Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,18 berada pada garis kontinu sebesar 54,61% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kejelasan perintah atasan kepada bawahan cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,28 dan berada pada garis kumulatif sebesar 56,92% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat objektivitas penilaian hasil kerja oleh atasan sudah cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,41 dan berada pada garis berkesinambungan, 60,38% berada pada kategori “cukup” yang berarti tingkat kemampuan atasan dalam memotivasi pegawai cukup.
Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,35 dan berada pada suatu kontinum, dengan 58,85% berada pada kategori “cukup” yang berarti tingkat kemampuan pengawas dalam menciptakan kerjasama cukup.
Dimensi Komunikasi Bawah-atas (Upward Communication)
Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,29 dan berada pada garis berkesinambungan, 57,31% berada pada kategori “cukup” yang berarti tingkat ketepatan waktu bawahan dalam menyampaikan informasi sudah cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,46 berada pada garis berkesinambungan, 61,54% berada pada kategori “tinggi” yang berarti tingkat ketepatan waktu bawahan dalam menyampaikan informasi termasuk tinggi. Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,29 dan berada pada garis kontinu sebesar 57,31% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kemampuan bawahan dalam menginformasikan permasalahan sudah cukup.
Indikator dimensi komunikasi bottom-up yang paling tinggi adalah tingkat kecepatan dalam menanggapi perintah atasan dengan nilai mean sebesar 3,46, dan indikator yang menghasilkan nilai mean terendah adalah tingkat keaktifan bawahan dalam mengemukakan ide dan konsep. dengan nilai rata-rata 3,12.
Dimensi Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Organisasi Informal di BKPP Kab. Bandung
Respon responden terhadap variabel komunikasi organisasi informal terdiri dari empat (empat) dimensi yaitu faktor hubungan interpersonal, faktor pembangkitan ide yang sehat, faktor keterbukaan informasi, dan faktor kualitas informasi. Dengan mengklasifikasikan hasil jawaban responden ke dalam bentuk variabel komunikasi organisasi informal yang digunakan untuk menentukan kategori responden, maka peneliti membuat rentang klasifikasi jawaban responden. Skala yang digunakan untuk mengukur persepsi pegawai terhadap komunikasi organisasi formal, komunikasi organisasi informal, dan kepuasan kerja pegawai adalah skala Likert.
Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,31 dan berada pada garis kontinum sebesar 57,69% dengan kategori “cukup” artinya tingkat kohesi kelompok cukup. Dari hasil tabel 4.34 terlihat jawaban responden mengenai tingkat kerjasama tim yang saling mendukung yaitu 4 orang menjawab sangat tinggi (6%). Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,32 dan berada pada garis kontinum sebesar 58,07% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kerja sama tim yang saling mendukung adalah cukup.
Berdasarkan hasil tabel 4.35 terlihat tanggapan responden mengenai tingkat kemampuan meredam konflik yaitu 3 orang menjawab sangat tinggi (5%). Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,14 dan berada pada kontinum 53,46% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kemampuan meredam konflik sudah cukup. Berdasarkan Tabel 4.36 terlihat bahwa dimensi hubungan interpersonal menghasilkan skor rata-rata responden sebesar 3,26 dalam rentang yang termasuk dalam kategori cukup.
Indikator komunikasi organisasi informal tertinggi pada dimensi hubungan interpersonal menurut responden adalah tingkat kerjasama tim yang saling mendukung, dengan nilai rata-rata sebesar 3,32 dan indikator komunikasi organisasi informal terendah pada dimensi hubungan interpersonal adalah tingkat kemampuan. mengurangi konflik, dengan nilai rata-rata 3,14. Artinya dapat dikatakan bahwa tingkat komunikasi organisasi informal pada dimensi hubungan interpersonal di BKPP Kabupaten Bandung berada pada kategori cukup.
Dimensi Memunculkan Ide-ide
Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,26 dan berada pada garis kontinum sebesar 56,54% dengan kategori “cukup”, artinya tingkat penerimaan terhadap ide-ide sehat orang lain sudah cukup. Dari hasil Tabel 4.38 terlihat jawaban responden mengenai kemampuan mengekspresikan kreativitas yaitu 2 orang menjawab sangat tinggi (3%). Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,31 dan berada pada garis kontinum sebesar 57,69% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kemampuan mengekspresikan kreativitas cukup.
