• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV PENUTUP"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa pengangkut belum dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam menyediakan fasilitas keselamatan bagi penumpang pengguna jasa transportasi kapal laut. Fasilitas keselamatan di atas kapal telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan, dan lebih jelas telah diatur di dalam International Safety Management Code (ISM Code) yang merupakan standar irternasional manajemen keselamatan dalam pengoperasian kapal.

Fasilitas keselamatan tersebut yang terdiri atas perlengkapan keselematan jiwa (life saving appliances) yang terbagi menjadi beberapa alat yakni, life boat, life jacket, life raft, buoyant apparatus, life buoy ring, dan life throwing gun, perelengkapan kebakaran (fire fighting equipment) yang terdiri dari CO2 system, sprinkle automatic water spray, fire hydrant, fire plan, fire extinguishers, smoke detector and fire detector, fireman outfits and breathing apparatus, serta fasilitas alat penolong berupa isyarat visual yang terdiri dari emergency position indicate radio beacons (EPIRB), searh and rescue transponder (SART), emergency signal, emergency radio communication, dan emergency alarm, semua fasilitas keselamatan tersebut harus tersedia di atas kapal sebagai salah satu syarat laik laut kapal. Dalam kenyataannya pihak pengangkut masih kurang efektif dalam tanggung jawabnya dalam memperhatikan tersedianya fasilitas keselamatan di

(2)

atas kapal yang sesuai dengan aturan. Dalam menentunkan tanggung jawab perusahaan angkutan laut sebagai pengangkut terhadap diberlakukan tiga prinsip tanggung jawab pengangkut, yaitu prinsip tanggung jawab mutlak, prinsip tanggung jawab praduga bersalah, dan prinsip tanggung jawab terbatas. Prinsip tanggung jawab mutlak berlaku dalam hal terjadi kerugian penumpang akibat kecelakaan yang berakibat kematian atau luka-luka, serta musnah, hilang, dan hancurnya barang yang dibawanya. Prinsip praduga bersalah berlaku dalam hal pengangkut tidak menyediakan fasilitas keselamatan di atas kapal yang sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku sehingga membuat penumpang mengalami kerugian yang menyebabkan kematian dan mengalami luka, serta prinsip tanggung jawab terbatas berlaku atas pembatasan atau limitatif jumlah besarnya ganti rugi yang harus dibayar oleh pengangkut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran Penulis yaitu :

1. Diharapkan bagi pihak pengangkut agar lebih mengoptimalkan peran dan tanggung jawabnya dalam menyediakan fasilitas keselamatan di atas kapal bagi penumpang. Dalam mennyediakan fasilitas keselamatan di atas kapal pengangkut harus memperhatikan kelayakan fasilitas keselamatan tersebut agar masih dapat digunakan oleh penumpang, dan pengangkut diharapkan tidak lagi mengangkut penumpang diluar kapasitas yang seharusnya diangkut oleh kapal, serta pengangkut harus menyediakan fasilitas keselamatan di atas kapal tersebut sesuai dengan PP No. 51 Tahun 2002

(3)

tentang Perkapalan, dan International Safety Management Code (ISM Code).

2. Kepada penumpang selaku konsumen pengguna jasa transportasi kapal laut harus lebih cerdas dalam menggunakan jasa trasnportasi kapal laut dengan mencari informasi tentang fasilitas-fasilitas keselamatan yang tersedia di atas kapal, cara penggunaan fasilitas keselamatan di atas kapal, serta bertanya kepada awak kapal dimana letak fasilitas keselamatan di simpan.

3. Kepada Pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diharapkan agar lebih ketat untuk mengawasi kapal sebelum berlayar agar tidak mengangkut penumpang diluar kapasitas kapal, pemerintah juga harus memperhatikan kelaiklautan kapal sebelum berlayar dengan mengecek tersedianya sertifikat keselamatan kapal, kapal itu sendiri beserta seluruh perlengkapannya terutama fasilitas keselamatan di atas kapal harus sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku, dan fasilitas keselamatan di atas kapal tersebut masih layak untuk digunakan dan tidak kadaluarsa.

Referensi

Dokumen terkait

approach and after undergoing a social process, the policy of the Halal Tourism based on Islamic norms shaped Indonesia’s identity as a country that is friendly to

The result of the study revealed two findings, namely: (1) the process and activities during the teaching and learning process during the pandemic in Aura Sukma Insani