• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4: PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KAK DAN PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

N/A
N/A
Ian sofyan

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 4: PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KAK DAN PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

| Bab 4 - 1 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan telah menjabarkan uraian yang cukup lengkap, namun untuk menghindarkan kesalah pahaman antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan ini, maka berikut ini konsultan akan menyesuaikan serta menginterpretasikan uraian tugas yang meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, azas & kriteria perencanaan dan keluaran dari pekerjaan Pembangunan Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat (Konsultan Perencana).

Beberapa tanggapan umum terhadap kerangka acuan kerja yang terkait dengan penyusunan usulan teknis yaitu:

a. Kerangka Acuan Kerja yang disusun memberikan uraian yang lengkap, jelas, dan sistematis atas substansi yang akan dilaksanakan.

b. Penyusunan dokumen usulan teknis ini diharapkan dapat menjelaskan arahan-arahan yang terdapat dalam kerangka acuan kerja dalam bentuk operasionalisasi yang mencakup metode pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam kerangka acuan kerja. Operasional tersebut paling tidak dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :

➢ Identifikasi rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan selama waktu penugasan,

➢ Perumusan kegiatan di atas ke dalam tahapan kegiatan serta kebutuhan waktu pelaksanaannya,

➢ Pengaturan peran dan tanggung jawab kelompok setiap personil terkait dengan peran dan tugasnya.

➢ Penurunan alokasi waktu yang dibutuhkan setiap personil terkait dengan peran dan tugasnya.

(2)

| Bab 4 - 2 c. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja tersebut, maka konsultan juga diharapkan dapat lebih mudah mempelajarinya agar dapat memberikan pemahaman, baik yang berkaitan dengan penyusunan bab- bab selanjutnya, maupun berupa masukan-masukan dari materi yang terkait untuk lebih mengoptimalkan penugasan konsultan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi tugas.

Proses Penyusunan Usulan Teknis

1. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG

TPST Bantargebang yang terletak di Kota Bekasi merupakan tempat pemrosesan akhir sampah yang menampung sampah dari Provinsi DKI Jakarta. TPST Bantargebang memiliki luas area sekitar 110,3 Ha yang terdiri dari zona landfill dan sarana prasarana termasuk alat berat.

Dalam rangka penunjang kelancaran operasional kebersihan penanganan sampah di TPST Bantargebang serta untuk mewujudkan kepedulian Pemerintah terhadap masyarakat, maka diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai dan selalu dalam kondisi prima, sehingga penanganan sampah dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Untuk penanganan sampah tersebut diperlukan biaya yang cukup dan perlu dikelola secara transparan. Unit Pengelola Sampah Terpadu berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 400 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pengelola Sampah Terpadu; salah satu tugasnya adalah melaksanakan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan sampah adalah dukungan sarana dan prasarana yang memadai antara lain alat berat.

Penggunaan alat berat pada TPST Bantargebang berlangsung terus menerus dalam

(3)

| Bab 4 - 3 jangka waktu yang lama akan menurunkan kemampuannya secara bertahap. Oleh karena itu alat berat untuk dapat memberikan hasil yang optimal maka perlu perawatan yang rutin dilakukan. Disamping itu, pemeliharaan alat berat adalah kegiatan yang tidak boleh tertunda karena akan menimbulkan dampak yang sangat besar seperti sampah tidak tertata dengan baik, pelayanan TPST akan terganggu dan dampak pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, pembangunan bengkel/hangar alat berat TPST Bantargebang sebagai salah satu sarana dan prasarana penunjang untuk pemindahan, perataan, penyebaran dan penataan pembuangan sampah dalam pengolahan sampah di TPST Bantargebang sangat diperlukan

2. PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah menghasilkan dokumen Perencanaan Bengkel/Hanggar Alat Berat. Hasil perencanaan ini diharapkan dapat membantu UPST Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dalam proses pembangunan fasilitas Hanggar Bengkel/Hanggar Alat berat.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah kegiatan ini adalah menghasilkan perencanaan kegiatan Pembangunan Bengkel/Hanggar Alat Berat yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas di TPST Bantargebang.

3. PEMAHAMAN TERHADAP SASARAN

Sasaran yang diinginkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen perencanaan sebagai acuan bagi para pengambil keputusan dalam peningkatan prasarana dan sarana di UPST Bantargebang.

4. PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dalam perencanaan Pembangunan Bengkel/Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat antara lain : a. Pengumpulan Data Lapangan

Data dan pengukuran di lapangan Pengujian kualitas tanah

b. Perancangan

Skematik Desain (Denah, Tampak, potongan) skala 1:100 (sesuai kebutuhan).

Layout Site Plan.

Perhitungan Struktur

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Perhitungan Air Kotor dan Limbah Perhitungan Kebutuhan Daya Listrik

Spesifikasi Umum (Jenis, Sistem, dan Material) peralatan/ instalasi.

(4)

| Bab 4 - 4 Estimasi Biaya

c. Detail Engineering Design (DED) Pengembangan Prarencana.

- Pengembangan Gambar Rancangan Arsitektur skala 1:100.

- Pengembangan Gambar Rancangan Listrik 1:100.

Pembuatan Gambar Kerja

- Gambar Kerja Arsitektur Skala 1:5 s/d 1:100.

- Gambar kerja Struktur skala 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Kerja Air Bersih, Air Kotor dan Limbah 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Kerja Mekanikal dan Elektrikal 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Detail .

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) - Penyusunan Jenis dan Volume Pekerjaan (BQ).

- Penyusunan Analisa Harga Satuan.

Penyusunan spesifikasi Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Penyusunan Laporan Akhir Perencanaan.

- Rencana Pekerjaan, Paket Pelaksanaan & Tahapan Pembangunan.

- Laporan Hasil Perencanaan.

Pelelangan.

- Membantu menyiapkan Dokumen Pelelangan.

- Memberi Penjelasan Perencanaan pada Rapat Penjelasan pelelangan.

Apabila diperlukan, perencana konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja pejabat pembuat komitmen

5. PEMAHAMAN TERHADAP KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah : a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan perencanaan adalah mengadakan rapat tim perencana untuk menyusun metode dan rencana-rencana kerja perencanaan dalam bentuk laporan pendahuluan.

b. Tahap Konsep Rancangan

Tahap pengumpulan data dan informasi dari user atau pengguna jasa perancangan menyangkut kebutuhan dan persyaratan bangunan yang diinginkan. Program Rancangan, meliputi kebutuhan ruang, jumlah ruang, besaran, susunan, syarat letak, dan lain sebagainya sebagai data awal yang dibutuhkan oleh perancangan bangunan. Konsep Rancangan, meliputi proposal dasar pemikiran dan

(5)

| Bab 4 - 5 pertimbangan dari perancangan terhadap aspek struktur, mekanikal, elektrikal, estetika, dan faktor lain sebagai dasar perancangan yang berikutnya.

c. Tahap Pra rancangan.

