• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

43

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil temuan-temuan di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, peneliti memperoleh hasil data yang kemudian peneliti uraikan dalam pembahasan.

Penelitian berfokus pada persepsi orang tua tentang tayangan youtube animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak usia dini, dengan beberapa pertanyaan bagaimana persepsi orang tua tentang animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak dan bagaimana isi tayangan animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak.

Informan dalam penelitian ini merupakan tumpuan data peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian. Pemilihan informan dalam penelitian ini memiliki kriteria tertentu, kriteria yang dimaksud adalah yang benar-benar memiliki pengalaman pernah atau sering melihat animasi nussa dan rara.

4.1. Profil Informan

Jumlah informan yang peneliti wawancara sebagai sumber data penelitian berjumlah 5 orang dengan 3 orang sebagai informan utama dan 2 orang sebagai informan pendukung, semua informan tersebut yang telah peneliti pilih adalah orang tua murid dan guru pendidikan anak usia dini mawar, Sukaluyu, Bandung.

Dimana semua informan yang dipilih telah memenuhi kriteria yang telah peneliti tetapkan sebagai sumber data penelitian.

(2)

Sesuai dengan studi yang peneliti ambil yakni studi kasus, informan dalam penelitian ini bersifat multi source sehingga masalah ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dari masing-masing informan.

Tabel 4.1 Data Informan Penelitian

Kode/

Inisial

Nama Informan Usia Jenis Kelamin Profesi

I1 Ibu Anissa 32 Perempuan Ibu Rumah Tangga

I2 Ibu Siti 36 Perempuan Ibu Rumah Tangga

I3 Ibu Anne 34 Perempuan Ibu Rumah Tangga

I4 Ibu Teny 42 Perempuan Guru/Kepala Sekolah

I5 Ibu Wulandari 38 Perempuan Guru

4.2. Gambaran Umum Animasi Nussa dan Rara

Animasi atau film animasi nussa dan rara merupakan animasi buatan anak bangsa, animasi ini dibuat oleh The Little Giantz yang berkolaborasi dengan 4Stripe Production. Animasi Nussa dan Rara merupakan serial animasi yang bernuansakan edukasi ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari yang dialami oleh dua saudara kandung bernama Nussa dan Rarra dimana memiliki ciri khas tersendiri yaitu selalu memakai baju gamis atau busana muslim, animasi ini hanya tayang di channel youtube mereka Nussa Official.

Serta dikemas dengan dengan gaya yang kekinian mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak melupakan unsur-unsur edukasi yang terdapat pada setiap episodenya. Episode pertama mereka dirilis pada tanggal 19 Nov 2018 dengan judul “Tidur Sendiri, Gak Takut” animasi ini tayang di youtube setiap hari jum’at

(3)

pukul 04:30 WIB. Walaupun hanya tayangan di youtube bukan berarti animasi ini tidak menarik, terbukti dari tayang perdana animasi ini menjadi salah satu tranding topik di youtube.

Gambar 4.1 Logo Animasi Gambar 4.2 Logo Gambar 4.3 Logo Nussa dan Rara The Little Giantz 4Stripe Production

4.3. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian kualitatif, peneliti akan menguraikan mengenai data penelitian yang akan dikaji bersama metode dan teori yang telah dibahas sebelumnya. Data yang peneliti peroleh melalui wawancara dengan orang tua murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Mawar No.69 Jalan Jalaprang. Sukaluyu, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada 3 orang tua murid dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Mawar (1) Ibu Anissa (2) Ibu Siti (3) Ibu Anne (4) Ibu Teny (5) Ibu Wulandari

Analisa data penelitian akan difokuskan pada Persepsi Orang Tua Tentang Animasi Nussa dan Rara Sebagai Media Belajar Anak Usia Dini. Dengan sejumlah pertanyaan penelitian seperti mengenai apa yang diketahui orang tua tentang animasi nussa dan rara, bagaimana pendapat orang tua tentang konsep

(4)

animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak, bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai yang terdapat pada animasi nussa dan rara, Kenapa cara tersebut digunakan oleh orang tua.

4.3.1. Pengetahuan Tentang Animasi Nussa dan Rara.

Pengetahuan sama saja seperti seberapa jauh sesorang mengetahui sesuatu baik itu tentang objek yang mereka lihat, pengalaman tentang sesuatu yang pernah mereka alami serta penilaian terhadap sesuatu. Sehingga bisa jadi sebagai pemberian informasi kepada orang lain. Berikut ini kutipan wawacara dengan informan (I1) Ibu Annisa, (I2) Ibu Siti dan (I3) Ibu Anne (I4) Ibu Teny dan (I5) Ibu Wulandari dalam pertanyaan dari mana ibu mengetahui animasi Nussa dan Rara. Menurut (I1) Ibu Annisa. Awal mulanya dia mengetahui tentang animasi nussa dan rara saat sedang menamani anaknya untuk menonton youtube.

Saya tahunya dari youtube itu mah a pas lagi nemenin anak saya nonton youtube. (Hasil Wawancara Ibu Anissa, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Dia mengetahui animasi nussa dan rara dari suaminya yang memberi tahu kepadanya kalo ada animasi yang bagus untuk anak mereka.

Saya justru tahunya malah dari suami saya pas itu dia pulang kerja terus ngasih tahu ke saya kalo ada animasi yang bagus buat anak-anak. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 4 September 2019).

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Justru dia mengetahui animasi nussa dan rara dari anak yang hendak ingin meminjam handphone untuk menonton animasi nussa dan rara.

Saya justru tahunya malah dari anak saya sendiri, pas itu dia anak saya mau minjem hp, saya tanya buat apaan katanya mau nonton nussa gitu.

(Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019).

(5)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Dia mengetahui animasi ini saat sedang mengadakan rapat dengan para orang tua murid, disitu ada satu murid yang nonton animasi nussa dan rara terus murid yang lain ikutan nonton.

Saya tahunya malah pas lagi rapat orang tua ada satu murid yang nonton animasi ini terus murid yang lain jadi ikutan nonton. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019).

Sama dengan (I1) Ibu Annisa menurut (I5) Ibu wulandari. Dia mengetahui animasi nussa dan rara dari keponakannya saat itu dia dimintai tolong oleh keponakkannya untuk ditemani menonton youtube tiba-tiba animasi nussa dan rara keputar otamatis setelah video sebelumnya habis.

Dari keponakan saya pas itu dia minta ditemenin saya nonton youtube terus tiba-tiba pas abis nonton video sebelumnya muncul animasi nussa dan rara kesetel otomatis. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019).

Bagaimana penggambaran sifat karakter tokoh animasi nussa dan rara.

Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Annisa. Karakter pada tokoh animasi nussa dan rara memiliki perilaku dan sifat yang baik, di tambah karakter nussa dimana walaupun anggota tubuhnya tidak lengkap dia ngak pernah berkecil hati dan terus semangat, sehingga bisa ngasih pembelajaran buat kita.

Untuk karakternya sendiri perilaku dan sifatnya baik ,oh iyaa terus kalo gk salah ada si yang nusaanya ya yang kakinya gk ada sebelah, itu juga bagus banget jadi kaya ngajarin kita ngak berkecil hati gitu ya dengan kondisi seperti itu, terus dia selain itu ada kelebihannya diantara kekurangan yang dia punya. (Hasil Wawancara Ibu Anissa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Karakternya bagus terus baik, walaupun kadang karakter nussa suka iseng ke adiknya rara ngerebut mainanya walaupun begitu nanti sama nussa di kembalikan lagi, wajar namanya juga adik kakak udah gitu karakternya sendiri ngajarin kita sesama saudara harus saling berbagi.

(6)

Bagus, baik, walaupun kadang si karakter nussanya sering ngerebut mainan adiknya tapi nanti dibalikin terus juga suka iseng ke adiknya, menurut saya wajar namanya juga adik kakak udah gitu secara ngak langsung si tokoh ini ngajarin agar jangan pelit harus berbagi (Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

Sama dengan (I2) Ibu Siti menurut (I3) Ibu Anne. Bagus, menggambarkan adik kakak yang suka bercanda, iseng tapi sewajarnya beda dengan anaknya, udah gitu karakternya ngajarin ke anak untuk saling menyayangi satu sama lain sesama saudara.

Bagus, ya menggambarkan kaya adik kakak biasanya maksudnya kaya suka bercanda, iseng tapi sewajarnya si beda kaya anak saya kadang kalo bercanda atau iseng baru berhenti kalo adiknya nangis, udah gitu kaya ngajarin untuk saling meyayangi si satu sama lain. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 18 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Karakter tokohnya bagus, lucu, ditambah memiliki sifat yang baik

Karakternya bagus, lucu, udah gitu baik lagi sifat-sifatnya. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Karakternya lucu-lucu, terutama karakter rara cara ngomongnya dan tingkah lakunya lucu, sedangkan karakter nussa jahil ke adiknya tapi sayang ditambah karakter ini juga pintar.

Kalo saya ngeliat karakternya tuh lucu-lucu ya, apa lagi si raranya cara ngomongnya dan tingkah lakunya lucu, kalo si nussa jahil cuman sayang banget sama adiknya si rara udah gitu pinter lagi. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

Apa yang membedakan animasi nussa dan rara dengan animasi yang lainnya. Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Annisa. Yang membedakan adalah dari segi tayangannya dimana animasi lain lebih mementingkan segi hiburan saja, tetapi untuk animasi nussa dan rara lebih banyak memperlihatkan segi edukasinya dari pada hiburannya.

(7)

Yang membedakan dengan animasi yang lain si dari segi tayanganya kalo animasi lain kan lebih sering memperlihatkan segi hiburanya ya kaya si anak digambarkan lebih sering bermainnya segi edukasinya sedikit, cuman kalo si nussa dan rara kebalik lebih sering memperlihatkan segi edukasinya dibanding hiburannya. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Animasi nussa dan rara masih lebih dibandingkan dengan animasi upin dan ipin, karena walaupun animasi upin dan ipin juga mengedukasi buat anak tapi masih banyak menggambarkan karakternya lebih senang bermain.

Kalo sama animasi upin dan ipin si masih bagus si nussa dan rara kalo buat media belajar anak, walaupun upin dan ipin juga mengedukasi buat anak tapi lebih banyak mengambarkan karakternya lebih seneng bermain.

(Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Animasi nussa dan rara lebih banyak memperlihatkan kegiatan belajar bagi anak, berbeda dengan animasi yang lain dimana hal yang di perlihatkan lebih banyak kegiatan bermain dan terlalu imajinatif sehingga kurang logis bagi anak-anak, seperti spongebob dan upin ipin.

Kalo animasi ini kan lebih banyak kegiatan belajarnya, kalo animasi yang lain kaya spongebob terlalu imajinasi buat jadi apa yang dilakukan spongebob kurang logis aja udah gitu lebih sebagai hiburan si kalo kata saya, terus kalo upin dan ipin kebalik lebih banyak kegiatan bermainnya walaupun ada juga edukasinya.( Hasil Wawancara Ibu Anne, 18 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Karakter pada animasi nussa dan rara memiliki karakter penokohan yang baik dan banyak memberikan pembelajaran setelah beberapa kali menonton, berbeda dengan animasi lain dimana karakter penokohannya masih banyak yang berisfat jelek atau negatif.

