• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Desain yang digunakan peneliti adalah penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan non equivalent control group before after design. Quasi Experimental merupakan penelitian yang mengujicobakan suatu intervensi pada sekelompok subjek dengan atau tanpa kelompok pembanding, namun tidak dilakukan randominasi untuk memasukan subjek ke dalam kelompok perlakuan atau control (Polit & Beck, 2014), sedangkan pendekatan non equivalent control group before after design adalah penelitian yang memberikan perlakuan atau eksperimen pada dua atau lebih grup, grup tersebut akan diobservasi sebelum dan sesudah perlakuan.

Pada penelitian non equivalent control group pemilihan kelompok tidak dilakukan secara acak (Polit & Beck, 2008).

Melalui metode ini, peneliti mengetahui pengaruh intervensi supportive educative system berbasis family centered care terhadap dukungn keluarga

(2)

dalam mengurangi kecemasan anak dengan leukemia di RSU Kabupaten Tangerang. Adapun desain penelitian ini sebagai berikut:

Tabel.4.1 Desain Penelitian

Keterangan :

K-A : kelompok intervensi

K-B : kelompok kontrol

O1 : sebelum kelompok intervensi diberikan perlakuan O2 : pemberian supportive educative system berbasis family centered care pada kelompok intervensi

I1 : sebelum kelompok kontrol diberikan perlakuan

I2 : pemberian intervensi standar rumah sakit pada kelompok kontrol

O1(A+B) : observasi seteleh pemberian perlakuan (kelompok intervensi dan kontrol).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yng telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah anak dengan leukemia di RSU Kabupaten Tangerang yang berjumlah 312 dalam tahun 2018 dengan rata – rata tiap bulannya adalah sebanyak 26 anak.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yng dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. (Nursalam, 2016).

Subjek Pra Perlakuan Post perlakuan

K-A O1 O2 O1-A

K-B I1 I2 O1-B

Time 1 Time 2 Time 3

(3)

a. Besar Sampel

Penentuan besar sampel ditentukan dengan rumus (Dahlan, 2013):

n1 = n2 = 〈Z ∝ √2𝑃𝑄 ± √P1Q1 + P2Q2

P1 − P2 〉2

n1 = n2 = 〈1.96√2𝑥 0.6 𝑥 0.4 ± √(0.8 x 0.2 + (0.4 x 0.6)2

0.8 − 0.4 〉2

Keterangan:

n1 : Besar sampel untuk kelompok perlakuan n1 : Besar sampel untuk kelompok kontrol Zα : Deviasi baku α (1.96)

Zβ : Deviasi baku β (0.84)

P1 :Proporsi estimasi dukungan keluarga pada kelompok perlakuan sebelumnya (0.8)

P2 : Proporsi dukungan keluarga pada kelompok kontrol sebelumnya (0.4)

Q1 : 1 – P1= 1 – 0.8= 0.2 Q2 : 1 – P2= 1 – 0.4= 0.6

P : Proporsi total = (P1 + P2)/2 = (0.8 + 0.2)/2 = 0.6 Q : 1 – P= 1 – 0.6= 0.4

Perhitungan drop out 1% (Sujarweni, 2015) n = n

1 − f

n = 22/0.9= 24 orang

(4)

Berdasarkan perhitungan sampel maka didapatkan sejumlah 24 sampel untuk penelitian, sehingga besar sampel secara keseluruhan adalah 2 x 24 =48, dengan perincian untuk kelompok perlakuan 24 orang dan 24 kelompok kontrol.

b. Tehknik Sampling

Tehknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar secara keseluruhan sujek penelitian (Nursalam, 2016). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling yaitu semua subjek yang yang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Siswanto, 2016). Pengambilan sampel dilakukan pada kelompok intervensi terlebih dahulu setelah memenuhi sampel kelompok intervensi, selanjutnya peneliti melakukan pengambilan sampel pada kelompok kontrol.

c. Kriteria Sampel 1) Kriteria inklusi

a) Responden adalah anak dengan leukamia

b) Anak dengan leukemia yang berumur 3 – 15 tahun

c) Anak dengan leukemia yang telah menjalani kemoterapi minimal satu kali melalui intravena

