada indikator melaksanakan program

Interval Kategori

2-3,33 3,34-4,66

4,67-6

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

(9)

d. Rutin dalam pembayaran IPAIR

Untuk menghitung skor tertinggi dan skort er rendah per responden mengenai indikator rutin dalam pembayaran IPAIR dapat dihitung dengan :

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 2 = 6 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 2 = 2

Untuk mengetahui interval kelas per responden mengenai indikator rutin dalam pembayaran IPAIR dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 6−2 3 =1,33

Tabel 5. Kategori skor pada indikator rutin dalam pembayaran IPAIR

Interval Kategori

2-3,33 3,34-4,66

4,67-6

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

2. Efektivitas Pengelolaan Air Irigasi

Efektivitas pengelolaan air irigasi merupakan tingkat ketercapaian dalam pengelolaan air irigasi yang diukur oleh beberapa indikator yaitu pemahaman terhadap pengelolaan irigasi, pemeliharaan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi, dan penanganan konflik, dengan kriteria skor sebagai berikut:

a. Pemahaman terhadap pengelolaan irigasi

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor ter rendah per responden mengenai indikator pemahaman terhadap pengelolaan irigasi dapat dihitung dengan :

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 4 = 12 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4

Untuk mengetahui interval kelas per responden mengenai indikator pemahaman terhadap pengelolaan irigasi dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 12−4 3 =2,66

(10)

Tabel 5. Kategori skor pada indikator pemahaman terhadap pengelolaan irigasi

Interval Kategori

4-6,66 6,67-9,32

9,33-12

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor terendah per responden dalam pemeliharaan jaringan irigasi dapat dihitung dengan:

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 5 = 15 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 5 = 5

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam pemeliharaan jaringan irigasi dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 15−5 3 =3,33

Tabel 4. Kategori skor pada indikator pemeliharaan jaringan irigasi

Interval Kategori

5-8,33 8,34-11,66

11,67-15

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

c. Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor terendah per responden dalam rehabilitasi jaringan irigasi dapat dihitung dengan:

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 2 = 6 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 2 = 2

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam rehabilitasi jaringan irigasi dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 6−2 3 =1,33

Tabel 4. Kategori skor pada indikator rehabilitasi jaringan irigasi

Interval Kategori

(11)

2-3,33 3,34-4,66

4,67-6

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

d. Penanganan Konflik

Untuk menghitung skor tertinggi dan skor terendah per responden dalam penanganan konflik dapat dihitung dengan:

Xmax = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 3x 2 = 6 Xmin = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 2 = 2

Untuk mengetahui interval kelas per responden dalam penanganan konflik dapat dihitung dengan sebagai berikut:

Interval = 6−2 3 =1,33

Tabel 4. Kategori skor pada indikator penanganan konflik

Interval Kategori

2-3,33 3,34-4,66

4,67-6

Kurang Berperan Berperan Sangat Berperan

c. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2016); Dewi dan Sudaryanto (2020) uji validitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk menguji ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu yang seharusnya di ukur. Uji validitas dalam penelitian dapat dinyatakan valid apabila setiap item pertanyaan yang ada pada kuesioner dapat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji Validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian adalah data yang valid atau tidak valid, dengan menggunakan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Cara uji validitas yang digunakan adalah dengan Analisa item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel. Uji coba validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan

(12)

analisis Product Moment Pearson (Dewi dan Sudaryanto 2020). Adapun untuk rumus korelasi nya sebagai berikut:

r xy= n(∑ xy)−(∑ x .∑ y)

[

(

n∑ x2

)

(

∑ x2

)

][n

(

∑ y2

)

(

∑ y2

)

] Keterangan :

r xy : Koefisien korelasi n : Banyaknya responden

x : Skor setiap item pada variabel x y : Skor setiap item pada variabel y

∑xy : Jumlah perkalian variabel x dan variabel y

∑x : Jumlah nilai variabel x

∑y : Jumlah nilai variabel y

∑x2 : Jumlah pangkat dari nilai variabel x

∑y2 : Jumlah pangkat dari nilai variabel y

Dasar pengambilan keputusan validitas butir instrument dapat ditentukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, yaitu sebagai berikut:

1. Jika nilai r hitung > r tabel, maka butir instrumen dapat dikatakan valid.

2. Jika nilai r hitung < r tabel, maka butir instrumen dapat dikatakan tidak valid.

Indikator dalam kuesioner dapat dikatakan valid apabila nilai r hitung hasilnya lebih besar dari r tabel. Jika nilai validitas setiap jawaban yang didapatkan ketika memberikan daftar pertanyaan nilainya lebih besar dari 0,3 maka item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Sugiyono, 2016 ; Dewi dan Sudaryanto, 2020).

d. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada suatu instrumen penelitian adalah sebuah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian sudah dapat dikatakan reliabel atau tidak. Pada uji reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Alpha Cronbach. Dimana apabila suatu variabel menunjukkan nilai Alpha Cronbach

>0,6 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dalam mengukur (Putri 2015; Dewi dan Sudarynto 2020).

