• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV MENEJEMEN PROYEK

N/A
N/A
rini purba 18-13

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV MENEJEMEN PROYEK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

MANAJEMEN PROYEK

4.1 Uraian umum

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.

Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhir proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksana proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam – macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek, sebuah proyek akan berhasil jika didalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.

4.2 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam proyek pembangunan diawali dalam proses perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian segala unsur – unsur yang terdapat pada proyek tersebut, sehingga dapat mencapai target yang direncanakan. Unsur – unsur yang dikelola dalam proyek meliputi :

a. Money(uang dan material)

b. Man(tenaga kerja lapangan dan tenaga ahli) c. Machine(peralatan yang digunakan)

d. Method(metode kerja yang dilakukan pada proyek)

e. Marketing (pemasaran hasil jadi proyek baik sebelum, selama, maupun setelah kegiatan konstruksi)

(2)

Fungsi dari manajemen proyek adalah untuk mengontrol segala kegiatan yang dilakukan di proyek demi mencapai target dan tujuan yang telah direncanakan, yakni berupa :

a. Tepat waktu b. Tepat kualitas c. Tepat kuantitas d. Tepat biaya e. Tepat guna

f. Tidak adanya konflik dengan masyarakat sekitar g. Penerapan K3L dengan baik

4.3 Unsur – Unsur Pelaksanaan Proyek

Di dalam penyelenggaraan suatu proyek pembangunan mulai dari tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga tahap pemeliharaan dimana hal tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan berbagai unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur – unsur tersebut membentuk suatu organisasi proyek dimana masing – masing mempunyai peranan, fungsi dan tanggung jawab yang jelas.

Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan pada peraturan – peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya guna yang sebesarnya.

Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur didalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

(3)

Secara garis besar unsur – unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut :

1. Pemberi Tugas (Owner)

2. Konsultan Perencana & Pengawas 3. Kontraktor Pelaksana

Ketiga unsur tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing – masing.

Fungsi dan peranan tersebut adalah sebagai berikut : 4.3.1 Pemberi Tugas (Owner)

Pemilik proyek atau Owner adalah orang atau instansi/badan hukum baik swasta maupun instansi pemerintah yang memiliki gagasan dalam pendirian suatu bangunan serta menanggung biaya pembangunannya.Dalam Proyek Pengerjaan Pembangunan Pasar Sibolga Nauli, Kota Sibolga yang berlokasi Jl. Patuan Anggi, Kota Sibolga, Sumatera Utara . ini yang bertindak sebagai Owner ialah Kementrian PUPR Indah

HakOwnermeliputi :

a. Berhak dalam melakukan penunjukan unsur – unsur pengelola proyek lain seperti konsultan dan kontraktor.

b. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan erat dengan perubahan pekerjaan, waktu, dan biaya.

c. Menerima atau menolak perubahan – perubahan dalam rencana proyek maupun saat pelaksanaan konstruksi.

d. Berhak memberikan rancangan atau ide mengenai desain yang akan dibuat oleh konsultan perencana.

e. Berwenang memberi instruksi kepada konsultan maupun kontraktor baik secara langsung maupun tertulis.

f. Berhak mengetahui progres kegiatan konstruksi dari kontraktor.

g. Berhak memberikan sanksi terhadap unsur – unsur pengelola proyek yang tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya berdasar kontrak yang telah dibuat.

(4)

KewajibanOwnermeliputi :

a. Menyiapkan lahan tempat akan dibangunnya proyek dan pendanaan proyek.

b. Menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian kontraktor.

c. Mengurus dan menyelesaikan izin dan syarat – syarat yang harus dipenuhi pada Instansi – Instansi yang berhubungan dengan kegiatan Proyek Pengerjaan Pembanguna Pasar Sibolga Nauli, Kota Sibolga yang berlokasi Jl. Patuan Anggi, Kota Sibolga, Sumatera Utara .

d. Membantu kontraktor dalam menyelesaikan konflik dengan warga sekitar maupun instansi lain (ormas, warga, instansi pemerintah, dan lain – lain) selama kegiatan konstruksi.

e. Mengawasi dan memonitor pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor dan mengadakan rapat rutin mingguan yang ditujukan untuk berkoordinasi bersama dengan konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana.

