• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Soedono Madiun dipimpin oleh seorang Direktur Rumah Sakit yang dibantu oleh tiga orang Wakil Direktur dengan bidang keahliannya masing-masing antara lain; wakil direktur urusan umum dan keuangan, wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan, dan wakil direktur dukungan dan pelatihan. Soedono Madiun telah memenuhi standar akreditasi rumah sakit dan telah dinyatakan lulus paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan berlaku mulai tanggal 24 November 2015 hingga 23 November 2018. Soedono Madiun merupakan salah satu rumah sakit rujukan di wilayah Madiun dengan salah satu instalasi pelayanan medis yang diunggulkan adalah instalasi bedah sentral.

Berdasarkan Diagram 4.1 terlihat hampir separuh responden berusia 46-55 tahun masing-masing sebesar 44%. Berdasarkan diagram 4.4 terlihat seluruh responden belum pernah beroperasi dan ini merupakan operasi pertama mereka. Berdasarkan Diagram 4.6 terlihat sebagian besar responden mempunyai karakteristik negative stimulus yaitu 56% dari 14 orang.

Berdasarkan Diagram 4.8 terlihat hampir separuh responden mempunyai potensi stresor yang tinggi yaitu mencapai 80% pada 20 orang. Berdasarkan Gambar 4.9 terlihat hampir separuh responden mempunyai dukungan keluarga yang baik yaitu sekitar 40% dari 10 orang. Berdasarkan Diagram 4.10 terlihat hampir separuh responden mempunyai dukungan sosial yang kurang yaitu 48% dari 12 orang.

Berdasarkan diagram 4.11 terlihat hampir separuh responden kurang memiliki pengetahuan dan informasi tentang penyakitnya yaitu 68% dari 17 orang.

Diagram  4.1  Distrbusi  responden  berdasarkan  umur  pasien  umur  pasien pre operasi kanker payudara di  Rumah Sakit  Umum Daerah dr
Diagram 4.1 Distrbusi responden berdasarkan umur pasien umur pasien pre operasi kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah dr

Hasil Analisis Hubungan Faktor-Faktor Internal dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Op Kanker Payudara

Sedangkan faktor tipe kepribadian mempunyai skala data nominal menggunakan uji statistik chi square dengan  = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor internal tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan pasien sebelum operasi kanker payudara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor internal dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara sebelum operasi.

Faktor internal mempunyai skor rho sebesar 0,664. Dapat disimpulkan juga bahwa faktor internal mempunyai korelasi yang kuat dengan tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil uji statistik diatas peneliti menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara faktor internal dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi kanker payudara di RSUD dr.

Hasil Analisis Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Op Kanker Payudara

Faktor eksternal mempunyai skor rho sebesar 0,505, maka dapat disimpulkan pula bahwa faktor eksternal mempunyai hubungan sedang dengan tingkat kecemasan. Faktor internal yang berhubungan dengan tingkat kecemasan antara lain faktor dukungan sosial dan tingkat pengetahuan. Dari hasil penelitian tersebut terdapat satu faktor eksternal yang tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan yaitu faktor dukungan keluarga, karena hampir separuh responden menyatakan bahwa keluarga selalu memperhatikan dan memberi semangat.

Pembahasan

Faktor- Faktor Internal Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Kanker Payudara

Maturasi

Faktor Eksternal dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian ternyata berdasarkan diagram 4.9 terlihat hampir separuh responden mempunyai dukungan keluarga yang baik yaitu sekitar 40%. Hasil peneliti sejalan dengan teori tersebut, bahwa di lapangan ditemukan bahwa hampir seluruh pasien selalu didampingi selama masa pengobatan oleh keluarganya setiap hari. Berdasarkan hasil penelitian ternyata berdasarkan diagram 4.10 terlihat hampir separuh responden mempunyai dukungan sosial yang kurang yaitu 48%.

Hasil penelitian Melisa (2012) menunjukkan bahwa faktor dukungan sosial merupakan faktor eksternal yang paling banyak menimbulkan kecemasan. Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber coping, dimana kehadiran orang lain dapat membantu mengurangi kecemasan dan lingkungan mempengaruhi wilayah berpikir seseorang (Pritoyo 2014). Hal ini sejalan dengan teori yang rata-rata responden menyatakan bahwa mereka jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya dan responden jarang mendapat informasi alternatif pengobatan dari teman dan kerabat.

Berdasarkan hasil penelitian ternyata berdasarkan diagram 4.11 terlihat hampir separuh responden memiliki tingkat pengetahuan dan informasi yang rendah yaitu 68%. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka ia akan mengetahui mekanisme yang akan digunakan untuk mengatasi kecemasan (Notoatmodjo, 2012). Hal ini sesuai dengan teori, dimana responden tidak mengetahui informasi mengenai penyakitnya, cara pengobatan penyakitnya, prosedur pembedahan yang akan dilakukan pada pasien dan dampak pasca operasi.

Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Kanker Payudara

Dan hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Pritoyo (2014), yaitu stresor psikososial adalah segala keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang tersebut terpaksa harus beradaptasi. Berdasarkan hasil pengambilan data peneliti di lapangan sejalan dengan teori bahwa responden yang bersiap menjalani operasi harus dirawat inap terlebih dahulu di rumah sakit, responden pasti akan mengalami kecemasan sehingga berpotensi menimbulkan stres. dan pasien dipaksa untuk beradaptasi. Dan hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014), bahwa kemampuan seseorang dalam mengkaji rangsangan atau besarnya rangsangan yang diterima akan mempengaruhi kecemasan yang timbul.

Dan hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014) yaitu kepribadian A lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dibandingkan orang B. Hal ini sesuai dengan pengalaman peneliti, ketika mengumpulkan data di lapangan, peneliti banyak menjumpai responden yang terlihat cemas sering merasa gelisah, tenang, hingga sulit tertidur, sering terbangun pagi hari dan mengeluhkan otot-otot tubuh pasien mudah tegang yang menandakan tingkat kecemasan yang tinggi. Dan hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014) dalam hal tingkat pendidikan.

Individu dengan pendidikan tinggi akan melakukan coping lebih baik dibandingkan dengan pendidikan rendah sehingga dapat meminimalisir kecemasan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pengalaman peneliti saat melakukan pengumpulan data di lapangan, peneliti banyak menjumpai responden yang rata-rata berpendidikan sekolah dasar sering menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi dan penjelasan yang diberikan kepada pasien yang berpendidikan rendah. penggunaan penjelasan informasi pengobatan harus lebih jelas dan mudah dipahami secara bertahap. Berdasarkan uji statistik Spearman Rank terlihat p-value < α (0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara faktor internal dengan tingkat kecemasan pada pra kanker payudara. pasien operasi di RSUD dr.

Dan hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014) yaitu dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber coping, dimana kehadiran orang lain dapat membantu untuk mengurangi kecemasan dan lingkungan yang mempengaruhi wilayah berpikir seseorang. Hal ini sesuai dengan pengalaman peneliti ketika melakukan pendataan di lapangan, peneliti rata-rata menemui banyak responden yang menyatakan bahwa mereka jarang mengikuti kegiatan sosial di daerah tempat tinggalnya dan jarang memberikan informasi kepada responden mengenai alternatif pengobatan yang diberikan oleh mereka. teman dan keluarga. Hal ini menyebabkan kurangnya dukungan sosial dari keluarga dan teman, hal ini dapat menimbulkan tingkat kecemasan yang cukup tinggi pada responden.

Dan sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014) yaitu dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber coping dimana kehadiran orang lain dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pengalaman peneliti saat mengumpulkan data di lapangan, peneliti menemukan bahwa rata-rata banyak responden yang tidak mengetahui informasi mengenai penyakit yang dialaminya, cara pengobatan penyakit yang berbeda, prosedur pembedahan yang akan diberikan. pasien. , dan efek setelah operasi. Hal ini tentunya akan membuat pasien merasakan tingkat kecemasan yang cukup tinggi, apalagi ketika pasien diberikan diagnosis namun tidak mengetahui informasi mengenai penyakitnya karena umumnya hanya mengetahui bahwa kanker merupakan penyakit yang mematikan atau belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya. sepenuhnya dan berada dalam bahaya kematian.

Dan hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pritoyo (2014) yaitu adanya dukungan keluarga. Hal ini sejalan dengan pengalaman peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan, peneliti mencatat hampir semua pasien selalu didampingi keluarganya setiap hari selama berobat.

Keterbatasan Penelitian

Gambar

Diagram  4.1  Distrbusi  responden  berdasarkan  umur  pasien  umur  pasien pre operasi kanker payudara di  Rumah Sakit  Umum Daerah dr
Diagram  4.2  Distribusi  responden  berdasarkan  Tingkat  pendidikan  pasien  pre  operasi  kanker  payudara  di  Rumah  Sakit  Umum Daerah dr
Diagram 4.3 Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan pasien  pre  operasi  kanker  payudara  di  Rumah  Sakit  Umum  Daerah dr
Diagram 4.4 Distribusi responden berdasarkan pengalaman operasi  pasien  pre  operasi  kanker  payudara  di  Rumah  Sakit  Umum Daerah dr
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua regresi tersebut, Niu 2010 mendapatkan hasil berupa nilai koefisien untuk dummy pemeriksaan pajak masing-masing sebesar 2,72% dan 2,63% dan memberikan kesimpulan bahwa