• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - Repository IAIN PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV - Repository IAIN PAREPARE"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Hukum adat waris adalah hukum yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai tata cara dan asas-asas pewarisan, mengenai pewarisan, ahli waris, dan ahli waris. Cara ketiga ini berpotensi menimbulkan permasalahan bagi ahli waris karena menuntut hak yang belum terbagi. Kemanusiaan yang dimaksud dalam pembagian harta warisan/warisan adat Bugi adalah menghindari keserakahan dan pembagian antar ahli waris dengan mempertimbangkan beban dan tanggung jawab para ahli waris.

Keadilan dalam adat Bugis juga menjadi asas utama dalam pembagian harta warisan dengan cara memberikan harta warisan/warisan kepada ahli waris sesuai porsinya masing-masing dengan tetap menjaga berbagai asas yaitu asas asitinajang (kepatutan) dan asas lempu' (kejujuran) dalam ketertiban. untuk menghindari perbedaan pendapat yang akan mengakibatkan kekacauan dalam keluarga masyarakat Bugis. Hakikat asitinajang dalam konteks ini adalah terwujudnya nilai-nilai keadilan dan terciptanya keharmonisan antar ahli waris.32. Tradisi mattampung yang sudah menjadi adat istiadat masyarakat yang dilakukan apabila salah satu anggota keluarga meninggal dunia, jika dilihat dari sudut pandang Islam, dimana harta warisan harus segera dibagikan agar ahli waris tidak teringkari haknya, merupakan sebuah tradisi ketidakteraturan khususnya dalam waktu pembagian warisan kepada ahli waris.

Menurut Pak. Amin adalah peristiwa mattampung yang dijadikan patokan untuk menjamin tidak terjadi permasalahan diantara para ahli waris, hal yang nyata karena mattampung merupakan sesuatu yang dianggap baik bagi masyarakat yang otomatis berarti konflik yang dikhawatirkan akan terselesaikan tidak terjadi. terjadi. Di sana, nanti dalam pertemuan, mereka akan membahas apa yang mereka perlukan dan kemudian rekan ahli waris mereka akan berbicara. Ada juga yang berpendapat bahwa disunnahkan memberi wasiat kepada orang yang mewariskan harta dalam jumlah besar, yaitu memberikan seperlima hartanya kepada fakir miskin yang merupakan kerabat dekat namun bukan ahli waris.

Wasiat orang miskin yang mempunyai ahli waris yang sah adalah makruh, melainkan jika ahli waris itu mempunyai harta, maka ia adalah sah. Tetapi jika ada wasiat sebegitu, wasiat itu secara automatik diwariskan kepada orang lain termasuk saya, ia diwarisi.”50 Menurut Pak Amin, wasiat ialah sesuatu yang wajib dilaksanakan oleh waris dan menjadi harta pusaka sekalipun. lebih ditunda buat sementara waktu. Kerana harta peninggalan ahli waris bukan sahaja wujud dalam bentuk harta, ahli waris boleh meninggalkan warisan hutang.

51Abdullah, “Tanggung jawab ahli waris atas hutang dan piutang menurut hukum Islam dan hukum perdata” (Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh), hal. Musa, keterlambatan pewarisan yang terjadi pada masyarakat desa Tanrutedong memang disebabkan oleh beberapa faktor seperti adat istiadat dan perjanjian antar ahli waris. Penundaan ini dilakukan demi kepentingan bersama para ahli waris untuk membagi warisannya secara adil sesuai dengan adat istiadat dan adat istiadat masyarakat.

Konflik yang timbul akibat tertundanya pewarisan adalah putusnya tali silaturahmi karena salah satu ahli waris merasa haknya dirampas. “Asal baik, kalau semua ahli waris setuju, kalau menunggu pembagian warisan sampai acara mattampung tidak apa-apa, tidak ada masalah.” 55. Lina, keterlambatan pewarisan tidak menyebabkan ahli waris merasa dirugikan karena ada kesepakatan yang disepakati bersama.

Orang seperti ini biasanya memiliki banyak kebutuhan hidup dan serba mewah sehingga menyebabkan ahli waris lainnya merasa dirugikan.

