• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN Paparan Data Penelitian

N/A
N/A
kevin julio

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN Paparan Data Penelitian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Kondisi Wilayah Desa Ngadiluwih a. Kondisi Desa

Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngaadiluwih Kabupaten Kediri tidak berbeda dengan desa-desa lain di wilayah Kecamatan Ngadiluwih dan kabupaten Kediri yang secara umum masyarakatnya bermata pencaharian petani, pedagang, tukang dan juga didukung Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang ada merupakan tumpuan sebagian masyarakat desa. Wilayah Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih sebagian besar merupakan tanah garapan berupa tanah sawah dan tanah tegalan, dengan hasil utama berupa tebu, padi dan palawija. Masyarakat Desa Ngadiluwih dalam pelaksanaan kegiatan perekonomian lebih bertumpu pada sektor pertanian, perdagangan, yang juga didukung sumber daya alam dan sumber daya manusia dapat dijadikan harapan untuk diolah dan digali serta ditingkatkan dengan berbagai cara intensif dan konstruktif, sehingga Desa Ngadiluwih bisa meraih keberhasilan baik secara ekonomi, fisik maupun sektor lain.

(2)

b. Sejarah Desa

Desa Ngadiluwih merupakan salah satu desa yang cukup tua, yang keberadaannya telah ada sejak zaman kerajaan di pulau Jawa. Berdasarkan riwayat yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun, cikal bakal Desa Ngadiluwih adalah berasal dari adanya padepokan yang didirikan oleh seorang anggota kerajaan ( Abdi Dalem ) Kerajaan Mataram Hindu yang bernama KI Ageng Ngadilangu. Dengan berjalannya waktu, maka Padepokan Ki Ageng Ngabdilangu semakin terkenal di penjuru wilayah. Suatu ketika, Padepokan Ki Ageng Ngabdilangu akan kedatangan seorang tamu yang bernama Rongo Warsito, yang merupakan seorang Punjangga yang cukup terkenal pada saat itu.

Namun ternyata Ronggo Warsito mengalami kejanggalan dalam menyebut dengan nama “Ngadiluwih” dengan alasan bahwa Ki Ageng Ngabdilangu merupakan salah satu abdi kerajaan yang

“Linuwih” (memiliki kelebihan” tertentu.

Dari riwayat itulah berkembang nama “Ngadiluwih”.

Adapun tanggal atau tahun kelahiran dari Desa Ngadiluwih secara resmi belum dapat ditentukan karena banyaknya kesimpangsiuran cerita yang berkembang di masyarakat tentang asal muasal Desa Ngadiluwih. Beberapa menyatakan (mengaitkan) dengan nama kerajaan Mataram Hindu (setelah masa kejayaan Kerajaan Mataram Hindu) dan pada riwayat yang lain ada yang mengaitka

(3)

dengan Kerajaan Majapahit. Disisi lain berkembang cerita bahwa Ki Ageng Ngabdilangu masih ada pada sekitar 30 tahun sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.69

c. Demografi

Desa Ngadiluwih merupakan salah satu dari 16 (enam belas) desa/kelurahan di Kecamatan Ngadiluwih yang terletak ditengah wilayah Kecamatan Ngadiluwih. Luas wilayah Desa Ngadiluwih adalah 433.570 Ha. Dan terdiri dari 2 (dua) Dusun, yaitu : Dusun Ngadiluwih dan Dusun Ngadiloyo.

1) Batas Wilayah

Batas wilayah Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih yaitu : Batas Desa

Sebelah Utara Desa Rembang

Sebelah Selatan Desa Branggahan Sebelah Timur Jl. Prof. Dr. Moestopo Sebelah Barat Sungai Brantas

Sumber data : Monografi Desa Ngadiluwih

Jarak tempuh ke Ibu Kota Provinsi : 180 km Jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan : 1 km Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 15 km Waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : ½ jam

69Profil Desa Ngadiluwih...hal 2-3

(4)

2) Luas Desa

- Sawah : 122.720 Ha - Tegal : 8.420 Ha - Pemukiman : 320.440 Ha 3) Jumlah Penduduk

NO DATA KELUARGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Kepala Keluarga 1.630 482 2.112

2 Anggota 1.504 2.672 4.176

3 Jumlah Penduduk 3.134 3.154 6.288

Sumber Data : Monografi Desa Ngadiluwih

4) Jumlah Penduduk Menurut Umur

NO DATA USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0 – 4 191 155 346

2 5 – 9 228 209 437

3 10 – 14 242 236 478

4 15 – 19 254 267 521

5 20 – 24 257 240 497

6 25 – 29 261 224 485

7 30 – 34 200 164 364

8 35 – 39 255 260 515

9 40 – 44 226 249 475

(5)