Kalo menurut saya yang pertama karakter dari tokohnya sendiri baik, yang ke dua animasi ini banyak pembelajaran gitu ya beberapa kali saya nonton, kalo animasi yang lain kan karakter tokohnya sendiri masih banyak yang sifatnya jelek atau ngetaif, udah gitu lebih banyak ngasih hiburan aja buat anak.(Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

(8)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Animasi nussa dan rara tidak hanya memberikan hiburan saja bagi anak-anak banyak pembelajaran yang diberikan serta karakternya baik-baik, animasi lain lebih banyak memberikan hiburan serta karakter tokohnya yang kurang baik.

Kalo animasi ini si saya ngeliatnya ngak cuman ngasih hiburan aja gitu ke anak pas nontonnya banyak pembelajaran juga udah gitu karakternya juga baik” semua jadi ngak bikin orang tua takut kalo anak niru si karakternya, kalo animasi lain kan lebih banyak hiburannya udah gitu karakternya juga banyak yang tidak baik buat ditiru sama anak. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

4.3.2. Pendapat Tentang Konsep Animasi Nussa dan Rara Sebagai Media Belajar.

Pendapat seseorang tentang sebuah konsep tayangan adalah hal yang wajar, karena dalam hal ini orang tersebut memahami dan mengerti tentang film atau acara yang mereka lihat. Terutama orang tua dalam hal ini, karena dalam hal memberikan sebuah tayangan kepada anak hanya orang tua yang dapat memberikan pendapat apakah tayangan tersebut pantas atau tidak bagi anak mereka. Berikut ini kutipan wawacara dengan informan (I1) Ibu Annisa, (I2) Ibu Siti dan (I3) Ibu Anne, (I4) Ibu Teny dan (I5) Ibu Wulandari dalam pertanyaan mengenai bagaimana tanggapan ibu tentang animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak. Menurut (I1) Ibu Annisa. Bagus tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga edukasi bagi anak, animasi ini juga menarik sehingga mudah untuk diterima oleh anak-anak, karena jika difokuskan ke pembelajaran anak mudah bosan beda jika diberikan pembelajaran melalui animasi.

Bagus tidak hanya memberika hiburan tapi juga edukasi, udah gitu menarik jadi si anaknya ringan buat nyerapnya gitu kan, kalo biasanya misalnya lebih memfokuskan ke pembelajaran gitu kan jenuh, nah kalo di selingi sama kaya tokoh itu ya animasi gitu jadi anak lebih mudah buat

(9)

nyerap pembelajaran yang diberikan sama si animasi ini. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Bagus karena memberikan edukasi bagi anak, media kartun lebih mudah diterima oleh anak-anak, ditambah lagi tontonan zaman sekarang banyak yang tidak pantas abgi anak-anak, namun disayangkan jam tayangannya kurang.

Kalo menurut saya si bagus mengedukasi buat anak, karena media kartun lebih mudah diserap oleh anak-anak jadi anak lebih tertarik, apalagi tontonan zaman sekarang ya menurut saya bahaya buat anak, cuman jam tayangnya kurang karena hanya seminggu sekali ada video yang baru.

(Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

Sedangakan Menurut (I3) Ibu Anne. Bagus banget, karena banyak eduasi serta pembelajaran, tayangan ini lebih ke pembelajaran bagi anak akan tetapi tetap menghibur bagi anak.

kalo menurut saya bagus banget, itu edukasi banyak banget banyak pembelajaran, justru saya lebih menganggap tayangan ini lebih ke tayangan belajar gitu buat anak, tapi tetap menghibur juga si buat anak.

(Hasil Wawancara Ibu Anne, 18 Juli 2019)

Sama dengan (I3) Ibu Anne menurut (I4) Ibu Teny. Aniamsi nussa dan rara bagus banget sebagai media belajar anak, karena banyak pembelajaran yang diberikan oleh animasi nussa dan rara.

Kalo menurut saya bagus banget animasi ini sebagai media belajar karena banyak pembelajaran yang dikasih sama animasi ini. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019)

Begitu juga menurut (I5) Ibu Wulandari. Bagus animasi ini sebagai media belajara anak, karena banyak sekali pemebelajaran yang dikasih buat anak-anak, jadi anak tidak hanya terhibur ketika menontonnya.

Menurut saya bagus animasi ini sebagai media belajar anak karena memang animasi ini sendiri banyak pembelajaran yang dikasih buat anak- anak yang menontonnya jadi ngak cuma menghibur anak aja. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019)

(10)

Apakah menurut ibu isi tayangan dari animasi nussa dan rara sudah sangat layak sebagai media belajar anak. Menurut (I1) Ibu Annisa. Layak, karena isi dari tayangan animasi nussa dan rara tidak hanya memberikan hiburan saja seperti tayangan animasi lain, tetapi diselingi juga dengan edukasi.

Layak si a, karena kan kalo biasanya animasi anak itu kan isinya hanya tentang hiburan aja ya buat anak kaya bermain, bercanda sama teman- temannya, nah kalo di animasi ini di selingi sama edukasi jadi isinya gk cuman hiburan saja tapi juga ada edukasinya. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Layak, isi tayangannya sendiri bersifat positif lebih mengarahkan ke edukasi buat anak jadi layak sebagai media belajara aank,beda dengan animasi yang lain masih banyak mengandung isi tayangan yang bersifat negatif.

