HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada karya ilmiah terapan ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang didapatkan pada saat melakukan praktek layar di MT. BULL FLORES yang dilaksanakan oleh penulis dengan periode 29 Desember 2018 sampai dengan 30 December 2019. MT. BULL FLORES adalah kapal Oil Chemical and Product Tanker yang berada di bawah management PT. TOPAZ MARITIME yang dipergunakan untuk mengangkut bahan Oil Product.
Dengan data-data yang lebih lengkap tentang MT. BULL FLORES di bawah ini:
Gambar 4.1.1 dokumentasi MT. BULL FLORES
Sumber : Dokumentasi oleh penulis
Ship Particular MT. BULL FLORES
Name of Vessel : MT. BULL FLORES
Flag : Indonesia
Call Sign : YBGB2
Port of Registry : Jakarta
IMO Number : 9234680
Class/Numbe r : RINA
Gross Tonnage : 23235 Tonnage
Dead Weight Tonnage : 37383 Tonnage
L.O.A : 182,55 metres
L.B.P : 175 metres
Breadth : 27,35 metres
Di MT. BULL FLORES juga terdapat alat navigasi elektronik yang menunjang untuk keselamatan dalam pelayaran dan membantu navigasi saat pelayaran, salah satu alat navigasi di MT. BULL FLORES adalah RADAR.
MT. BULL FLORES mempuyai 2 radar yaitu radar X-Band and Radar S-Band dengan merk SAM Electronics (MULTIPILOT 1100).
Gambar 4.1.3 Radar Arpa MT. BULL FLORES
Sumber : Dokumentasi oleh Penulis
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penyajian Data
Penggunaan Radar digunakan untuk mendeteksi benda yang berada disekitar kapal dan jarak dari kapal untuk mencegah tubrukan dengan kapal lain, untuk bernavigasi dan mencari serta memperbaiki posisi kapal di laut.
Ketika dalam jangkauan pantai atau referensi tetap lainnya seperti pulau, daratan, bouy. Di pelabuhan kapal sistem pelayanan lalu lintas radar digunakan untuk memonitor dan mengatur pergerakan kapal diperairan yang sibuk atau sempit. Penggunaan Radar juga termasuk dalam aturan Collision Regulation atau yang diasa disebut dengan P2TL yaitu dalam aturan 5,7 dan 8.
Dari aturan tersebut terdapat tata cara perawatan kapal dan penggunaan Radar untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan di laut. MT. BULL FLORES Radar diwajibkan saat kapal sedang melaksanakan navigasi atau pelayaran terutama pada alur pelayaran sempit dan ramai biasanya menggunakan dua Radar sekaligus, yaitu Radar X- Band dan Radar S-Band.
Juru mudi, Cadet dan Mualim jaga setiap lima menit sekali melakukan pengawasan dan juga melakukan pengeplotan posisi dengan membandingkan posisi antara Radar, GPS, dan peta manual dan mualim jaga yang bertugas untuk mengawasinya.
1. Penelitian diambil ketika peneliti mengalami kejadian di saat peneliti melaksanakan dinas jaga jam 16.00 – 20.00 dengan Mualim I dan Mualim IV juga satu juru mudi. MT. BULL FLORES pada saat bertolak dari pelabuhan jetty Semampir Timur Surabaya dengan Route Surabaya – Balikpapan setelah
melakukan kegiatan bongkar muatan dari Surabaya, pada pukul 16.45 WIB ada kapal penumpang yang akan melintang di lambung kanan. Baru diketahui setelah kapal penumpang tersebut akan memotong haluan kapal peneliti dengan jarak yang cukup dekat sehingga mengakibatkan resiko bahaya tubrukan. Dikarenakan cadet dan mualim jaga hanya melaksanakan pengamatan keliling dengan menggunakan visual tetapi tidak menggunakan alat bantu navigasi elektronik seperti radar, dalam kasus ini Radar MT. BULL FLORES kurang dioptimalisasikan penggunaan untuk observasi pergerakan kapal lain disekitar MT. BULL FLORES pada saat itu.