Menterjemahkan konsep-konsep yang telah disetujui oleh pihak pengguna jasa rancang. Gubahan secara arsitektural diwujudkan dalam sketsa gambar. Hubungan fungsi direpresentasikan dalam bentuk skematik maupun diagram.

d. Tahap Pengembangan Rencana

Pada tahap ini Konsultan akan melakukan pengecekan kembali gambar yang sudah disetujui pada tahap prarancangan sehingga hasil dari pekerjaan Tahap Pengembangan Rencana/Laporan Antara akan sesuai dan tidak akan menyimpang.

Data yang akan dihasilkan dalam tahap ini :

1) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan Mekanikal-Elektrikal-Plumbing (utilitas);

2) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan;

3) Draft rencana anggaran biaya (RAB);

4) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

e. Tahap Rencana Detail meliputi ;

1) Gambar rencana teknis bangunan lengkap;

2) Rencana anggaran biaya (RAB);

3) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) seluruh pekerjaan;

4) Bill Of Quantity (BQ);

5) Perkiraan perhitungan biaya/Engineers Estimate (EE)

6) Laporan perencanaan lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang diperlukan;

f. Tahap Pelelangan Pelaksanaan Pekerjaan Fisik

1) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

2) Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan pelaksanaan fisik.

g. Tahap Pengawasan/Koordinasi Berkala

1) Dokumen pengawasan berkala (bila ada)

2) Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan/

perlengkapan/ bangunan (bila ada)

6. PEMAHAMAN TERHADAP DASAR-DASAR HUKUM Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

b. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

(6)

| Bab 4 - 6 c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruks

f. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.

i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2016 Tentang Pedoman Anatisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruks

l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 2022 tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2023 n. Permenaker No. 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator

dan Eskalator

o. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

p. Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) SKPD / UKPD Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024;

q. Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.403-BANG/X/2022 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.32-BANG/I/2021 tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2022;

(7)

| Bab 4 - 7 r. PEDOMAN STANDAR MINIMAL TAHUN 2013 Biaya Langsung Personil & Biaya Langsung Non

Personil Untuk Jasa Konsultansi (INKINDO, 2018)

Standar-standar Yang Berlaku

1. Standar Nasional Indonesia bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Kayu, Air, Bahan Lain, Air Tanah, Rumah dan Gedung, Struktur Bangunan, Keselamatan/Kenyamanan Bangunan, Air Bersih, PVC, Meter Air, Persampahan, Sanitasi, dan lain-lain;

2. Pedoman Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil yang dikeluarkan oleh institusi terkait, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Perkerasan Beton Semen, Air, Air Tanah, Kayu, Baja, Struktur Bangunan, Rumah dan Gedung, Keselamatan Bangunan, Kebakaran, Gempa, Air Bersih, Air Minum, Plambing, Air Limbah, Sanitasi dan Persampahan dan lain-lain;

3. Dokumen Perencanaan Pembangunan Bengkel/Hanggar Alat berat TPST Bantargebang;

4. Standar Nasional Indonesia, Pedoman Teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang:

a. SNI 04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

b. SNI 04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

c. SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan d. SNI 03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

e. SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Pada Bangunan.

f. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.

g. SNI 1729-2020 tentang Bangunan Gedung Baja Struktural

h. SNI 2847-2019 tentang persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.

i. SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung

j. SNI 03-6573-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Dalam Gedung (Lift)

k. SNI 05-7052-2004 tentang Syarat-Syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang yang Dijalankan dengan Motor Traksi Tanpa Kamar Mesin

(8)

| Bab 5 - 1 1. PENDEKATAN UMUM

Pekerjaan Pembangunan Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat (Konsultan Perencana) dibuat dengan berdasarkan pada Dokumen Pelelangan, Penjelasan Pelelangan (Aanwijzing), sesuai dengan maksud dan tujuan dalam pekerjaan jasa konsultansi ini, yaitu untuk meneliti dan menginterprestasikan semua data serta kelengkapan data yang diperlukan guna memperoleh rancangan bangunan dan mengintegrasikan satu kesatuan fungsi bangunan tersebut. Serta juga tersedianya dokumen perencanaan yang dapat menjadi acuan bagi Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Prov. DKI Jakarta, kontraktor pelaksana dan konsultan manajemen konstruksi (MK) dalam melaksanakan pembangunan hanggar.

Pendekatan perancangan yang digunakan disini bertujuan untuk mencapai perencanaan yang efektif dan efisien baik dari segi teknis, ekonomis maupun kemudahan pelaksanaan pekerjaan. Pihak konsultan menyadari pentingnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencapai perencanaan yang menyeluruh ini. Untuk itu, koordinasi dan konsultasi akan dilakukan secara terus menerus untuk keseluruhan tahap pengerjaan.

Dalam proses rancangan ini, ada dua (2) analisa yang mendasar yang akan dipergunakan dalam jasa konsultasi ini, yaitu :

- Analisa Teknis dan Ekonomis - Analisa Operasional

(9)

| Bab 5 - 2 1.1. Analisa Teknis dan Ekonomis

Analisa teknis dalam pekerjaan jasa konsultansi ini dilakukan melalui analisa terhadap hasil topografi, daya dukung tanah, zona gempa, bahan baku yang akan dipakai sebagai data perencanaan Pembangunan Hanggar. Dalam analisa Teknis ini dilakukan pula analisa ekonomis dalam hal pengoperasian dan pemeliharaannya dengan tinjauan penggunaan bahan baku, peralatan, sistim pelaksanaan pembangunan yang dapat direalisasikan secara aman, cepat, efektif, efisien serta tetap memenuhi persyaratan operasi dan keselamatan penghuni dan lingkungannya.

1.2. Analisa Operasional

Dalam pembuatan perencanaan Pembangunan Hanggar ini disamping dilakukan analisa Teknis dan Ekonomis juga dilakukan analisa operasional berdasarkan pada persyaratan operasi dan keselamatan sesuai dengan standar yang berlaku yang berkaitan dengan penyusunan desain rinci Pembangunan Hanggar. Untuk menjamin kelancarannya, pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan secara sistematis dalam lingkup KAK seperti yang telah digariskan oleh pihak pemberi tugas.

