BAB V ANALISIS
5.1 Analisis Pengumpulan Data
Analisis pengumpulan data dilakukan dengan beberapa proses, mulai dari identifikasi variabel penelitian (kuesioner terbuka), pembuatan kuesioner tertutup, kuesioner pretest, hingga penyebaran kuesioner sesungguhnya. Pada tahapan identifikasi variabel penelitian (kuesioner terbuka) didapatkan dari hasil wawancara dan memberikan kuesioner yang telah dibuat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan tentang pengiriman barang yang dilakukan oleh PT. JNE dapat diketahui bahwa jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh pelanggan telah mencakup semua variabel-variabel yang dibutuhkan dan diinginkan terhadap pengiriman paket. Untuk karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggannya, dapat dikategorikan lagi menjadi lima dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance, dimensi emphaty, dan dimensi tangibles.
Jawaban dari pelanggan dalam memberikan suara untuk dapat memenuhi variabel kebutuhan dan keinginan pelanggan tersebut.
Tahapan kedua yaitu pembuatan kuesioner tertutup serta penyebaran kuesioner, pada tahapan ini untuk menentukan pertanyaan diperoleh dari hasil identifikasi variabel mengenai karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan serta karakteristik teknis jasanya. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala Likert, skala ini termasuk skala yang tepat untuk digunakan karena dapat mengukur sikap maupun pendapat pelanggan terhadap pengiriman barang di PT. JNE Bandung maupun pesaingnya. Setelah dilakukan pembuatan kuesioner maka dilakukan proses penyebaran kuesioner, jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 30 kuesioner pretest. Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh hasil penilaian kualitas pelayanan jasanya, baik dari harapan maupun persepsi responden terhadap pengiriman barang di PT. JNE Bandung dan pesaingnya (J&T). Dari pertanyaan mengenai harapan responden terhadap kepentingan dari karateristik kebutuhan dan keinginan pelanggan didominasi oleh pernyataan cukup penting dan sangat penting artinya menandakan bahwa atribut tersebut merupakan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh tiap pelanggan.
Setelah melakukan penyebaran kuesioner, maka untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disebarkan, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil uji
validitas yang dilakukan terhadap penyebaran kuesioner tersebut dinyatakan valid dimana uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan memiliki taraf kesesuaian atau ketepatan dalam melakukan pengukuran. Dimana, validitas ini digunakan untuk melihat konsistensi antara komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen tersebut konsisten antara yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid. Data tersebut dapat dinyatakan valid jika r hitung > r tabel dimana parameter ini dilakukan dengan tujuan agar instrumen yang digunakan tepat dan sesuai dijadikan sebagai tolak ukur. Setelah data dikatakan valid maka dapat dilakukan keperhitungan selanjutnya yaitu dengan melakukan uji reliabilitas.
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner tertutup mengenai harapan serta persepsi pelanggan terhadap PT. JNE Bandung dan pesaingnya, dimana output hasil uji reliabilitas dengan bantuan software SPSS For Windows 21.0 adalah dapat diketahui bahwa hasil perhitungan nilai koefisien reliabilitasnya baik mengenai harapan pelanggan maupun persepsi pelanggan terhadap PT. JNE dan pesaingnya sudah melebihi (≥) 0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang telah disebarkan kepada responden eksternal tersebut menunjukkan alat ukur yang digunakannya sudah handal (reliabel). Jika data tersebut reliabel maka dilakukan ke tahap selanjutnya yaitu dengan penyebaran kuesioner sebenarnya.
Kuesioner sebenarnya diambil dari sampel data pelanggan PT. JNE Bandung.
Dalam penelitian ini, jumlah pelanggan di PT. JNE Bandung sekitar 62856 pelanggan. Untuk dapat mengetahui jumlah kuesioner yang disebarkan maka digunakan rumus Slovin, dimana perhitungan tersebut dilakukan agar sampel yang diambil dalam penelitian dapat mewakili populasi yang ada.