10 45 – 49 244 240 484

11 50 – 54 234 227 461

12 55 – 59 165 211 376

13 60 – 64 159 165 324

14 65 – 69 94 90 184

15 70 – 74 48 74 122

16 75+ 76 143 219

Jumlah Data 3.134 3.154 6.288

Sumber Data : Monografi Desa Ngadiluwih

5) Keadaan Ekonomi

NO DATA PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Belum/Tidak Bekerja 728 698 1.426

2 Mengurus Rumah Tangga

1 1.102 1.103

3 Pelajar/Mahasiswa 633 523 1.156

4 Pensiunan 33 30 63

5 PNS 70 52 122

6 TNI 12 0 12

7 Polisi 13 0 13

8 Perdagangan 42 64 106

9 Petani 212 93 305

(6)

10 Peternak 9 0 9

11 Industri 23 16 39

12 Konstruksi 22 0 22

13 Transportasi 17 0 17

14 Karyawan Swasta 440 203 643

15 Karyawan BUMN 11 2 13

16 Karyawan BUMD 5 0 5

17 Honorer 7 4 11

18 Buruh Harian Lepas 175 24 199

19 Buruh Tani 107 33 140

20 Pembantu Rumah Tangga

0 10 10

21 Tukang Cukur 2 0 2

22 Tukang listrik 1 0 1

23 Tukang Batu 33 0 33

24 Tukang Kayu 5 0 5

25 Tukang Sol Sepatu 1 0 1

26 Tukang Las 4 0 4

27 Tukang Jahit 7 7 14

28 Penata Rias 0 1 1

29 Mekanik 11 0 11

30 Pendeta 1 0 1

(7)

Sumber Data : Monografi Desa Ngadiluwih 6) Keadaan Sosial

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Ngadiluwih adalah sebagai berikut:

NO DATA PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Tidak/Belum Sekolah 667 640 1.307

2 Belum Tamat 325 405 730

31 Ustadz 2 0 2

32 Dosen 0 5 5

33 Guru 21 50 71

34 Konsultan 1 0 1

35 Dokter 4 3 7

36 Bidan 0 5 5

37 Perawat 0 9 9

38 Pelaut 1 0 1

39 Sopir 37 0 37

40 Pedagang 162 147 309

41 Perangkat Desa 7 2 9

42 Kepala Desa 1 0 1

43 Wiraswasta 254 58 312

44 Pekerjaan lainnya 19 13 32

Jumlah Data 3.134 3.154 6.288

(8)

SD/Sederajat

3 Tamat SD/Sederajat 532 630 1.162

4 SLTP/Sederajat 523 550 1.073

5 SLTA/Sederajat 866 679 1.545

6 Diploma I/II 16 24 40

7 Akademi/Diploma III/S.Muda

27 44 71

8 Diploma IV/Strata I 168 173 341

9 Strata II 8 9 17

10 Strata III 2 0 2

Jumlah Data 3.134 3.154 6.288

Sumber Data : Monografi Desa Ngadiluwih

2. Profil Pasar Unik Sor Papringan Ngadiluwih

Kata pasar sor papringan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti “pasar” adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli, “sor” yang berarti dibawah dan

“papringan/pring” yang berarti bambu atau pohon bambu, jadi bisa disimpulkan bahwa pasar ini berada di bawah pohon bambu. Dengan luas lahan sekitar 200 ru dan terdiri dua RT, masing-masing RT 02 RW 02 dan RT 03 RW 02 menempati lokasi lahan yang rindang dan teduh. Pasar Papringan Ngadiluwih memiliki 100 lebih lapak dengan berbagai macam penjualan seperti makanan khas, sayur, buah, dan

(9)

kebutuhan dapur lainnya. Namun pasar ini lebih dominan dengan penjual makanan khas jadulnya seperti cenil lopis, gethuk, punten, tiwul, gatot, dan masih banyak lagi. Semua lapak terbuat dari bambu.

Pasar ini juga menyediakan spot foto yang menarik bagi para pengunjung yang ingin memanjakan mata, tidak hanya itu pasar ini juga memiliki beberapa hiburan seperti orkes, campursari dll.