(13)

Pengujian reliabilitas menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukan untuk instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1 (Adamson dan Prion, 2013;

Febrianawati Yusup 2018). Instrumen tersebut misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau kuesioner. Rumus koefisien Alfa Cronbach adalah sebagai berikut :

ri= k

(k−1){1−n∑ si2

st2 }

ri : Koefisien reliabilitas k : Jumlah item pertanyaan

∑si2: Jumlah varian skor tiap item

∑st2: Varian skor total

3.7.2 Analasisi Korelasi Rank Spearman

Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan variabel. Analisis korelasi mempunyai tujuan untuk suatu kekuatan asosiasi atau hubungan linear antara dua variabel. Menurut Jonathan Sarwono (2006), korelasi merupakan Teknik analisis yang termasuk ke dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measure of association).

Menurut Sugiyono (2011); Suharto (2016) korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Dalam penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk menganliasis Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dalam Efektivitas Pengelolaan Air Irigasi. Dalam pengujiannya ini yaitu nonparametrik menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistics 26. Nilai koefisien korelasi Rank Spearman dapat bertanda positif maupun negatif dengan nilai maksimal 1 dan minimal 0. Untuk kedua variabel yang menunjukan korelasi searah itu bertanda positif. Sedangkan untuk kedua variabel yang menunjukan berlawanan arah itu bertanda negatif. Untuk nilai korelasi jika yang dihasilkan

(14)

sama dengan 0 maka kedua variabel tidak berkorelasi, tetapi apabila nilai yang dihasilkan sama dengan 1, ma ka kedua variabel memiliki korelasi sempurna.

Untuk mencari korelasi Rank Spearman dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

rs=1− 6∑ d2 n(n2−1)

Keterangan:

rs : Korelasi Rank Spearman 6 : Bilangan Konstan

d2 : Selisih dari pasangan rank n : Banyaknya pasangan rank

Berdasarkan uji hipotesis tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : rs = 0, artinya tidak terdapat peran positif dalam efektivitas pengelolaan air irigasi oleh P3A di Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

2. H0 : rs ≠ 0, artinya terdapat peran positif dalam efektivitas pengelolaan air irigasi oleh P3A di Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

Berikut adalah tabel kategori untuk nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Suharto (2016), yaitu :

Tabel 5. Kategori Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(15)

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Menurut Suharto (2016)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A., A. Yuesti. 2019. Metode Penelitian Bisnis Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Noah Aletheia. Badung, Bali.

Arifin. 2015. Pengantar Ekonomi Pertanian. Mujahid Press. Bandung

Bahri, Hasan. 2017. Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengaturan Penggunaan Air Irigasi Teknis Pada Usahatani Padi Sawah. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Budiman., Iwan, S., Sudrajat. 2022. Peran P3A Dalam Peningkatan Produktivitas Padi di Desa Bantarkalong Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol. 9, No.1, Januari 2022.

Dewi, Shinta., Agus Sudaryanto. 2022. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah.

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2020. Hal. 75-77.

Direktorat Irigasi dan Rawa. 2018. Modul Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi di Indonesia. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta. 15 Hal.

Fauzi, A., Joko W., Sapja A. 2021. Dinamika Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sumber Mulyo dalam Kegiatan Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Jurnal Penyuluhan Pertanian, 45(1), 26-34, 2021

Fitriani, Farida., Dedi, Sudarmadi. 2019. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan PT. Beton Elemen Persada. Jurnal Audit dan Sistem Informasi Akuntansi Vol. 3, No.1, April 2019.

Hutasuhut, Febrita E. 2011. Peranan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Petani di Daerah Irigasi Namo Rambe Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

(17)

Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.

Lembaran RI Tahun 2006, Tambahan Lembaran RI No 4624.

Sekretariat Negara. Jakarta.

Jayusman, Iyus., Oka, Agus. 2020. Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Aktivitas Belajar Mahasiswa Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Edmodo Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Artefak Vol. 7, No.1, April 2020.