Perspektif hukum Islam terhadap penundaan pembagian warisan di Kelurahan Tanrutedong Kabupaten Sidrap

Jika warisan tertunda, tidak ada yang merasa dirugikan karena semua orang setuju, jadi amanmi. Kecuali ada orang serakah yang ingin banyak dan mengambilnya, lain ceritanya. Orang-orang yang mempunyai banyak sekali kebutuhan dalam hidupnya biasanya merasa dirugikan, apalagi mereka yang hidup dalam kemewahan kemudian terlilit hutang, pastinya juga banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang ingin dibeli disana-sini.

Islam tentu saja berharap agar hukum Islam berlaku di Indonesia, termasuk hukum waris bagi yang beragama Islam. Oleh karena itu, sudah selayaknya ketentuan-ketentuan pokok hukum waris Islam dimasukkan dalam penyusunan undang-undang waris nasional, dengan memperhatikan pola budaya atau adat istiadat yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa pembagian warisan dengan sistem waris Islam harus terlebih dahulu dilandasi oleh keimanan yang kuat kepada Allah SWT.

Justeru, melaksanakan pewarisan Islam adalah satu bentuk ketaatan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya. Fatchurrahman menjelaskan bahawa tirkah ialah apa-apa yang ditinggalkan oleh si mati yang dibenarkan oleh syarak untuk diwarisi. Sabri, Persepsi Undang-undang Islam Terhadap Sistem Pewarisan Berasaskan Budaya Dalam Masyarakat Bone Bugis, Jurnal Undang-undang Keluarga Islam Vol.

ونإ

له ۥه

لهم

سد

ٱلثل ِ

حي ك

لي

لل ِ ِ

نم

Namun jika dilihat dari pengertiannya, keduanya mempunyai persamaan, yaitu keduanya mengatur penyelesaian harta pusaka atau pusaka. Pewarisan ialah ilmu yang mengawal proses penyelesaian harta pusaka selepas kematian seseorang kepada waris yang sah.

ٱلر

ول د

كان

له

لهه

أز

صف

هۥ ِ

ر لج

من

ه مم

ٱلث ِ

ك ِان

ح لي

Jika seseorang meninggal dunia, lelaki atau perempuan, yang tidak meninggalkan bapa dan tiada anak, tetapi mempunyai saudara lelaki (hanya melalui ibu) atau saudara perempuan (hanya melalui ibu), maka harta seperenam dikenakan kepada setiap dua jenis ahli keluarga. .Tetapi jika saudara lelaki ibu lebih daripada seorang, maka mereka bersekutu dalam yang ketiga, setelah wasiat yang dibuat olehnya telah ditunaikan atau setelah hutangnya dibayar tanpa mendatangkan mudarat (kepada ahli waris). Allah telah menetapkan ini sebagai syariat Allah yang sebenar, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang." 59.

هو

في

ستفت ِ

م هام

ما

ع ِلي

أن

دالل

كا

وع

Namun, al-Quran telah mendefinisikan secara terperinci bahagian setiap ahli waris sekiranya ada yang meninggal dunia dan meninggalkan harta pusaka, sejurus selepas berlaku kematian, serta merta timbul hak waris kepada semua ahli waris. dan masing-masing secara normatif telah dapat mengetahui jumlah hak yang perlu dibayar kepadanya. Oleh itu, salah seorang daripada orang yang menguasai harta pusaka yang belum dibahagikan kepada ahli warisnya, adalah sama seperti merampas hak milik orang lain yang terikat dengan tanggungjawab dunia dan akhirat. Menurut sabda Nabi saw, ada perintah untuk menyegerakan pembahagian harta pusaka yang dikuasai oleh salah seorang ahli waris atau sesiapa sahaja kepada semua ahli waris lain yang berhak menerima. ia.