Sejarah Pasar Sor Papringan Ngadiluwih, berdiri pada 10 Februari 2018. Bermula dari ide salah satu warga Desa Ngadiluwih yang bernama Muhammad Masruri, yang kemudian disampaikan ke warga RT 02 RW 02 dan RT 03 RW 02. Kedua RT tersebut saling bergotong royong membersihkan dan membangun Pasar Sor Papringan. Duluya kebun bambu tersebut adalah kebun bambu yang sangat kotor dan tidak berguna, dengan tercetusnya ide tersebut sekarang Pasar Sor Papringan Ngadiluwih mampu menarik minat pembeli dari berbagai tempat. Untuk sistem pengelolaan, setiap para pedagang yang membuka lapak akan dikenai iuran. Kemudian karena lahan yang digunakan adalah lahan milik warga dari 2 RT tersebut maka dari uang iuran, 60% masuk ke pemilik lahan dan 40% masuk ke pengelola.

(10)

a. Struktur Kepengurusan Pasar Unik Sor Papringan

Sumber Data : Data yang diolah

b. Identitas Informan

Pasar sor Papringan Ngadiluwih memiliki peranan penting dalam anggota dan masyarakat sekitar yaitu peran sebagai mengembangkan kondisi pasar sor papringan agar lebih invatif serta tersetruktur, dalam penelitian ini peneliti mengambil 7 informan yang meliputi, Sekertaris Desa, Ketua Pasar, Wakil Pasar, Pedagang, Pengunjung yaitu sebagai berikut:

No Nama Keterangan

1 Luthfi Syarif Sekertaris Desa

2 Samudi Ketua Pasar

3 Masruri Wakil Ketua Pasar

KETUA SAMUDI WAKIL KETUA

MASRURI

S.ACARA 1. WAHYU 2. EKOMSYAH

S.KONSUMSI 1. WIYANIK 2. KHOLIFAH

S.PERLENGKAPAN 1. YUDI

2. NURUL

S.DEK/PUBLIKASI 1. UDIN

2. SYAMSUL

S.HUMAS 1. MUNIF 2. MUJI

S.KEAMANAN 1. P WARAS 2.ARIF 3. RONI

SEKERTARIS KHOLIFATU LAILA

BENDAHARA BINEKA SUBEKTI

(11)

4 Muhammad Kusno Pedagang

5 Ahmad Afiful Pedagang

6 Puput Pengunjung

7 Nanang Pengunjung

Sumber Data : Data yang diolah

B. Temuan Penelitian

1. Keterlibatan Pemerintah Desa dan Masyarakat Terkait Pasar Unik Sor Papringan di Kecamatan Ngadiluwih

Pasar Unik Sor Papringan dikelola oleh masyarakat sekitar khususnya RT 02 RW 02 dan RT 03 RW 02 Desa Ngadiluwih. Selain itu pemerintah desa juga berperan serta dalam pengembangan kondisi pasar. Keterlibatan tersebut dapat dilihat melalui pegembangan yang dilakukan pemerintah desa seperti pembinaan kepada pedagang pasar dan juga pengurus pasar. Dalam satu wawancara dengan Bapak Luthfi Syarif selaku sekertaris Desa Ngadiluwih, beliau mengatakan:

“Gini mas, keterlibatan pemerintah desa dalam hal pengembangan kondisi Pasar Sor Papringan itu belum maksimal, seperti pendanaan dan pembangunan sarana dan prasarana. Kami hanya mendukung dalam hal pelatihan pembinaan dan perizinan saja. Karena dari pihak pengelola dan masyrakat itu sudah cukup mandiri, sehingga kita hanya

(12)

mendukung dua hal itu guna mengembangkan potensi yang ada di pasar tersebut.”70

Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Samudi, selaku ketua pengelola Pasar Sor Papringan:

“Keterlibatan pemerintah desa itu ada mas, tapi hanya pelatihan pembinaan serta mempermudah perizinan saja. Untuk masalah keuangan dan pembangunan sarana dan prasarana kita mengadakan iuran sebesar Rp 5.000,- dengan pembagian 60% masuk ke pemilik lahan dan 40% masuk ke kas pengelola.