2. PENDEKATAN DASAR PERATURAN TERKAIT Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

b. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruks

f. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.

i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

(10)

| Bab 5 - 3 j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2016 Tentang Pedoman Anatisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruks

l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 2022 tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2023 n. Permenaker No. 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator

dan Eskalator

o. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

p. Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) SKPD / UKPD Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024;

q. Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.403-BANG/X/2022 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.32-BANG/I/2021 tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2022;

r. PEDOMAN STANDAR MINIMAL TAHUN 2013 Biaya Langsung Personil & Biaya Langsung Non Personil Untuk Jasa Konsultansi (INKINDO, 2018)

Standar Teknis

a. Standar Nasional Indonesia bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Kayu, Air, Bahan Lain, Air Tanah, Rumah dan Gedung, Struktur Bangunan, Keselamatan/Kenyamanan Bangunan, Air Bersih, PVC, Meter Air, Persampahan, Sanitasi, dan lain-lain;

b. Pedoman Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil yang dikeluarkan oleh institusi terkait, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Perkerasan Beton Semen, Air, Air Tanah, Kayu, Baja, Struktur Bangunan, Rumah dan Gedung, Keselamatan Bangunan, Kebakaran, Gempa, Air Bersih, Air Minum, Plambing, Air Limbah, Sanitasi dan Persampahan dan lain-lain;

c. Dokumen Perencanaan Pembangunan Bengkel/Hanggar Alat berat TPST Bantargebang;

d. Standar Nasional Indonesia, Pedoman Teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang:

(11)

| Bab 5 - 4

✓ SNI 04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

✓ SNI 04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

✓ SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan

✓ SNI 03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

✓ SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Pada Bangunan.

✓ SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.

✓ SNI 1729-2020 tentang Bangunan Gedung Baja Struktural

✓ SNI 2847-2019 tentang persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.

✓ SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung

✓ SNI 03-6573-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Dalam Gedung (Lift)

✓ SNI 05-7052-2004 tentang Syarat-Syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang yang Dijalankan dengan Motor Traksi Tanpa Kamar Mesin

3. PENDEKATAN AZAS DAN KRITERIA 3.1. Azas Perencanaan

Dalam pelaksanaan pekerjaan Perancangan ini konsultan akan menerapkan azas-azas yang lazim yang harus dipenuhi yaitu :

➢ Azas Manfaat dan Fungsional

Azas harus diterapkan agar bangunan yang akan dibangun benar-benar bermanfaat dan berfungsi bagi pengguna maupun lingkungan sekitarnya.

➢ Azas Keselamatan

Dalam perencanaan sebuah bangunan gedung Konsultan akan menerapkan keutamaan dalam segi keselamatan, yaitu keselamatan bagi pengguna gedung itu sendiri maupun keselamatan bagi lingkungan sekitarnya. Keselamatan dimaksud adalah adanya item-item yang menitik beratkan pada keselamatan pada saat bencana dan kebakaran.

➢ Azas Keseimbangan dan Keserasian

Azas ini akan diperhatikan oleh Konsultan mengingat bangunan ini adalah bangunan gedung pemerintah sehingga harus dihindarkan kesan mewah namun berwibawa.

➢ Azas Efisien

Azas efisien dalam pengertian bahwa biaya pembangunan gedung hendaknya seefisien mungkin namun tepat guna dan tepat sasaran.

(12)

| Bab 5 - 5 Dari pemahaman azas perancangan di atas, Konsultan dapat menarik kesimpulan bahwa bangunan Hanggar ini harus fungsional, efisien, menarik, kokoh dan tidak mewah serta harus memperhatikan keseimbangan dan keserasian terhadap lingkungan sosial disekitarnya.

3.2. Kriteria Perancangan

3.2.1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas

a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungannya

3.2.2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah. Sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (baik fisik, social dan budaya).

b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungannya.

3.2.3. Persyaratan Struktur Bangunan

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.

b. Menjamin keselamtan manusia dan kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.

c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur.

d. Menjamin perlindungan property lainnya dan kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

e. Menjamin terwujudnya bangunan gedung ramah gempa. dengan metode yang berpedoman pada peraturan yang berlaku.

3.2.4. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.

b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara structural stabil selama kebakaran. Sehingga cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman, cukup waktu bagi pasukan pemadam

(13)

| Bab 5 - 6 kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api dan dapat menghindari kerusakan pada property lain.

3.2.5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar

a. Menjamin terwunudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas beserta layanan di dalamnya.

b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dan kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.

c. Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat, khusunya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

3.2.6. Persyaratan Darurat, Tanda Arah Keluar dan Sistem Peringatan Bahaya

a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informative di dalam bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat

b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan darurat.

3.2.7. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi

a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir.

c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

3.2.8. Persyaratan Sanitasi Dalam bangunan

a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.

c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.

3.2.9. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara

a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.

3.2.10. Persyaratan Pencahayaan

a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.

(14)

| Bab 5 - 7 b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.

3.2.11. Persyaratan Koefisian Dasar Bangunan dan Koefisian Lantai Bangunan (KDB dan KLB) Dalam pelaksanaan perencanaan bangunan ini dalam penentuan KDB dan KLB mengacu kepada KepMen PU No.45 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah terkait.

4. METODE PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG

Guna menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, kami menggunakan metode pragmatis yang membagi permasalahan menjadi 3 (tiga) pokok penting yaitu: Aspek Lingkungan, Aspek Manusia dan Aspek Bangunan. Secara garis besar, metode ini digunakan agar bangunan dapat berperan secara optimal merekayasa kondisi lingkungan agar dapat digunakan secara baik oleh manusia.

Aspek lingkungan menegaskan analisis dan sintesis kami mengenai kondisi lingkungan eksisting.

Kondisi lingkungan eksisting ini mencakup iklim dan tapak perencanaan. Berkenaan dengan iklim, rancangan bangunan harus memperhatikan isu yang sedang berlangsung yaitu isu pemanasan global, sehingga dalam desain yang akan ditentukan nanti, perlu dipertimbangkan dan dilakukan pendekatan mengenai bangunan hemat energi.

Bangunan tanggap iklim sebenarnya akan mengurangi konsumsi energi. Karena penggunaan energi buatan akan tergantikan dengan penggunaan energi alami. Selain itu dengan pendekatan bioklimatik desain dalam rancangan arsitektur akan menciptakan kenyamanan dan kesehatan lingkungan dalam jangka waktu yang panjang.

Aspek manusia mencakup kebutuhan dan pola kegiatan pengguna bangunan. Hal ini akan berkenaan dengan pola dan kebutuhan luas ruang yang akan digagas dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan ini. Sementara aspek bangunan merupakan sintesis dari kedua analisis aspek di atas yang akan digabungkan dengan berbagai peraturan bangunan yang berlaku di Indonesia. Aspek ini akan menghasilkan program struktur dan konstruksi serta utilitas bangunan yang akan digunakan.

5. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Secara garis besar diagram alir tahapan-tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut :

(15)

| Bab 5 - 8 Gambar 5.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

5.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pendahuluan adalah rangkaian pekerjaan penyusunan program kerja yang utuh dan komprehensif. Penyusunan ini diperlukan untuk memastikan tercapainya seluruh tujuan pekerjaan dengan baik.

