• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - Smart Library UMRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III - Smart Library UMRI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data dan hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi (Kriyantono, 2014).

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif survey. Menurut Sugiyono (2016) menyatakan bahwa penelitian survey dilakukan dengan jalan menjalankan survey langsung ke objek penelitian. Survey dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu daftar pertanyaan (kuesioner) atau wawancara langsung antara peneliti dengan objek penelitian (responden). Dalam penelitian survey dilakukan dengan menyebarkan daftar pernyataan berupa kuesioner yang akan disebarkan kepada responden dalam penelitian yaitu PNS dan THL di kantor Disdukcapil Kota Pekanbaru yang terletak di Jalan Mustafa Sari No.1.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian pada penelitian ini adalah di kantor Disdukcapil Kota Pekanbaru yang terletak di Jalan Mustafa Sari No.1. Peneliti memilih kantor Disdukcapil Kota Pekanbaru sebagai objek penelitian karena rendahnya kualitas pelayanan e-KTP di Disdukcapil Kota Pekanbaru.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Pengambilan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer.

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian (Bungin, 2013). Data primer adalah data yang diolah dan disajikan oleh penelitian ini. Seperti hasil dari pengisian angket yang dilakukan peneliti, berupa data diperoleh dari responden.

3.4.Populasi dan Sampel 3.4.1.Populasi

Populasi merupakan seluruh komponen elemen yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian atau seluruh kumpulan elemen yang digunakan dalam

(2)

membuat beberapa kesimpulan. Elemen diartikan sebagai subjek dilakukannya pengukuran atau dikenal dengan istilah unit penelitian. Menurut Sarwono (2014) populasi merupakan kesatuan yang mempunyai karakteristik yang sama dimana sampel akan kita tarik. Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas (THL) yang bekerja di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 40 orang.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2014), dengan meneliti sebagian dari populasi diharapkan hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Berdasarkan survei yang dilakukan, maka dalam pengambilan sampel, peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan data berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dalam pengambilan 40 sampel ini adalah:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas (THL) bekerja pada divisi Pendaftaran E-KTP

2. Lama bekerja lebih dari 1 tahun

3. Bekerja dan bertanggungjawab pada bidang pelayanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

3.5.Definisi Operasional Variabel 3.5.1.Kinerja Pegawai

Peningkatan kinerja suatu organisasi harus didukung dengan standar atau ukuran untuk menilai apakah suatu organisasi tersebut mempunyai kinerja baik atau tidak. Menurut Marihot (2012) yaitu :

a. Kualitas merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

b. Kuantitas jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah siklus aktivitas yang dihasilkan.

c. Ketepatan waktu tingkat aktivitas diselesaikannya pekerjaan tersebut pada waktu awal yang diinginkan.

(3)

d. Kerja sama suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai satu tujuan yang dilakukan secara bersama-sama

Kuesioner ini diadopsi dari Hamdi (2016) dan berjumlah sebanyak 14 pernyataan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor yang digunakan yaitu 1 s/d 5 yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.

3.5.2. Akuntabilitas

Suatu organisasi publik dapat dikatakan akuntabel apabila memenuhi empat dimensi akuntabilitas. Adapun keempat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik ( Mardiasmo, 2009), yaitu:

a. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability for probity and legality).

b. Akuntabilitas Proses (process accountability) c. Akuntabilitas Program (program accountability) d. Akuntabilitas Kebijakan (policy accountability)

Kuesioner ini diadopsi dari Qodariah (2017) dan berjumlah sebanyak 11 pernyataan Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor yang digunakan yaitu 1 s/d 5 yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.

3.5.3. Transparansi

Transparansi dapat diukur dengan beberapa indikator. Indikator transparansi yaitu:

1. Informatif 2. Keterbukaan

3. Pengungkapan (Mardiasmo , 2009).

Kuesioner ini diadopsi dari Qodariah (2017) dan berjumlah sebanyak 9 pernyataan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor yang digunakan yaitu 1 s/d 5 yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.

3.5.4. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Indikator Kompetensi Sumber Daya Manusia antara lain:

(4)

1) Pengalaman kerja suatu dasar/acuan seorang karyawan dapat menempatkan diri secara tepat kondisi, berani mengambil risiko, mampu menghadapi tantangan dengan penuh tanggung jawab serta mampu berkomunikasi dengan baik terhadap berbagai pihak untuk tetap menjaga produktivitas, kinerja dan menghasilkan individu yang kompeten dalam bidangnya.

2) Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan guna mencapai tujuan. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kontribusi produktif para karyawan dan mengembangkan sumber daya manusia menghadapai segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan lingkungan 3) Pengetahuan (knowledge) adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam

bidang spesifik tertentu.

4) Keterampilan (skills) adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental tertentu (Sutrisno, 2009).

Kuesioner ini diadopsi dari Riyanda (2017) dan berjumlah sebanyak 8 pernyataan Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor yang digunakan yaitu 1 s/d 5 yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.

3.5.5. Pengawasan

Menurut Gitosudarmo (1983) yang menjadi indikator pengawasan adalah:

1. Proses Penentuan Standar.

2. Proses Evaluasi atau Proses Penilaian.

3. Proses Perbaikan. (Markus, 2014).

Kuesioner ini diadopsi dari Markus (2014) dan berjumlah sebanyak 9 pernyataan.Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor yang digunakan yaitu 1 s/d 5 yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.

3.6.Teknik Analisis Data 3.6.1.Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

(5)

yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

3.6.2.Uji Kualitas Data

Ketepatan pengujian suatu hipotesis sangat tergantung dari kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2016).

Uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menentukan uji validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan perhitungan dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows ver 25 untuk memperoleh hasil yang terarah .

1.Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghozali, 2016). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan rumus Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows ver 25.

Suatu kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Hasil r hitung > r tabel 2. Nilai signifikansi (p) < 0,05 . 2.Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian, masalah realibilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila digunakan dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah. Cara mengukur realibilitas yang paling umum adalah dengan menggunakan koefisien alpha. Koefisien alpha bisa diukur dengan menggunakan

(6)

uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali, 2016). Uji reliabilitas juga dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows ver 25.

3.6.3.Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik. Ada tiga asumsi yang terpenting sebagai syarat penggunaan metode regresi (Ghozali, 2016). Asumsi tersebut adalah asumsi normalitas, multikolinearitas dan heterokedastisitas.

Pengujian ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin terjadi jika asumsi tidak bisa dipenuhi.

1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Pengujian dengan menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Jika nilai probabilitas signifikansi K-S lebih besar dari 0.05, maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2016).

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Untuk mendekteksi multikolinearitas dapat melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai torelance besar dari 0,10 atau VIF kecil dari 10, maka tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Sebaliknya jika terdapat variabel bebas

(7)

yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian.

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2016), uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas. Namun jika berbeda maka disebut heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedatisitas. Uji yang digunakan adalah uji glejser dimana uji ini dilakukan dengan cara meregresikan nilai mutlak residual terhadap seluruh variabel bebas. Apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat koefisien regresi kecil dari nilai 0,05 maka nilai residual terjadi gejala heteroskedatisitas. Sedangkan apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat koefisien regresi lebih besar dari nilai 0,05 maka nilai residual tidak terjadi gejala heteroskedatisitas.

3.6.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+e Keterangan :

Y : variabel dependen kinerja pegawai a : konstanta persamaan regresi b1-b4 : koefisien

e : Variabel Pengangguan (error) X1 : variabel independen akuntabilitas X2 : variabel independen transparansi

X3 : variabel independen kompetensi sumber daya manusia X4 : variabel independen pengawasan

Umumnya analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (dua). Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi,

(8)

maka data setiap variabel harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan persamaan melalui perhitungan (Ghozali, 2016).

3.6.5. Uji Hipotesis 1.Uji Parsial (t)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Perhitungan analisis regresi linier berganda pada penelitian ini diuji dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows ver 25. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016), kriteria pengujian untuk uji t adalah:

a. H0 diterima jika t tabel < t hitung < t tabel

b. H0 ditolak jika t hitung < t tabel atau hitung > t table 2.Uji Simultan (F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat diliat pada table ANOVA. Untuk mengetahui variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan, dilakukan dengan membandingkan p value pada kolom Sig. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika p- value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Ghozali, 2016).

3.Uji Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel independen. Dimana nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan bahwa variabel independen semakin baik kemampuannya dalam menjelaskan variabel dependen pada penelitian. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen

(9)

pada penelitian (Ghozali, 2016). Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1

b. Bila R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel independen menjelaskan variabel dependen.

c. Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel daftar periksa (check list) disusun dengan merinci fasilitas dan komponen pada lokasi studi menurut klasifikasi Building and Construction Authority (2016),

Tabel 1 Pernyataan Kuesioner Variabel Pernyataan Perspective Sistem perpus umri mudah untuk dioperasikan Sistem perpus umri cenderung crash saat jam sibuk Sistem perpus umri