4.3.2 Konsultan Perencana & Pengawas 4.3.2.1 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang atau badan hukum yang bertugas dalam kegiatan perencanaan desain bangunan berdasar ide yang diberikan oleh pemilik proyek yang sebelumnya telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Konsultan perencana dalam Proyek “PEMBANGUNAN PASAR KOTA SIBOLGA, SIBOLGA NAULI” yang berlokasi di Jl. Patuan anggi, kota sibolga, Sumatera Utara,Indonesia.terdiri dari :

1. Konsultan Perencana Arsitektur

Konsultan perencana arsitektur adalah orang atau instansi yang bertugas dalam perencanaan arsitektur bangunan. Konsultan perencana arsitektur yang ditunjuk oleh PUPR ialah PT Harawana Consultan. Hak konsultan perencana arsitektur :

(5)

a. Menerima pembayaran atas pekerjaan perencanaan aspek arsitektur sesuai kesepakatan dengan pihakOwner.

b. Mempertimbangkan segala usul yang diberikan oleh Owner selaku pemberi tugas, manajer konstruksi, maupun kontraktor mengenai masalah desain konstruksi.

2. Kewajiban konsultan perencana arsitektur :

a. Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan detail fasilitas yang ada serta penempatannya.

Menentukan spesifikasi bangunan sampai tahapfinishingpada bangunan.

b. Membuat gambar perencanaan arsitektur yang meliputi gambar rencana, Detail Engineering Design(DED), dan gambar 3D bangunan.

c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaannya.

d. Menyediakan dokumen perencanaan arsitektur untuk kepentingan perizinan kepada Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK).

3. Konsultan Perencana Struktur

Konsultan perencana struktur adalah orang maupun instansi yang dipercaya dalam kegiatan perencanaan struktur. Dalam Proyek “PEMBANGUNAN PASAR SIBOLGA. KOTA SIBOLGA” yang berlokasi di Jl. Patuan Anggi, Kota Sibolga, , Sumatera Utara,Indonesia. PUPR menunjuk PT. Harwana Consultan sebagai konsultan perencana struktur. Hak konsultan perencana struktur :

a. Menerima pembayaran atas pekerjaan perencanaan aspek struktur sesuai kesepakatan dengan pihakOwner.

b. Mempertimbangkan segala usul yang diberikan oleh Owner selaku pemberi tugas, manajer konstruksi, maupun kontraktor mengenai masalah desain konstruksi.

4. Kewajiban konsultan perencana struktur :

(6)

a. Menentukan model struktur dan letak elemen – elemen struktur gedung.

b. Membuat kriteria desain struktur bangunan.

c. Mendesain bangunan sesuai dengan prosedur tata cara dan peraturan yang berlaku.

d. Melaksanakan perhitungan struktur dan gambar pelaksanaan.

e. Membuat gambar perencanaan meliputi gambar perencanaan umum dan Detail Engineering Design(DED) struktur bangunan.

f. Menentukan spesifikasi dan mutu bahan bangunan untuk pekerjaan struktur dalam bentuk Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

g. Menyediakan dokumen perencanaan untuk kepentingan perizinan kepada Tim Penasihat Konstruksi Bangunan (TPKB).

h. Bertanggung jawab atas hasil desain perencanaan struktur.

i. Konsultan Perencana Mekanikal, Elektrikal & Plumbing (MEP)

Konsultan perencana MEP ialah orang atau instansi yang bertugas dalam perencanaan desain MEP. Dalam Proyek “PEMBANGUNAN PASAR SIBOLGA.

KOTA SIBOLGA”” yang berlokasi di Jl. Patuan Anggi, Kota Sibolga, , Sumatera Utara,Indonesia. PUPR menunjuk PT. Harwana Consultan sebagai konsultan perencana MEP. Hak konsultan perencana MEP :

a. Menerima pembayaran atas pekerjaan perencanaan aspek MEP sesuai kesepakatan dengan pihakOwner.

b. Mempertimbangkan segala usul yang diberikan oleh Owner selaku pemberi tugas, manajer konstruksi, maupun kontraktor mengenai masalah desain mekanikal, elektrikal, danplumbing.

