Perkiraan signifikansi dampak kegiatan rekrutmen konstruksi terhadap komponen lingkungan terhadap peluang kerja masyarakat lokal dapat dilihat pada Tabel 6.5. Prakiraan pentingnya dampak kegiatan Basecamp bagi pekerja konstruksi untuk pembangunan RUMAH SAKIT UMS terhadap komponen peluang lingkungan.
Munculnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat a. Prakiraan Besaran Dampak
Pembongkaran Gedung Lama dan Pekerjaan Tanah 1) Penurunan Kualitas Udara
Faktor emisi masing-masing kualitas udara dari sumber pembakaran bahan bakar minyak (diesel) disajikan pada tabel berikut. Perkiraan pentingnya dampak mobilisasi peralatan dan material konstruksi terhadap komponen lingkungan kualitas udara disajikan pada Tabel 6.18.
Peningkatan Tingkat Kebisingan a) Prakiraan Besaran Dampak
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan hidup komponen lingkungan hidup tingkat kebisingan yang terkait dengan proyek dilakukan melalui pendekatan dengan menggunakan kendaraan pengangkut pada saat kegiatan pembongkaran bangunan tua sebagai sumber kebisingan. Perkiraan pentingnya dampak kegiatan pembongkaran bagian bangunan lama terhadap tingkat kebisingan sekitar dapat dilihat pada Tabel 6.23.
Gangguan Kelancaran Lalu Lintas a) Prakiraan Besaran Dampak
2 Karakteristik tingkat pelayanan jalan Arus stabil, namun kondisi lalu lintas mulai membatasi kecepatan pengoperasian. Dengan demikian, kondisi komponen kelancaran lalu lintas jalan di sekitar lokasi pembangunan RS UMS diubah ke dalam skala kualitas lingkungan yang termasuk dalam kriteria sedang (skala 3).
Gangguan Guna Ruang Jalan a) Prakiraan Besaran Dampak
Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi peralatan akan dilakukan pada awal pekerjaan konstruksi dengan rencana waktu pelaksanaan 0,5 bulan. Dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi dapat digunakan kendaraan pengangkut berukuran besar dan alat berat, dengan frekuensi sesuai dengan jenis peralatan yang akan diangkut dan jumlah material yang dibutuhkan.
Penurunan Kualitas Udara a) Prakiraan Besaran Dampak
Memprediksi kondisi lingkungan yang akan terkait dengan proyek menggunakan pendekatan analisis parameter penurunan kualitas udara di wilayah studi, berdasarkan pendekatan peningkatan konsentrasi TSP, CO, SO2 dan NO2 akibat penggunaan alat transportasi untuk mobilisasi konstruksi. peralatan dan bahan. Dengan demikian kontribusi kandungan gas pencemar (X) dari mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi terhadap parameter kualitas udara adalah sebagai berikut.
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan hidup komponen lingkungan hidup tingkat kebisingan yang terkait dengan proyek dilakukan melalui pendekatan kendaraan pengangkut pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material sebagai sumber kebisingan. Tingkat kebisingan mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material (dumper) pada jarak 15 meter adalah 84 dBA (Ditjen Bina Marga dalam Pedoman Pengawasan Lingkungan Jalan, 2003). Perkiraan signifikansi dampak kegiatan peralatan konstruksi dan mobilisasi material terhadap komponen lingkungan terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 6.43.
Rencana pembangunan RUMAH SAKIT UMS, kegiatan mobilisasi peralatan dan material dapat berdampak pada munculnya gangguan kelancaran arus lalu lintas.
Gangguan Keselamatan Lalu Lintas a) Prakiraan Besaran Dampak
Dengan demikian, kondisi komponen gangguan keselamatan lalu lintas Jalan Adi Sucipto jika dikonversikan ke dalam skala kualitas lingkungan masuk dalam kriteria Sedang (Skala 3). Prediksi kondisi kualitas lingkungan untuk komponen gangguan keselamatan lalu lintas pada kondisi lingkungan kedepan tanpa proyek diperkirakan masih dalam kondisi baik. Oleh karena itu, kondisi komponen gangguan keselamatan lalu lintas Jalan Adi Sucipto berada pada kriteria Sedang (skala 3).
Perkiraan kondisi kualitas lingkungan pada komponen fisik Jalan Adi Sucipto kedepannya kondisi lingkungan dengan adanya proyek diperkirakan akan mengalami penurunan kualitas.