Uji kecukupan data ini dilakukan dengan pengujian hanya dilakukan untuk data dengan responden atau pelanggan PT. JNE Bandung. Dengan tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95%, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan peneliti terhadap kemampuan pelanggan dalam mengisi kuesioner dengan baik dan benar, sedangkan tingkat penyimpangan menunjukkan bahwa peneliti memberikan toleransi kesalahan terhadap responden dalam mengisi kuesioner sebesar 5%. Berdasarkan ketentuan bahwa n ≥ n‟, maka jumlah sampel sebanyak 418 kuesioner untuk penelitian ini sudah sangat mencukupi.
5.2 Analisis Pengolahan Data
Analisis pengolahan data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan, selanjutnya data-data tersebut diolah untuk mendapatkan gambaran yang nyata dari penelitian yang dilakukan. Pada pengolahan data ini dilakukan dengan metode yang digunakan yaitu Quality Function Deployment (QFD). QFD berfungsi untuk menerjemaahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan, dalam proses QFD menggunakan 3 fase untuk pelayanan jada menerjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan mulai dari perencanaan sampai perencanaan proses. Sebelum masuk ke metode QFD ada beberapa metode pendukung QFD yaitu:
Tahapan klarifikasi objektif, dimana dalam tahapan pendataan objektif atribut kebutuhan dan keinginan pelanggannya dikelompokkan ke dalam 5 dimensi, berdasarkan tahapan pendataan objektif tersebut dapat dijelaskan mengenai hubungan tiap atribut kebutuhan dan keinginan pelanggan serta keterkaitan tiap atribut tersebut.
Tahapan penetapan fungsi, dalam tahapan penetapan fungsi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa yang menjadi input dalam menunjang perancangan kualitas pelayanan jasa yang akan dilakukan oleh PT. JNE antara lain: kejelasan informasi pengiriman, kualitas SDM, ketepatan sistem, tolak ukur biaya, dan desain fasilitas. Dimana input tersebut merupakan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam upaya perencanaan dan pengembangan yang akan dilakukan, sedangkan output merupakan tujuan yang hendak dicapai dari upaya pengembangan tersebut agar jasa pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk tahapan mendefinisikan spesifikasi baik batasan maupun ukuran sistemnya, datanya didapatkan langsung dari pihak perusahaan.
Tahapan penentuan karakteristik teknis (what-how), yaitu mengelompokkan kebutuhan pelanggan ke dalam istilah atribut jasa, seperti atribut paket dapat dilacak dengan mudah dapat dikelompokkan ke dalam karakteristik teknis jasanya yaitu kejelasan informasi pengiriman. Kemudian mengelompokkan atribut jasa tersebut ke dalam karakteristik komponen seperti, atribut karakteristik teknis untuk kejelaasan informasi pengiriman perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam karakteristik komponennya yang lebih spesifik atribut layanan informasi.
Setelah didapatkan metode-metode pendukung QFD maka dilakukan perhitungan nilai kepentingan dan mengevaluasi atribut-atribut pesaing. Dalam penentuan nilai kepentingan jika dilihat dari derajat kepentingannya, maka sebaiknya permasalahan difokuskan pada derajat kepentingan tingkat tertinggi yaitu seperti atribut kebutuhan pelanggan antara lain: paket diterima tepat waktu, cara penjelasan pegawai dan pentingnya garansi setiap paket. Untuk karakteristik teknisnya didapatkan bahwa nilai terpenting atau paling penting sebagai prioritas utama untuk dilakukan perbaikan yaitu kejelasan informasi pengiriman.
Analisis evaluasi atribut pesaing, berdasarkan hasil perhitungan nilai rata- ratanya, terdapat beberapa variabel kualitas pelayanan yang ditawarkan pihak manajemen PT. JNE Bandung cukup memadai namun masih kurang dibandingkan dengan pesaingnya antara lain: tahapan pengiriman, tolak ukur biaya, garansi dan informasi pengiriman paket. Jadi atribut tersebut harus diperhatikan untuk ditingkatkan agar kualitasnya menyamai atau lebih dibandingkan pesaing J&T.