Layak, itu kan isi tayangannya sifatnya positif ya kaya buat anak jadi layak si sebagai media belajar anak, gak kaya animasi yang lain kadang isi tayanganya masih ada bersifat negatif buat anak. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Layak, karena isi tayangan animasi nussa dan rara tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan edukasi buat anak.

Layak karena isi tayangan animasi ini gak cuman menghibur buat anak ya tapi juga mengedukasi buat anak, jadi saat anak nonton gk cuman terhibur aja tapi juga anak dapat belajar. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 18 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Layak, karakternya tokohnya bagus, baik, ditambah banyak pembelajaran yang diberikan.

Layak, sifat karakternya yang baik bahkan menurut saya ngak ada sifat negatifnya, banyak pembelajaran juga jadi layak kalo menurut saya.

(Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

(11)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Layak, karena hampir seluruh isi tayanganya positif walapun tetap ada sisi negatifnya tetapi tidak banyak, jadi dia merasa tidak takut anak harus terkena dampak negatif dari animasi nussa dan rara.

Layak, karena isi tayangannya pun positif jadi saya juga sebagai orang tua pun tidak takut anak saya terkena dampak negatif dari tayangan ini, karena saya lihat hampir keseluruhan dari isi tayangan ini sifatnya positif walaupun tetap ada sfiat negatifnya tetapi tidak banyak. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

Apa saja pesan edukasi yang terdapat pada animasi nussa dan rara. Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Anissa. Banyak seperti pesan moral, pesan pesan sosial dan pesan agama, dimana pesan moralnya dari si karakter nussa walaupun anggota tubuhnya tidak lengkap dia mengajarkan agar tetap semangat, pesan sosialnya kita gak boleh membeda-bedakan kondisi orang dan pesan agamanya dapat di lihat dari judul filmya.

Banyak kaya pesan moral, pesan sosial, pesan agama, kalo pesan moral diantaranya dari karakter si nussa walaupun anggota tubuh tidak lengkap dia mengajarkan kita harus tetap semangat gak boleh gampang menyerah, terus sosialnya juga sama jadi kita gak boleh membeda-bedakan kondisi kita dengan orang lain gitu, agamanya juga ada kan liat kaya temanya apaan biasanya disitu ada juga gitu dari segi agamanya. (Hasil Wawancara Ibu Anissa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Mungkin kaya pesan sosial dimana mengajarkan anak harus saling berbagi, pesan agama kalo mau ngapa-ngapain harus berdoa dan pesan moral kalo habis minta tolong bilang terima kasih.

Mungkin kaya pesan sosial ngajarin anak harus saling berbagi gak boleh pelit, pesan agama kaya kalo kita mau ngapa-ngapain harus berdoa contohnya mau makan, mau ke kamar mandi, mau tidur banyak pokoknya, pesan moralnya ya kalo kita mau minta tolong harus bilang tolong, mau meminjam barang harus izin sama bilang terima kasih kalo kita habis minjam barang atau minta tolong ke orang lain. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

(12)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Kalo yang saya liat pesan agamanya ada, terus pesan moralnya juga mengajarkan anak tentang etika dan attitude dan pesan sosialnya kita harus saling menyayangi sesama saudara.

Kalo yang saya liat ya pesan agamanya ada kaya mengajarkan doa-doa gitu buat anak, terus pesan moral mengajarkan anak tentang etika dan attitude sama harus menyayangi satu sama lain, pesan sosialnya ya itu kita harus saling menyayangi sesama saudara. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 17 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Yang pertama pesan agamanya paling banyak, yang kedua pesan moral seperti kita harus saling menyayangi sesama saudara dan yang ke tiga kita harus saling tolong menolong.

Yang pertama pesan agamanya itu yang paling banyak kalo kata saya dari judulnya pun udah ketahuan gitu, yang ke dua pesan moral kita sebagai saudara adik kakak harus saling menyayangi, yang ketiga pesan sosial kita harus saling tolong menolong. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Banyak, terutama dari si karakternya sendiri, pesan sosial kita harus tolong menolong sesama mahluk hidup, pesan moral dari karakter nussa walaupun kita memiliki kekurangan tapi kita tidak boleh gampang menyerah, pesan agamnya dari tema atau judul tayangan.

Banyak dari karakternya sendiri pun ada kaya pesan sosial kita sesama mahluk hidup harus saling tolong menolong, pesan moralnya dari karakter si nussa walaupun dia memiliki kurang di anggota tubuhnya tapi dia gk gampang menyerah, untuk pesan agamanya dari tema animasinya karena memang kalo saya liat animasi ini lebih banyak tema tentang agama. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

Seberapa efektif menurut ibu animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak. Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Anissa. Lumayan efektif, anak lebih gampang memahai pemebelajaran yang diberikan lewat animasi ini, anaknya pun kadang sering mempraktekan apa yang di dapat setelah menonton animasi ini.

(13)

Lumayan efektif si kalo kata saya, soalnya anak lebih gampang memahami pembelajaran yang diberikan lewat animasi kaya gini, udah gitu kadang anak saya juga sering memperaktektakan apa yang di dapet sehabis menonton. (Hasil Wawancara Ibu Anissa, 1 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Sangat efektif, karena saat menonton animasi ini anaknya sering bertanya kepadanya, berarti anaknya memahami tayangan ini sehingga sangat efektif sebagai media belajar anak dimana pembelajaran yang diberikan oleh animasi ini belum tentu di ajarkan disekolah.