Berdasarkan hasil tabel 4.39 terlihat jawaban responden mengenai tingkat efektivitas komunikasi dalam meningkatkan produktivitas yaitu 1 orang menjawab sangat tinggi (2%). Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,26 dan berada pada garis kontinum sebesar 56,54% dengan kategori “memadai” yang berarti tingkat efektivitas komunikasi untuk meningkatkan produktivitas adalah cukup. Dari hasil Tabel 4.40 terlihat jawaban responden mengenai tingkat efektivitas komunikasi dalam meningkatkan prestasi kerja yaitu 2 orang menjawab sangat tinggi (3%).
Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,25 dan pada kontinum 56,51% berada pada kategori “cukup” yang berarti tingkat efektivitas komunikasi dalam meningkatkan prestasi kerja adalah cukup. Berdasarkan Tabel 4.41 terlihat bahwa dimensi pembangkitan ide memberikan rata-rata penilaian responden sebesar 3,27 pada rentang yang termasuk dalam kategori cukup. Artinya dapat dikatakan bahwa tingkat komunikasi organisasi informal pada dimensi pembangkitan ide di BKPP Kabupaten Bandung berada pada kategori cukup.
Dimensi Keterbukaan Informasi
Berdasarkan hasil tabel 4.42 terlihat tanggapan responden mengenai tingkat selektivitas dalam memperoleh informasi yaitu 2 orang menjawab sangat tinggi (3%). Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,38 dan berada pada kontinum 63,46% dengan kategori “tinggi” yang berarti tingkat selektivitas dalam menerima informasi termasuk tinggi. Berdasarkan hasil tabel 4.43 terlihat tanggapan responden mengenai tingkat keterbukaan informasi tidak resmi yaitu sebanyak 24 orang menjawab tinggi (37%).
Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,31 dan berada pada garis kontinum sebesar 57,69% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat selektivitas dalam menerima informasi sudah cukup. Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,25 dan berada pada garis kontinum sebesar 56,15% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat frekuensi komunikasi informal cukup. Berdasarkan tabel 4.45 terlihat bahwa dimensi keterbukaan informasi menghasilkan rata-rata skor responden sebesar 3,31 dalam rentang yang termasuk dalam kategori memadai.
Indikator komunikasi organisasi informal tertinggi pada dimensi keterbukaan informasi menurut responden adalah tingkat selektivitas dalam menerima informasi, dengan nilai rata-rata sebesar 3,38, dan indikator komunikasi organisasi informal terendah pada dimensi keterbukaan informasi adalah tingkat keterbukaan informasi. frekuensi. komunikasi. Artinya dapat dikatakan bahwa tingkat komunikasi organisasi informal pada dimensi keterbukaan informasi di BKPP Kabupaten Bandung berada pada kategori cukup.
Dimensi Kualitas Informasi
Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kerja Karyawan BKPP Kab. Bandung
Jawaban responden terhadap variabel kepuasan kerja karyawan terdiri dari 2 (dua) dimensi yaitu: dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi-dimensi tersebut digunakan untuk mengukur variabel kepuasan kerja karyawan, yang mana dalam pengumpulan datanya menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 (dua puluh) item pertanyaan. Sedangkan untuk menganalisis sebaran jawaban responden disajikan dalam bentuk tabel frekuensi setiap pertanyaan.
Selanjutnya menganalisis data kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan membuat tabel distribusi frekuensi setiap jawaban responden untuk mengetahui apakah tingkat nilai (poin) variabel penilaian masuk dalam kategori sesuai pertanyaan masing-masing. Dalam mengklasifikasikan hasil tanggapan responden berupa variabel kepuasan kerja pegawai yang digunakan untuk menentukan kategori responden, peneliti membuat rentang klasifikasi terhadap tanggapan responden. Klasifikasikan persentase skor tanggapan responden untuk mengetahui persentase masing-masing kategori pada variabel X1, variabel X2, dan variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Dimensi Intrinsik
Berdasarkan hasil tabel 4.56 terlihat jawaban responden mengenai tingkat kepuasan terhadap aktivitas yang sedang berlangsung yaitu 1 orang menjawab sangat tinggi (2%). Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,11 dan berada pada kontinum 52,69% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukan saat ini adalah cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,20 dan berada pada garis kontinum 55% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kepuasan terhadap wewenang dalam bekerja saja sudah cukup.