(5)

d) Anak dengan leukemia yang mengalami cemas (mulai dari tingkat ringan sampai panik)

e) Orangtua bersedia anaknya menjadi responden

2) Kriteria ekslusi

a) Anak dengan leukemia yang tidak mengalami cemas b) Anak dengan leukemia yang belum menjalani kemoterapi c) Anak dengan usia toddler.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang keperawatan anak one day care RSU Kabupaten Tangerang. Alasan dilakukan peelitian di tempat ini adalah:

1. Terdapat banyak anak dengan leukemia yang dirawat sehingga memungkinkan penelitian dilakukan disini.

2. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama di rumah sakit ini.

3. RSU Kabupaten Tangerang digunakan pula sebagai lahan praktek keperawatan dan kedokteran sehingga mendukung pelaksanaan proses penelitian ini.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2019 di Ruang keperawatan anak RSU Kabupaten Tangerang. Adapun waktu kegiatan penelitian ini sebagai berikut:

(6)

Tabel 4.2 Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agust Kaji etik dari UMJ

Kaji etik di RS

Proses penelitian

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, proposal tesis diuji terlebih dahulu oleh dewan komite etik Fakultas Ilmu Keperawatan. Hal ini merupakan persyaratan sebelum melakukan penelitiam lebih lanjut. Peneliti memperhatikan prinsip – prinsip etik untuk melindungi hak responden selama penelitian.

1. Prinsip Autonomy

Autonomy adalah prinsip responden memiliki hak untuk mendapatkan informasi secara terbuka serta bebas menentukan pilihan tanpa ada paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti memberikan informasi tentang rencana dan tujuan penelitian kepada semua responden yang menjadi subyek penelitian. Pemberian informasi melalui pertemuan langsung dengan responden dan tertulis (lembar persetujuan responden). Responden yang telah mendapat informasi dari peneliti mengenai tujuan dan manfaat bebas menentukan pilihan tanpa adanya keterpaksaan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian.

(7)

2. Prinsip Benefcience

Benefcience adalah prinsip etik yang meminimalkan bahaya dan memaksimalkan manfaat dari penelitian. Penelitian ini bermanfaat bagi orangtua karena orangtua mengetahui dukungan keluarga yang diperlukan untuk anak dengan leukemia dan mampu mengaplikasikan cara mengurngi kecemasan. Pendidikan kesehatan yang dilakukan peneliti tidak menimbulkan bahaya apapun, penelitian ini bermanfaat bagi orangtua karena diberikan booklet yang berisi tentang dukungan keluarga pada anak.

3. Prinsip Confidentiality

Confidentiality adalah menjaga kerahasiaan dari responden, setiap responden akan diberi hak penuh untuk menyetujui atau menolak jika kurang berkenan dengan cara menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diajukan peneliti. Dalam format karakteristik responden, peneliti tidak mencantumkan nama atau identitas responden, melainkan hanya berupa inisial. Selama penelitian ini berlangsung tidak ada orangtua yang menolak untuk berpartisipasi. Penelitian ini tetap menggunakan inisial untuk menjaga kerahasiaan responden.

4. Prinsip Justice

Justice adalah bersikap adil pada semua responden. Sebelum dilakukan intervensi kepada semua kelompok, peneliti menjelaskan secara terbuka dan adil. Penjelasan cara dan teknik pengambilan data seperti dilakukannya

(8)

pretest, pemberian pendidikan kesehatan tentang dukungan keluarga, post test, pemberian booklet pada kelompok intervensi. Pemberian pretest, post test dan intervensi standar dari rumah sakit pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol peneliti bersikap adil dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang dukungan keluarga dan booklet setelah peneliti selesai mengumpulkan data.

F. Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi pengetahuan orangtua dan lembar observasi kecemasan.

