• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

24

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Penulis melakukan penelitian pada saat melaksanakan praktek laut selama ± 1 Tahun dari tanggal 03 Maret 2017 hingga 03 Mei 2018 di atas kapal tanker MT. Angelia XVI . Kapal milik PT. Equator Maritime ini membawa muatan cair yaitu MFO (Marine Fuel Oil) dengan

1. Deadweight Tonasse (DWT) 3500 ton.

2. GT. 2682 ton

3. Panjang kapal 84,35 meter 4. Lebar 15 meter

5. Maksimal draft 5.00 meter

MT.Angelia XVI memiliki 6 tanki bahan bakar di sisi kiri dan kanan akomodasi dan 4 manifold bahan bakar 2 MFO dan 2 MDO yang berada pada sisi kiri dan kanan kapal sejajar dengan manifolf tanki muatan kapal. Tepat disebelah manifold terdapat SOPEP yang berguna untuk menyimpan barang keperluan bongkar muat serta peralatan penanggulangan tumpahan minyak.

Penulis melakuan observasi di main deck kapal tepatnya area manifold dikarenakan posisi line pengisian bahan bakar berada sejajar dengan line muat pada kapal MT.ANGELIA XVI. Crew yang bertugas dibagi menurut jam jaga masing-masing jam jaga. Setiap crew memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu :

(2)

1.Master

Master (Nakhoda) bertugas sebagai penanggung jawab kapal dan seluruh crew dan kepala seluruh kegiatan diatas kapal dan pada saat melakukan proses bunker nakhoda akan melakukan koordinasi bersama KKM (chief engineer) untuk jumlah dan waktu pelaksanaan proses bunker.

2. Chief Engineer

Bertugas sebagai kepala kerja untuk bagian permesinan kapal terutama ketersedian bahan bakar untuk proses pelayaran dan kegiatan diatas kapal serta melakukan persiapan serta pengawasan pada saat akan melaksanakan proses bunker dengan memeriksa checklist yang sesuai dengan SOP.

3. Chief Officer

Bertanggung jawab kepada nakhoda untuk seluruh kegiatan di deck kapal dan sebagai kepala kerja deck. Pada saat proses bunker chief officer akan ikut mengawasi sebelum, selama dan sesudah bunker agar kegiatan berjalan lancar.

4. 3rd Engineer

Sebagai perwira mesin yang bertanggung jawab atas perhitungan pemakaian bahan bakar 3rd Engineer akan ikut mengambil bagian pada saat pelaksanaan proses bunker dengan mengawasi jumlah minyak yang masuk selama proses pengisian bahan bakar dan menghitung jumlah minyak yang diterima oleh pihak kapal.

(3)

5. Perwira jaga

Perwira jaga adalah mualim yang sedang malaksanakan tugas dinas jaga di deck yang akan ikut mengawasi proses bunker.

6. Mandor

Adalah anak buah kapal yang bertugas sebagai operator pada saat proses pemasangan sambungan antara manifold kapal dan hose darat ataupun kapal tongkang minyak.

B. Hasil Penelitiann

Berdasarkan hasil observasi penelitian, di dapatkan data tersebut :

1. Pada tanggal 17 mei 2017 dilakukan pengisian bahan bakar di pelabuhan muat yaitu Baubau dipimpin Chief Engineer selaku penaggung jawab bunker. Pada saat checklist sebelum pengisian telah di dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan proses pengisian bahan bakar pihak kapal telah siap dan kemudian menghubungi pihak pelabuhan untuk memulai proses bunker proses bunker dimulai dengan memberi rate perlahan yaitu 1bar untuk memastikan pihak kapal menerima minyak dengan baik. Setelah beberapa saat terjadi tumpahnya minyak yang berasal dari sambungan hose dan manifold. Kemudian proses bunker dihentikan dan diketahui sebabnya yaitu tertutupnya salah satu valvee pada line bahan bakar. kemudian terjadi backpressure pada pompa pelabuhan.

2. Pada tanggal 29 Mei 2017 pengisian bahan bakar tepatnya di pelabuhan Bitung seperti biasa atas pimpinan dan penanggung jawab Chief Anginer

(4)

bunker dilakukan sebelum kegiatan bunker bahan bakar dilakukan check list dan melengkapi semua peralatan. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancer hingga selesai.

3. Pengisian bahan bakar di lakukan kembali pada tanggal 18 Juni 2017 yang pada waktu di pimpin oleh Second Enginer selaku penanggung jawab kegiatan pengisian bahan bakar. Cadet Engineer dan Oiller selalu hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan pada malam hari.