Gangguan Guna Ruang Jalan a) Prakiraan Besaran Dampak
Pekerjaan Fisik Bangunan
Prediksi kondisi kualitas lingkungan hidup komponen lingkungan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh proyek dilakukan dengan cara mendekati kendaraan pengangkut pada saat pekerjaan konstruksi fisik sebagai sumber kebisingan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang dihasilkan oleh proyek dalam hal tingkat kebisingan di wilayah yang dipertimbangkan termasuk dalam kriteria sangat buruk (skala 1). Perkiraan pentingnya dampak pekerjaan konstruksi fisik terhadap komponen lingkungan terhadap tingkat kebisingan dapat dilihat pada Tabel 6.65.
Perkiraan pentingnya dampak pekerjaan konstruksi fisik terhadap komponen lingkungan Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi TIDAK ADA KRITERIA PENTING.
Peningkatan Getaran a) Sifat Dampak
Dampaknya bersifat kumulatif menurut waktu dan kejadian, yaitu pada tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selama 12 bulan. Hal ini dikarenakan pekerjaan konstruksi fisik khususnya pemasangan tiang pondasi akan dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga kedepannya kondisi lingkungan tanpa adanya proyek akan tetap sama dengan kondisi lingkungan awal, sehingga termasuk dalam kriteria Sangat Baik (Skala 5). Rumus berikut ini dapat digunakan untuk menghitung kenaikan getaran akibat pekerjaan konstruksi fisik yaitu pemasangan pondasi tiang pancang beton.
Dampaknya bersifat kumulatif menurut waktu dan kejadian, yaitu pada tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selama 12 bulan. Dampak TP Dampak dapat bersifat terbalik dilihat dari dampak yang ditimbulkan hanya pada masa pelaksanaan pembangunan. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penurunan Kuantitas Airtanah a) Prakiraan Besaran Dampak
Penilaian pentingnya dampak kegiatan pekerjaan konstruksi fisik terhadap komponen lingkungan kuantitas airtanah dapat dilihat pada Tabel 6.70. Perkiraan Signifikansi Dampak Kegiatan Pekerjaan Fisik Bangunan Terhadap Komponen Lingkungan: Jumlah Air Tanah Pada Tahap Konstruksi. Dampaknya bersifat kumulatif menurut waktu dan kejadian, yaitu pada saat kegiatan pekerjaan konstruksi fisik tahap konstruksi berlangsung selama 12 bulan. Dampak TP Dampak dapat bersifat terbalik dilihat dari dampak yang ditimbulkan hanya pada masa pelaksanaan pembangunan.
Penurunan kuantitas airtanah akibat kegiatan konstruksi fisik tidak melebihi kriteria berdasarkan pertimbangan ilmiah, yaitu akibat pengambilan airtanah dari akuifer dalam sehingga tidak mempengaruhi kondisi airtanah akuifer dangkal, serta grouting pada akuifer dangkal. zona di lapisan akuifer artesis. sumur yang digunakan.
Peningkatan Air Limpasan (Run Of) a) Prakiraan Besaran Dampak
Diperkirakan tidak akan ada perubahan signifikan terhadap potensi peningkatan volume limpasan air permukaan di wilayah studi pada kondisi di masa depan tanpa adanya proyek. Dengan demikian, kondisi kualitas lingkungan terkait peningkatan volume limpasan air permukaan akan tetap sama dengan kondisi lingkungan rona awal sehingga masuk dalam kriteria Sangat Baik (Grade 5). Untuk memperkirakan volume limpasan air permukaan digunakan pendekatan yang menghitung besarnya aliran air permukaan (limpasan).
Berdasarkan perhitungan debit air permukaan (outflow) sebesar 0,14 m3/detik, kondisi kualitas lingkungan tergolong kriteria sangat baik (Skala 5).
Penurunan Kualitas Air permukaan a) Prakiraan Besaran Dampak
Pendekatan dengan menggunakan konsentrasi TSS dalam air digunakan untuk memperkirakan kondisi lingkungan awal untuk komponen lingkungan kualitas air permukaan. Tanpa proyek tersebut, diasumsikan tidak akan ada perubahan signifikan terhadap potensi penurunan kualitas air permukaan di wilayah yang dipertimbangkan untuk kondisi masa depan. Perkiraan besaran dampak komponen lingkungan penurunan kualitas air permukaan untuk kondisi proyek di masa depan dilakukan dengan menggunakan pendekatan laju erosi, volume limpasan, dan kandungan TSS proyek.