Sangat efektif si a soalnya anak saya kalo nonton sering bertanya sama saya kalo saya lagi nemenin dia nonton pernah pas episode apa gitu anak saya nanya mah berarti kalo kita mau ngapa-ngapain harus bilang bismillah ya biar gak kenapa-kenapa, berarti animasi ini sangat efektif karena belum tentu anak di ajarin seperti itu disekolah. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 17 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Cukup efektif, karena anak lebih gampang fokus dan menerima pembelajaran kalo lewat animasi ini apa lagi animasi nussa dan rara banyak mengandung pembelajaran pada setiap tayangannya, namun anaknya mudah bosan karena animasi nussa dan rara lebih kepada tayangan pembelajaran.

Cukup efektif si a, soalnya kan anak kalo sama animasi gitu lebih fokus gampang nyerap pembelajaran yang dia dapet, karena memangkan animasi ini lebih banyak pembelajarannya, tapi gitu anak saya kalo kelaman nonton animasi ini gampang boring mungkin karena terlalu lebih ke pembelajaran ya animasinya sendiri. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 18 Juli 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Cukup efektif, tetapi balik ke bagiamana si anaknya karena daya tangkap anak berbeda-beda ada yang cepat menerima ada yang tidak

Cukup efektif, tapi balik lagi daya tangkap anak itu kan berbeda-beda ya ada yang bisa langsung mengerti ada yang ngak, tapi kalo secara keseluruhan menurut saya cukup efektif apalagi tayangan animasi atau kartun memang paling disukai sama anak-anak. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

(14)

Sedangkan Menurut (I5) Ibu Wulandari. Cukup efektif, karena cara peyampainnya mudah diterima oleh anak, jadi anak tidak terlalu banyak berfikir ketika melihat animasi nussa dan rara.

Cukup efektif, karena cara penyampaiannya mudah buat diterima sama anak, jadi anak tidak terlalu banyak mikir gitu ketika menonton animasi ini. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

4.3.3. Cara Menanamkan Nilai-Nilai Yang Terdapat Pada Animasi Nussa dan Rara.

Setiap orang pasti memiliki cara tersediri dalam melakukan sesuatu hal, terutama orang tua dalam hal mengajak anak mereka untuk menerapkan nilai-nilai edukasi yang terdapat pada animasi nussa dan rara kedalam kehidupan sehari-hari anak mereka. Karena memang orang tua lebih mengenal dan memahami bagaimana karakter anak mereka, agar bisa di ajak menerapkan nilai-nilai yang telah anak mereka dapat dari tayangan animasi nussa dan rara. Berikut ini kutipan wawacara dengan informan (I1) Ibu Annisa, (I2) Ibu Siti dan (I3) Ibu Anne, (I4) Ibu Teny dan (I5) Ibu Wulandari dalam pertanyaan mengenai apakah ibu dengan sengaja menyuruh anak atau murid-murid ibu untuk menonton animasi nussa dan rara agar mereka mendapatkan nilai-nilai edukasi. Menurut (I1) Ibu Annisa. Dia tidak pernah menyuruh anaknya, lebih baik anak belajar dari pengalaman mereka sendiri, karena bila disuruh seperti itu bisa menjadi kebiasaan ketika mereka dewasa nanti.

Kalo saya mah ngak pernah nyuruh anak saya a, soalnya kan anak lebih baik belajar dengan sendirinya aja dari pengalaman dia, kalo disuruh gitu takutnya sampai dewasa nanti jadi kebiasaan harus disuruh-suruh dulu baru ngelakuin sesuatu. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

(15)

Sedangkan Menurut (I2) Ibu Siti. Kadang sering menyuruh, tetapi lihat dulu itu juga kalo anak saya terlalu sering menonton animasi yang hanya menghibur saja buat dia baru saya suruh.

Kadang si a itu juga kalo dia udah nonton animasi yang cuman ngasih hiburan aja buat dia, baru saya kasih syarat ke dia kalo mau masih mau nonton youtube lagi harus nonton si nussa sama rara. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Saya aja tahu animasi ini dari anak saya, pas itu dia mau minjem handphone buat nonton youtube animasi ini, saya ikut juga ngak taunya animasinya bagus mengedukasi, walaupun begitu saya ngak maksa anak saya buat nonton animasi ini.

Justru saya aja awalnya tau animasi ini dari anak saya, pas dia lagi mau minjem hp saya tanya aja buat apaan eh kata dia mau nonton nussa sama rara, karena penasaran saya ikut nonton juga ngak taunya bagus mengedukasi animasinya, walaupun begitu saya tidak memaksa anak saya buat nonton animasi ini. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019) Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Tidak pernah untuk menyuruh, tapi setiap beberapa hari sekali kami selalu mengajak murid-murid disini untuk nonton bareng episode terbaru animasi nussa dan rara.

Kalo untuk menyuruh tidak pernah, tapi memang kita disini setiap beberapa hari sekali selalu menontonkan episode-episode terbaru ke murid-murid kita setelah tahu kalo animasi ini bagus banget buat memberikan pembelajaran ke mereka. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Sama seperti (I4) Ibu Teny menurut (I5) Ibu Wulandari. Setiap beberapa hari sekali saya dan Ibu Teny anak-anak untuk nonton bareng animasi nussa dan rara suapaya tidak jenuh juga bila dikasih pembelajaran setiap hari.

Kalo saya ngak pernah nyuruh, paling kalo lagi ngajar setiap beberapa hari sekali saya sama bu teny suka ngajak anak-anak buat nonton bareng animasi ini biar anak-anak ngak jenuh juga dikasih pembelajaran setiap harinya. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

(16)

Bagaimana cara ibu mengajak anak atau murid ibu untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Annisa. Saya juga kan beberapa kali sering ikut anak saya nonton sekalian ngawasin, jadi saya kadang suka bilangin ke anak saya.