4. Pada tanggal 01 Juli 2017 pengisian bahan bakar dilakukan kembali di pelabuhan Bitung yang di pimpin oleh Chief Engineer selaku penanggung jawab bunker. Crew yang bersangkutan dalam kegiatan tersbut turut serta dalam tugasnya seperti biasa. Menyiapkan peralatan serta keselamatan.

5. Tanggal 27 Juni 2017 pengisian bahan bakar dilakukan kembali. Pemimpin serta penanggung jawab di serahkan seperti biasanya. Kegiatan ini mengalami kebocoran pada hose dikarenakan paking antara sekat manifold mulai menipis.

6. Pada tanggal 17 Juli 2017 bunker bahan bakar di lakukan di pelabuhan Baubau yang di pimpin Chief Engineer selaku penanggung jawab. Selama kegiatan berlangsung dengan aman.

7. Tanggal 29 Juli 2017 terjadi kecelakaan terhadap Cadet yang membantu dalam kegiatan berlangsung dikarenakan tidak memakai sarung tangan.

Ketika akan memasang hose yang akan di kopasang ke manifold akibat terlalu beratnya hose sehingga tertarik mengakibatkan tangan tersayat besi dan mengakibatkan pendarahan ringan.

(5)

8. Pada tanggal 20 agustus 2017 buker bahan bakar dilakukan seperti biasa dan tidak adanya kejadian yang tidak diinginkan sebelumnya.

1. Prosedur Bunker Kapal Mt.ANGELIA XVI

a. Pre-Bunker Checklist: :

1) State of adjacent waters noticed 2) Vessel properly secured to dock

3) Check suppliers product corresponds to ordered product 4) Agree quantity to be supplied

5) Check valves open

6) Day tanks full and supply valves closed 7) Peringatam No Smoking/No Naked light 8) SOPEP plan available

9) Clean up material in place 10) Oil Boom in place

11) Foam fire extinguisher placed at bunker station 12) Alfa Laval and transfer pumps off

13) Fuel tank supply valves open

14) Agree stop/start signals between vessel and barge/truck 15) Bravo flag flying/red light showing

16) Agree pumping/transfer rate

17) Agree emergency shut down procedure 18) Specification sheet received

19) Check hose and couplings are secure and in good order

(6)

20) Fuel nozzle and hose secured to vessel 21) Check barge/truck meters Reading:

22) Check on board meters Reading:

23) Bunker Valve open

24) Unused manifold connections blanked off 25) Master informed

26) Signal pumping to commence

Daftar checklist item diatas harus disiapkan dan diisi sebelum memulai proses bunker

Alat pada SOPEP:

1) Absorbent roll 2) Absorbent pads 3) Absorbent granules 4) Absorbent materials 5) Brooms

6) Shovels 7) Mops 8) Scoops

9) Empty receptacles (200 ltrs capacity) 10) Portable air driven pumps

11) Oil boom

12) Oil spill dispersants min(200liter).

(7)

Alat ini harus berada pada tempat yang mudah di jangkau dan Sopep berada pada main deck kiri bersebelahan dengan manifold kiri pada kapal serta menyiapkan alat pemadam api portable yaitu fire extinguisher yaitu foam, dry chemical dan dry powder serta menyiapkan fire hose yang telah di sambunbgkan pada fire hydrant . Selama pengisian bahan bakar Procedur harus di ikuti dan di jalankan dengan baik. Perwira dan masinis kapal harus mengikuti checklist yg ada di atas kapal.

b.Checklist For Bunkering:

1) Monitor hose yang digunakan dan pastikan jalur pengisian terbuka 2) Setelah diperiksa komunikasikan dengan pelabuhan atau petugas

yang bertugas bahwa kapal telah siap melakukan pengisian.

3) Memeriksa tanki yang akan diisi.

4) Pastikan minyak telah diterima dengan melakukan sounding pada Tanki pengisisan.

5) Memperhatikan rate yang diterima setiap beberapa menit.

6) Rate di dapat ditambah setelah kapal telah benar menerima minyak dengan baik.

7) Dapatkan minimal 2 kali sample yang akan diambil selama proses bunker.

8) Lakukan pengecekan pada tali mooring, line pengisian, sambungan pada manifold pastikan kapal tetap aman untuk menjaga kapal dari tumpahan minyak.

