BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada korban tindak pidana penipuan online, yaitu perlindungan Hukum Preventif maupun Hukum Represif. Preventif berupa
perlindungan yang diberikan oleh pemerinntah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran. Selain itu juga memberikan hak-hak yang di miliki oleh korban Berdasrkan UU LPSK. Perlindungan hak-hak korban diberikan terhadap korban tindak pidana melalui keputusan LPSK berdasarkan perjanjian perlindungan antara LPSK dan Korban. LPSK dan korban sama-sama merupakan pihak yang wajib mematuhi isi perjanjian perlindungan korban tersebut. Adanya laporan dari korban, maka aparat penegak hukum mengusut dan menjerat pelaku tindak pidana penipuan online sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
B. Saran
Bahwa sampai saat ini penipuan sendiri dikalangan masyarakat merupakan perbuatan yang sangat tercela namun jarang dari pelaku tindak kejahatan tidak dilaporkan kepada kepolisian, sampai pada saat ini penipuan secara online yang bersifat kecil-kecilan di mana korban tidak melaporkannya membuat pelaku penipuan tersebut menjadi pelaku penipuan yang berskala besar. Perlu adanya perlindungan hukum terhadap korban penipuan yang dilakukan pelaku secara online, selanjutnya dikemukakan pula bahwa salah satu sifat dan sekaligus merupakan tujuan dari hukum adalah memberikan perlindungan (pengayoman) terhadap masyarakat. oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap masyarakat tersebut harus diwujudkan dalam bentuk adanya kepastian hukum.