Kementrian Dalam Negeri (KEMENDAGRI). Berita : 273 Juta Penduduk

Indonesia Versi KEMENDAGRI.

https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/1032/.

Diakses Tanggal : 22 Juni 2022

Lantaeda, S B., Florence dan Joorie. 2017. Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Penyusunan RPJMD Kota Tomohon.

Jurnal Administrasi Publik, 2017.

Menteri PUPR RI. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi.

Pasandaran, Efendi. 2005. Reformasi Irigasi Dalam Kerangka Pengelolaan Terpadu Sumberdaya Air. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 3 No. 3 September 2005.

Purwantini, Tri Bastuti., Rita Nur Suhaeti. 2017. Irigasi Kecil: Kinerja, Masalah, dan Solusi. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 35, No.2, Desember 2017.

Rahman, Benny. 2009. Kebijakan Sistem Kelembagaan Pengelolaan Irigasi.

Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 7 No. 1, Maret 2009.

Rahardjo, Mudjia. 2017. Modul Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya. Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Rosalina, Iga. 2012. Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulirdi Desa Mantren Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magelang, Jurnal Publika Vol. 1, No.1, 2012.

Suharto. 2016. Hubungan Daya Tanggap Terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal Akuntansi Vol. 12, No.1, 2016.

(18)

Sujono. 2015. Pengelolaan Air Irigasi Oleh Perkkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pada Jaringan Irigasi. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sumaryanto. 2006. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Melalui Penerapan Iuran Irigasi Berbasis Nilai Ekonomi Air Irigasi. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 24 No. 2, Desember 2006.

Wardani, Mutia., Eti Kurniati. 2022. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Tanaman Padi di Desa Berora Kecamatan Lopok. Jurnal Keilmuan Teknik Sipil Vol. 5, No.1, Juni 2022.

Yusup, Febrianawati. 2018. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 7, No.1, Januari-Juni 2018.

Zulkarnain, Iskandar. "BAB III. PENGGUNA AIR IRIGASI." (2018): 95-133.

(19)

LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

a. Identitas Responden Nama : …………..

Umur : …………..

Tahun Pendidikan Terakhir : …………..

b. Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Berilah tanda centang () pada kolom tanggapan dengan memilih jawaban Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan sebenarnya.

1. Rapat P3A  adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk mengetahui perkembangan, permasalahan, dan evaluasi dari P3A, ideal nya bisa di ikuti oleh seluruh anggota perkempulan.

No. Pernyataan Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. Anggota kelompok

P3A sudah adanya keterdorongan untuk menghadiri rapat rutin yang diadakan oleh P3A

2. Dalam pertemuan sudah merasakan lingkungan rapat yang tertib dan sesuai 3. Anggota P3A sudah ikut berperan aktif dalam berdiskusi, dan memberikan usulan dan ide-ide terkait program ketika pelaksanaan rapat berlangsung 4. Anggota P3A sudah

merasakan manfaat dari pelaksanaan rapat rutin yang dilaksanakan baik itu secara pribadi maupun kelompok.

5. Pelaksanaan rapat

(20)

yang di agendakan oleh P3A sangat berpengaruh terhadap keharmonisan anggota P3A seperti, terjalin komunikasi yang baik dan sebagai sarana silaturahmi

2. Keikutsertaan memperbaiki saluran irigasi yang rusak  adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh anggota P3A sebagai salah satu bentuk peran dalam pengelolaan irigasi.

No. Pernyataan

Tanggapan

Alasan Setuj

u

Ragu- Ragu

Tidak Setuj

u 1. Anggota kelompok

P3A turut berperan dalam perbaikan saluran irigasi 2. Anggota P3A sudah

memahami secara dasar terkait perbaikan saluran irigas

3. Melakukan

konsultasi dengan dinas atau penyuluh terkait kerusakan yang terjadi pada saluran irigasi 4. Bekerjasama dengan

pemerintah dalam penyelesaian masalah kerusakan saluran irigasi

3. Melaksanakan program yaitu untuk melihat sejauh mana anggota P3A dalam pelaksanaan program dan pemahamannya terkait program tersebut.

No. Pernyataan Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. Anggota kelompok

P3A telah memahami

(21)

program yang akan dilaksanakan dan selalu memberikan ide – ide terkait program yang akan dilaksanakan.

2. Anggota P3A selalu membagi / sharing pengetahuan serta keterampilannya dari

program yang

dilakasanakan dan dipelajari kepada kelompok lain.