(8)

Selama proses bunker prosedur harus dijalankan dengan baik dan dilakukan secara benar. setelah bunker selesai, line yang di pakai harus di blow dengan angin agar semua minyak yang tersisa bisa keluar dari dalam selang minyak, tujuannya untuk mencega tumpahan minyak saat manifold di buka

Gambar 1.1 HOSE CONNECTED

c. Checklist Setelah Bunker:

1) Tutup valve line bunker

2) Disconnect hose dapat dilakukan (drain before disconnecting) 3) Check barge/truck meter Reading.

4) Check ships meter Reading.

5) Sign Bunker Delivery Receipt BDR.

6) Retain Bunker Delivery Receipt dengan product sample 7) SOPEP plan dikembalikan ke anjungan

8) Clean up gear stowed / Oil boom returned 9) Bravo Flag/Red light stowed/switched off

(9)

10) Remove and pack away warning/safety signs

11) Foam fire extinguisher dikembalikan pada posisi awal.

12) Complete Oil Record Book

13) Memberi inforasi pada Master bahwa bunker telah selesai dilaksanakan.

14) Confirm di Oil Record Book Bunkering checklist completed

GAMBAR 1.2 PLEASURE GAMBAR 1.2 SOUNDING

Setelah menerima bunker minyak. Engineer harus mengambil sample minyak untuk di kirim ke kantor pusat untuk di analisa di laboratorium minyak, untuk mengetahui komposisi dan kondisi dari minyak tersebut.

d. Berikut Penulis Uraikan Matrik Perbandingan Sefety checklist prosedur pengisian bahan bakar antara Standart Operational Kapal dan penerapannya dilapangann

(10)

NO Standart Operational Kapal Penerapan ABK A Before Bunker

1. State of adjacent waters noticed

2. Vessel properly secured to dock

3. Check suppliers product corresponds to ordered product

4. Agree quantity to be supplied

5. Check valves open

6. Day tanks full and supply valves closed

7. Peringatam No Smoking/No Naked light

8. SOPEP plan available

9. Clean up material in place

10. Oil Boom in place

11. Foam fire extinguisher placed at bunker station

12. Alfa Laval and transfer pumps off

13. Fuel tank supply valves open

14. Agree stop/start signals between vessel and barge/truck

15. Bravo flag flying/red light showing

16. Agree pumping/transfer rate

Before Bunker

1.OK

2.OK

3.OK

4.OK

5.NO

6.OK

7.N/A

8.OK

9.OK

10.N/A

11.NO

12.OK

13.OK

14.OK

15.OK

16.OK

17.OK

(11)

17. Agree emergency shut down procedure

18. Specification sheet received

19. Check hose and couplings are secure and in good order

20. Fuel nozzle and hose secured to vessel

21. Check barge/truck meters Reading

22. Check on board meters Reading

23. Bunker Valve open

24. Unused manifold connections blanked off

25. Master informed

26. Signal pumping to commence

18.OK

19.OK

20.NO

21.OK

22.OK

23.OK

24.OK

25.OK

26.OK

B For Bunkering

1. Monitor hose yang digunakan dan pastikan jalur pengisian terbuka

2. Setelah diperiksa komunikasikan dengan pelabuhan atau petugas yang bertugas bahwa kapal telah siap melakukan pengisian.

3. Memeriksa tanki yang akan diisi.

4. Pastikan minyak telah diterima dengan melakukan sounding pada Tanki pengisisan.

5. Memperhatikan rate yang diterima setiap beberapa

B.For Bunkering

1.OK

2.OK

3.OK

4.OK

5.OK

6.OK

(12)

menit.

6. Rate di dapat ditambah setelah kapal telah benar menerima minyak dengan baik.

7. Dapatkan minimal 2 kali sample yang akan diambil selama proses bunker.

8. Lakukan pengecekan pada tali mooring, line pengisian, sambungan pada manifold pastikan kapal tetap aman untuk menjaga kapal dari tumpahan minyak.

