• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV - Repository UNISBA"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Berdasarkan jawaban responden berdasarkan ketiga pernyataan di atas mengenai dimensi fokus pelanggan, diperoleh nilai persentase yang diperoleh untuk dimensi fokus pelanggan adalah sebesar 92,93%. Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi pendekatan saintifik, diketahui bahwa nilai persentase yang diperoleh pada dimensi pendekatan saintifik adalah sebesar 86,36%. Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi komitmen jangka panjang, diketahui bahwa nilai persentase yang diperoleh pada dimensi komitmen jangka panjang adalah sebesar 86,06%.

Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi kerjasama tim, diketahui bahwa nilai persentase yang diperoleh pada dimensi kerjasama tim adalah sebesar 81,21%. Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi perbaikan proses berkelanjutan, terlihat bahwa nilai persentase yang diperoleh pada dimensi perbaikan proses berkelanjutan adalah sebesar 80,91%. Nilai sebesar 80,91% jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati tergolong baik. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi perbaikan proses berkelanjutan pada total quality manajemen di PT Dirgantara Indonesia dinilai baik, meskipun demikian. Apabila dimensi ini dinilai baik maka perlu ada perbaikan atau peningkatan lagi, begitu pula dengan indikator penilaian hasil kerja yang akan digunakan dalam perbaikan proses dengan persentase tercapai paling rendah (79,39%).

Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi Pendidikan dan Pelatihan, terlihat bahwa nilai persentase yang dicapai pada dimensi Pendidikan dan Pelatihan adalah sebesar 73,03%. Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi Kebebasan Terkendali, terlihat bahwa nilai persentase yang diperoleh untuk dimensi Kebebasan Terkendali adalah sebesar 74,24%. Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi kesatuan tujuan, terlihat bahwa nilai persentase yang diperoleh untuk dimensi kesatuan tujuan adalah sebesar 80,61%.

Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari dua pernyataan di atas mengenai dimensi keterlibatan dan pemberdayaan pegawai, terlihat bahwa nilai persentase yang diperoleh pada dimensi keterlibatan dan pemberdayaan pegawai adalah sebesar 60,61%.

Budaya Organisasi

Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi kasat mata perilaku individu sebesar 73,94%. Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi norma yang berlaku dalam organisasi sebesar 82,42%. Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi nilai dominan dalam kehidupan organisasi sebesar 85,45%.

Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi hukum yang berlaku adalah sebesar 90,91%. Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi toleransi risiko sebesar 80,61%. Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi pengarahan kepemimpinan (manajemen) sebesar 84,24%.

Nilai sebesar 77,58% jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati tergolong baik, sehingga dapat diketahui bahwa dimensi pengawasan kerja budaya organisasi pada PT Dirgantara Indonesia tergolong baik. Nilai sebesar 78,18% jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati tergolong baik, sehingga terlihat dimensi organisasi individu budaya organisasi di PT Dirgantara Indonesia tergolong baik. Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi sistem penghargaan terhadap prestasi kerja sebesar 59,39%.

Dari tabel tersebut diketahui nilai persentase yang diperoleh pada dimensi toleransi konflik sebesar 70,91%.

Tabel  di  atas  merupakan  rekapitulasi  jawaban  responden  pada  dimensi  norma-norma  yang  berlaku  dalam  organisasi  yang  di  ukur  menggunakan  dua  indikator dengan masing-masing satu item pernyataan dengan jawaban responden  yang cukup bervarias
Tabel di atas merupakan rekapitulasi jawaban responden pada dimensi norma-norma yang berlaku dalam organisasi yang di ukur menggunakan dua indikator dengan masing-masing satu item pernyataan dengan jawaban responden yang cukup bervarias

Kinerja Manajerial

Meskipun penjelasannya cukup baik, namun perusahaan masih perlu melakukan perbaikan pada beberapa hal seperti kinerja staf, negosiasi dan representasi.

Tabel  di  atas  merupakan  tabel  rekapitulasi  hasil  skor  jawaban  responden  pada  variabel  kinerja  manajerial  pada  masing-masing  dimensi  dan  didapat  skor  aktual secara keseluruhan untuk variabel tersebut sebesar 889 dari skor ideal 1320  seh
Tabel di atas merupakan tabel rekapitulasi hasil skor jawaban responden pada variabel kinerja manajerial pada masing-masing dimensi dan didapat skor aktual secara keseluruhan untuk variabel tersebut sebesar 889 dari skor ideal 1320 seh

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Ketiga nilai signifikansi (p-value) tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolonieritas

Berdasarkan output diatas diketahui kedua variabel independen mempunyai nilai toleransi lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas atau dapat diartikan bahwa variabel independen dalam penelitian tidak mempunyai korelasi.

Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa titik-titik yang diperoleh tersebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu atau menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas pada data yang diteliti. . . Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik di atas, diperoleh hasil bahwa seluruh pengujian data tidak ditemukan adanya pelanggaran asumsi klasik, sehingga data dapat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Analisis Regresi Berganda

Analisis Determinasi (R Square)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas diketahui nilai koefisien determinasi atau Rsquare sebesar 0,669 atau 66,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel total quality management dan budaya organisasi secara simultan mempengaruhi kinerja manajemen pada PT Dirgantara Indonesia sebesar 66,9%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh atau kontribusi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan dan sistem penghargaan. Sedangkan untuk mengetahui secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan nilai beta orde nol.