Pada tahapan ini disusun mengenai :

➢ Interpretasi konstultan terhadap KAK yaitu maksud dan tujuan perencanaan ini;

➢ strategi penyelesaian pekerjaan;

➢ metodologi pelaksanaan pekerjaaan termasuk jadwal penyelesaian pekerjaan;

➢ jadwal penugasan dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan;

➢ perangkat-perangkat kerja untuk mengontrol seluruh tahapan pekerjaan, baik dari segi kualitas maupun ketepatan waktu pelaksanaan dipersiapkan.

Untuk keperluan ini data-data sekunder yang dibutuhkan diambil dari sumber-sumber yang relevan seperti dari pihak pemberi tugas, pihak-pihak lain yang terkait dan melaui fasilitas internet.

Data sekundar yang dibutuhkan antara lain dokumen masterplan, data topografi dan data-data mengenai peraturan daerah yang terkait dengan perencanaan bangunan gedung kantor tersebut sesuai dengan kerangka acuan kerja.

(16)

| Bab 5 - 9 Masing-masing uraian pada tahapan pekerjaan ini menentukan kelangsungan pekerjaan selanjutnya sehingga tahapan ini memegang peranan penting dalam rantai tahapan penyelesaian pekerjaan.

5.2. SURVEY AWAL DAN SURVEY LITERATUR

Survey awal dilakukan untuk mendapatkan informasi awal mengenai kondisi lapangan pada lokasi/site yang direncanakan. Pada tahap ini data-data sekunder mengenai data-data peruntukkan, RTRW dan topografi akan diverifikasi dan dibandingkan dengan kondisinya di lapangan.

Survey awal akan dilakukan oleh tim konsultan dengan didampingi oleh pihak pemberi tugas. Tim survey akan mencakup beberapa orang ahli yang akan memberi masukkan dan pandangan- pandangan mengenai kondisi lapangan untuk keperluan desain. Tim survey juga akan mencakup seorang ahli geoteknik yang akan memberi masukkan sebagai acuan awal untuk penentuan lokasi titik-titik pengujian untuk penyelidikan tanah.

Hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan survey awal adalah :

➢ Verifikasi data sekunder yang telah didapat mengenai kondisi lapangan dalam tinjauan topografi, geoteknik, dan lain-lain.

➢ Titik-titik acuan untuk lokasi pelaksanaan tes penyelidikan tanah.

➢ Data-data tambahan sebagai pelengkap informasi yang dibutuhkan.

➢ Informasi yang dapat dipakai sebagai rekomendasi awal untuk dijadikan acuan dalam pemilihan material dan metode konstruksi yang sebaiknya dipakai.

5.3. SURVEY TOPOGRAFI 5.3.1. Topografi

Tujuan utama survey topografi adalah untuk membuat peta Topografi (plan dan potongan memanjang) serta potongan melintang sesuai spesifikasi sebagaimana tertera dalam Kerangka Acuan Kerja. Peta topografi ini selanjutnya akan digunakan sebagai bagian dari data primer dalam penyusunan pekerjaan ini.

5.3.2. Bench Mark

Bench mark diambil dengan mengacu pada titik ikat nasional terdekat. Titik ini dipasang di lapangan dan digunakan sebagai acuan dalam survey topografi. BM dipasang terutama pada titik belok dan tempat perpotongan dengan sungai atau di tempat-tempat penting lainya.

(17)

| Bab 5 - 10 Pengukuran polygon dengan menggunakan alat Total Station dilakukan mengikuti jalur alinyemen yang pendekatannya sudah dilakukan dengan menggunakan Handheld GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian sampai dengan 1 m.

Gambar 5.2 Handheld GPS

Pengukuran polygon dilakukan dalam 2 seri yaitu setting pembacaan pada 0 derajat 0 menit 0 detik teropong dalam posisi biasa dan luar biasa, selanjutnya setting pembacaan pada 45 derajat 0 menit 0 detik. Ketelitian linier yang ingin dicapai adalah sebesar 1 : 10.000.

Gambar 5.3 Total Station (kiri) dan Water Pass

Survey ini juga akan mencakup pengukuran elevasi yang diukur dengan metoda Trigonometric Levelling. Dalam pelaksanaan survey di lapangan, data-data lapangan yang dicatat akan terdiri dari: tinggi alat, tinggi prisma, sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak.

Dari informasi tersebut tersebut semua titik yang diukur bisa langsung dihitung koordinatnya ( X,Y,Z ).

5.3.3. Pengukuran Waterpass/Level

Pengukuran Waterpasing/Leveling dilakukan dengan menggunakan alat waterpass.

Pengukuran dilakukan pergi dan pulang pada setiap seksi, satu seksi adalah antara BM yang satu dengan BM lainnya. Toleransi yang diharapkan adalah 10 VDmm, D dalam satuan Km.

(18)

| Bab 5 - 11 5.3.4. Pengukuran melintang/Situasi

Pengukuran situasi dilakukan sekaligus setelah pengukuran polygon yang mencakup pengukuran profil memanjang, pengukuran detil situasi dan pengukuran melintang.

Pengukuran elevasi diukur dengan metoda Trigonometrik Levelling.

5.3.5. Analisis dan Penggambaran

Perhitungan koordinat dilakukan dalam sistem nasional pada proyeksi UTM, sedemikian hingga peta akan dapat disisipkan ke peta dasar/ peta rupa bumi maupun dalam sistem peta global atau pada citra satelit.

Secara garis besar langkah-langkah pengerjaan survey yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

5.4. PEKERJAAN PENYELIDIKAN TANAH

Tahap perencanaan suatu bangunan sebagai tahap awal dari pembangunan untuk menciptakan rancangan bangunan yang aman secara teknis dengan biaya yang ekonomis, dalam tahap perencanaan segala aspek teknis, aspek non teknis maupun aspek ekonomis diperhitungkan dengan detail.

Salah satu bagian dalam tahap pekerjaan perencanaan yang merupakan tahap paling awal adalah tahap penyelidikan tanah dilapangan (Soil Ivestigation Field), tanah yang mempunyai peranan

(19)

| Bab 5 - 12 penting dalam pembangunan kontruksi sebuah bangunan dikarenakan tanah merupakan dasar atau pondasi dari kontruksi bangunan tersebut.

Penyelidikan tanah dilapangan (Soil Investigation Field), merupakan kegiatan penyelidikan tanah secara mendetail dan teliti untuk mendapatkan data-data mengenai kondisi tanah pada lokasi kegiatan kontruksi jembatan secara akurat, baik karakteristik tanah, sifat maupun susunan perlapisan tanah, dari hasil penyelidikan tanah dilapangan tersebut didapatkan data-data tanah yang akan menjadi parameter geoteknik untuk menentukan jenis pondasi, dimensi pondasi, perhitungan kekuatan pondasi serta daya dukung tanah terhadap pondasi bangunan.