Iuran dilakukan pada saat pasar buka (sabtu dan minggu).” 71 Bapak Muhammad Kusno merupakan salah satu pedagang di pasar, mengemukakan bahwa:

“Iya mas, saya juga mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari pemerintah desa terkait pengembangan kondisi pasar.

keterlibatan pemerintah desa hanya itu saja, untuk sarana prasarana dan permodalan pasar itu pribadi dari pengelola.”72

Dari hasil wawancara mengenai keterlibatan pemerintah desa dan masyarakat dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah desa hanya memberikan pelatihan dan pembinaan. Untuk sarana dan prasarana serta permodalan ditanggung oleh pengelola dan pedagang melalui iuran. Iuran diadakan hanya pada saat pasar buka yaitu sabtu dan minggu, sebesar Rp 5.000,-. Terkumpulnya iuran tersebut akan dibagi

70 Hasil wawancara dengan Bapak Luthfi Syarif, Sekretaris Desa Ngadiluwih, pada tanggal 20 September 2020

71 Hasil wawancara dengan Bapak Samudi, Ketua Pengelola Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

72 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Kusno, Pedagang Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

(13)

dengan prosentase 60% untuk pemilik lahan dan 40% untuk kas pengelola. Dengan kata lain hasil dari iuran tersebut 60% digunakan untuk pemilik lahan ( sistem sewa) dan 40% untuk perbaikan sarana dan prasarana serta pengembangan potensi pasar.

2. Kondisi Sistem Transaksi Pasar Unik Sor Papringan di Kecamatan Ngadiluwih

Pasar Papringan merupakan salah satu wujud revitalitas desa yang dilakukan oleh pengelola dan masyarakat sekitar. Pasar papringan dibangun dibawah rumpun bambu, disinilah letak keunikan pasar tersebut. Sistem transaksi yang digunakan saat ini merupakan sistem transaksi yang umum digunakan dipasar. Akan tetapi memang sebelumnya menggunakan uang pring, setelah berjalan 2 bulan diganti dengan uang biasa. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Luthfi Syarif selaku sekertaris desa:

“Iya mas, dulunya menggunakan sistem transaksi berupa uang pring. Akan tetapi hanya berjalan kurang lebih dua bulan. Hal itu disebabkan, kurang efektifnya alat pembayaran dimana para pengunjung tidak mau ribet. Karena pada transaksi pengunjung diwajibkan menukar uang asli dengan Rp 2000,- mendapatkan satu buah pring.”73

Pendapat senada disampaikan oleh Bapak Samudi selaku ketua pasar:

“Memang benar mas, pertama didirikan mengunakan transaksi berupa uang pring. Berjalan lancar hanya kurang lebih dua bulan,

73 Hasil wawancara dengan Bapak Luthfi Syarif, Sekretaris Desa Ngadiluwih, pada tanggal 20 September 2020

(14)

karena sistemnya itu dengan cara menukarkan uang Rp 2000,- mendapatkan satu buah uang pring. Hal ini yang disebabkan para pengunjung tidak setuju dengan adanya transaksi tersebut, karena terlalu ribet. Bukan hanya itu saja mas, kami juga takut kalau ada oknum yang menjiplak uang pring tersebut, jadi ya lebih baik kami ubah alat transaksinya ke rupiah.”74

Hal itu juga dijelaskan Bapak Ahmad Afiful merupakan salah satu pedagang di pasar:

“Sejak saya menjadi pedagang disini sistem transaksinya menggunakan uang pring. Dimana dengan sistem tersebut sebenarnya tergolong unik, karena pasar-pasar lain tidak menggunakan alat transaksi tersebut. Dulunya hanya berjalan dua bulan mas, sistem transaksi itu terlalu ribet. Karena pembeli harus menukarkan uang rupiah untuk mendapatkan uang pring tersebut..”75

Ibu Puput merupakan salah satu pengunjung berpendapat:

“Transaksi itu agak ribet mas, saya sebenarnya juga belum mengetahui dan melakukan langsung. Saya hanya mendengar dari cerita masyarakat dan pengelola mas, yang melakukan transaksi dengan menggunakan uang pring. Yang mana kita sebagai pembeli harus menukarkan uang 2 ribu rupiah untuk mendapatkan satu uang pring. Disitu yang saya katakan agak ribet, sehingga transaksi itu tidak berjalan lama.”76

Pedagang lain juga menjelaskan adanya perbandingan yang signnifikan mengenai transaksi uang pring dan uang rupiah

74 Hasil wawancara dengan Bapak Samudi, Ketua Pengelola Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

75 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Afiful, Pedagang Pasar Papringan Ngadiluwih,

pada tanggal 27 September 2020

76 Hasil wawancara dengan Ibu Puput, Pengunjung Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

(15)

berdampak pada tingkat keramaian pengunjung. Bapak Afiful selaku pedagang menjelaskan bahwa :