1. Lembar observasi tingkat kecemasan dengan menggunakan faces anxiety scale for children

Model pengukuran kecemasan ini dikembangkan oleh McMurty (2010) untuk mengukur kecemasan/ rasa takut pada pasien anak di unit perawatan intensif. Faces anxiety scale for children menunjukkan berbagai tingkat kecemasan. Skor 1 memberikan gambaran tidak ada kecemasan sama sekali, skor 2 menggambarkan sedikit cemas, skor 3 menggambarkan sedikit lebih cemas (aktivitas mulai terganggu), skor 4 menggambarkan lebih cemas (menganggu aktivitas) dan skor 5 menggambarkan kecemasan yang ekstrim (sangat menganggu aktivitas).

(9)

2. Kuesioner karakteristik responden yang memuat variabel yang diteliti yaitu:

umur, pendidikan dan ekonomi.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu : kuesioner dukungan keluarga : terdiri dari 24 pertanyaan yang dikembangkan dari kuesioner oleh Meliza (2015). Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari pertanyaan dalam bentuk pilihan selalu=

5; sering=4; kadang-kadang=3; jarang=2: tidak pernah= 1 jika berupa pernyataan favourable dan sebaliknya, jika berupa pernyataan unfavourable.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Unstuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan aktual, kuesioner yang digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas melalui uji statistik analisis item instrumen yaitu uji pearson correlation dan uji cronbach’s alpha dengan bantuan software statistik. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, item pertanyaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan pertanyaan yang valid dan reliabel ada 28 pertanyaan. Adapun uji tersebut yaitu:

1. Uji Validitas

Uji validitas menyatakan bahwa instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Sedangkan uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrument yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji validitas instrument dalam penelitian ini

(10)

dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metode penelitian bahwa untuk melihat valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total butir pernyataan, apabila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan 0.30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Menurut Sugiyono (2012) syarat yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r ≥ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r ≤ 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji instrument dilakukan di Rumah Sakit Anak Harapan Kita terhadap 30 responden maka didapatkan r tabel yaitu 0,3610 (df = 28, dengan sig 5%) dan didapatkan hasil 4 dari 28 pernyataan dukungan keluarga tidak valid maka ke empat pernyataan tersebut diikutsertakan dalam kuesioner.

Tabel 4.3 Hasil Validitas Pernyataan Pearsen

correlations

Hasil Keputusan Dukungan emosional

Soal no.1 -1,62 p value ≤ 0,05= tidak valid

Soal no.8 a p value ≤ 0,05= tidak valid

Soal no.9

Dukungan instrumen

-0,74 p value ≤ 0,05= tidak valid

Soal no.21 0,248 p value ≤ 0,05= tidak valid

(11)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2010:354) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0.60 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut dinyatakan andal (reliabel). Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh sesuai dengan tabel menurut Arikunto (2010) sebagai berikut.

Tabel 4.3 Nilai Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes

Berdasarkan hasil uji realiabilitas pertama diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,875 ≥ 0,61 yang artinya memiliki tingkat reliabel tinggi.

Pada uji kedua setelah 4 pernyataan yang tidak valid dikeluarkan, nilai Cronbach’s Alpha berubah menjadi 0,893 ≥ 0,61.

Nilai r Interpretasi

0.81 – 1.00 Sangat tinggi

0.61 – 0.80 Tinggi

0.41 – 0.60 Cukup

0.21 – 0.40 Rendah

0.00 – 0.20 Sangat rendah

(12)

H. Prosedur Penelitian

1. Prosedur administratif

a. Peneliti mengajukan kaji etik ke komite etik penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan dinyatakan lolos kaji etik fakultas pada tanggal 15 Febuari 2019 dibuktikan dengan mendapatkan surat keterangan lokasi uji etik dengan nomor surat:

0262/F.9-UMJ/II/2019. Langkah selanjutnya peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang kemudian disampaikan ke direktur RSU Kabupaten Tangerang pada tanggal 18 Febuari 2019 dengan nomor surat: 0262/F.9-UMJ/II/2019.

b. Setelah surat permohonan izin penelitian diajukan ke direktur RSU Kabupaten Tangerang, terlebih dahulu melakukan uji etik komite RSU Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 29 Maret 2019 dinyatakan lolos kaji etik rumah sakit dengan nomor surat: 445/015-KEP-RSUTNG.