4. Pembayaran IPAIR yaitu untuk melihat sejauh mana anggota P3A dalam pembayaran IPAIR guna sebagai penunjang kelanjaran pengelolaan irigasi.

No. Pernyataan Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. Anggota kelompok

P3A rutin melakukan pembayaran iuran secara berkala sesuai dengan yang telah ditentukan oleh P3A

2. Hasil dari

pembayaran iuran digunakan secara

penuh untuk

pengelolaan irigasi

c. Efektivitas Pengelolaan Air Irigasi

Berilah tanda centang () pada kolom tanggapan dengan memilih jawaban Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan sebenarnya.

1. Pemahaman terhadap pengelolaan irigasi  merupakan langkah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anggota terhadap pengelolaan air irigasi.

No. Pernyataan

Tanggapan

Alasan Setuj

u

Ragu- Ragu

Tidak Setuj

u 1. Anggota P3A sudah

melaksanakan

(22)

pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman terkait irigsi

2. Anggota mengetahui secara dasar dalam pengelolaan air irigasi

3. Anggota P3A

memahami tugas dan tanggungjawab yang telah di berikan.

4. P3A melaksanakan pelatihan kepada

anggota guna

meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan air irigasi

2. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota P3A supaya irigasi terjaga dan terpelihara dengan baik.

No. Pernyataan Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. P3A membuat jadwal

piket

harian/mingguan

2. Aktif dalam

melakukan kegiatan pemeliharaan secara rutin

3. Anggota P3A

melakukan kegiatan bersih bersih di sekitar area irigasi secara rutin tiap satu minggu

4. Rutin melaksanakan pengecekan saluran irigasi oleh anggota P3A

5. P3A telah Menyusun jadwal penggunaan air irigasi supaya bisa digunakan secara efisien oleh petani yang mempunyai hak menggunakan air dari pengelolaan

(23)

irigasi

3. Rehabilitasi jaringan irigasi yaitu untuk melihat sejauh mana kepekaan anggota ikut serta dalam menjaga irigasi dengan baik

No. Pernyataan Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. P3A telah memiliki

skema dalam

penanganan apabila terjadi kerusakan ringan, sedang, dan berat pada saluran irigasi serta bisa bekerjasama dengan pemerintah dalam melakukan

penanganan tersebut

2. P3A melakukan

konsultasi publik guna menyampaikan usulan, saran, persetujuan, atau penolakan terhadap rencana

pembangunan atau peningkatan jaringan

irigasi yang

disampaikan oleh pemerintah

3. Penanganan konflik yaitu untuk mengetahui sejauh mana anggota dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

No. Pernyataan

Tanggapan

Alasan Setuj

u Ragu-

Ragu Tidak Setuj

u 1. Anggota P3A telah

memahami kondisi internal P3A dan mampu

berkomunikasi secara terbuka apabila ada

(24)

kendala yang terjadi

2. Anggota P3A

mengetahui aturan yang dibuat oleh P3A

dan mampu

melaksanakanya

serta bisa

menyelesaikan permasalahan yang terjadi secara cepat dan efektif sesuai dengan aturan yang berlaku

Gambar

Tabel 2. Tahapan dan waktu penelitian
Tabel 3. Operasional Variabel
Tabel 4. Kategori skor pada indikator menghadiri rapat P3A
Tabel 5. Kategori skor pada indikator melaksanakan program
+6

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat petani pengelola air dapat diberikan peran yang lebih besar yang bersifat otonom, mandiri, dan demokratis melalui organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Perkumpulan petani pemakai air (P3A) merupakan kelembagaan yang bertang- gung jawab terhadap fungsi penyediaan air. Keangotaan dari P3A ini merupakan interseksi dari

(1) Dalam upaya pengamanan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, perkumpulan petani pemakai air, badan hukum, badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi

Gabungan perkumpulan petani pemakai air (GP3A) adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah P3A yang memanfaatkan fasilitas irigasi, yang bersepakat

Perkumpulan petani pemakai air ikut menjaga keberlanjutan dari fungsi jaringan irigasi dan menyelenggarakan pengelolaan irigasi yang baik dalam kegiatan pembangunan,

1) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan teknis, sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air

Tidak hanya itu, terdapat peran Dinas Pertanian untuk membina kelembagaan petani yaitu Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) pada jaringan irigasi tersier serta pihak pemerintah

Tidak hanya itu, terdapat peran Dinas Pertanian untuk membina kelembagaan petani yaitu Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) pada jaringan irigasi tersier serta pihak pemerintah