“Dari dua bulan pertama itu menggunakan transaksi uang pring, pengunjungnya tidak terlalu banyak. Hal itu disebabkan kurang efiisiennya uang pring tersebut. Pengunjung harus repot menukarkan uang rupiah agar mendapatkan uang pring. Setelah tidak diberlakukannya uang pring, pengunjung jadi lebih ramai.”77

Bapak Nanang yang merupakan pengunjung berpendapat :

“Ya saya sebagai pengunjung lebih menyukai sistem transaksi uang seperti pada umumnya, karena tidak terlalu repot dan sya lihat pengunjung juga ramai. Dulu saat pasar ini menggunakan uang pring saya juga sempat berkunjung dan mendapati jumlah pengunjungnya sedikit, setelah beralih ke rupiah menjadi ramai.”78

Dari beberapa paparan hasil wawancara peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sistem transaksi pertukarang uang pring transaksi yang ada di dalam Pasar Sor Papringan Ngadiluwih menjadi kurang efisien. Karena pembeli harus menukarkan uang tersebut sebelum berbelanja dan pedagang juga perlu menukarkan kembali pring tersebut ke uang rupiah. Dari hal tersebut para pedagang dan pembeli menjadi kurang sejutu dengan adanya sistem tersebut. Selain itu pengelola pasar juga khawatir ada oknum yang menjiplak uang pring, guna mendapatkan keuntungan pribadi.

77 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Afiful, Pedagang Pasar Papringan Ngadiluwih,

pada tanggal 27 September 2020

78 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang, Pengnjung Pasar Papringan Ngadiluwih, pada

tanggal 27 September 2020

(16)

3. Pasar Unik Sor Papringan Menurut Pandangan Ekonomi Islam Islam menuntut kita agar lebih menerapkan sistem syariah dalam melakukan transaksi yang ada di pasar. Selain itu jika kita melakukan apapun dengan berlandaskan syariah islam akan lebih baik dan tidak mengandung unsur yang merugikan salah satu pihak.

Menurut pandangan ekonomi islam tidak terlepas dari prinsip-prinsip islam yang menekankan pada keadilan dan tolong menolong. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Luthfi Syarif selaku sekertaris desa:

“Iya kalau saya lihat dari apa yang dijual para pedagang pasar memang semua produk halal mas, sistem transaksinya juga menganut hukum Islam. Selain itu didalam lingkungan pasar juga mengandung nilai kekeluargaan dan sosial. Sehingga kita sebagai pemerintah desa yang ikut menerapkan syariah islam, seperti keadilan dan kekeluargaan.”79

Hal senada juga di jelaskan Bapak Masruri selaku wakil ketua pengelola:

“ menurut saya selaku pengelola, pasar sor papringan itu tetap menerapkan prinsip syariah islam. Hal itu dapat dilihat dari produk yang dijual, sistem kekeluargaan dan yang terakhir keadilan. Yang mana maksud saya keadilan itu ya terletak pada sifat adil dengan pedangang satu dengan yang lainnya.

Sehingga pedangan dan pengelola selalu kompak dalam hal menerapkan syariah islam.”80

Pendapat lain juga dijelaskan Bapak Kusno selaku pedagang pasar:

79 Hasil wawancara dengan Bapak Luthfi Syarif, Sekretaris Desa Ngadiluwih, pada tanggal 20 September 2020

80 Hasil wawancara dengan Bapak Masruri, Wakil Ketua Pengelola Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

(17)

“Selama ini produk yang saya jual halal mas, selain itu saya sebagai pedagang juga menerapkan sistem kekeluargaan sehingga ssya dengan pedangan yang lainnya itu tidak memiliki rasa bersaing. Dan yang paling penting dari pihak pengelola juga menerapkan sikap adil kepada para pedagang.”81

Bapak Nanang salah satu pengunjung berpendapat:

“Di pasar ini semua produk yang dijual halal mas. Kemudian menurut saya juga tidak ada hal yang menyimpang dari syariah Islam, dari segi sarana dan prasarana itu sudah memadai, untuk pelayanan juga sangat ramah. Jadi semua sudah sesuai syariah Islam.”82

Dari paparan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pasar Unik Sor Papringan menganut dan merapkan prinsip ekonomi Islam. Dilihat dari segi pelayanan, sistem transaksi, dan sarana prasarana yang ada di Pasar Unik Sor Papringan. Pandangan Islam juga menjelaskan bahwa pasar harus menganut sistem jual beli yang tidak mengandung unsur riba, selain itu produk yang dijual juga halal.

C. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Keterlibatan Pemerintah Desa dan Masyarakat Terkait Pasar Unik Sor Papringan di Kecamatan Ngadiluwih

Dalam sistem pemerintahan di Indonesia pemerintah desa merupakan unit pemerintahan terendah yang berhubungan langsung

81 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Kusno, Pedagang Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

82 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang, Pengunjung Pasar Papringan Ngadiluwih, pada tanggal 27 September 2020

(18)

dengan kehidupan masyarakat. Pemerintah desa mempunyai tugas- tugas diantaranya yaitu menyelenggarkan pemerintahan desa, membina kehidupan masyarakat desa, melaksanakan pembangunan desa dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Tentunya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian demi kesejahteraan masyarakatnya. Dari hasil wawancara di Pasar Unik Sor Papringan Ngadiluwih, pemerintah Desa Ngadiluwih berperan serta dalam hal pembinaan dan pelatihan kepada semua pedagang dan pengelola Pasar Unik Sor Papringan Ngadiluwih.

Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Ngadiluwih bertujuan untuk menambah wawasan dan motivasi tentang dunia usaha, mengetahui cara berpromosi yang baik. Khususnya mendisplai barang dagangan agar mereka mampu menata barang dagangan guna menarik calon pembeli, serta pemahaman tentang aktivitas pengelolaan pasar baik pengelola maupun pedagang. Selain itu pemerintah desa juga melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan motivasi kepada masyarakat desa untuk meningkatkan taraf perekonomian yang baik.

2. Analisis Kondisi Sistem Transaksi Pasar Unik Sor Papringan di Kecamatan Ngadiluwih

Berdasarkan penerapan transaksi yang dilakukan pedagang dan pembeli diatas, menurut peneliti pedagang sudah paham tentang transaksi yang berlaku. Dalam penerapan transaksi jual beli,

(19)

sebelumnya pembeli menukarkan uang rupiah ke uang pring kepada pengelola agar bisa melakukan transaksi jual beli yang ada di Pasar Sor Papringan. Dalam kesempatan, pedagang melakukan terlebih dahulu pengecekan barang dagangan sebelum pembeli menanyakan harga. Kemudian pedagang memberitahu harga barang ditukar dengan beberapa uang pring. Dalam penerapan sistem transaksi jual beli, sebelumnya pembeli memilih barang yang akan dibeli dan pedagang memperlihatkan barang dengan kaulitas baik agar bisa ditukardengan uang pring.

Untuk menyempurnakan transaksi tersebut maka pedangan harus memilki sikap jujur, dan memperlihatkan barang dagangan yang berkualitas. Sehingga pembeli juga akan puas dengan pelayanan dan barang yang sudah dibeli. Akan tetapi sistem transaksi tersebut tidak berjalan lama, hanya berjalan kurang lebih 2 bulan. Hal itu disebabkan oleh kurang efisiennya sistem transaksi tersebut sehingga pengelola dan pedagangang sepakat untuk mengganti dengan sistem transaksi seperti biasa. Namun, hal tersebut tidak menghilangkan keunikan yang ada di pasar sor papringan keunikan lain ada pada letak dibawah rumpun bambu.

3. Analisis Pasar Unik Sor Papringan Ngadiluwih Menurut Pandangan Ekonomi Islam

Dalam pandangan Islam pasar merupakan wahana atau tempat transaksi ekonomi ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang

(20)

cukup memadai percapaian tujuan ekonomi yang Islami. Secara teoritik maupun praktikal pasar memiliki beberapa kelemahan, misalnya mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan, tidak selarasnya antara prioritas individu dengan sosial antara berbagai kebutuhan, adanya kegagalan pasar, ketidaksempurnaan persaingan, dan lain-lain.

Ekonomi Islam memiliki tujuan memberikan keselarasan bagi kehidupan didunia. Hal ini karena nilai Islam tidak hanya untuk kehidupan muslim, tetapi untuk keseluruhan makhluk hidup dimuka bumi. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam untuk mencapai pada tujuan agama. Ekonomi Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam yang tidak terbatas pada ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa.

Pasar unik sor papringan sudah menganut syariah Islam yang mana hal itu dapat dilihat dari barang dangan yang dijual tidak mengandung unsur haram. Sistem transaksi yang digunakan juga sesuai dengan syariah islam yakni tidak ada unsur riba serta kualitas barang juga bagus.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis indeks keandalan unit pembangkit berdasarkan nilai EAF (Equivalent Availability Faktor) dan EFOR

Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara", JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS,