• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

73 BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan hukum KSBG masih belum diatur secara komperhensif meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur tindak pidana kekerasan seksual yaitu UU TPKS. Dari jenis-jenis KSBG yang telah ditemukan oleh Komnas Perempuan maupun beberapa lembangan pendampingan hukum korban KSBG masih belum dimuat sepenuhnya dalam UU TPKS. Dalam menangani kasus KSBG harus merujuk pada beberapa peraturan perundang-undangan berbeda yang memiliki dimensi terkait KSBG antara lain KUHP, UU ITE, UU Pornografi dan UU Perlindungan Anak sehingga upaya perlindungan hukum korban KSBG masih belum maksimal karena peraturan perundang-undangan tersebut belum sesuai dengan karakterisik KSBG dan korban KSBG.

2. Kolaborasi aktif antar pihak dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan perlindungan kepada korban KSBG dalam penghapusan informasi elektronik dan/ atau dokumen elektrionik yang memuat KSBG korban baik dari PSE maupun pemerintah sangat penting. Karena karakteristik yang melekat pada korban KSBG adalah

(2)

74

terletak pada jejak digital korban yang bersifat sulit dihilangkan sehingga dengan dipenuhinya tanggung jawab PSE dan pemerintah dapat meminimalisir berbagai kerugian korban baik kerugian fisik, kerugian psikologis, kerugian ekonomi dan keterbatasan mobilitas serta self censorship.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Pemerintah hendaknya membuat regulasi hukum terbaru terkait dengan mekanisme penanganan kasus KSBG yang sesuai dengan karakteristik KSBG dan karakteristik korban KSBG agar upaya perlindungan hukum korban KSBG dapat terjamin.

2. Diperlukan sosialisi kepada masyarkat terkait dengan prosedur penghapusan informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik agar masyarakat memahami langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan jika dihadapkan dengan ancaman KSBG dan agar para orang tua dapat memberikan edukasi kepada anak-anaknya agar terhindar dari KSBG. Selain itu, PSE dan pemerintah harus lebih tanggal jika ada pelaporan terkait dengan kasus KSBG agar diproses lebih cepat dan memberikan pelayanan yang terbaik sebagai sebuah satu kesatuan yang mendukung korban KSBG.

Referensi

Dokumen terkait

Alangkah lebih baik apabila sistem hukum merek Indonesia menambahkan pengaturan mengenai definisi merek terkenal pada bagian “ Ketentuan Umum” UU Merek dan Indikasi

Penerapan Pasal 368 dan 369 KUHP dan UU ITE dalam tindak pidana pemerasan dan pengancaman lewat SMS, handphone, telah memenuhi unsur objektif suatu tindak

Adapun maksud tersebut untuk menghindarkan segala akibat negatif terhadap pemakaian barang dan/atau jasa, sehingga perundang-undangan khususnya UU 8/1999

10 UU Nomor 4 Tahun 1976 tentang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal dalam KUHP Bertalian dengan Perluasan Berlakunya Ketentuan Perundang-undangan Pidana,

Berdasarkan respons yang diberikan oleh responden pada angket poin 12 responden memberikan jawaban setuju dengan adanya pernyataan menurut saya, mempelajari mata

Akan tetapi kedua pengadilan tersebut menangani para pihak yang berbeda dalam hal ini berbeda agama, .yang mana sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pengadilan

Didalam peraturan perundang-undangan baik dalam Undang- Undang Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani, dalam Permentan Tentang Fasilitas Asuransi, maupun dalam Keputusan Menteri

dapat melihat ada ketimpangan antara peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia baik itu dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU Nomor 11 Tahun 2008