Perkiraan pentingnya dampak kegiatan pekerjaan konstruksi fisik terhadap komponen lingkungan terhadap kualitas air permukaan dapat dilihat pada Tabel 6.76.
Gangguan Terhadap Biota Air a) Prakiraan Besaran Dampak
Tahap Operasional
- Penerimaan Tenaga Kerja Operasional 1) Peluang Kesempatan Kerja Masyarakat
- Operasional Medis RUMAH SAKIT UMS 1) Penurunan Kualitas Airtanah
Dampak rekrutmen tenaga kerja terhadap komponen lingkungan terhadap peluang kerja masyarakat didasarkan pada total kebutuhan tenaga kerja pada tahap operasional RUMAH SAKIT UMS. Kondisi lingkungan kedepan tanpa beroperasinya RUMAH SAKIT UMS maka komponen lingkungan berupa lapangan kerja masyarakat akan mengalami perubahan yang signifikan dari kondisi lingkungan awal. Kondisi lingkungan diperkirakan tidak akan berubah secara signifikan terhadap kondisi kualitas airtanah di wilayah studi di masa depan tanpa beroperasinya RUMAH SAKIT UMS.
Perkiraan signifikansi dampak kegiatan operasional RS UMS terhadap komponen lingkungan terhadap kualitas airtanah disajikan pada Tabel 6.89.
Penurunan Kuantitas Airtanah a) Prakiraan Besaran Dampak
Rencana kegiatan operasional RS UMS diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang signifikan terhadap kondisi kuantitas airtanah di wilayah penelitian sebelum proses operasional berlangsung, hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di wilayah studi relatif konstan atau konstan. Dengan kegiatan operasional RS UMS yang menggunakan air tanah sebesar 43,87 m3/hari, maka diperkirakan muka air tanah akan turun hingga kedalaman ± 6,5 meter jika setiap hari dilakukan penyedotan pada tahap operasional. Perkiraan pentingnya dampak kegiatan operasional RS UMS terhadap komponen lingkungan kuantitas airtanah dapat dilihat pada Tabel 6.91.
Berkurangnya jumlah airtanah akan berdampak pada masyarakat di wilayah penelitian khususnya masyarakat Desa Karangasem RT 01, RT 02 dan RT 03 serta Desa Soropadan RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05. , kabupaten Karangasem, Kec. Kota Laweyan Surakarta karena masyarakatnya masih memanfaatkan mata air atau air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Sebaran dampak P Daerah terdampak meliputi wilayah operasional khususnya sumur milik masyarakat sekitar. sedang berlangsung P Dampaknya bersifat sementara yaitu selama banyaknya kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS 4.
Penurunan Kualitas Air permukaan a) Prakiraan Besaran Dampak
Operasional Non Medis RUMAH SAKIT UMS 1) Penurunan Kualitas Udara
Kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS diperkirakan akan memberikan dampak berupa penurunan kualitas udara akibat beroperasinya mesin diesel generator dan timbulnya kemacetan di sekitar rumah sakit sehingga akan meningkatkan konsentrasi pencemar udara di udara. . wilayah studi. Kondisi lingkungan kedepan tanpa beroperasinya RUMAH SAKIT UMS diperkirakan akan mengalami perubahan dari kondisi lingkungan semula, namun hal ini tidak terlalu signifikan. Prediksi kondisi kualitas lingkungan masa depan dengan kegiatan RUMAH SAKIT UMS menggunakan pendekatan analisis parameter penurunan kualitas udara di wilayah penelitian, berdasarkan perkiraan peningkatan konsentrasi SO2, CO, NO2 dan TSP akibat penggunaan generator berkekuatan listrik. sebesar 1.500 kVA sebagai sumber energi listrik dalam kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS.
Namun pada kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS terdapat aktivitas kendaraan bermotor oleh pegawai dan pengunjung yang akan berdampak pada penurunan kualitas udara di wilayah penelitian.
Peningkatan Tingkat Kebisingan a. Prakiraan Besaran Dampak
Penilaian kondisi kualitas lingkungan hidup komponen lingkungan tingkat kebisingan pada rona lingkungan hidup awal dilakukan dengan melakukan pengukuran tingkat kebisingan di wilayah penelitian. Kondisi lingkungan tingkat kebisingan di kemudian hari tanpa beroperasinya RS UMS diperkirakan akan mengalami perubahan dari kondisi lingkungan awal, namun hal ini tidak terlalu signifikan. Perkiraan pentingnya dampak kegiatan pekerjaan konstruksi fisik terhadap komponen lingkungan terhadap tingkat kebisingan dapat dilihat pada Tabel 6.118.