Kalo saya si kan beberapa kali suka ikut nonton juga bareng anak sekalian ngawasin anak apa yang dia tonton, jadi kadang saya suka bilangin ke anak contohnya kaya si nussa itu walaupun anggota tubuhnya tidak lengkap kita harus tetap semangat ngak boleh gampang nyerah.

(Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Saya cuman ngingetin ke anak pas lagi nonton biar dia tahu mana yang baik mana yang ngak buat dia.

Paling si saya cuman ngingetin aja gitu ke si anaknya pas lagi nonton biar dia juga tau mana yang baik mana yang ngak buat dia. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Cuman ngasih tau kalo lagi ikut nonton, kamu mau ngapa-ngapain harus kaya gini ngak boleh kaya gitu.

Paling si saya cuman ngasih tau kalo lagi ikut nonton,kaya tuh liat kamu kalo mau ngapa-ngapain harus gitu ngak boleh begini. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny dan (I5) Ibu Wulandari. Setelah selesai nonton bareng selalu ngadain tanya jawab seputar episode animasi nussa dan rara yang sudah di tonton bareng supaya murid juga paham dan lebih aktif di dalam kelas.

Paling si pas abis selesai nonton bareng sama murid gitu dikelas, kita bikin tanya jawab gitu ke anak-anak contohnya kaya pas itu tentang tata cara tidur kita tanya kalo mau tidur harus ngapain dulu, terus doa mau tidur apa. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Kaya tanya jawab gitu seputar video yang udah kita tonton bareng sama murid-murid kita biar lebih aktif murid di dalam kelas dan buat ngeliat apakah mereka bisa menerima pembelajaran dari animasi nussa dan rara.

(Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

(17)

4.3.4. Alasan Menggunakan Cara Tersebut.

Setiap orang tua pasti mempunyai cara dan alasan tersendiri kenapa mereka menggunakan cara tersebut, karena memang mereka telah mengetahui bagaimana karakter anak mereka. Sehingga mereka pun punya alasan kenapa mereka menggunakan cara tersebut dan memang cara tersebut adalah cara yang terbaik bagi anak mereka. Berikut ini kutipan wawacara dengan informan (I1) Ibu Annisa, (I2) Ibu Siti dan (I3) Ibu Anne, (I4) Ibu Teny dan (I5) Ibu Wulandari dalam pertanyaan mengenai mengapa mereka menggunakan cara tersebut untuk mengajak anak atau murid anda untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Menurut (I1) Ibu Annisa. Karena kan anak-anak itu masih susah untuk menangkap apa yang mereka lihat, jadi peran saya disitu untuk ngejalsin ke anak supaya mereka jadi lebih tahu.

Kadang kan anak masih agak susah buat nangkap apa yang mereka lihat jadi disitu saya jelasin kenapa harus begini kenapa ngak boleh begitu, kalo kita jelasin kan anak jadi lebih tahu. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Siti. Anak saya walaupun perempuan tapi dia anaknya aktif banget ngak bisa diem, jadi harus sering-sering di ingetin kalo ngak gampang lupa

Soalnya anak saya walaupun perempuan gini ngak bisa diem anaknya jadi harus sering-sering di ingetin a kalo ngak suka lupa. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Kalo tidak dikasih seperti itu anak tetap mendapatkan pembelajaran tapi mereka kurang paham nilai-nilai edukasi yang mereka terima.

Soalnya kalo ngak di kasih tau gitu anak tetap dapet pembelajaran tapi tetap kurang paham tentang nilai-nilai edukasi yang mereka terima. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

(18)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Untuk melihat apakah animasi ini efektif atau tidak jika di jadikan sebagai media belajar anak, untuk melihat juga mana murid yang bisa menangkap dan tidak pembelajaran dari animasi ini.

Karena untuk melihat apakah tayangan animasi ini efektif atau tidak bila dijadikan sebagai media belajar anak udah gitu supaya kita bisa tahu juga mana murid yang bisa menangkap pembelajaran dari animasi ini atau tidak. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Karena untuk melihat dan mengajak murid agar lebih aktif di dalam kelas, ditambah kalo kita lakukan itu murid jadi lebih paham dan mudah untuk mengingatnya.

Karena untuk melihat dan mengajak murid kita juga biar lebih aktif gitu di dalam kelas udah gitu kalo kita tanya gitu anak jadinya lebih mudah untuk mengigatnya. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Apakah cara tersebut mudah dipahami oleh anak. Berikut ini pernyataan menurut (I1) Ibu Annisa. Mudah, karena kita sebagai orang tuanya pasti tau gimana karakter anak, jadi tahu harus ngelakuin apa ke anak supaya mereka paham.

Mudah si a kan kita sebagai orang tuanya tau karakter anak kita kaya gimana jadi tahu harus gimana jelasin ke anak biar mereka paham. (Hasil Wawancara Ibu Annisa, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I2) Ibu Situ. Mudah, karena anak saya nurut kalo saya kasih tahu jadi selalu ngelakuin apa yang saya kasih ke dia setiap hari.

Mudah soalnya anak saya nurut si sama saya jadi apapun yang saya kasih tau ke dia selalu nurut dan dilakuin selama yang saya kasih tau ke dia biasa dilakuin setiap hari. (Hasil Wawancara Ibu Siti, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I3) Ibu Anne. Mudah, Karena jika kita kasih tahu anak jadi lebih paham tentang nilai-nilai edukasi yang ada di animasi nussa dan rara.

(19)

Mudah karena kalo kita kasih tahu atau kita jelasin jadi anak lebih paham tentang nilai-nilai edukasi yang ada di animasi nussa dan rara. (Hasil Wawancara Ibu Anne, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I4) Ibu Teny. Mudah, karena kan kita jadi bisa tahu mana murid yang paham mana yang tidak paham langsung kita jelasin lalu kita tanya lagi ke mereka untuk menjelaskan kembali sambil kita bantu, kadang ada juga yang diam karena pemalu.

Mudah, karena kan disitu kita jadi tahu mana murid yang tidak paham langsung kita jelasin lagi lalu kita tanya lagi ke mereka untuk menjelaskannya tapi sambil kita bantu kan kadang ada juga yang tidak menjawab bukan karena mereka tidak tahu karena memang anaknya pemalu. (Hasil Wawancara Ibu Teny, 4 September 2019)

Sedangkan menurut (I5) Ibu Wulandari. Mudah, karena saat kita lakukan tanya jawab hampir semua bisa menjawab, berarti secara tidak langsung anak- anak memahami pembelajaran yang diberikan sama animasi ini.

Mudah, karena saat kita melakukan tanya jawab hampir semua anak-anak bisa ngejawabnya, berarti secara ngak langsung anak-anak memahami pembelajaran yang diberikan sama animasi ini. (Hasil Wawancara Ibu Wulandari, 4 September 2019)

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini terlihat jelas persepsi orang tua tentang animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak bahwa animasi nussa dan rara tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga edukasi bagi anak, karena banyak pembelajaran yang diberikan oleh animasi nussa dan rara. Berikut ini pembahasan serta analisa dalam hasil penelitian ini berfokuskan mengenai bagaimana persepsi orang tua tentang animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak dan bagaimana persepsi orang tua tentang isi tayangan animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak, berikut ini adalah pembahasan serta analisa berdasarkan hasil wawancara dengan informan.

(20)

4.4.1. Analisa Apa Yang Diketahui Orang Tua Tentang Animasi Nussa dan Rara

Menurut (Zeembery, 2001:43 dalam Aulia) Pengertian lain tentang animasi adalah pembuatan gambar atau isi yang berbeda-beda pada setiap frame, kemudian dijalankan rangkain frame tersebut menjadi sebuah motion atau gerakan sehingga terlihat seperti sebuah film.

(Abdul Halik, 2013:112) Animasi, atau lebih sering disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. sedangkan menurut (Chee & Wong, 2003:139 dalam Astuti dan Mustadi ) yang menyatakan animasi dalam sebuah aplikasi multimedia dapat menjanjikan suatu visual ulang lebih dinamik serta menarik kepada penonton karena ia memungkinkan sesuatu yang mustahil atau komplek dalam kehidupan nyata dapat direalisasikan di dalam aplikasi tersebut.

Melalui media sosial youtube para orang tua maupun guru mengetahui dan menonton animasi nussa dan rara, ada juga yang tahu dari anak mereka maupun orang terdekat mereka, dalam hal ini media sosial memiliki peran yang penting bagi orang tua maupun guru dalam mengetahui animasi nussa dan rara.

Karakter tokoh pada animasi nussa dan rara memiliki perilaku dan sifat yang sangat baik atau bisa dibilang karakter pada animasi nussa dan rara bersifat positif bagi anak-anak, walaupun begitu masih ada sisi negatifya. Yaitu dari karakter nussa dimana dia memiliki sifat yang jahil atau iseng terhadap adiknya

(21)

rara, walaupun begitu memiliki sifat iseng itu adalah hal yang wajar pada kakak beradik.

Yang membedakan animasi nussa dan rara dengan animasi yang lain tidak hanya dari karakter tokohnya saja, tetapi juga dari isi tayangannya dimana animasi nussa dn rara di dominasi oleh isi tayangan yang memberikan pembelajaran kepada anak-anak dari pada hiburannya. Terbanding terbalik dengan animasi yang lain seperti upin-ipin walaupun memiliki isi tayangan yang mengedukasi tetapi lebih di dominasi oleh hiburan saja.

Teori SIP (Social Information Processing) relevan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada komunikasi hyperpersonal dimana memiliki 4 karakteristik dan salah satu karkteristiknya yaitu faktor penerima relevan dengan penelitian ini.

Orang tua dan guru selaku penerima pesan atau rangsangan yang berikan oleh komunikator yaitu animasi nussa dan rara, dapat mengukur dan memberikan persepsi mereka tentang animasi nussa dan rara yang telah mereka terima ketika menonton animasi nussa dan rara. Seperti dari mana mereka mengatahui animasi nussa dan rara, karakter tokoh yang terdapat pada animasi nussa dan rara dan yang membedakan animasi nussa dan rara dengan animasi lain.

4.4.2. Analisa Pendapat Orang Tua Tentang Konsep Film Animasi Nussa dan Rara Sebagai Media Belajar Anak

Harrison dan Hummell (Dalam Rahmattullah, 2011:179) menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Bogiages dan Hitt (Dalam Rahmattullah, 2011:180) menambahkan peningkatan minat, pemahaman, dan keterampilan bekerja dalam

(22)

kelompok merupakan bagian dari nilai tambah pemanfaatan animasi dalam pembelajaran.

Animasi nussa dan rara memiliki konsep tayangan yang sangat bagus anak-anak, karena tidak hanya memberikan hiburan saja bagi anak-anak tetapi juga edukasi, ditambah anak-anak lebih mudah atau lebih mengerti bila diberikan pembelajaran melalui sebuah tayangan animasi atau kartun. Karena jika melalui pemebelajaran biasa anak-anak mudah jenuh dan susah fokus terbanding terbalik jika melalu media tayangan animasi atau kartun.