5. Kewajiban konsultan perencana MEP :

a. Merencanakan semua desain instalasi mekanikal, elektrikal, dan plumbing

b. Membuat gambar perencanaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing berupa perencanaan umum sertaDetail Engineering Design(DED).

c. Menentukan spesifikasi material dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan MEP.

(7)

d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil desain perencanaan MEP.

4.3.2.1 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas ialah orang atau instansi yang bertugas dalam pengawasan kegiatan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor serta dalam kegiatan pengawasan mutu, waktu dan biaya konstruksi.

Hak konsultan perencana konsultan pengawas :

a. Memperingati atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.

b. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

c. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

d. Konsultan pengawas berhak memerikasa gambar shop drawing pelaksana proyek.

e. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction).

f. Mengkoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar dapat sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

Kewajiban konsultan pengawas :

a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

b. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

c. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

d. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

e. Mengkoreksi atau menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

f. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek, namun tetap berpedoman dengan kontrak keja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

(8)

4.3.3 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah suatu instansi yang bertugas dalam melakukan kegiatan konstruksi dan pengerjaan instalasi-instalasi berdasar dengan desain yang telah direncanakan, persyaratan yang ada serta dari harga kontrak yang diberikan. Dalam Proye. Kontraktor yang ditunjuk yaitu PT.

Horas Bangun Persada. Kontraktor pelaksana bertugas dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi struktur bawah dengan lingkup pekerjaan Boredpile.

Dalam pelaksanaan konstruksi proyek, kontraktor mengacu pada gambar desain yang telah direncanakan oleh konsultan perencana struktur dikombinasikan dengan gambar desain arsitektur serta MEP. Jika terdapat gambar yang kurang jelas atau tidak sesuai dengan kondisi lapangan maka dilakukan koordinasi dengan pihakOwner, konsultan perencana, dan konsultan pengawas melalui rapat mingguan. Hak Kontraktor meliputi :

a. Menerima pembayaran atas pekerjaan sesuai dengan kesepakatan bersama pihakOwner.

b. Berkonsultasi dengan konsultan perencana atau dengan tim teknis Owner mengenai hal – hal yang kurang jelas berkaitan dengan gambar desain.

Kewajiban Kontraktor meliputi :

a. Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, bahan serta peralatan yang akan digunakan selama kegiatan konstruksi.

b. Membuat Shop Drawing yang nantinya digunakan sebagai patokan pengerjaan konstruksi di lapangan.

c. MembuatAs Built Drawingyakni gambar yang aktual pelaksanaan di lapangan.

d. Meminta persetujuan konsultan pengawas sebelum mengerjakan hal – hal yang bersifat konstruktif.

e. Membuat rencana kerja, jadwal pelaksanaan pekerjaan serta metode pelaksanaan sehingga dapat mengurangi kemungkinan keterlambatan kerja yang disebabkan karena kesalahan – kesalahan teknis pelaksanaan kerja.

f. Menjamin keamanan dan ketertiban di lingkungan proyek sehingga dapat memberi perlindungan bagi tenaga kerja serta menjaga kebersihan lingkungan.

(9)

g. Melaporkan progres pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk laporan pekerjaan harian, mingguan, serta bulanan kepada konsultan pengawas serta Owner.

4.4 Struktur Oganisasi Pengelola Proyek

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi yang baik serta terstruktur, sehingga dapat mengurangi kemungkinan kesalahan komunikasi yang dapat mengakibatkan kesalahan – kesalahan dalam kegiatan konstruksi yang dapat menyebabkan tidak tercapainya target yang sudah direncanakan.

Semua pihak – pihak yang terlibat dalam proses konstruksi bekerja dalam timnya masing – masing, dimana diperlukan suatu struktur organisasi sehingga garis kerja setiap pihak yang terlibat menjadi jelas. Keuntungan adanya struktur organisasi yang jelas antara lain :

a. Tugas dan wewenang setiap pihak yang terlibat menjadi jelas sesuai dengan posisi dan keahlian masing-masing sehingga koordinasi antar pihak menjadi jelas.

b. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan matang dan tidak tumpang tindih.

c. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, waktu, serta kemampuan yang tersedia secara maksimal.