Dengan adanya perhitungan-perhitungan yang berdasarkan pada data tanah yang akurat, akan menghasilkan suatu kontruksi yang aman secara teknis dan dengan biaya yang ekonomis.

Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mengetahui engineering propperties dan material properties tanah. Data karakteristik tanah tersebut akan dipakai sebagai data primer dalam perencanaan bangunan gedung kantor.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyelidikan tanah adalah:

a. Pekerjaan Pendahuluan

Termasuk dalam tahapan ini adalah pekerjaan persiapan dan mobilisasi/demobilisasi alat dan personel. Pada pekerjaan pendahuluan, program kerja pelaksnaan kegiatan survey disusun.

Program kerja ini mecakup perihal rencana kerja, penjadwalan dan peralatan yang digunakan.

Mobilisasi/demobilisasi meliputi transportasi personil, alat-alat kerja dan alat-alat pendukung kerja ke dan dari lokasi pekerjaan. Termasuk dalam tahapan ini adalah pembangunan dan pembongkaran fasilitas kerja di lapangan.

b. Pekerjaan Penyelidikan Tanah

➢ Pengujian Sondir/Dutch Cone Penetration Test

Percobaan ini menggunakan alat sondir tipe Dutch Cone Penetrometer yang dilengkapi dengan bikonus, dan dipasang diujung pipa sondir. Selama percobaan sondir, alat dipertahankan vertikal dengan memasang angkur dikaki sondir. Konus kemudian ditekan masuk ke dalam tanah dengan kecepatan konstan tidak lebih dari 2 cm/dtk. Konus mempunyai sudut 60 derajat dan luas conenya 10 cm². Pembacaan tekanan konus dilakukan dengan interval 20 cm yaitu pembacaan tekanan konus dan tekanan total + friksi dari selimut konus.

Percobaan ini dihentikan jika tahanan konus telah mencapai 250 kg/cm² atau mencapai kedalaman 25.0 meter. Hasil percobaan dipresentasikan dalam grafik hubungan antara kedalaman terhadap tahanan konus, tahanan total, dan friction ratio.

(20)

| Bab 5 - 13

➢ Boring

Pekerjaan pengeboran tanah akan dilakukan dengan sistem rotary drilling. Selama pengeboran, akan dilakukan uji SPT pada setiap interval 1.0 m kedalaman. Tiga contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) akan diambil untuk setiap titik pengeboran.

Contoh tanah ini selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk menjalani pengujian lebih lanjut.

Hasil kegiatan ini akan disajikan dalam bentuk borlog, yang didalamnya mencakup deskripsi jenis tanah , nilai uji SPT, nilai uji penetrometer, persentase core, dan sebagainya.

➢ Plate Bearing Test

Plate bearing test dilakukan untuk mengetahui tingkat daya dukung lapisan di bawah permukaan tanah. Dalam hal ini, plate bearing test dimaksudkan untuk memperoleh modulus reaksi dari lapisan subgrade rencana.

Kegiatan Plate bearing test dalam pekerjaan ini akan dilakukan pada lapisan subgrade (±3 m di bawah tanah asli).

➢ Uji CBR

Uji CBR dimaksudkan untuk mendapatkan nilai CBR (California Bearing Ratio) pada lapisan rencana subgrade. Parameter ini akan dipakai dalam desain perkerasan flexible di lokasi rencana jalan masuk dan jalan lingkungan.

Sebagaimana halnya dengan plate bearing test, uji CBR juga akan dilakukan pada lapisan subgrade (±3 m di bawah tanah asli).

➢ Uji Test Pit

Pengujian ini dilakuan terutama untuk mendapatkan contoh gumpalan tanah galian (bulk sample). Sampel tanah ini kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk menjalani pengujian lebih lanjut. Sesuai KAK, penggalian akan dilakukan hingga kedalaman 1.5 m.

➢ Selama pengujian, pengamatan (visual observation) juga dilakukan atas kondisi struktur dan jenis lapisan tanah yang ditemui

c. Penyelidikan Laboratorium

➢ Pengujian atas contoh tanah tak terganggu (Undisturbed sample)

Pengujian dilakukan untuk sedikitnya 30 sampel yang didapatkan dari kegiatan boring.

Jenis penyelidikan yang dilakukan terdiri dari:

• Grain size analysis

• Unit weight

• Specific gravity

• Atteberg limit

• Unconfined compression test (natural maupun remolded)

➢ Pengujian atas contoh tanah terganggu (Disturbed sample)

(21)

| Bab 5 - 14 Pengujian dilakukan untuk 6 sampel uji yang didapatkan melalui uji test pit. Jenis penyelidikan yang dilakukan terdiri dari :

• Grain size analysis

• Unit weight

• Specific gravity

• Atteberg limit

• Standard compaction test

• Lab shear test

• Direct shear test pada sampel yang dipadatkan dengan tingkat kadar air 80% dan 90%

MDD (Maximum dry density, standard).

5.5. PERENCANAAN DETAIL

Dari hasil perencanaan awal dan data-data primer serta data sekunder yang didapat dilapangan, maka dilakukan perencanaan detail dengan tahapan sebagai berikut :

5.5.1. Tahap Konsepsi Perencanaan dan Pra Rencana

Tahap Konsepsi Perencanaan dan Pra-rencana adalah tahap awal dalam proses perencanaan bangunan rumah susun, produk yang dihasilkan pada tahap ini antara lain : a. Analisis dan konsep tapak (site plan dan block plan)

b. Konsep Desain Arsitektur c. Konsep Desain Struktur

d. Konsep/Skematik Desain Mekanikal, Elektrikal dan Plambing e. Konsep Desain tata Ruang Luar / Landscape

f. Disain skematik dan program ruang g. Perkiraan biaya awal bangunan h. Outline specification

i. Gambar perspektif untuk menjelaskan gagasan awal

5.5.2. Tahap Pengembangan Rancangan

Tahap Pengembangan Rancangan adalah tahap dikembangkannya konsepsi awal sebuah perencanaan bangunan rumah susun yang meliputi :

a. Gambar pengembangan rencana.

b. Hasil Analisa perhitungan struktur.

c. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.

d. Draft rencana anggaran biaya.

e. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

(22)

| Bab 5 - 15 5.5.3. Tahap Rencana Detail

Tahap ini adalah tahap akhir/finalisasi dari proses perencanaan bangunan rumah susun yang meliputi :

a. Menyusun Gambar Detail :

✓ Gambar Kerja Arsitektur Skala 1:5 s/d 1:100.

✓ Gambar kerja Struktur skala 1:5 s/d 1:100.

✓ Gambar Kerja Air Bersih, Air Kotor dan Limbah 1:5 s/d 1:100.