Estimasi signifikansi dampak kegiatan operasional non medis RS UMS terhadap tingkat kebisingan komponen lingkungan.
Peningkatan Volume Limpasan Air Permukaan (Run Of) a) Prakiraan Besaran Dampak
Tanpa adanya kegiatan operasional di RUMAH SAKIT UMS, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan yang signifikan terhadap potensi peningkatan limpasan air permukaan di wilayah penelitian. Kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS dapat mengakibatkan peningkatan jumlah debit air. Perkiraan signifikansi dampak kegiatan operasional non medis RS UMS terhadap komponen lingkungan volume air permukaan disajikan pada Tabel 6.120.
Prediksi Signifikansi Dampak Kegiatan Operasional RUMAH SAKIT UMS Terhadap Komponen Lingkungan Volume Air Limpasan Permukaan (Run Off).
Gangguan Kelancaran Lalu Lintas a) Prakiraan Besaran Dampak
Prediksi kondisi kualitas lingkungan untuk parameter ketenangan lalu lintas pada masa mendatang kondisi lingkungan tanpa beroperasinya RS UMS diperkirakan masih dalam kondisi baik. Dengan demikian, kondisi komponen ketenangan lalu lintas jalan Adi Sucipto ditransformasikan ke dalam skala kualitas lingkungan yang masuk dalam kriteria Sedang (Skala 3). Perkiraan signifikansi dampak sepi lalu lintas dari kegiatan operasional RS UMS dapat dilihat pada Tabel 6.124.
Prediksi Karakteristik Penting Kegiatan Dampak Lalu Lintas Tenang Pada Tahap Operasional RUMAH SAKIT UMS.
Gangguan Guna Ruang Jalan a) Prakiraan Besaran Dampak
Prediksi kondisi kualitas lingkungan untuk komponen gangguan pemanfaatan ruang jalan pada kondisi lingkungan kedepan tanpa adanya proyek/kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS masih bersifat moderat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan di masa depan tanpa beroperasinya RUMAH SAKIT UMS untuk komponen gangguan pada ruang jalan khususnya Jalan Adi Sucipto tidak akan berbeda dengan kondisi lingkungan awal yang termasuk dalam kriteria sedang (Skala 3). Dengan demikian, kondisi komponen pengganggu ruang jalan di Jalan Adi Sucipto akibat kegiatan operasional non medis RS UMS jika dikonversi ke skala mutu lingkungan termasuk dalam kriteria sedang (skala 3).
Perkiraan signifikansi dampak gangguan ruang jalan akibat pembangunan RS UMS terhadap kegiatan operasional non medis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Peluang Berusaha Masyarakat a) Prakiraan Besaran Dampak
Dengan demikian kondisi lingkungan masa depan tanpa operasional rumah sakit untuk peluang usaha termasuk kriteria sedang (Skala 3). Peramalan kondisi kualitas lingkungan hidup komponen lingkungan hidup peluang usaha masyarakat kedepannya kondisi lingkungan hidup dengan kegiatan operasional RUMAH SAKIT UMS akan mengalami peningkatan kualitas. Penilaian pentingnya dampak kegiatan operasional RS UMS terhadap komponen lingkungan terhadap munculnya peluang usaha dapat dilihat pada Tabel 6.131.
Memprediksi Signifikansi Dampak Kegiatan Operasional RUMAH SAKIT UMS Terhadap Komponen Lingkungan Munculnya Peluang Usaha Masyarakat.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat a) Prakiraan Besaran Dampak
Dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat di wilayah penelitian saat ini rata-rata diatas UMK Kota Surakarta sebesar 55% pada skala kualitas lingkungan dengan kriteria Baik (Skala 4). Keadaan pendapatan masyarakat sebelum adanya kegiatan operasional RS UMS diperkirakan akan mengalami penurunan besaran kualitas lingkungan akibat menurunnya kegiatan perekonomian akibat pandemi Covid 19. akan meningkatkan pendapatan masyarakat dalam kondisi lingkungan di masa depan dengan kegiatan operasional HOME. SAKIT UMS akan mengalami peningkatan kualitas karena terbukanya lapangan kerja dan peluang usaha.
Dengan demikian, kondisi komponen lingkungan hidup yang menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat dari operasional RS UMS pada skala kualitas lingkungan masuk dalam kriteria Sangat Baik (Skala 5).