4.5 Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Dalam sebuah proyek perlu dijalin hubungan kerja yang baik. Hubungan kerja adalah hubungan antara pihak – pihak yang mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan dan wewenang untuk menjamin kelancaran jalannya proyek, sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya.

Berikut bagan hubungan kerja antara unsur – unsur pengelola proyek pembangunan:

(10)

Skema Hubungan Kerja Proyek Pembanguna Pasar Sibolga Nauli, Kota Sibolga.

Dari skema hubungan kerja dapat diuraikan sebagai berikut : a. Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana

1 Ada ikatan kontrak kerja.

2 Konsultan perencana bertanggung jawab kepada pemilik proyek atas desain yang telah dibuat.

b. Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas 1 Ada ikatan kontrak kerja.

2 Konsultan pengawas bertanggung jawab kepada pemilik proyek dalam konteks pengawasan kegiatan di lapangan.

c. Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor 1 Ada ikatan kerja.

2 Kontraktor bertanggung jawab kepada pemilik proyek dalam rangka proses konstruksi bangunan sesuai kesepakatan yang ada.

d. Hubungan antara Kontraktor dengan Konsultan Perencana Pemilik (Owner)

KEMENTRIAN PUPR

Kontraktor Pelaksana PT. Turelotto Battu

Indah

Kosultan Pengawas dan Konsultan Perencana PT. Harawana, Consultant

Perencana CV. Pelita Buana

(11)

1 Ada ikatan aturan pelaksanaan proyek berupa gambar desain dan spesifikasi yang telah direncanakan.

2 Kontraktor berkoordinasi dengan konsultan perencana jika terdapat hal-hal yang kurang jelas pada gambar desain atau jika terdapat permasalahan antara kondisi di lapangan dengan desain yang telah dibuat, yang memungkinkan adanya perubahan desain.

e. Hubungan antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas

Ada ikatan aturan pelaksanaan proyek di mana setiap kegiatan kontraktor yang bersifat konstruktif harus mendapat izin terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.

f. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Konsultan Pengawas 1 Konsultan pengawas berkoordinasi dengan konsultan perencana

mengenai gambar dan spesifikasi yang telah direncanakan.

2 Konsultan pengawas berkoordinasi dengan konsultan perencana jika terdapat permasalahan antara kondisi lapangan dengan desain awal yang memungkinkan adanya perubahan desain.

4.6 Sistem Pembayaran Kontraktor

4.6.1. Pembayaran Prestasi Kerja Kontraktor

Pembayaran prestasi kerja kontraktor merupakan sistem pembayaran kepada kontraktor atas hasil kerjanya berdasar pada lump sum. yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Pembayaran dilakukan secara bertahap setiap bulannya sesuai dengan laporan bulanan dan opname pekerjaan yang telah disetujui oleh pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor.

4.7 Tenaga Kerja & Sistem Pembayaran Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di proyek pembangunan Proyek Pembangunan Pasar Sibolga Nauli Kota Sibolga terbagi menjadi dua jenis yakni :

(12)

a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap merupakan karyawan yang secara resmi bekerja di PT. Turelutto Battu Indah . Pembayaran gaji karyawan tetap dilakukan setiap bulan dengan ditambah uang makan dan insentif.

b. Tenaga Kerja Harian

Tenaga kerja harian dikoordinir oleh mandor yang ada dengan sistem pembayaran dilakukan berdasar jumlah hari bekerja.

4.8 Sistem Koordinasi & Laporan Prestasi Kerja

Untuk mengetahui kemajuan suatu proyek perlu diadakan rapat koordinasi dan memberikan laporan prestasi kerja (reporting).

a. Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi merupakan rapat yang membahas permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan proyek.