Animasi nussa dan rara layak di jadikan sebagai media alternatif belajar bagi anak-anak, karena isi tayangannya yang bersifat positif dimana lebih banyak memberikan edukasi kepada anak-anak dari pada hiburan. Sehingga orang tua tidak takut anaknya terkena dampak negatif dari animasi nussa dan rara.

Banyak pesan edukasi yang diberikan oleh animasi nussa dan rara kepada anak-anak, dimana pesan edukasi yang diberikan mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari yang dialami oleh anak-anak. Seperti pesan agama, pesan sosial dan pesan moral.

Animasi nussa dan rara cukup efektif di jadikan sebagai media belajar anak, karena isi tayangannya yang ringan serta mudah dipahami oleh anak-anak, jadi anak-anak tidak hanya terhibur ketika menonton animasi ini tetapi juga mendapatkan pembelajaran dari animasi nussa dan rara.

Teori SIP (Social Information Processing) relevan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada komunikasi hyperpersonal dimana memiliki 4 karakteristik dan salah satu karkteristiknya yaitu faktor penerima relevan dengan penelitian ini.

(23)

Orang tua dan guru selaku penerima pesan atau rangsangan yang berikan oleh komunikator yaitu animasi nussa dan rara, dapat memberikan persepsi mereka tentang konsep animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak yang telah mereka terima ketika menonton animasi nussa dan rara. Dengan memberikan persepsi mereka bawah animasi nussa dan rara dapat di jadikan sebagai media alternatif belajar anak dan di anggap cukup efektif sebagai media alternatif belajar bagi anak.

4.4.3. Analisa Cara Orang Tua Menanamkan Nilai-Nilai Yang Terdapat Pada Animasi Nussa Dan Rara

Setiap orang tua maupun guru pasti memiliki cara tersendiri untuk mengajak anak atau murid mereka untuk dapat menanamkan nilai-nilai edukasi yang terdapat pada animasi nussa dan rara kedalam kehidupan sehari-hari.

Para orang tua maupun guru tidak ada yang pernah menyuruh anak atau murid mereka untuk menonton animasi nussa dan rara, karena menurut mereka jika anak disuruh efek yang akan ditimbulkan adalah membuat anak jadi kebiasaan hingga dewasa nanti harus di berikan suatu perintah terlebih daluhu baru melakukan sesuatu. Lebih baik anak belajar dari pengalaman mereka saja karena membuat anak lebih mudah untuk belajar.

Para orang tua hanya memberitahu saja kepada anak mereka ketika ikut menonton animasi nussa dan rara untuk memberi tahu mana yang baik untuk mereka dan mana yang tidak, para guru mereka memilih cara dengan mengajak para murid mereka beberapa hari sekali untuk nonton bareng animasi ini. Agar

(24)

para murid dapat belajar sambil menghilangkan asa jenuh mereka dari pembelajaran yang diberikan setiap hari.

Teori SIP (Social Information Processing) relevan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada komunikasi hyperpersonal dimana memiliki 4 karakteristik dan salah satu karkteristiknya yaitu faktor umpan balik relevan dengan penelitian ini.

Para orang tua dan guru memiliki cara masing-masing yang digunakan untuk mengajak anak mereka menanamkan nilai-nilai edukasi yang terdapat pada animasi nussa dan rara sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Agar anak meraka dapat menerima dan memahami cara yang digunakan oleh para orang tua dan guru.

4.4.4 Analisa Cara Tersebut Digunakan Oleh Orang Tua

Dalam hal ini para orang tua memiliki cara yang hampir sama untuk mengajak anak mereka menerapkan nilai-nilai edukasi yang mereka dapat dari animasi nussa dan rara kedalam kehidupan sehari-hari mereka.

Cara yang paling efektif untuk mengajak anak menanamkan nilai-nilai edukasi yang terdapat pada animasi nussa dan rara kedalam kehidupan sehari-hari mereka, adalah dengan cara memberitahu atau mengingatkan anak mereka ketika sedang nonton bareng atau mengawasi anak mereka. Agar anak dapat memahami pembelajran yang diberikan oleh animasi nussa dan rara.

Sedangkan untuk para guru cara yang mereka lakukan adalah dengan cara, melalukan tanya jawab setelah selesai menonton animasi nussa dan rara. Agar para murid lebih aktif di dalam kelas dan untuk melihat apakah mereka menerima pembelajaran yang diberikan oleh animasi nussa dan rara.

(25)

Dengan cara yang digunakan oleh para orang tua dan guru, cara tersebut membuat anak lebih mudah memahami dan menerima pembelajaran yang diberikan melalui media animasi nussa dan rara. Sehingga anak-anak dapat menerapkan pembelajaran yang mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Teori SIP (Social Information Processing) relevan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada komunikasi hyperpersonal dimana memiliki 4 karakteristik dan salah satu karkteristiknya yaitu faktor pegirim relevan dengan penelitian ini.

Para orang tua dan guru selaku pengganti komunikator yaitu animasi nussa dan rara, melakukan sensor kepada anak atau murid pada pesan apa yang terdapat pada animasi nussa dan rara dan ingin mereka sampaikan kepada anak atau murid mereka dengan cara memberi tahu, megawasi dan mengajak nonton bareng animasi nussa dan rara. Agar anak atau murid mereka dapat menerima serta memahami nilai-nilai edukasi yang mereka dapat.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika saya mengalami kegagalan dalam menyelesaikan skripsi, ada yang menjadi terhambat untuk kemajuan diri-. Tidak berlarut-larut

N : Kalo memperkenalkan diri sih…seiring chatting aja sih nanti lama-lama jadi kenal sendiri. Soalnya ga spesifik gitu kayak langsung memperkenalkan diri juga. Kalo udah