Langkah selanjutnya yaitu memasuki 3 fase QFD yaitu: perencanaan produk layanan, perencanaan komponen dan perencanaan proses, meliputi proses penerjemah karakteristik kualitas yang menjadi keinginan pelanggan menjadi karakteristik teknik perusahaan. Tahap perencanaan produk biasa disebut juga dengan House of Quality. Dengan tahapan:
5.2.1 Analisis Matriks Perencanaan Produk Layanan
Analisis matriks perencanaan produk layanan dilakukan untuk setiap tahapannya, sebagai berikut:
1. Menggambarkan suatu matriks kebutuhan dan keinginan pelanggan berlawanan dengan karakteristik teknis. Matriks ini merupakan matriks kebutuhan dan keinginan pelanggan berisikan mengenai data atu informasi yang diperoleh dari hasil kuesioner terbuka yang merupakan data mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap kualitas pelayanan PT. JNE Bandung.
2. Pendeskripsian teknis, setelah mengidentifikasikan daftar kebutuhan dan keinginan pelanggan maka selanjutnya menerjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke dalam persyaratan teknis. Masing-masing karakteristik
teknik ini merupakan jawaban dari pihak responden yang dilakukan dengan wawancara langsung.
3. Mengembangkan matriks hubungan antara what dan how menjelaskan tingkat kekuatan hubungan antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis dengan mencatatnya dalam sel-sel matriks agar dapat mengetahui setiap hubungan antara pendeskripsian teknis dan persyaratan pelanggan, sehingga dapat diketahui setiap hubungan antara karakteristik teknis dan persyaratan pelanggan. Ada 3 hubungan yang terjadi yaitu hubungan kuat, sedang dan lemah. Pemberian nilai hubungan antara persyaratan pelanggan dengan deskripsi teknis ini didasarkan pada data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden.
Berdasarkan interaksi di antara karakteristik teknis, dapat diketahui kriteria. Sebagai contoh, untuk hubungan positif kuat yang berarti variabelnya saling mendukung dan mempunyai keterkaitan kejelasan informasi pengiriman dengan ketepatan sistem, dimana kejelasan tentang informasi pengiriman yang didapat oleh pelanggan diperoleh dari sistem yaitu informasi yang akurat sesuai yang pelanggan inginkan.
Mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan. Menentukan prioritas persyaratan pelanggan dengan melakukan mengenai nilai target, faktor skala, poin penjualan dan bobot absolut.
4. Analisis penetapan nilai target
Hasil yang didapatkan yaitu atribut yang menjadi prioritas dalam merancang yang akan dilakukan oleh PT. JNE Bandung adalah: pengiriman barang tepat waktu, harga pengiriman murah, respon karyawan yang cepat, fasilitas ruang tunggu, kejelasan informasi status pengiriman. Kemudian variabel-variabel tersebut didiskusikan dengan pihak perusahaan agar mereka dapat, menentukan nilai target yang ingin dicapai dengan perancangan yang akan dilakukan.
5. Analisis perhitungan faktor skala
Berdasarkan hasil yang didapat nilai faktor skala tertinggi adalah timbangan akurat dan harga terjangkau hal ini menunjukkan bahwa pelanggan harga bisa lebih murah atau minimal sebanding dengan pesaing (J&T).
6. Analisis penentuan poin penjualan
Berdasarkan penentuan poin penjualan, dapat dianalisis bahwa variabel- variabel pengiriman barang tepat waktu, garansi dan jaminan, respon karyawan
yang cepat, pelacakan paket yang mudah mempunyai poin penjualan tinggi yaitu 1,5 artinya variabel tersebut hal yang sangat dibutuhkan oleh pelanggan sekaligus mendapatkan perhatian khusus untuk nilai jual pelayanan bagi pihak perusahaan. Sedangkan untuk poin penjualan sebesar 1,2 yaitu menyatakan variabel tersebut memberikan peluang penjualan yang sedang dan poin 1,0 menyatakan atribut tersebut memberikan peluang penjualan yang rendah.