Kejadian di MT. BULL FLORES dapat diambil hasil penelitian tentang pentingnya pengamatan dengan menggunakan Radar sebagai alat bantu navigasi dengan cara mengoptimalkan penggunaannya seperti mengatur EBL (Electronic Bearing Lines) dan juga VRM (Variable Range Marker) sesuai kebutuhan untuk melihat dan mengobservasi pergerakan kapal lain disekitar dan apabila ada kapal yang diduga akan bertemu dan menimbulkan resiko bahaya tubrukan maka kita dapat menggunakan tombol-tombol yang ada pada radar seperti dengan memasang alarm juga melihat pada TCPA (Time Close Point Approach) Dan CPA (Close Point Approach) . tindakan yang dilakukan dengan baik dan optimal, maka akan mengurangi bahaya tubrukan di laut.
Gambar 4.2.1 Radar Arpa MT. BULL FLORES
Sumber : Dokumentasi oleh Penulis
Gambar diatas terjadi di MT. BULL FLORES pada saat keluar dari alur pelayaran Surabaya dimana penggunaan Radar belum optimal. Dikarenakan pada saat kejadian tersebut, cadet, dan mualim jaga tidak memaksimalkan penggunaan alat tersebut pada saat kapal berlayar sehingga dapat menimbulkan bahaya tubrukan. Dan juga Radar Log Book tidak pernah diisi tentang kejadian
yang terlah terjadi pada saat dinas jaga sehingga sangat susah untuk menemukan kronologi kejadian yang sebenarnya dalam kasus ini.
2. Selain kejadian tersebut, penulis juga melampirkan kejadian pentingnya pengamatan dengan menggunakan Radar dan juga optimalnya penggunaan Radar di alur pelayaran yang sempit. Penelitian yang diambil pada tanggal 25 Oktober 2019 dimana penulis sedang berdinas jaga dengan Mualim II yang pada saat itu tengah berada di Singapore Strait pada saat perjalanan tolak dari dumai menuju belawan untuk bongkar SBM (Single Bouy Mooring). Pada saat itu jaga 00.00- 04.00 yang tepatnya pada saat pukul 02.00 waktu setempat dengan cuaca yang berkabut juga alur pelayaran yang sempit dan ramai, Mualim II mengorder penulis, juru mudi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap target-target yang ada disekitar karena cuaca dan juga alur pelayaran yang sempit dan ramai. Penulis, juru mudi melakukan pengecekan dan pengamatan secara berkala dan juga melakukan pengecekan berkala dengan menggunakan dua Radar Arpa. Memasang range sesuai kebutuhan, anti- clutter, memasang EBL dan VRM serta memantau CPA dan TCPA dari targer- target sekitar kapal pada waktu itu. Dengan pengecekan secara berkala juga komunikasi yang sangat bagus meskipun pengamatan terhalang oleh kabut, akhirnya bisa melintasi Singapore strait tersebut dengan aman. Dan juga dengan pemahaman tentang bagaimana cara pengoperasian radar arpa yang sesuai serta pengamatan dengan bantuan alat navigasi akhirnya bisa melintasi perairan Singapore Strait dengan aman.
4.2.1 Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif sehingga pengambilan data dilakukan sebagai berikut :
1. Dokumen
Menurut Louis Gottschalk (1986) Dokumen dalam arti luas merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas sumber jenis apapun, baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis dokumen tentang Radar Logbook sehingga dapat dijelaskan bahwa ternyata belum optimal, bahkan Logbook jarang diisi.
4.2.1 Tabel Analisa Penulis Terhadap Situasi Kapal Kondisi di atas kapal SOP yang berlaku Pada kejadian I penyajian data
seharusnya mualim jaga (mualim I dan mualim IV) harus tetap waspada terhadap bahaya navigasi yang ada di sekitar. Tidak hanya dengan menggunakan pengamatan manual juga harus dengan menggunakan alat bantu navigasi guna menunjang keselamatan
Berdasarkan Collision Regulation aturan 5 yang menjelaskan bahwa setiap kapal yang senantiasa melakukan pengamatan yang layak baik dengan penglihatan, pendengaran juga dengan semua sarana yang ada sehingga bisa membuat penilaian terhadap situasi dan bahaya tubrukan.
pelayaran terutama pada alur pelayaran yang sempit.