Di bawah ini disajikan hasil pengaruh parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus beta X orde nol. Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa dari total kontribusi konkuren yang diberikan sebesar 66,9%, terlihat sebesar 24,6% berasal dari total quality management dan 42,4% dari budaya organisasi, sehingga tampak budaya organisasi yang paling dominan. merupakan kontribusi terhadap manajemen kinerja di PT Dirgantara Indonesia.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel hasil output SPSS diatas diketahui nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 30,383 dan p-value (sig.) = 0,000.

Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)

  • Pengujian Total Quality Management (X 1 )
  • Pengujian Budaya Organisasi (X 2 )

Dari tabel 4.37 hasil output SPSS diperoleh nilai t-score total quality manajemen (X1) sebesar 3,199 dengan nilai t-tabel sebesar 2,042. 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti total quality manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen pada PT Dirgantara Indonesia. Dari tabel 4.37 hasil output SPSS diperoleh nilai t-score budaya organisasi (X2) sebesar 4,782 dengan nilai t-tabel sebesar 2,042.

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen pada PT Dirgantara Indonesia.

Pembahasan

Budaya Organisasi

Penilaian budaya organisasi di PT Dirgantara Indonesia menggunakan 16 dimensi, antara lain: Perilaku individu yang terlihat, norma-norma yang berlaku dalam organisasi, nilai-nilai dominan dalam kehidupan organisasi, filosofi manajemen, peraturan yang berlaku, iklim organisasi, inisiatif individu organisasi, toleransi. risiko, orientasi kepemimpinan (manajemen), integrasi kerja, dukungan manajemen (pemimpin dan manajer), pengawasan kerja, identitas, organisasi individu, sistem penghargaan atas prestasi kerja, toleransi terhadap konflik, pola komunikasi. Dimensi perilaku individu yang terlihat memperoleh skor aktual sebesar 122 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 73,94%. Dimensi norma yang berlaku dalam organisasi mencapai skor aktual sebesar 272 dengan skor ideal sebesar 330 dan hasil persentase sebesar 82,42%.

Dimensi nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi mencapai skor aktual sebesar 141 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 85,45%. Dimensi peraturan yang berlaku memperoleh skor aktual sebesar 150 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 90,91%. Dimensi inisiatif individu organisasi memperoleh skor aktual sebesar 249 dengan skor ideal sebesar 330 dan hasil persentase sebesar 75,45%.

Dimensi toleransi risiko memperoleh skor aktual sebesar 133 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 80,61%. Dimensi identitas individu organisasi memperoleh skor aktual sebesar 126 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 78,18%. Dimensi sistem penghargaan terhadap prestasi kerja mencapai skor aktual sebesar 98 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 59,39%.

PT Dirgantara Indonesia telah memberikan imbalan dalam bentuk nyata dan tidak nyata, namun hal ini tidak selalu dilakukan perusahaan. Dimensi toleransi konflik memperoleh skor aktual sebesar 117 dengan skor ideal sebesar 165 dan skor persentase sebesar 70,91%.

Kinerja Manajerial

Dimensi Kinerja Manajemen Personalia memperoleh skor aktual sebesar 99 dengan skor ideal sebesar 165 dan hasil persentase sebesar 60,00%. Hanya saja, berdasarkan hasil kuisioner, masih banyak yang mengatakan, “Tidak Pernah” dan “Kadang-kadang”. Hal ini dikarenakan dalam struktur organisasi sudah terdapat bagian tertentu yang melaksanakan kinerja negosiasi.

Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT Dirgantara Indonesia

Hasil pengujian hipotesis statistik parsial TQM menunjukkan bahwa TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen. Begitu pula dengan hasil pengujian hipotesis statistik parsial budaya organisasi yang menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dauhan (2013) dengan judul Total Quality Management, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial PT PLN Area Suuttenggo Manado yang hasilnya menunjukkan bahwa TQM dan budaya organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan baik secara simultan maupun simultan. sebagian pada kinerja manajerial PT PLN.

Selain itu didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardyati dan Prabowo (2014) yang berjudul Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management dengan Sistem Reward dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Manajerial.Studi empiris pada SMK di Kabupaten Karanganyar telah membuahkan hasil.

Gambar

Tabel  di  atas  merupakan  rekapitulasi  jawaban  responden  pada  dimensi  norma-norma  yang  berlaku  dalam  organisasi  yang  di  ukur  menggunakan  dua  indikator dengan masing-masing satu item pernyataan dengan jawaban responden  yang cukup bervarias
Tabel  di  atas  merupakan  rekapitulasi  jawaban  responden  pada  dimensi  nilai-nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi yang di ukur menggunakan  satu  indikator  yang  terdiri  dari  satu  item  pernyataan  dengan  jawaban  responden  yang cukup
Tabel  di  atas  merupakan  rekapitulasi  jawaban  responden  pada  dimensi  falsafah  manajemen  yang  di  ukur  menggunakan  satu  indikator  yang  terdiri  dari  satu item pernyataan dengan jawaban responden yang cukup bervariasi
Tabel  di  atas  merupakan  rekapitulasi  jawaban  responden  pada  dimensi  toleransi  terhadap  resiko  yang  di  ukur  menggunakan  satu  indikator  yang  terdiri  dari satu item pernyataan dengan jawaban responden yang cukup bervariasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Then, in the second stage from 1991 to 1999, the requirement of “dual qualification” had gradually been accepted by vocational colleges and included in national policies, in which