Rapat koordinasi biasanya dilakukan setiap minggu atau sesuai kesepakatan. Rapat koordinasi dapat menjadi bersifat insidentil, yang maksudnya rapat diadakan secara mendadak jika timbul masalah dalam pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.

b. Laporan Prestasi Kerja (Reporting)

Laporan prestasi kerja merupakan laporan hasil progres pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor yang nantinya digunakan sebagai dasar permohonan pencairan pembayaran kerja kepada pihakOwner. Laporan prestasi kerja yang dilakukan dalam proyek ini adalah :

a. Laporan harian berisi tentang :

1 Rincian kegiatan yang dilakukan di lapangan setiap hari.

2 Jumlah tenaga kerja dan jumlah peralatan kerja yang digunakan.

3 Permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga tidak memungkinkan dilaksanakannya pekerjaan di lapangan.

4 Keadaan cuaca yang terjadi di proyek.

5 Volume pengecoran setiap hari.

(13)

b. Laporan mingguan berisi tentang :

1 Pekerjaan yang dilakukan selama satu minggu berdasar laporan harian.

2 Rekap persentase progres dan foto progres pekerjaan dalam satu minggu.

c. Laporan bulanan berisi tentang :

1 Pekerjaan yang dilakukan selama satu bulan berdasar laporan mingguan.

2 Rekap persentase progres dan foto progres pekerjaan selama satu bulan.

4.9 Langkah-Langkah Jika Terjadi Deviasi a. Penjelasan Umum

Proyek mengalami deviasi adalah lebih difokuskan kepada biaya yang melebihi rencana .Kasus proyek bermasalah umumnya terjadi akibat:

1. Terdapat masalah teknis di proyek yang kurang /tidak diperhitungkan sebelumnya ataupun salah dalam perhitungannya.

2. Lemahnya kemampuan manajemen proyek.

3. Keterlambatan yang tidak terprediksi seperti delivery material.

4. Timbul masalah baru yang diluar kemampuan.

5. Terdapat masalah non-teknis seperti masalah social lingkungan.

6. Adanya kecurangan dalam pelaksanaannya

Besarnya deviasi yang dianggap menjadi masalah pada saat proyek sedang berjalan adalah apabila:

1. Penyimpangan yang terjadi sudah mencapai 5 % untuk masalah biaya.

2. Penyimpangan yang terjadi sudah mencapai 5 % untuk masalah waktu.

b. Langkah penanggulangan

(14)

Untuk masalah keterlambatan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan maka langkah-langkah yang dilakukan dapat berupa:

1. Melakukan perbaikan metoda kerja.

2. Melakukan re-scheduling.

3. Mengganti/menambah sumberdaya yang dilakukan secara terencana.

4. Melakukan optimasi waktu yang tersisa (teknik crushing).

5. Permintaan perpanjangan waktu apabila alasannya logis.

Untuk biaya yang melebihi rencana semula, maka langkah-langkah yang dilakukan dapat berupa:

1. Melakukan penghematan terhadap sisa pekerjaan.

2. Memperbaiki metode kerja yang tidak efisien.

3. Memperkuat manajemen proyek.

4. Mencari peluang pekerjaan tambah yang logis.

Untuk itu Manajer Proyek bersama-sama dengan Project Control melakukan evaluasi dan menyusun langkah-langkah penyelesaiannya untuk selanjutnya, mengisikan langkah yang diambil tersebut kedalam Project Control check sheet.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya (Pasal 38 ayat 1) : Menetapkan urutan hirarki bagian- bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, sebegai berikut: adendum Surat Perjanjian; pokok perjanjian, syarat-syarat khusus Kontrak, syarat-syarat umum Kontrak: Surat penawaran, beserta penawaran harga; spesifikasi teknis; gambar-gambar; daftar kuantitas dan harga; dan dokumen lainnya seperti; jaminan-jaminan. SPPBJ, BAHP.

Pelaksanna Kontrak Pekerjaan adalah Penyerahan Lokasi kerja; SPMK;

Program Mutu; Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak; Waktu Penyelesaian;

Perpanjangan Waktu dan Waktu Penyelesaian Pekerjaan.