Langkah selanjutnya yaitu mengajukan surat perijinan penelitian ke ruang perawatan anak.

c. Selama ± 1,5 bulan peneliti melakukan penelitian dan selesai pada awal bulan Juni 2019. Langkah selanjutnya peneliti melaporkan ke bagian diklit rumah sakit bahwa penelitian sudah selesai dilaksanakan dengan dibuktian pemberian surat keterangan penelitan pada tanggal 10 juni 2019 dengan nomor:445/021/RSTNG.

(13)

2. Prosedur Teknis

Prosedur teknis dalam penelitian ini adalah:

a. Pada hari pertama peneliti meminta ijin terhadap dokter penanggung jawab pasien anak leukemia dan kepala ruangan perawatan anak.

b. Pada hari kedua selanjutnya peneliti mengidentifikasi anak dengan leukemia yang mengalami kecemasan menggunakan Faces anxiety scale for children dan sesuai kriteria inklusi di ruang one day care kemoterapi. Peneliti meminta ijin terhadap orangtua anak maksud dan tujuan penelitian, jika responden menyetujui maka peneliti akan menjelaskan prosedur penelitian kepada orangtua dan anak.

Selanjutnya orangtua menandatangani informed consent.

c. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data pada kelompok intervensi terlebih dahulu setelah selesai semua data terkumpul kemudian pengambilan data kelompok kontrol.

d. Selanjutnya kelompok intervensi diberikan supportive educative system sesuai dengan satuan acara kegiatan, berupa pengajaran, bimbingan dan dukungan terkait masalah kecemasan pada anak dan cara mengatasinya.

Melihat kondisi diruangan yang tidak memungkinkan dilaksanakan kegiatan selama 3 hari sesuai rencana awal maka pemberian intervensi dilakukan hanya satu hari dari mulai pukul 09.00 s.d 16.30. Kegiatan pemberian intervensi tidak bisa langsung diberikan perkelompok besar tetapi dikondisikan sesuai dengan jumlah pasien yang datang. Adapun pembagian sesi yaitu sesi pertama begitu pasien datang ke ruangan

(14)

diobservasi tingkat kecemasan dan ternyata masuk kriteria inklusi kemudian dilakukan pretest berupa kuesioner dukungan keluarga setelah selesai pretest selanjutnya diberikan intervensi selama ± 30 menit berupa dukungan keluarga dan cara mengatasi cemas pada anak ketika di rumah sakit sesuai usia perkembangannya dan responden juga diberi booklet sebagai bahan bacaan dirumah.

Sesi yang kedua dilaksanakan pada siang hari yaitu berupa pengajaran dan bimbingan yang dilakukan diruangan RSU Kabupaten Tangerang.

Responden diberikan edukasi, konsultasi dan tanya jawab terkait masalah kecemasan pada anak leukemia dan dukungan keluarga, kemudian responden diberikan bimbingan. Selain itu orangtua juga diajarkan cara membuat jadwal kegiatan anak selama dirawat seperti jam makan, nonton televisi dan bermain. Sesi ketiga yaitu evaluasi berupa post test kuesioner dukungan keluarga dan terkait pengetahuan orangtua dalam mengatasi cemas pada anak dengan leukemia yang dilakukan setelah sesi kedua dengan jeda waktu ±60 menit. Evaluasi terkait kecemasan anak dengan leukemia dengan menggunakan lembar observasi faces anxiety scale for children dilakukan saat diberikan tindakan kemoterapi melalui intravena.

e. Setelah keseluruhan data terkumpul, maka dilakukan analisa data dan penyusunan laporan penelitian.

(15)

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih merupakan data mentah belum memberikan informasi apapun dan belum siap untuk disajikan.

Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2012), beberapa teknik pengolahan data yaitu :

1. Editing

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner tersebut yaitu :

a) Kelengkapan, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.

b) Jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca dan tidak ada jawaban ganda pada kuesioner.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau coding. Peneliti melakukan coding dengan tujuan untuk memudahkan dalam memasukkan data, menganalisa data serta mengklasifikasi data menurut jenisnya.