7.OK

8.OK

C After Bunkering

1. Tutup valve line bunker

2. Disconnect hose dapat dilakukan (drain before disconnecting)

3. Check barge/truck meter Reading.

4. Check ships meter Reading.

5. Sign Bunker Delivery Receipt BDR.

6. Retain Bunker Delivery Receipt dengan product sample 7. SOPEP plan diletakkan kembali di deck dekat tanki solar 8. Clean up gear stowed / Oil boom returned

9. Bravo Flag/Red light stowed/switched off 10. Remove and pack away warning/safety signs

11. Foam fire extinguisher dikembalikan pada posisi awal.

12. Complete Oil Record Book

C. After Bunkering 1.OK

2.OK

3.OK

4.OK

5.OK

6.OK

7.OK

8.N/A

9.OK

10.OK

(13)

13. Memberi inforasi pada Master bahwa bunker telah selesai dilaksanakan.

14. Confirm di Oil Record Book Bunkering checklist completed

11.OK

12.OK

13.OK

14.OK

MATRIX DATA SESUAI STANDAR YANG SESUAI DENGAN ATURAN DAN REALITA YANG ADA DILAPANGAN

SESUAI STANDAR SOP REALITAS DILAPANGAN

(14)

BEFORE BUNKERING

1.Pemberitahuan Dilarang Merokok harus dipasang diarea bunker

2.Persiapan alat SOPEP di sekitar Manifold Bunker

3.Pemasangan foam Fire Extiguieser pada area manifold

SELAMA BUNKERING

4.Pengambilan Sample minimal 2 kali selama bunker

BEFORE BUNKERING

1.Pemberitahuan dilarang merokok tidak terpasang.

2.Alat SOPEP pada sekitar area manifold Bunker untuk penaganan

tumpahan minyak telah di siapkan

3.Terpasangnya Foam fire Extinguiser pada area manifold

SELAMA BUNKERING

4.Sample diambil tidak diambil langsung pada manifold tetapi langsung

pada tanki bahan bakar

A. ANALISIS DATA

Berdasarkan data yang ada dapat di analisis sebagai berikut :

1. Awak kapal yang lalai dalam melaksanakan safety checklist sebelum pelaksanaan bunker yang berakibat terjadinya tumpahan minyak yang disebabkan oleh tertutupnya salah satu valve pada line bahan bakar yang kemudian mengakibatkan tertundanya pelaksanaan kegiatan kapal dan kerugian bagi pihak kapal dan perusahan.

(15)

Berikut beberapa factor lain yang dapat saja terjadi pada saat proses pengisian bahan bakar dan dapat mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak.

1. Kurangnya pengetahuan crew tentang pentingnya safety checklist pada saat proses pengisisan bahan bakar.

2. Pemasangan sambungan pada manifold yang tidak kedap sehingga mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak

3. Tidak terpasang dengan baiknya katup penahan tumpahan minyak . 4. Tertutupnya salah satu valve baik itu milik kapal maupun pelabuhan 5. kemudian terjadi backpressure pada pompa pelabuhan

6. Tidak lengkapnya alat penangulangan tumpahan minyak yang terdapat pada kapal, seperti OSD, saudast yang juga tidak mencukupi.

7. Bocornya pipa yang diakibatkan sambungan yang telah bekarat maupun tidak kedap.

8. Perawatan serta pemeliharaan yang kurang terhadap pipa yang digunkan untuk line bahan bakar.

Aspek yang paling penting dari operasi pengisian bahan bakar adalah daftar, yang merupakan bagian dari safety management system (SMS) dan ISM, untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan dan kelalaian human error dan lainnya. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis akan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah dengan pembahasan yaitu sebagai berikut:

1. Pemberlakuan Larangan No Smoking selama Kegiatan bunkering

(16)

Larangan selama kegiatan (No Naked light/No Smoking) Dan hal ini tidak diberlakukan oleh kapal. Dari sebuah prosedur untuk menekan tingkat bahaya yang dapat terjadi selama proses pengisian bahan bakar yang diakibatkan oleh kegiatan diluar prosedur seperti merokok disekitar deck yang dapat membahayakan saat kegiatan. Kesadaran akan Tanggung Jawab

2. Peralatan Penanggulangan Tumpahan minyak (SOPEP)

Kapal selaku pelaksana harusnya memiliki kelengkapann peralatan hal ini yaitu oil boom yang Tumpahan minyak dapat saja terjadi setiap kali pelaksanaan kegiatan pengisisan bahan bakar maka dari itu peralatan penanggulagan tumpahan minyak harus disiapkan saat kegiatan untuk mengantisipasi jika terjadi kesalahan selama proses bunker. Dan saat terjadi seluruh crew dan peralatan telah siap untuk penanggunlagannya.

3. Pemasangan Alat Pemadam Api

Ditemukan bahwa Apar dan Fire Extiguiseher tidak terpasang saat kegiatan pengisian bahan bakar yang seharusnya di siapkan di setiap sisi manifold.