Penundaan ini tidak terdapat pada teks mana pun yang secara tegas melarangnya, namun hal ini menyebabkan dikeluarkannya teks definitif dari Syariah. Dalam hukum waris Islam, ketika terjadi kematian, maka harta peninggalan dengan sendirinya akan berpindah kepada ahli waris. Jika praktik penangguhan ini dilihat dari prinsip waris Islam yaitu prinsip ijbari, maka praktik tersebut tidak sejalan dengan apa yang disyaratkan oleh hukum waris Islam yang mengharuskan pembagian harta warisan segera setelah kematian.

Ya, dalam Islam ada anjuran untuk mempercepat pembagian warisan agar tidak ada seorang pun yang bergantung pada haknya atas warisan tersebut. Tapi menurut saya Islam itu tidak merepotkan, jadi kalau kesepakatan dan jalan tengahnya adalah menunda pembagian harta warisan sampai acara matampung, itu benar dan kita di sini di mana tradisi dianggap sebagai sesuatu yang harus dijaga, maka kita akan melakukannya. tunggu sampai acara matampung baru kita bahas soal pembagian harta warisannya. Apalagi masyarakat meyakini dengan diadakannya acara mattampung dapat mendatangkan pahala baik bagi yang hadir maupun bagi orang yang sudah meninggal dunia.” 64 Menurut H.

Musa, Islam adalah agama yang tidak membebani umatnya selama jalan keluarga dalam pembagian harta warisan adalah jalan tengah dan sesuai kesepakatan maka benar. Karena tradisi merupakan adat yang baik dan masyarakat percaya bahwa tradisi ini membawa pahala bagi yang datang dan jiwa orang yang meninggal, maka tetap dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada. Di sinilah letak keistimewaan sistem hukum waris Islam, dimana dengan asas pewarisan karena kematian, segera setelah prosesi pemakaman seseorang yang meninggal dunia, terbuka hak pembagian warisan bagi setiap ahli waris mengenai harta warisan pewaris.

Saat itu hubungan emosional antar ahli waris masih sehat, jumlah harta warisan masih jelas, siapa yang menguasainya, dan tidak ada pihak yang merasa harta warisan itu banyak kepentingannya. penyelesaian pembagian harta warisan secara adil, keharmonisan keluarga yang utuh, sehingga kemungkinan terjadinya pertengkaran dan perselisihan dapat dikurangi sehingga akan mengurangi rasa kasih sayang. Berbagi dengan rasa kekeluargaan dan keharmonisan merupakan langkah yang baik untuk menjaga tali silaturahmi antar ahli waris. Memperhatikan berbagai asas dan asas keadilan dalam pembagian harta warisan sebagai salah satu bentuk cara yang aman untuk menghindari konflik antar ahli waris.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Subehan prinsip etika bisnis mereka “tidak baik sudah tidak di percayai lagi kalau sudah begitu secara etika tidak bisa di temani berbisnis karena orang yang berbisnis itu

Namun hal ini, bukan merupakan salah satu syarat utama pada pembiayaan BMT Fauzan Azhiima.Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Hale dan Bapak Ramli yang menyatakan bahwa:

Hal ini kita laporkan pada tim ditingkat kecematan, dan selanjutnya tim mengatakan jika tanah yang luas bisa dibagi menjadi tiga bagian atau terbagi dua artinya diterbitkan tiga

Lain halnya keterangan dari pelaku usaha toko tradsional di kelurahan teppo mengatakan sebagai berikut: “masalah kualitas barang nya hampir sama yang ada di minimarket dan tentunya

Berbeda halnya dengan apa yang dikatakan oleh bapak Try Bayu Walinono selaku imam Desa USTO dan juga bertugas sebagai amil di Dusun Appalaringe mengatakan bahwa: “untuk guru-guru

Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa mempertimbangkan barang lain yang dijualnya.11 Dari hasil wawancara peneliti dengan Nurhayati agen Ressti Group yang

Sepanjang saya tinggal dan menempati desa Sumberjo ini sehingga terjadi pecahan wilayah saya belum pernah melihat masyarakat Jawa atau masyarakat suku lannya mengalami perpecahan akibat

Masyarakat mustahik yang bernama Sadi mengatakan: “Strategi sosialisasi zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Pinrang masih kurang, karena masih banyaknya masyarakat yang perlu