• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4: PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KAK DAN PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

N/A
N/A
Ian sofyan

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 4: PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KAK DAN PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

| Bab 4 - 1 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan telah menjabarkan uraian yang cukup lengkap, namun untuk menghindarkan kesalah pahaman antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan ini, maka berikut ini konsultan akan menyesuaikan serta menginterpretasikan uraian tugas yang meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, azas & kriteria perencanaan dan keluaran dari pekerjaan Pembangunan Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat (Konsultan Perencana).

Beberapa tanggapan umum terhadap kerangka acuan kerja yang terkait dengan penyusunan usulan teknis yaitu:

a. Kerangka Acuan Kerja yang disusun memberikan uraian yang lengkap, jelas, dan sistematis atas substansi yang akan dilaksanakan.

b. Penyusunan dokumen usulan teknis ini diharapkan dapat menjelaskan arahan-arahan yang terdapat dalam kerangka acuan kerja dalam bentuk operasionalisasi yang mencakup metode pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam kerangka acuan kerja. Operasional tersebut paling tidak dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :

➢ Identifikasi rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan selama waktu penugasan,

➢ Perumusan kegiatan di atas ke dalam tahapan kegiatan serta kebutuhan waktu pelaksanaannya,

➢ Pengaturan peran dan tanggung jawab kelompok setiap personil terkait dengan peran dan tugasnya.

➢ Penurunan alokasi waktu yang dibutuhkan setiap personil terkait dengan peran dan tugasnya.

(2)

| Bab 4 - 2 c. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja tersebut, maka konsultan juga diharapkan dapat lebih mudah mempelajarinya agar dapat memberikan pemahaman, baik yang berkaitan dengan penyusunan bab- bab selanjutnya, maupun berupa masukan-masukan dari materi yang terkait untuk lebih mengoptimalkan penugasan konsultan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi tugas.

Proses Penyusunan Usulan Teknis

1. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG

TPST Bantargebang yang terletak di Kota Bekasi merupakan tempat pemrosesan akhir sampah yang menampung sampah dari Provinsi DKI Jakarta. TPST Bantargebang memiliki luas area sekitar 110,3 Ha yang terdiri dari zona landfill dan sarana prasarana termasuk alat berat.

Dalam rangka penunjang kelancaran operasional kebersihan penanganan sampah di TPST Bantargebang serta untuk mewujudkan kepedulian Pemerintah terhadap masyarakat, maka diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai dan selalu dalam kondisi prima, sehingga penanganan sampah dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Untuk penanganan sampah tersebut diperlukan biaya yang cukup dan perlu dikelola secara transparan. Unit Pengelola Sampah Terpadu berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 400 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pengelola Sampah Terpadu; salah satu tugasnya adalah melaksanakan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan sampah adalah dukungan sarana dan prasarana yang memadai antara lain alat berat.

Penggunaan alat berat pada TPST Bantargebang berlangsung terus menerus dalam

(3)

| Bab 4 - 3 jangka waktu yang lama akan menurunkan kemampuannya secara bertahap. Oleh karena itu alat berat untuk dapat memberikan hasil yang optimal maka perlu perawatan yang rutin dilakukan. Disamping itu, pemeliharaan alat berat adalah kegiatan yang tidak boleh tertunda karena akan menimbulkan dampak yang sangat besar seperti sampah tidak tertata dengan baik, pelayanan TPST akan terganggu dan dampak pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, pembangunan bengkel/hangar alat berat TPST Bantargebang sebagai salah satu sarana dan prasarana penunjang untuk pemindahan, perataan, penyebaran dan penataan pembuangan sampah dalam pengolahan sampah di TPST Bantargebang sangat diperlukan

2. PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah menghasilkan dokumen Perencanaan Bengkel/Hanggar Alat Berat. Hasil perencanaan ini diharapkan dapat membantu UPST Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dalam proses pembangunan fasilitas Hanggar Bengkel/Hanggar Alat berat.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah kegiatan ini adalah menghasilkan perencanaan kegiatan Pembangunan Bengkel/Hanggar Alat Berat yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas di TPST Bantargebang.

3. PEMAHAMAN TERHADAP SASARAN

Sasaran yang diinginkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen perencanaan sebagai acuan bagi para pengambil keputusan dalam peningkatan prasarana dan sarana di UPST Bantargebang.

4. PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dalam perencanaan Pembangunan Bengkel/Hanggar Prasarana dan Sarana Alat Berat antara lain : a. Pengumpulan Data Lapangan

Data dan pengukuran di lapangan Pengujian kualitas tanah

b. Perancangan

Skematik Desain (Denah, Tampak, potongan) skala 1:100 (sesuai kebutuhan).

Layout Site Plan.

Perhitungan Struktur

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Perhitungan Air Kotor dan Limbah Perhitungan Kebutuhan Daya Listrik

Spesifikasi Umum (Jenis, Sistem, dan Material) peralatan/ instalasi.

(4)

| Bab 4 - 4 Estimasi Biaya

c. Detail Engineering Design (DED) Pengembangan Prarencana.

- Pengembangan Gambar Rancangan Arsitektur skala 1:100.

- Pengembangan Gambar Rancangan Listrik 1:100.

Pembuatan Gambar Kerja

- Gambar Kerja Arsitektur Skala 1:5 s/d 1:100.