4. Tidak Dilakukannya Pengambilan Sample

Yang harusnya di lakukan minimal 2 kali untuk menjadi pegangan kapal untuk menjaga jika terjadi ketidaksesuaian dengan permintaan kapal.

Sebelum dan selama proses bunkering adalah saat yang paling rawan dan menentukan dalam keberhasilan proses pengisan bahan bakar . Hal yang perlu mendapat perhatian dan dipastikan melalui checklist yang menentukan keamanan selama proses pengisian bahan bakar hal inii yang harus menjadi perhatian bagi

(17)

seluruh crew kapal yang mengambil bagian dalam proses pengisian bahan bakar terutama Nakhoda dan Chief Engineer selaku penanggung jawab kagiatan bunkering.

Berikut beberapa antisipasi dan upaya yang dapat dilakukan untuk meminamalisir bahaya yang dapat terjadi:

a) Sefety Meeting

Lakukan terlebih dahulu Safety Meeting setiap sebelum memulai proses bunker hal ini berguna untuk memberi arahan kepada seluruh anak buah kapal agar mengetahui dan mengigatkan agar menjalankan prosedur SOP yang telah ditetapkan oleh semua pihak.

b) Penerapan Sefety Checklist

Memastikan safety checklist telah dilaksankan dan diikuti sesuai dengan SOP yang ditetapkan pihak kapal.

c) Kesadaran akan Tanggung Jawab

Memberikan breefing kepada seluruh anak buah kapal untuk mengetahui dan mengerti tanggung jawab yang harus dilaksanakan untuk menghindari human error serta malaksankan prosedur yang telah ditetapkan agar meminimalisir keadaan yang dapat membahayakan.

(18)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan karya ilmiah terapan “UPAYA IMPLEMENTASI PROSEDUR BUNKER UNTUK MENCEGAH TUMPAHAN MINYAK SESUAI ISGOTT DI ATAS KAPAL MT. ANGELIA XVI” penulis menyimpulkan bahwa terjadinya sebuah kecelakaan pada saat pelaksanaan proses bunker dapat berasal dari Human error. Kesalahan prosedur ini dapat berasal dari kurangnya pengetahuan dan penerapan prosedur yang sesuai standar keselamatan kerja sarta kurangnya rasa tanggung jawab dari setiap crew yang bertugas. Sefety Checklist merupakan hal yang harus sangat di utamakan untuk menghindari kesalahan saat melaksanakan proses bunker (Human Error). Karena itu pelaksanaan yang sesuai prosedur serta pelatihan secara berkala dapat meningkatkan keamanan pada saat terjadi hal yang tidak di inginkan (keadaan darurat) dan serta rasa tanggung jawab dari setiap anak buah kapal untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik untuk meningkatkan rasa aman pada saat melakukan kegiatan pengisian bahan bakar kapal.

B. SARAN

Berdasarkan kejadian yang telah dialami yaitu tertutupnya salah satu valve dan terjadinya backpressure pada saat pelaksanaan proses pengisian bahan bakar. Dapat

(19)

dilakukan beberapa cara untuk mencegah terjadinya kejadian yang sama dikemudian hari yaitu:

1. Kepada pihak perusahaan

a. mengadakan training dan pelatihan terhadap anak buah kapal pada saat proses perekrutan. Pelatihan harus sesuai dengan jabatan yang akan di pegang pada saat berada diatas kapal. Pelatihan ini dapat berupa pelatihan atau kursus kompetensi yang dilakukan institusi pelayaran yang ditunjuk oleh pemerintah.

b. Perusahaan dapat menambah ataupun mengganti peralatan yang tidak layak ataupun belum berada di atas kapal untuk pelaksanaan kegiatan pelayaran dengan baik serta meminimalisir keadaan darurat.

2. Kepada pihak kapal

a. Pelatihan atau drill untuk pencegahan tumpahan minyak harus rutin di laksanakan pada setiap bulan, begitu pula pada pelaksanaan pelatihan keadaan darurat yang harus dilakukan secara baik dan benar yang di lakukan agar seluruh awak kapal dapat memahami pentingnya prosedur pada saat melaksanakan proses bunker terutama pada saat melaksanakan dinas jaga dan terutama kapal tanker yang tingkat kebakaran lebih tinggi.

b. Melakukan safety meeting setiap akan melaksanakan bunkering agar mengigatkan pada awak kapal tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.

.

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang penyajian dan analisis data serta pembahasan yang meliputi setting penelitian yang terdiri dari