Berdasarkan hasil tabel 4.58 terlihat tanggapan responden mengenai tingkat kepuasan terhadap kesempatan bekerja berbeda-beda yaitu 1 orang menjawab sangat tinggi (2%). Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,26 dan berada pada kontinum 56,54% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kepuasan terhadap kesempatan melakukan pekerjaan yang bervariasi adalah cukup. Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,11 dan berada pada kontinum 52,69% dengan kategori “cukup” yang berarti tingkat kepuasan terhadap pengakuan status pekerjaan adalah cukup.
Dari hasil Tabel 4.60 terlihat jawaban responden mengenai tingkat kepuasan terhadap pekerjaan yang mengganggu hati nuraninya yaitu sebanyak 5 orang menjawab tinggi (8%). Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,00 dan berada pada garis kontinum 50% dalam kategori “memadai” yang berarti tingkat kepuasan terhadap keamanan yang diberikan adalah memadai. Nilai mean yang diperoleh sebesar 3,46 dan berada pada garis kontinum sebesar 61,54% dengan kategori “tinggi” yang berarti tingkat kepuasan terhadap kesempatan membantu orang lain termasuk tinggi.
Berdasarkan hasil tabel 4.65 terlihat jawaban responden mengenai tingkat kepuasan tanggung jawab pengambilan keputusan yaitu 4 orang menjawab sangat tinggi (6%). Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,18 dan berada pada garis kontinum sebesar 54,61% dengan kategori ‘memuaskan’, artinya tingkat kepuasan terhadap tanggung jawab pengambilan keputusan cukup.
Dimensi Ekstrinsik
Pengujian Hipotesis
- Pengaruh Komunikasi Organisasi Formal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
- Pengujian Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Komunikasi Organisasi formal terhadap kepuasan kerja karyawan BKPP Kab. Bandung
- Pengaruh Komunikasi Organisasi Informal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
- Pengujian Hipotesis 2: Terdapat pengaruh komunikasi organisasi informal terhadap kepuasan kerja karyawan BKPP Kab. Bandung
- Pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dan Komunikasi Organisasi Informal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Jika diartikan menurut kepuasan kerja pegawai, maka hubungan erat antara komunikasi organisasi formal (X1) dengan kepuasan kerja pegawai (Y) cukup kuat karena. Koefisien regresi merupakan koefisien yang digunakan untuk mengetahui besar kecilnya kontribusi variabel komunikasi organisasi formal terhadap perubahan variabel kepuasan kerja karyawan. Besar kecilnya kontribusi atau peranan variabel komunikasi organisasi formal terhadap variabel kepuasan kerja pegawai dapat ditentukan dengan menggunakan analisis koefisien regresi (R2).
Dan hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi organisasi formal terhadap kepuasan kerja pegawai mempunyai pengaruh yang sangat rendah dan dapat diabaikan karena berkisar antara 0,00 ≤ r ≤0,175. Hal ini memberikan pemahaman bahwa semakin tinggi komunikasi organisasi formal maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan. Artinya Ho ditolak artinya terdapat pengaruh antara komunikasi organisasi formal (X1) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
Besarnya kontribusi atau peran variabel komunikasi informal organisasi terhadap variabel kepuasan karyawan dapat ditentukan dengan menggunakan analisis koefisien regresi (R2). Dan hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi organisasi informal terhadap kepuasan kerja karyawan mempunyai pengaruh yang sangat kecil dan dapat diabaikan, karena berkisar antara 0,00 ≤ r ≤0,754. Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin tinggi komunikasi organisasi informal maka semakin tinggi pula kepuasan kerja para karyawannya.
Artinya Ho ditolak artinya terdapat pengaruh antara komunikasi organisasi informal (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda untuk membuktikan sejauh mana pengaruh komunikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal terhadap kepuasan kerja karyawan.
Analisis Koefisien Regresi
Ho : r2x1y = 0 yang berarti tidak terdapat pengaruh komunikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal terhadap kepuasan kerja karyawan.