✓ Gambar Kerja Mekanikal dan Elektrikal 1:5 s/d 1:100

b. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (Engineer Estimate) termasuk analisa harga satuan

c. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (Spesifikasi Teknis) Arsitektur, Struktur, MEP dan Landscape

d. 3D Animasi e. Dokumen Lelang

f. Laporan Akhir Perencanaan

5.5.4. Tahap Pelelangan

Dalam tahap pelelangan ini Konsultan berkewajiban untuk :

a. Membantu Pemberi Tugas dalam memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan di lelang pada rapat penjelasan (Aanwijing)

b. Membantu panitia dalam melakukan evaluasi penawaran harga ( bila diperlukan) c. Menampilkan perspektif pada saat rapat penjelasan (Aanwijing)

5.6. RAPAT TEKNIS

Setiap tahapan perencanaan, konsultan melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas dalam bentuk Rapat Teknis yang menghadirkan narasumber dalam bidang pembangunan gedung. Rapat teknis ini gunanya adalah untuk melakukan asistensi kepada Tim Teknis dan menjaring masukan dari para narasumber serta pakar untuk menyempurnakan hasil desain yang disusun.

Setelah proses perencanaan mendekati final, maka dilakukan workshop dengan mengundang para pakar dibidang pembangunan gedung sebagai narasumber guna penyempurnaan dan finalisasi hasil desain pembangunan hanggar.

(23)

| Bab 5 - 16 Gambar 5.4. Alur Pola Pikir Pekerjaan

LAPORAN

PENGEMBANGAN RENCANA

Pra-rencana

- Site Plan - Block Plan - Gubahan Masa dan

3D - Pra rencana Arsitektur, Struktur,

MEP - Estimasi Biaya Awal

- Outline Spec

LAPORAN PRA RENCANA

Pengembangan Rencana

Detail Desain

(24)

| Bab 5 - 18

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mobilisasi Tenaga Ahli 2 Pematangan Rencana Kerja 3 Studi Literatur Perizinan 4 Survey Lokasi existing

5 Pendalaman metode pelaksanaan pekerjaan 6 Pengembangan apresiasi inovasi

7 Pembahasan laporan pendahuluan

1 Survey Topografi

2 Penyelidikan Tanah beserta laporan KONSEP PERANCANGAN DAN PA RENCANA

1 Konsep desain arsitektur, struktur, MEP dan Landscape 2 Estimasi biaya awal

3 Outline Specification 4 Gambar Perspektif PENGEMBANGAN RANCANGAN

1 Pengembangan desain arsitektur, struktur, MEP dan landscape 2 Draf spesifikasi teknis

3 Draf Engineer Estimate termasuk analisa harga satuan 4 Perhitungan struktur dan perhitungan beban MEP 5 Pembahasan Laporan Antara

GAMBAR DETAIL

1 Gambar rencana teknis lengkap.

2 Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

3 Rencana kegiatan dan Perhitungan volume pekerjaan 4 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan BoQ

5 Perhitungan Struktur (Nota Desain).

6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Air Kotor dan Limbah (Nota Desain).

7 Perhitungan Kebutuhan Daya Kelistrikan (Nota Desain) 8 Harga Perkiraan Sendiri (HPS

9 3D dan Animasi bangunan 10 Pembahasan Laporan Akhir PERSIAPAN

SURVEY TOPOGRAFI DAN PENYELIDIKAN TANAH

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

L A P O R A N

A N T A R A

L A P O R A N

A K H I R

Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 RINCIAN KEGIATAN

NO TAHAP

6. PROGRAM KERJA

Tabel Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

(25)

| Bab 5 - 19 Gambar Struktur Organisasi Kerja

(26)

| Bab 5 - 20 Tabel Komposisi Tim Dan Penugasan

No. Nama Posisi

Diusulkan Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang Bulan 1 Fransiskus Xaverius Aan, ST Tenaga Ahli

Madya Team Leader

Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan, Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keselurnhan pekerjaan.

Mengumpulkan data dan analisa kegiatan berkaitan dengan pekerjaan perencanaan Bangunan Hanggar . Merencanakan dan menganalisis mekanika tanah Menghitung hidrologi sungai yang melintas jembatan

3 OB

2 Indra Novanto, ST Tenaga Ahli Madya Ahli Plumbing

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja dan Lingkungan ( K3L)

Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja Memeriksa data perencanaan sistem plambing dan pompa mekanik

Memeriksa gambar perencanaan sistem plambing dan pompa mekanik pada bangunan gedung Melakukan pemeriksaan hasil pengukuran untuk tata letak system plambing dan pemasangan pompa mekanik

Melakukan pemeriksaan peralatan plambing dan pompa mekanik yang akan dipasang

Melakukan pemeriksaan peralatan plambing dan pompa mekanik yang akan dipasang

berdasarkan spesifikasi yang ditentukan

Melakukan pemeriksaan hasil pemasangan sistem plambing dan pompa mekanik pada bangunan gedung

Melakukan pengujian hasil pemasangan dan instalasi system plambing dan pompa mekanik Melakukan pemeriksaan hasil pemeliharaan sistem plambing dan pompa mekanik yang sudah dipasang Membuat laporan akhir pekerjaan

3 OB

3 Ugraneta, ST Tenaga Ahli

Madya Ahli Arsitek

Mengendalikan perencanaan arsitektur

Mendalami pengetahuan tentang arsitektur dan seni Mengendalikan perencanaan dan perancangan kota Melakukan pendalaman hubungan antara manusia, lingkungan dan bangunan

Melakukan pendalaman pengetahuan daya dukung lingkungan

Melakukan pendalaman peran arsitek di masyarakat Mengendalikan persiapan pekerjaan perancangan Melakukan pendalaman fisik dan fisika bangunan Menerapkan batasan anggaran dan peraturan bangunan

Melakukan pendalaman tentang pemahaman industri konstruksi dalam perencanaan

3 OB

(27)

| Bab 5 - 21

No. Nama Posisi

Diusulkan Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang Bulan Melakukan pendalaman tentang cara memanajemen

proyek

4 Wakhyudin, ST Tenaga Ahli

Madya Ahli Mekanikal

Elektrikal

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja dan Lingkungan ( K3L)

Memeriksa data perencanaan yang dibutuhkan.

Menyusun criteria teknis yang dibutuhkan.

Merancang Sistem Mekanikal sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi teknis yang ditentukan

Mengawasi kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat sesuai jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan

Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system mekanikal mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan

Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal Melakukan pemeliharaan sistem kekanikal yang telah dipasang

Membuat laporan hasil pekerjaan

3 OB

5 Rani Sophia Muthmainnah, ST

Tenaga Ahli Muda Ahli Geoteknik

dan Pondasi

Menerapkan UUJK, SMK3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja

Menyiapkan data geoteknik

Mempelajari dan menguasai data terdahulu untuk daerah yang akan diselidiki

Membuat perencanaan penyelidikan Geoteknik Melakukan pengendalian pekerjaan penyelidikan Geoteknik

Melakukan analisa hasil penyelidikan Geoteknik untuk pekerjaan SDA

Membuat laporan dan rekomendasi hasil penyelidikan Geoteknik

3 OB

6 Yuliaman Telaumbanua, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Estimasi Biaya Kontruksi

Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek.