- Gambar kerja Struktur skala 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Kerja Air Bersih, Air Kotor dan Limbah 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Kerja Mekanikal dan Elektrikal 1:5 s/d 1:100.

- Gambar Detail .

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) - Penyusunan Jenis dan Volume Pekerjaan (BQ).

- Penyusunan Analisa Harga Satuan.

Penyusunan spesifikasi Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Penyusunan Laporan Akhir Perencanaan.

- Rencana Pekerjaan, Paket Pelaksanaan & Tahapan Pembangunan.

- Laporan Hasil Perencanaan.

Pelelangan.

- Membantu menyiapkan Dokumen Pelelangan.

- Memberi Penjelasan Perencanaan pada Rapat Penjelasan pelelangan.

Apabila diperlukan, perencana konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja pejabat pembuat komitmen

5. PEMAHAMAN TERHADAP KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah : a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan perencanaan adalah mengadakan rapat tim perencana untuk menyusun metode dan rencana-rencana kerja perencanaan dalam bentuk laporan pendahuluan.

b. Tahap Konsep Rancangan

Tahap pengumpulan data dan informasi dari user atau pengguna jasa perancangan menyangkut kebutuhan dan persyaratan bangunan yang diinginkan. Program Rancangan, meliputi kebutuhan ruang, jumlah ruang, besaran, susunan, syarat letak, dan lain sebagainya sebagai data awal yang dibutuhkan oleh perancangan bangunan. Konsep Rancangan, meliputi proposal dasar pemikiran dan

(5)

| Bab 4 - 5 pertimbangan dari perancangan terhadap aspek struktur, mekanikal, elektrikal, estetika, dan faktor lain sebagai dasar perancangan yang berikutnya.

c. Tahap Pra rancangan.

Menterjemahkan konsep-konsep yang telah disetujui oleh pihak pengguna jasa rancang. Gubahan secara arsitektural diwujudkan dalam sketsa gambar. Hubungan fungsi direpresentasikan dalam bentuk skematik maupun diagram.

d. Tahap Pengembangan Rencana

Pada tahap ini Konsultan akan melakukan pengecekan kembali gambar yang sudah disetujui pada tahap prarancangan sehingga hasil dari pekerjaan Tahap Pengembangan Rencana/Laporan Antara akan sesuai dan tidak akan menyimpang.

Data yang akan dihasilkan dalam tahap ini :

1) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan Mekanikal-Elektrikal-Plumbing (utilitas);

2) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan;

3) Draft rencana anggaran biaya (RAB);

4) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

e. Tahap Rencana Detail meliputi ;

1) Gambar rencana teknis bangunan lengkap;

2) Rencana anggaran biaya (RAB);

3) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) seluruh pekerjaan;

4) Bill Of Quantity (BQ);

5) Perkiraan perhitungan biaya/Engineers Estimate (EE)

6) Laporan perencanaan lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang diperlukan;

f. Tahap Pelelangan Pelaksanaan Pekerjaan Fisik

1) Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

2) Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan pelaksanaan fisik.

g. Tahap Pengawasan/Koordinasi Berkala

1) Dokumen pengawasan berkala (bila ada)

2) Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan/

perlengkapan/ bangunan (bila ada)

6. PEMAHAMAN TERHADAP DASAR-DASAR HUKUM Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

b. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

(6)

| Bab 4 - 6 c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruks

f. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.

i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2016 Tentang Pedoman Anatisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruks

l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 2022 tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2023 n. Permenaker No. 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator

dan Eskalator

o. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

p. Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) SKPD / UKPD Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024;

q. Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.403-BANG/X/2022 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Wali Kota Bekasi No.913/KEP.32-BANG/I/2021 tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2022;

(7)

| Bab 4 - 7 r. PEDOMAN STANDAR MINIMAL TAHUN 2013 Biaya Langsung Personil & Biaya Langsung Non

Personil Untuk Jasa Konsultansi (INKINDO, 2018)

Standar-standar Yang Berlaku

1. Standar Nasional Indonesia bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Kayu, Air, Bahan Lain, Air Tanah, Rumah dan Gedung, Struktur Bangunan, Keselamatan/Kenyamanan Bangunan, Air Bersih, PVC, Meter Air, Persampahan, Sanitasi, dan lain-lain;

2. Pedoman Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil yang dikeluarkan oleh institusi terkait, antara lain: Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat, Semen, Perkerasan Beton Semen, Air, Air Tanah, Kayu, Baja, Struktur Bangunan, Rumah dan Gedung, Keselamatan Bangunan, Kebakaran, Gempa, Air Bersih, Air Minum, Plambing, Air Limbah, Sanitasi dan Persampahan dan lain-lain;

3. Dokumen Perencanaan Pembangunan Bengkel/Hanggar Alat berat TPST Bantargebang;

4. Standar Nasional Indonesia, Pedoman Teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang:

a. SNI 04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

b. SNI 04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

c. SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan d. SNI 03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

e. SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Pada Bangunan.

f. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.

g. SNI 1729-2020 tentang Bangunan Gedung Baja Struktural

h. SNI 2847-2019 tentang persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.

i. SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung

j. SNI 03-6573-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Dalam Gedung (Lift)

k. SNI 05-7052-2004 tentang Syarat-Syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang yang Dijalankan dengan Motor Traksi Tanpa Kamar Mesin

Referensi

Dokumen terkait