7. Analisis bobot absolut
Bobot absolut menggambarkan kepentingan keseluruhan dari setiap kebutuhan pelanggan. Bobot absolut dihitung dengan mengalikan kepentingan terhadap pelanggan, faktor skala dan poin penjualan. Dari hasil pengolahan yang telah dilakukan maka didapatkan atribut yang menjadi prioritas adalah paket diterima tepat waktu/tidak terlambat, oleh sebab itu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan melakukan perbaikan sistem dan pengawasan terhadap setiap pengiriman.
Mengembangkan prioritas deskripsi secara teknis. Langkah terakhir dalam perencanaan produk ini yaitu mengembangkan prioritas deskripsi teknis.
8. Analisis bobot absolut teknis
Dari hasil perhitungan didapatkan bobot absolut tertinggi yaitu pada atribut kualitas SDM. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel tersebut menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan, diperbaiki dan dirancang oleh pihak perusahaan. Prioritas lainnya yang harus ditingkatkan berdasarkan nilai bobot absolut teknis.
9. Analisis bobot relatif
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan bobot relatif tertinggi yaitu pada atribut ketepatan sistem, bobot relatif ini hampir sama dengan bobot absolut tetapi bobot relatif ini sudah memperhatikan penilaian persaingan, nilai target, faktor skala, dan poin penjualannya. Jadi untuk variabel kualitas SDM upaya yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan harus memperbaiki sistem yang ada diperusahaan dengan mengawasi dan mengevaluasi secara berkala.
Untuk prioritas lainnya yang harus ditingkatkan.
5.2.2 Analisis Matriks Perencanaan Komponen
Matriks perencanaan komponen terdapat persyaratan teknis yang kritis atau harus diperbaiki berdasarkan nilai bobot absolut teknis dan bobot relatifnya, dengan prioritas utama yang harus diperbaiki yaitu dengan urutan nilai bobot dari yang terbesar sampai terkecil. Dalam menggambarkan suatu matriks karakteristik teknis berlawanan karakteristik komponen, karakteristik teknis membentuk baris matriks sedangkan karakteristik komponen membentuk kolom matrik. Penentuan hubungan juga didapatkan dari hasil diskusi dengan pihak karyawan PT. JNE Bandung.
Dimana hubungan ini sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya dan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: 9 (untuk hubungan sangat kuat) 3 (untuk hubungan kuat) dan 1 (untuk hubungan lemah).
Setelah melakukan penilaian derajat kepentingan karakteristik komponen maka, langkah selanjutnya yaitu menghitung tingkat kepentingan absolut. Adapun hasil bobot absolut pada proses perancangan komponen, dari hasil perhitungan bobot absolut terbesar yaitu pada variabel layanan informasi. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi harus akurat dan mudah diakses dan sesuai sehingga pelanggan puas mengirimkan barangnya melalui jasa perusahaan.
5.2.3 Analisis Matriks Perencanaan Proses
Matriks perencanaan proses atau matriks sebelumnya diketahui terdapat persyaratan yang harus diperbaiki atau ditingkatkan berdasarkan nilai absolut. Dalam tahap pembuatan matriks perencanaan proses, dibutuhkan karakteristik proses yang akan menjadi kolom matriks dengan hubungannya dengan baris matriks untuk menggambarkan suatu matriks karakteristik komponen berlawanan dengan karakteristik proses. Penentuan hubungan juga didapatkan dari hasil diskusi dengan karyawan perusahaan, dimana hubungan ini sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya dan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: 9 (untuk hubungan sangat kuat) 3 (untuk hubungan kuat) dan 1 (untuk hubungan lemah).
Penilaian derajat kepentingan karakteristik komponen maka, langkah selanjutnya yaitu menghitung tingkat kepentingan absolut. Adapun hasil bobot absolut pada proses perancangan komponen. Dari hasil perhitungan bobot absolut terbesar yaitu variabel teller menginput data pelanggan yang akan dikirim, dengan nilai bobot absolut yaitu 81856,0 atau 11,7%. Hal ini menunjukkan penginputan data
harus akurat atau karyawan dituntut untuk selalu fokus saat penginputan data sehingga kesalahan pengiriman paket dapat berkurang secara drastis.