Menerapkan manajemen lingkungan proyek.

Menerapkan manajemen ruang lingkup proyek.

Menerapkan manajemen waktu proyek.

Menerapkan manajemen mutu proyek

3 OB

7 Aji Kurnia Sudarmawan, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Arsitektur

Lansekap

Melaksanakan SMK3 Mengumpulkan data

Membuat Rancangan Tanaman dan Bangunan Taman Sederhana

Melakukan Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan Membuat Bangunan Taman (Hardscape) Sederhana Melakukan Pekerjaan Tanaman (Softscape)

Melakukan Pemeliharaan sebelum penyerahan (PSP) Membuat Laporan Pekerjaan

3 OB

8 Adhitya Rizki, ST Tenaga Ahli Muda

Menjalankan ketentuan yang berkaitan dengan K3 konstruksi yang sesuai dengan peraturan

3 OB

(28)

| Bab 5 - 22

No. Nama Posisi

Diusulkan Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang Bulan

Ahli K3 Konstruksi

perundangan yang berlaku.Melakukan pengkajian terhadap semua dokumen kontrak dan cara kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek konstruksi.

Melakukan pembuatan rencana dan menyusun sebuah program K3.

Merancang prosedur dan petunjuk kerja yang sesuai dengan implementasi ketentuan K3.

Melaksanakan sosialisasi, pratik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan semua rencana program, cara kerja, dan petunjuk kerja K3.

Melakukan penilaian atau evaluasi sekaligus mempersiapkan laporan pelaksanaan SMK3 serta acuan teknis di bidang K3 konstruksi.

Memberikan usulan terkait perbaikan cara kerja penerapan konstruksi berdasarkan K3apabila memang dibutuhkan.

Melaksanakan penanggulangan kecelakaan kerja sekaligus penyakit yang muncul akibat kerja dan kondisi darurat.

9 Miko Darmawan, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Arsitektur

Melakukan Perancangan Arsitektur

Melakukan pendalaman pengetahuan arsitektur Melakukan pendalaman seni

Melakukan perencanaan dan perancangan kota Memahami hubungan antara manusia, bangunan, dan lingkungan

Mendalami pengetahuan daya dukung lingkungan Memahami peran arsitek di masyarakat

Melakukan persiapan pekerjaan perancangan Memahami pengertian antar disiplin

Memahami fisik dan fisika bangunan

Menerapkan batasan anggaran dan peraturan bangunan

Memahami industry konstruksi dalam perencanaan Memahami manajemen proyek

3 OB

10 Jeffri Agus Bagtian, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Mekanikal,

Teknik Mesin

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja dan Lingkungan ( K3L)

Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan hasil rancangan

Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan

Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system mekanikal mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan

Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal Melakukan pemeliharaan sistem kekanikal yang telah dipasang

3 OB

(29)

| Bab 5 - 23

No. Nama Posisi

Diusulkan Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang Bulan Membuat laporan hasil pekerjaan

11 Crismondari, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Elektrikal, Teknik Elektro

Menerapkan ketentuan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan Lingkungan dalam lingkup pekerjaan

Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja Merencanakan/melaksanakan/mengawasi pekerjaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik dengan daya maksimum 197 KVA

Merencanakan/melaksanakan/mengawasi

pekerjaan instalasi distribusi tenaga listrik tegangan rendah

Membuat laporan pekerjaan

3 OB

12 Riana Wulan Sari, ST Tenaga Ahli Muda Ahli Lingkungan

Mengelola kesehatan dan keselamatan kerja prasarana lingkungan

Melakukan komunikasi di tempat kerja

Mengidentifikasi kebutuhan prasarana lingkungan Merumuskan rencana umum pembangunan prasarana lingkungan

Menyusun disain konseptual prasarana lingkungan Menyusun rencana konstruksi prasarana lingkungan Menilai pelaksanaan konstruksi prasarana lingkungan Menyusun dokumen teknis konstruksi prasarana lingkungan

3 OB

13 Siti Munawaroh, ST Taufik Gunawan, ST

Tenaga Pendukung

Surveyor

melakukan survei di lapangan dengan menggunakan peralatan tertentu

menyiapkan laporan survei berupa sketsa, notes, dan data

mengkoordinasikan staf lapangan dan mengelola data bekerja sama dengan berbagai pihak di lapangan memastikan keakuratan data yang didapatkan dari survei, termasuk pengukuran dan perhitungannya menghitung area atau cakupan survei dengan menggunakan software

melengkapi hasil dengan bukti survei termasuk peta hingga bukti fisik untuk memastikan data yang dibutuhkan dari survei sudah cukup

mempersiapkan dokumen yang berkaitan dengan survei lapangan serta mempresentasikan temuan di lapangan kepada klien melihat data history dari lokasi survei untuk melengkapi analisisup to date dengan teknologi yang dapat mendukung aktivitas survei

6 OB

14 Abdul Rozak, S.Kom

Astri Noer Ramadhani, Amd Soleh, S.Skom

Dedy Suranta Sitopu

Tenaga Pendukung

Cad / Cam Operator

Betugas melakukan pembuatan gambar-gambar perencanaan sesuai dengan instruksi dari tenaga Ahli maupun team leader

Melakukan diskusi dengan tenaga ahli.

Bertanggung jawab atas gambar-gambar kerja yang dihasilkan

12 OB

(30)

| Bab 5 - 24

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. TENAGA AHLI MADYA Fransiskus Xaverius Aan, ST Team Leader

Indra Novanto, ST Ahli Plumbing Ugraneta, ST Ahli Arsitek Wakhyudin, ST Ahli Mekanikal Elektrikal

12 OB II.

Rani Sophia Muthmainnah, ST Ahli Geoteknik dan Pondasi Yuliaman Telaumbanua, ST Ahli Estimasi Biaya Kontruksi Aji Kurnia Sudarmawan, ST Ahli Arsitektur Lansekap Adhitya Rizki, ST Ahli K3 Konstruksi Miko Darmawan, ST Ahli Arsitektur

Jeffri Agus Bagtian, ST Ahli Mekanikal, Teknik Mesin Chrismondari, ST

Ahli Elektrikal, Teknik Elektro Riana Wulan Sari, ST Ahli Lingkungan

24 OB III.

Siti Munawaroh Surveyor 1 Taufik Gunawan Surveyor 2 Abdul Rozak Cad / Cam Operator 1 Astri Noer Ramadhani Cad / Cam Operator 2 Soleh

