• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Museum Mandala Wangsit Siliwangi dibangun pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, tepatnya antara tahun 1910 hingga tahun 1915. Koleksi Museum Mandala Wangsit Siliwangi pada masa pemberontakan meliputi beberapa foto korban dan lukisan yang menggambarkan.

GAMBAR IV.1.
GAMBAR IV.1.

Gambaran Umum Informan Penelitian

Informan Pangkal

Informan baseline adalah informan yang memberikan informasi awal atau awal kepada penulis tentang Museum Mandala Wangsit Siliwangi, namun tidak mengetahui secara mendalam, namun memberikan informasi yang diketahui dan menunjukkan kepada peneliti yang mengetahui lebih dalam.

Informan Kunci

Karakteristik Informan Pelajar dari Luar

Hasil Penelitian

Analisis Deskriptif Minat Pelajar Untuk Mengunjungi Museum Mandala Wangsit Siliwangi

Saya mengunjungi museum monas di jakarta, sama seperti museum di bandung, saya tidak pernah sengaja berkunjung ke sana, karena ketika saya ke museum monas, kebetulan saya dan keluarga mengunjungi monas pada saat itu, dan saya masuk sebagai Sehat. museum untuk melihatnya. Saya berkali-kali mengunjungi museum Sribaduga, Mandala Wangsit dan Geologi karena saya menyukai barang-barang antik. Saya lebih suka mengunjungi museum karena saya tidak suka tempat keramaian dan saya tidak suka mengambil gambar, dan ketika kita pergi ke museum, kita tidak hanya memainkan hal-hal yang tidak terlihat jelas, tetapi kita juga dapat menambahkan sudut pandang yang lebih luas.

Peneliti mengambil 6 sampel pelajar di Kota Bandung dan mewawancarai pelajar tersebut mengenai minatnya mengunjungi museum. Hal ini menyebabkan peneliti menyimpulkan bahwa minat siswa untuk mengunjungi museum sangat rendah, karena kurang lebih 50% siswa memilih mengunjungi tempat wisata lain dibandingkan mengunjungi museum. Kunjungan siswa pada hari biasa relatif sedikit, sekitar 1 atau 2 orang siswa, namun pada waktu-waktu tertentu seperti liburan sekolah, banyak siswa yang berkunjung karena adanya program dari pihak sekolah untuk mengunjungi museum.

Dari keterangan Kepala Museum Mandala Wangsit Siliwangi, peneliti menyimpulkan bahwa tidak banyak pelajar yang mengunjungi museum atas kemauannya sendiri. Dari keterangan direktur museum, hanya 1 hingga 2 siswa yang berkunjung pada hari kerja.

Upaya Yang Telah Dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi Dalam Meningkatkan Minat Kunjungan Pelajar

Museum Mandala Wangsit Siliwangi mengadakan acara nobar (nonton bareng) film perjuangan dengan mengundang masyarakat umum dan pelajar, film tersebut berkaitan dengan isi koleksi Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat/siswa untuk ingin mengunjungi museum dan mengetahui keberadaan serta isi museum ini. Pihak museum mengadakan pameran dengan menampilkan beberapa benda koleksi museum agar siswa tertarik dan timbul rasa penasaran untuk mengunjungi museum.

Pameran ini diadakan di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung dalam upaya untuk menarik kunjungan mahasiswa, karena kita mengetahui bahwa mahasiswa lebih tertarik untuk mengunjungi pusat perbelanjaan, oleh karena itu dengan adanya pameran di pusat perbelanjaan diharapkan dapat membuat mahasiswa merasa tertarik untuk mengunjungi museum. Museum Mandala Wangsit mengikuti pameran temporer di Trans Studio Mall Bandung pada tanggal 3 Oktober 2017. Ada beberapa informasi mengenai Museum Mandala Wangsit Siliwangi mulai dari barang koleksi, tiket masuk, lokasi dan masih banyak lagi.

Museum Mandala Wangsit menjaga komunikasi dan hubungan yang baik dengan para guru sekolah yang pernah mengunjungi museum ini, sehingga dengan komunikasi yang baik tersebut para guru sekolah selalu mengajak siswanya untuk mengunjungi Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Strategi Museum Mandala Wangsit Siliwangi Dalam Meningkatkan Kunjungan Pelajar ke Museum

Perumusan Strategi

Implementasi Strategi

Pihak museum berharap dengan adanya museum ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme khususnya di kalangan pelajar, karena pelajar adalah generasi penerus bangsa. Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki Museum Mandala Wangsit Siliwangi, maka promosi dari mulut ke mulut menjadi media promosi yang paling tepat bagi pihak museum. Promosi museum masih belum maksimal karena keterbatasan sumber daya, sehingga para pegawai museum hanya membantu pengunjung secara maksimal, hal ini harusnya menjadi positif dari mulut ke mulut, sehingga setiap pengunjung yang datang kesini selalu merekomendasikan museum ini kepada sanak saudara dan kerabatnya. rekan-rekan (Agus Wawan Purtiwan: 19 Juli 2018).

Staf museum harus mempunyai sikap ramah dan bersahabat terhadap semua pengunjung museum, dan staf harus mengetahui keseluruhan isi museum, terutama pemandu. Pemandu museum juga harus mampu menjelaskan seluruh isi museum dengan menarik, dan mudah dipahami terutama oleh siswa sehingga siswa tidak merasa bosan. Strategi terakhir yang dilakukan Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah memberikan iklan word-of-mouth yang positif dengan memaksimalkan pelayanan kepada pengunjung.

Struktur pendukung fisik yang dimiliki oleh Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah bangunan museum ini masih sama seperti saat pertama kali dibangun dengan gaya arsitektur romantis akhir yang dibangun pada tahun 1910, sehingga pihak museum melakukan pemeliharaan dan perbaikan tanpa merubah apapun. . dari aslinya.

Evaluasi Strategi

Kolom pertama diisi dengan faktor-faktor strategis internal termasuk kekuatan dan kelemahannya, kolom kedua diisi dengan bobot-bobot yang diperoleh dari hasil observasi peneliti, bobot-bobot tersebut mengidentifikasi pentingnya relatif faktor tersebut terhadap keberhasilan perusahaan. Selain itu, seluruh skor hasil bobot dikalikan skor dijumlahkan pada kolom keempat dengan skor 2,9 dan merupakan skor IFE (Internal Factor Evaluation) Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Tabel  IV.3  merupakan  tabel  IFE  (Internal  Factor  Evaluation)  Museum  Mandala  Wangsit  Siliwangi
Tabel IV.3 merupakan tabel IFE (Internal Factor Evaluation) Museum Mandala Wangsit Siliwangi

Analisis Ekstenal Faktor Evaluation (EFE) TABEL IV.4

Strategi Berdasarkan Analisis SWOT Pada Museum Mandala Wangsit Siliwangi

Dalam penelitian Museum Mandala Wangsit Siliwangi, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui strategi apa yang sebaiknya dilakukan Museum Mandala Wangsit kedepannya, dengan beberapa metode pengumpulan data mulai dari observasi, wawancara hingga dokumentasi. Memperkenalkan produk museum ke pasar baru dengan memperluas segmen baru, menarik pelanggan pesaing ke tempat wisata di sekitar museum.

TABEL IV.2
TABEL IV.2

Kekuatan (Strenght)

Kelemahan (Weakness)

Tak hanya itu, pengunjung juga mengeluhkan minimnya petunjuk arah di museum sehingga bingung saat berjalan-jalan di sekitar museum. Kurangnya penerangan di museum, hal ini disebabkan adanya penghematan biaya listrik sehingga bila tidak ada kunjungan lampu museum dimatikan. Koleksi museum kurang terpelihara dengan baik, hal ini disebabkan kecilnya biaya pemeliharaan museum sehingga pemeliharaan terhadap benda-benda koleksi yang dilakukan kurang maksimal.

Kurangnya pemahaman bahasa asing oleh pemandu museum, sehingga ketika ada wisatawan dari luar yang kurang memahami bahasa Indonesia, seringkali kesulitan dalam berkomunikasi.

Peluang (Opportunity)

Ancaman (Threat)

Ancaman yang dihadapi Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah banyaknya destinasi baru yang lebih menarik, hal ini menjadi ancaman bagi museum karena museum sendiri tidak memiliki inovasi sehingga terkesan membosankan. Museum ini masih belum banyak dikenal dibandingkan museum lain di kota bandung, sehingga wisatawan lebih memilih mengunjungi museum lain karena belum mengetahui keberadaan museum ini.

Strategi SO (Strenght – Opportunity)

Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Selain itu pihak museum juga harus menerapkan strategi pengelolaan yang tepat, serta memaksimalkan pemeliharaan terhadap benda-benda koleksi yang dimilikinya, karena benda-benda koleksi museum tersebut adalah asli/bukan replika, sehingga apabila benda-benda koleksi tersebut mengalami kerusakan maka sangat disayangkan pihak museum. juga harus memberikan pelayanan yang maksimal.

Strategi ST (Strenght-Threats)

Strategi WT (Weakness-Threats)

Matriks Perancangan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Alternatif strategi yang patut dipertimbangkan oleh Museum Mandala Wangsit Siliwangi meliputi dua strategi yang peneliti identifikasi dengan melihat faktor utama eksternal dan internal, termasuk strategi tersebut. Pengadaan cinderamata, oleh-oleh, oleh-oleh khas Museum Mandala Wangsit, pemeliharaan benda koleksi museum misalnya dengan rutin melakukan pemeliharaan benda koleksi museum, pengecekan rutin benda koleksi museum, memperhatikan kebersihan etalase (lemari kaca) benda koleksi museum. Jadi, penyuluhan tidak hanya terlihat formal saja, namun juga membawa benda-benda koleksi museum ke sekolah agar siswa tertarik untuk datang berkunjung ke museum.

LKS disusun oleh pihak museum, isi LKS tentang museum dan benda-benda koleksi yang ada di museum. Strategi alternatif Memaksimalkan pemeliharaan museum dan . barang koleksi.. faktor utama SEBAGAI berat SEBAGAI TAS SEBAGAI TAS 1. Pilihan. Total TAS dari alternatif strategi memaksimalkan pemeliharaan koleksi museum sebesar 2,82, total TAS dari alternatif strategi memperbesar program pendidikan sebesar 3,24.

Hasil analisis tersebut mendorong Museum Mandala Wangsit untuk meningkatkan promosi dengan membuat program edukasi untuk menarik minat pelajar untuk berkunjung ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Pembahasan

Dua upaya yang dilakukan Museum Mandala Wangsit untuk meningkatkan minat berkunjung adalah dengan memberikan arahan kepada masyarakat tentang museum, pembekalan ini dapat berupa nasehat, pihak museum gemar menonton pencak silat bersama masyarakat sekitar, dan mengajak masyarakat untuk datang. ke museum, agar mempererat silaturahmi, dengan mengadakan pameran temporer yang diadakan di salah satu mall di bandung. Pameran berlangsung dua hari dan ada pameran keliling. Pameran keliling ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan koleksi museum yaitu mobil ambulans tua dengan bentuk ambulans yang sangat unik dan masih layak pakai, kemudian ambulans tersebut diarak keliling kota dan berhenti beberapa kali di tempat-tempat yang memungkinkan sehingga menarik minat masyarakat untuk melihatnya. Tiga strategi yang dilakukan museum untuk meningkatkan minat kunjungan mahasiswa adalah kampanye seperti penyebaran brosur, kampanye melalui website, media sosial, maksimalisasi pelayanan yang diberikan oleh pemandu dan petugas garda depan museum, perbaikan tanpa mengubah bangunan museum karena museum ini sama bersejarahnya dengan benda koleksi. Di dalam museum juga dilakukan perbaikan fasilitas pendukung lainnya seperti toilet, tempat parkir, kantin yang lebih nyaman, diadakan perpustakaan dan koperasi museum untuk oleh-oleh mulai dari pakaian, pernak-pernik, oleh-oleh khas Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Metode analisis SWOT digunakan untuk menentukan metode strategi pengembangan melalui analisis SWOT dengan menganalisis faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan matriks EFE dan IFE.

Setelah peneliti melakukan analisis matriks SWOT yaitu matriks EFE, IFE dan QSPM, dengan hasil analisis SWOT dimana hasil dari strategi SO (Strength-Opportunity) museum Mandala Wangsit Siliwangi, masing-masing pihak museum harus mampu memberikan yang maksimal. melayani pengunjung, menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan, mendampingi pemandu wisata, memperkenalkan museum kepada masyarakat luas dengan mengadakan pameran temporer di pusat perbelanjaan. Hasil dari strategi ST Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah peran masyarakat untuk turut serta mempromosikan museum dengan lebih positif dari mulut ke mulut sebagai daya tarik wisata dan memperkenalkan produk museum ke pasar baru dengan memperluas segmen baru, menarik pesaing. pelanggan mengunjungi museum. Hasil dari strategi WO Museum Mandala Wangsit adalah pihak museum harus memaksimalkan promosinya, seperti mempromosikan museum di Instagram, Facebook dan jejaring sosial lainnya, hal ini dikarenakan mahasiswa sekarang lebih banyak menggunakan media sosial, sehingga diharapkan adanya promosi. di jaringan sosial. media dapat dibaca oleh siswa sehingga mereka merasa tertarik untuk mengunjungi museum.

Hasil dari strategi WT terhadap Museum Mandala Wangsit adalah sebaiknya pihak museum membenahi kawasan sekitar museum agar museum tetap terjaga dan terlihat lebih menarik serta semakin disukai masyarakat.

Gambar

GAMBAR IV.1.
GAMBAR IV 2. STRUKTUR ORGANISASI
TABEL IV.1
TABEL IV.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

penjualan tahun 2015 melakukan strategi promosi yang yaitu perencanaan promosi, pelaksanaan promosi, dan pengendalian promosi. Perencanaan promosi yang dilakukan media