5.3 Usulan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan PT. JNE Bandung Berdasarkan hasil dari tiga fase QFD (Quality Function Deployment), untuk mendapatkan beberapa rancangan atau perbaikan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan diterapkan adalah:
1. Ketepatan Sistem Manajemen Pelayanan
Sistem pelayanan merupakan hal penting yang diterapkan perusahaan, setiap tindakan dapat mempengaruhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Seperti pelayanan yang tahapan tidak rumit dan jelas serta sistem yang yang tepat juga akan membantu karyawan dalam bekerja sehingga paket dapat diantarkan dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi setiap sistem pengiriman dan hal yang menyebabkan terjadi kesalahan sehingga menyebabkan adanya komplain pelanggan, koordinasi lebih dalam antara bagian admin dan pengiriman.
2. Layanan Informasi untuk Pelanggan
Layanan informasi sangat dibutuhkan oleh pengirim maupun penerima paket dikarenakan semakin banyaknya layanan e-commerce yang ada dan dimana paket tersebut sangat ditunggu oleh penerima. Seperti layanan informasi yang mudah dan murah untuk mengakses dan juga layanan komplain yang tersedia setiap saat. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan banyaknya layanan complain yang tidak hanya menggunakan pulsa serta memaksimalkan server tracking pelacakan paket pada website perusahaan.
3. Kualitas SDM Kualitas SDM Perusahaan
Kualitas kemampuan SDM membantu untuk melayani pelanggan dengan baik dalam melakukan transaksi pengiriman paket mulai dari paket yang akan dikirimkan sampai dengan paket diterima oleh penerima. Seperti melayani pelanggan dengan cepat, selalu siap dan respon yang cepat jika ada pelanggan yang membutuhkan pertolongan, pelayanan pribadi untuk setiap pelanggannya, dan cara melakukan packaging barang agar barang tidak rusak. Hal ini bisa dilakukan dengan penilaian dan evaluasi kinerja karyawan dalam jangka waktu ditentukan, pelatihan maupun peningkatan disiplin kerja harus diterapkan.
4. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Pelanggan
Rancangan perbaikan fasilitas bisa dilakukan dengan merawat dan menambahkan di agen PT. JNE Bandung, seperti fasilitas AC dikarenakan belum semua agen mempunyai AC di ruang tunggu, tempat duduk yang didesain dengan nyaman, fasilitas kebersihan toilet dan menjaga keharuman ruang tunggu. Berikut rekapan usulan prioritas untuk peningkatan kualitas pelayanan PT. JNE Bandung yang ditunjukkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Usulan prioritas peningkatan kualitas pelayanan PT. JNE Bandung Usulan Prioritas
Perbaikan Peningkatan
Kualitas Pelayanan PT.
JNE Bandung
Rekomendasi Perbaikan PT. JNE Bandung Ditunjukkan ke-
Ketepatan Sistem Manajemen
Pelayanan
Sistem pengiriman sederhana dengan tahapan yang mudah
Departemen Pelayanan Evaluasi kesalahan admin menjadi prioritas perbaikan
Data pelacakan paket harus selalu akurat dan dicek rutin
Layanan Informasi untuk Pelanggan
Menyediakan akses pelacakan paket 24 jam
Departemen Cust. Service dan Pelayanan Memaksimalkan pemeliharaan server pelacakan
Mensinkronkan informasi pelacakan paket dengan e- commerce
Kualitas SDM Perusahaan
Selalu cepat tanggap menanggapi respon pelanggan
Departemen Pelatihan untuk karyawan baru dengan waktu yang cukup SDM
Melakukan evaluasi kerja secara berkala minimal 1 bulan Fasilitas Pelayanan
Pelanggan
Pemeliharaan berkala fasilitas pelanggan di agen dan
cabang Departemen
Pengelolaan Pemerataan fasilitas pelanggan di agen dan cabang JNE
5.4 Kajian Ayat Suci Al-Quran
Melalui Al-Quran mengajarkan mengenai cara memberikan pelayanan yang menjadikan pintu kebaikan bagi siapa saja yang mau melakukannya. Ayat Al-Quran yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini yaitu surat Asy-Syu‟ara (26):
150-152) sebagai berikut:
Artinya: “Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” ”Dan janganlah kalian mentaati perintah orang-orang yang melewati batas atas diri mereka sendiri.” “Yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan” (QS. Surat Asy-Syu‟ara (26): 150-152).
Keterkaitan ayat dengan penelitian yaitu “Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”, maksudnya kita sebagai orang yang beriman harus selalu taat kepada Allah dan menjalankan kewajiban. Berdasarkan tafsir Al-Mutafshar,
“Bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan kewajiban yang diperintahkan kepada kalian yaitu dengan mengesakan-Nya dalam ibadah dan beriman dengan risalah yang aku bawa kepada kalian, serta taatilah aku dalam setiap perintah dan laranganku”, seperti memperbaiki rancangan pelayanan yang kurang memuaskan, serta tidak mengelola manajemen sistem pelayanan kurang memuaskan atau buruk, layanan informasi untuk pelanggan yang tidak informatif, kualitas SDM perusahaan tidak ditingkatkan, tidak melengkapi fasilitas pelayanan pelanggan.
”Dan janganlah kalian mentaati perintah orang-orang yang melewati batas atas diri mereka sendiri”, maksudnya kita dalam bekerja janganlah mengikuti keputusan orang yang suka melewati batas dan terlalu egois untuk kepentingan diri sendiri.
Berdasarkan tafsir Al-Mutafshar, “Janganlah melewati batasan karena setiap yang berlebihan maka tidakalah baik”, seperti tidak melakukan peningkatkan kualitas dengan mempertimbangkan aspek keadaan perusahan, prioritas perbaikan dan sistem yang mudah dimengerti.
“Yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan”
maksudnya sebagai orang yang beriman hendaklah kita memperbaiki kesalahan untuk memperoleh hasil yang maksimal, tafsir Al-Mutafshar, “Yang berjalan di muka bumi dengan membuat kerusakan tanpa ada tindakan untuk memperbaikinya”, seperti tidak membuat sistem yang rumit dan berbelit, evaluasi kesalahan admin tidak diperbaiki, data pelacakan tidak dicek rutin, tidak menyediakan akses pelacakan, tidak melakukan pemeliharaan server pelacakan, tidak sinkron dengan informasi e-commerce, tidak respon kepada pelanggan, pelatihan karayawan baru kurang matang, tidak melakukan evaluasi kerja, tidak melakukan pemeliharaan serta pemerataan fasilitas. Adapun dalam proses perbaikan kita pun tabah dan sabar dalam menjalani apa yang kita kerjakan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Kemenag RI menafsirkan QS. Surat Asy-Syu‟ara (26): 150-152, dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Saleh tetap melaksanakan tugasnya sebagai rasul Allah. Dia menyeru kaumnya untuk bertakwa kepada Allah, dan mengikuti agama yang disampaikannya. Nabi Saleh juga mengajak mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang diridai Allah dan bermanfaat bagi hidup mereka di dunia dan di akhirat, yaitu
Saleh mengingatkan agar mereka tidak lagi menaati para pemimpin mereka yang selalu mengerjakan kejahatan, kemaksiatan, dan kerusakan di bumi ini.
Ibn Katsir menafsirkan QS. Surat Asy-Syu‟ara (26): 150-152 yaitu terimalah apa yang manfaatnya kembali kepada kalian di dunia dan di akhirat ini, yaitu menyembah Tuhan kalian yang telah menciptakan dan memberi rezeki kalian.
Maksudnya, sembahlah Allah serta bertasbihlah kepada-Nya setiap pagi dan petang.
dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.