Jadi dari SOP yang berlaku, selain dengan menggunakan pengamatan manual, juga harus menggunakan sarana yang ada guna menghindari bahaya tubrukan.
Pada kejadian yang kedua, penulis bisa menganalisa kejadian bahwa mualim II sebagai mualim jaga yang bertugas pada saat itu bisa meminimalisir bahkan bisa menghindari bahaya tubrukan dengan menggunakan alat bantu navigasi secara optimal serta dengan menggunakan pengamatan yang baik sehingga bisa terhindar dari bahaya navigasi yang ada.
Berdasarkan peraturan Collision Regulation aturann 5 tentang pengamatan, aturan 8 menghindari bahaya tubrukan juga aturan 19 tentang situasi penglihatan terbatas, mualim II sebagai mualim jaga sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga sesuai dengan aturan yang tertera dalam Collision Regulation.
2. Wawancara
Dengan melakukan kegiatan wawancara peneliti dapat mendapatkan informasi yang pasti dari narasumber yang telah memecahkan masalah yang terjadi sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam karya ilmiah
terapan ini. Peneliti melakukan wawancara terhadap Captain sebagai penanggung jawab dari kapal MT. BULL FLORES, Mualim II yang bertanggung jawab dengan navigasi dan Mualim I dan IV sebagai penanggung jawab jam jaga 16.00 – 20.00.
Tabel 4.2.2 Wawancara Peneliti dengan Nahkoda
NO INFORMAN HASIL TANYA JAWAB
1. Cadet Sebagai penanggung jawab dikapal ini, bagaimana kesiapan alat navigasi untuk melakukan pengamatan apakah semua alat navigasi di atas kapal ini berfungsi dengan baik?
2. Captain Tentunya mualim II saya selalu mengecek kesiapan alat navigasi untuk melakukan pengamatan agar dapat melakukan pengamatan secara maksimal dan baik saya juga mengecek kesiapan perwira lainnya ketika melakukan pengamatan agar mengetahui apakah sekeliling ada bahaya tubrukan atau tidak.
Tabel 4.2.3 Wawancara Peneliti dengan Mualim II Kondisi diatas kapal Prosedur yang seharusnya Mualim II belum
mengupdate peta terbaru sesuai dengan Notice To Marine
1. Mualim II menyiapkan peta yang digunakan untuk memasuki alur pelayaran 2. Mualim II juga mengupdate peta setiap
minggunya sesuai dengan Notice To Marine
Mualim jaga belum mengoptimalkan
penggunaan Radar
1. Mualim jaga harus melakukan pengamatan juga melakukan pengoptimalan dengan baik dengan cara pengamatan, visual dan pendengaran serta menggunakan seluruh alat navigasi yang diatas kapal
2. Nahkoda memberi tugas kepada mualim jaga untuk melakukan pengecekan kesiapan alat-alat navigasi yang digunakan untuk melakukan pengamatan
4.3 Pembahasan
1. Dalam pembahasan materi penelitian yang diambil dari observasi yang dilakukan selama praktek layar. Peneliti dapat lebih mengenal tentang radar dikapal dan cara mengatasinya yang berhubungan dengan manfaat radar saat
melakukan pengamatan atau tindakan menghindari bahaya tubrukan. Dapat diambil bahwa radar bermanfaat dalam keselamatan pelayaran apabila bisa dioptimalkan kinerja dari radar tersebut juga menjaga perawatan dan melaksanakn peraturan STCW amandemen 2010 “setiap kapal wajib mempunyai dua buah radar yang berfungsi dengan baik”.