Cad / Cam Operator 3 Dedy Suranta Sitopu Cad / Cam Operator 4

18 OB 54 OB

No. NAMA PERSONIL DAN JABATAN Orang /

Bulan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3

1 3 OB

2 3 OB

3 3 OB

4 3 OB

Sub Total TENAGA AHLI MUDA

1 3 OB

2 3 OB

3 3 OB

4 3 OB

5 3 OB

6 3 OB

7 3 OB

3 3 OB

2 3 OB

8 3 OB

Sub Total TENAGA PENDUKUNG

1 3 OB

Sub Total TOTAL

4 3 OB

5 3 OB

6 3 OB

Tabel Jadwal Penugasan Personil

(31)

| Bab 6 - 1 Agar tahapan pelaksanaan pekerjaan lebih terarah, maka tujuan dan sasaran yang diinginkan dituangkan dalam suatu kerangka pemikiran sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang disusun sedemikian rupa dengan singkat, ringkas tetapi terutai dengan jelas yang tertuang dalam metodologi pendekatan. Mengacu pada tujuan dan ruang lingkup pekerjaan, maka tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan meliputi :

a. Tahap Persiapan

b. Tahap Survey dan Penyelidikan Tanah c. Tahap Penyusunan Desain Rinci d. Tahap Pelaporan

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan adalah tahap awal dimulainya pekerjaan. Tahap persiapan terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

➢ Pemantapan kerangka acuan kerja dan rencana kegiatan.

➢ Mobilisasi tenaga dan peralatan.

➢ Penyiapan instrumen pengumpulan data sebagai panduan untuk pekerjaan desain rinci

➢ Menginventarisir dan melakukan studi literatur dan peraturan perizinan serta perundang-undangan yang terkait.

➢ Survey awal untuk melihat kondisi eksisting lokasi yang akan direncakan untuk pembangunan hangar/bengkel

2. Tahap Survey Dan Penyelidikan Tanah

Pada tahap survey lapangan dilakukan pengukuran topograsi lahan untuk penentuan titik koordinat sebagai acuan membuat site plan dan block plan. Setelah dilakukan pengukuran topograsi terhadap

(32)

| Bab 6 - 2 lahan existing, kemudian dilakukan penentuan titik dimana akan dilakukan sondir dan bor dalam.

Kemudian dilakukan proses penyelidikan tanah untuk menentukan jenis pondasi dan type struktur yang akan digunakan.

3. Tahap Penyusunan Desain Rinci

Pada tahap ini konsultan akan melakukan penyusunan desain rinci bangunan rumah susun dengan berpedoman pada hasil topografi lahan dan hasil penyelidikan tanah. Hasil topografi akan menjadi panduan dalam penentuan perencanaan site plan dan block plan, sementara hasil penyelidikan tanah akan menjadi acuan dalam penyusunan desain struktur bawah dan struktur atas.

Hasil survey lokasi terkait dengan KDB, KLB dan GSB akan menjadi acuan dalam penentuan berapa jumlah lantai dalam satu gedung, berapa jumlah gedung dalam satu kawasan tersebut.

Proses selanjutnya adalah penyusunan desain rinci mulai dari konsepsi desain hingga gambar detail dan dokumen lelang. Dalam penyusunan desain rinci tentunya banyak hal yang harus dikoordinasikan dan didiskusikan dengan pihak Pemberi Tugas, koordinasi dan diskusi dilakukan dalam bentuk rapat-rapat teknis, rapat pembahasan dan workshop sampai sempurnanya desain rinci rumah susun.

4. Tahap Penyusunan Laporan Teknis/Khusus/Akhir memuat:

Sebagaimana telah disampaikan, hasil kegiatan ini dituangkan ke dalam masing-masing tahapan laporan. Adapun rincian muatan dari masing-masing laporan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pra-rencana Teknis

✓ Gambar-gambar rencana.

✓ Hasil laporan sondir boring

✓ Perkiraan biaya.

✓ Garis besar Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Rencana Keselamatan Kerja (RKK)

b. Tahap Pengembangan Rencana

✓ Gambar pengembangan rencana.

✓ Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.

✓ Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

c. Tahap Rencana Detail

✓ Gambar rencana teknis lengkap.

✓ Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

✓ Rencana kegiatan dan Perhitungan volume pekerjaan.

✓ Rencana Anggaran Biaya (RAB).

✓ Bill of Quantity (BQ).

(33)

| Bab 6 - 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mobilisasi Tenaga Ahli 2 Pematangan Rencana Kerja 3 Studi Literatur Perizinan 4 Survey Lokasi existing

5 Pendalaman metode pelaksanaan pekerjaan 6 Pengembangan apresiasi inovasi

7 Pembahasan laporan pendahuluan

1 Survey Topografi

2 Penyelidikan Tanah beserta laporan KONSEP PERANCANGAN DAN PA RENCANA

1 Konsep desain arsitektur, struktur, MEP dan Landscape 2 Estimasi biaya awal

3 Outline Specification 4 Gambar Perspektif PENGEMBANGAN RANCANGAN

1 Pengembangan desain arsitektur, struktur, MEP dan landscape 2 Draf spesifikasi teknis

3 Draf Engineer Estimate termasuk analisa harga satuan 4 Perhitungan struktur dan perhitungan beban MEP 5 Pembahasan Laporan Antara

GAMBAR DETAIL

1 Gambar rencana teknis lengkap.

2 Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

3 Rencana kegiatan dan Perhitungan volume pekerjaan 4 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan BoQ

5 Perhitungan Struktur (Nota Desain).

6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Air Kotor dan Limbah (Nota Desain).

7 Perhitungan Kebutuhan Daya Kelistrikan (Nota Desain) 8 Harga Perkiraan Sendiri (HPS

9 3D dan Animasi bangunan 10 Pembahasan Laporan Akhir PERSIAPAN

SURVEY TOPOGRAFI DAN PENYELIDIKAN TANAH

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

L A P O R A N

A N T A R A

L A P O R A N

A K H I R

Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 RINCIAN KEGIATAN

NO TAHAP

✓ Perhitungan Struktur (Nota Desain).

✓ Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Air Kotor dan Limbah (Nota Desain).

✓ Perhitungan Kebutuhan Daya Kelistrikan (Nota Desain).

✓ Laporan perencanaan lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.

✓ Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

✓ 3D dan Animasi bangunan;

✓ Data softcopy SSD External 1TB.

JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Konsultan menyusun Jadwal rencana pelaksanaan kerja dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender seperti yang tertera dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pembangunan Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat (Konsultan Perencana). Penyusunan Jadual tersebut dengan mempertimbangkan adanya kendala baik itu kendala teknis maupun non teknis.

Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel di bawah.

Gambar

Gambar  5.3  Total Station (kiri) dan Water Pass
Gambar 5.2   Handheld GPS
GAMBAR DETAIL
JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
+2

Referensi

Dokumen terkait