3. Memasukkan data (data entry) atau processing

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang

(16)

yang melakukan data entry ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja. Peneliti memasukkan satu persatu data responden pada pada masing-masing variabel, umur, pendidikan, sosial ekonomi, dukungan keluarga serta kecemasan anak sesuai dengan hasil ukur yang sudah ditetapkan.

4. Pembersihan data (cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010). Cara peneliti untuk membersihkan data (cleaning) adalah melihat adanya missing data, mengetahui variasi dan konsistensi data.

J. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap variable penelitian dengan menghitung distribusi frekuensi, proporsi, selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisa univariat untuk mengestimasi parameter data numerik terutama ukuran tendensi sentral dan ukuran variabel (mean, median, nilai maksimum-minimum dan standar deviasi dengan tingkat kepercayaan 95%) (Nursalam, 2016). Analisis univariat dalam penelitian ini adalah pada tabel berikut:

(17)

Tabel 4.5

Analisa Univariat Variabel Penelitian Karakteristik Responden Uji Statistik

Umur Mean

Jenis kelamin Prosentase

Pendidikan Prosentase

Status ekonomi

Dukungan keluarga pada kelompok kontrol dan intervensi

Kecemasan pada kelompok kontrol dan intervensi

Prosentase Mean Mean

2. Uji Normalitas

Sebelum melakukan analisis bivariat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, untuk mengetahui kenormalan data menggunakan nilai kolmogorov-smirnov test. Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan normalitas data adalah sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal

b. Jika probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka data terdistribusi normal

3. Uji Homogenitas

Sebelum melakukan analisa bivariat, dilakukan uji homogenitas untuk melihat kesetaraan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Dikatakan homogen jika nilai p > 0.05.

(18)

4. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat untuk melihat hasil perbedaan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan pada kelompok intervensi dan kontrol. Uji statistik yang digunakan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Analisis Statistik Variabel Penelitian

No Variabel I Variabel II Uji Statistik

1 Skor kecemasan sebelum diberikan supportive educative system berbasis family centered care pada kelompok intervensi

Skor kecemasan setelah diberikan supportive educative system berbasis family centered care pada kelompok intervensi

Paired t-test

2 Skor kecemasan sebelum diberikan intervensi standar rumah sakit pada kelompok kontrol

Skor kecemasan setelah diberikan intervensi standar rumah sakit pada kelompok kontrol

Paired t-test

3 Perbedaan skor kecemasan pada kelompok kontrol dan intervensi sebelum diberikan perlakuan

Perbedaan skor kecemasan pada kelompok kontrol dan intervensi setelah diberikan perlakuan

Independent t- test

4 Karakteristik responden anak

Tingkat kecemasan pada kelompok intervensi dan kontrol

Path analysis

5 Karakteristik responden orang tua

Dukungan keluarga pada kelompok intervensi dan kontrol

Path analysis

6 Pengaruh intervensi supportive educative system berbasis family centered care

Dukungan keluarga pada kelompok intervensi

Path analysis

7 Perbedaan dukungan keluarga pada kelompok intervensi dan kontrol

Tingkat kecemasan anak Path analysis

(19)

5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dapat dianalisis dengan metode analisis regresi.

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedatisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah varibel-variabel penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan analisis grafik.

Analisis grafik yang andal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat histogram dan normal probability plot. Histogram merupakan grafik yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Sedangkan normal probability plot membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas menggunakan probability plot menurut Ghozali (2016) adalah jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka pola distribusi dikatakan normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka pola distribusi tidak normal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(20)

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi di antara variabel bebas (independen). Jika antarvariabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal sehingga tidak bisa diuji menggunakan model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di antara variabel independen dapat dilihat dari nilai toleran maupun varian inflation factor (VIF). Kriteria pengambilan keputusan penggunaan nilai toleran dan VIF tersebut menurut Ghozali (2016) adalah jika nilai toleran > 0,10 atau nilai VIF

< 10 maka tidak ada multikoleniaritas di antara variabel independen.

Sebaliknya, jika nilai toleran ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 maka ada multikoleniaritas di antara variabel independen.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis Koefisien Determinasi, Uji Simultan (uji statistik F), dan Uji Parsial (uji statistik T) antara variabel Sosialisasi Perpajakan (X) dan variabel