Penghentian dan Pemutusan Kontrak

(15)

a. Penghentian Kontrak : dapat dilakukan karenan pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar tidak memungkinkan

dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan dan tetap mempertimbangkan efektifitas tahun anggaran.

b. Pemutusan Kontrak : apabila Penyedian tidak memenuhi

kewajibannya sesuai ketentuan dalam kontrak melalui pemberitahuan tertulis kepada Penyedia.

Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan Kontrak Kritis Untuk Pekerjaan Konstruksi : PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketetuan tentang kontrak kritis. Kontrak dinyatakan kritis apabila:

a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana;

b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana;

c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari Rencana dan akan melampaui tahu anggaran berjalan.

(16)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN

1. Pomdasi tiang pancang ukuran 35x35

- dengan kapasitas daya dukung ultimet Qult= 1590,625 kg = QPDA= 1589,9 kg

- kekuatan tiang pancang σ tiang= 16,66 kg < σ izin = 41,5 kg - kapasitas tiang terhadap daya dukung tanah Qtiang = 2612,3 kn >

QPDA = 1589,9 kn

Aman di gunakan untuk memikul beban

2. Pennulanga kolom setelah di lakukan perhitungan didapat jumlah tulangan untuk kolom 55x75 mm adalah 16D19, hasil hitungan tersebut tidak memenuhi syarat untuk pelaksaan di lapangan dimana jumlah tulangan di lapangan adalah 20D19

3. Setelah di lakukan perhitungan pada balok Atap (B4) dengan ukuran 20x40 tulangan 6D19 hasil hitungan nya lebih besar yaitu 8D19maka dari itu tulangan 6D19tidak memenuhi syarat

4. Setelah di lakukan perhitungan pada balok Atap (B4) dengan ukuran 30x50 tulangan 6D19 hasil hitungan nya lebih besar yaitu 8D19maka dari itu tulangan 6D19 tidak memenuhi syarat

5. Setelah di lakukan perhitungan pada penulangan sloof pada sloff 30x50 mm hasil nya yaitu 4D16 ,hasil hitungan tersebut lebih ekonomis ,dibandingkan pelaksanaan di lapangan dengan jumlah tulangan 6D16pelaksanaan tersebut adalah pemborosan

(17)

6.2 SARAN

Sebagai penutup laporan ini ,saran yang saya ingin sampaikan oleh penulis yang perlu di perhatikan antara lain sebagai berikut

1. Penyimpann material hendak di perhatikan sehing tidak terjadi proses kimiawi yang dapat mengurangi mutu material

2. Hendak nya persyaratan dalam pelaksaan suatu proyek konstruksi harus terlebih dahulu di penuhi sebagai komitmen terhadap peraturan bersama.

3. Dalam mendesain struktur kita perlu memperhitungkan biaya seoptimum mumngkin serta memperhatikan kokohan/kekuatan, keaman dan kenyamanan dengen tujuan supaya tidak terjadi kegagalan pada saat pelaksanaan pembangunan 4. Pengawasan pelaksaann pembangunan proyek konstruksi perlu ditingkatkan supaya proses pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan kekuatan dan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan imeschudule yang telah di sepakati sebelumnya

5. Di perlukan pengawasan yang lebih baikdalam hal pengendalia mutu pengendalian waktu, dan pengendalian biaya

6. Hubungan komunikasi yang baik harus di jaga antara semua pihak yang terkait dalam sebuah proyek konstruksidemi kelancaran sebuah proyek konstruksi

7. Perlunya kemahiran penggunaan sofwer agar tidak terjadi kesalahan yang lebih besar dalam mendesain struktur

8. Bagi mahasiswa/mahasiswi yang sedang melakukan kerja praktek supaya lebih serius, lebih memperhatikan dan lebih banyak berdiskusi dengan pihak pihak yang terkait dalam proyek konstruksi sehingga pratikan memproleh pengelaman ilmu dan ilmu di lapangan terkait-proses pelaksanaan proyek konstruksi

Referensi

Dokumen terkait

xiv ABSTRAK MARKET BASKET ANALYSIS SEBAGAI REKOMENDASI PEMBELIAN PERSEDIAN STUDI KASUS : KIM-KIM Market basket analysis as a recommendation for inventory purchases case study :