Pada studi lapangan yang telah dilaksanakan di MT. BULL FLORES penggunaan radar belum optimal dikarenakan perwira jaga tidak memperhatikan radar ketika dinas jaga navigasi. Hal ini ditandai dengan tidak sadarnya perwira jaga dengan adanya tubrukan. Seharusnya pengoptimalan kinerja radar dalam keselamatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat navigasi secara optimal juga dengan menggunakan pengamatan keliling yang baik sehingga terhindar dari bahaya tubrukan.
Namun berkebalikan dengan kasus yang pertama, kasus selanjutnya sangat bagus dalam pengamatan menggunakan radar arpa yang tersedia karena terbatasnya penglihatan oleh kabut juga optimalnya penggunaan Radar arpa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh mualim II sebagai mualim jaga pada saat itu juga sebagai mualim yang bertanggung jawab terhadap alat navigasi yang ada. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh mualim jaga serta penulis juga juru mudi yang sedang berdinas jaga pada saat itu, akhirnya penggunaan radar dapat dioptimalkan sebaik mungkin dan menghindari bahaya tubrukan yang ada dengan target-target yang ada disekitar kapal tersebut. Juga dengan pengamatan dan pengetahuan yang baik tentang membaca target yang
ada disekitar kapal, maka dapat dilewati dengan baik pada saat melewati perairan tersebut.
a. Pada tabel 4.2.2 nahkoda memberikan pengarahan terhadap setiap mualim jaga agar memahami betul tentang macam-macam alat-alat navigasi dan juga harus mengetahui betul apa yang harus dipersiapkan pada saat memasuki alur pelayaran. Nahkoda juga harus melakukan pengawasan setiap waktu kepada mualim jaga untuk memastikan bahwa mualim jaga memahami betul tentang alat navigasi dan juga apa yangb harus dipersiapkan setiap melewati alur pelayaran b. Pada tabel 4.2.3 Mualim II sebagai yang bertanggung jawab terhadap segala alat-
alat navigasi berkewajiban untuk mengupdate peta sesuai dengan pemberitahuan yang diberitau oleh Notice To Marine dalam setiap minggunya. Pentingnya mengupdate peta setiap minggunya berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran kapal. Karena untuk mengetahui setiap perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di setiap alur pelayaran dan daerah-daerah tertentu yang mengalami perubahan.
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil rumusan masalah dari hasil analisi data maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengamatan Radar di alur pelayaran yang sempit sangat berpengaruh guna mencegah resiko bahaya tubrukan dengan kapal lain maupun objek yang lain terutama ketika jarak tampak terbatas.
2. Pengecekan Radar secara berkala dengan memperhatikan VRM, EBL, CPA, TCPA serta tercantumnya informasi-informasi yang bersifat Up to date sangatlah berperan penting dalam pengoptimalan penggunaan Radar terutama dialur pelayaran yang sempit dan juga saat penglihatan terbatas tersebut
5.2 SARAN
Dari pembahasan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan masukan dan saran tentang penelitian optimalisasi kinerja radar dalam keselamatan pelayaran yang diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pelaut dan perusahaan pelayaran dalam meningkatkan keselamatan pelayaran sebagai berikut :
1. Pengamatan secara berkala dengan menggunakan alat bantu navigasi terutama Radar sangatlah penting ketika memasuki alur peayaran yang sempit juga penglihatan yang terbatas.
2. Perwira jaga harus mengerti tentang fungsi sistem radar dan bagaimana cara pengoptimalan radar dalam mengamati bahaya tubrukan dan keselamatan pelayaran
3. Perwira jaga harus melakukan pengecekan secara berkala agar radar dapat dioptimalkan dengan maksimal.
4. Mualim II sebagai mualim yang bertanggung jawab tentang alat navigasi harus senantiasa mengupdate peta setiap minggunya sesuai dengan Notice To Marine yang berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran.
Apabila saran-saran tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan mengurangi terjadinya resiko bahaya tubrukan dan menjaga keselamatan dalam pelayaran.