PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diharapkan kepada setiap instansi pemerintah untuk mengembangkan pola karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan pola karir yang ditentukan oleh unit kerjanya dan sejalan dengan pola karir nasional, sehingga pengembangan karir PNS di tempat kerja tersebut. unit lebih baik dan lebih fokus. Hal ini diatur dalam Pasal 17 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 yang tertuang pada ayat (1) tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa “untuk menjamin keselarasan potensi pegawai negeri dengan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan.” Untuk itu perlu dikembangkan pola karir pegawai negeri sipil yang terpadu secara nasional, maka setiap lembaga negara pada ayat (2) menyiapkan pola karir pegawai negeri sipil secara khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola karir nasional. yang diterapkan selama ini tidak mengacu pada pola karir yang ditetapkan pemerintah, sehingga mutasi PNS kurang terarah dan berpotensi pengembangan karir di luar prinsip profesionalisme.
Meski terdapat regulasi yang menjadi tolak ukur, namun belum ada sinkronisasi antara pola karir yang ditetapkan dengan kenyataan empiris. Pola karir horizontal yang dimaksud adalah rotasi pegawai negeri sipil pada jabatan-jabatan yang berkaitan dan relatif sama jabatan atau eselon dengan jabatan sebelumnya. Hasil identifikasi mutasi selama satu tahun terakhir di BKPSDM Kabupaten Jeneponto diketahui adanya rotasi pejabat dengan pola karir horizontal, namun rotasi tersebut tidak sesuai dengan kelompok jabatan sehingga tidak sesuai dengan kelompok jabatan. mencerminkan pola pengembangan karir, khususnya pola konsolidasi karir.
Artinya pengembangan karir pegawai negeri sipil di BPSDM Kabupaten Jeneponto tetap perlu mensinergikan pola karir yang telah ditetapkan dengan komitmen pengembangan karir pegawai negeri sipil. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah daerah diperlukan agar selaras dengan pola karir yang ada, sehingga PNS yang mengalami kenaikan jabatan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan profesi PNS yang bersangkutan.
Rumusan Masalah
Uraian diatas merupakan gambaran dan menjadi salah satu alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Jeneponto dan mengambil judul “Pola Karir PNS pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto”.
Tujuan Penelitian
Mengetahui pola karir vertikal PNS pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto. Untuk mengetahui pola karir diagonal PNS pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto.
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Penelitian Terdahulu
- Konsep Pola Karir
- Model pola karier Aparat Sipil Negara
- Kerangka Pikir
- Fokus penelitian
- Deskriptif fokus Penelitian
Pola karir yang berorientasi pada daerah akan berdampak baik pada musim politik di daerah karena pejabat dan pegawai tidak akan tergiur ketika pilkada dilaksanakan. Oleh karena itu, perlunya suatu kebijakan mengenai pola karir PNS, sebagai acuan dalam menghadapi pola karir PNS yang bersifat diskriminatif, adil dan dapat bersaing. Pengembangan karir dan pola jalur karir yang berdampak pada tumbuh dan berkembangnya profesionalisme seorang pegawai.
Selain itu, pola karir yang jelas akan memberikan jaminan karir bagi pejabat struktural di pusat dan daerah. Dapat kita simpulkan bahwa pola karir PNS menjadi kunci terciptanya PNS yang diskriminatif, adil dan kompetitif. Dari beberapa penelitian terdahulu dan yang membedakan dengan penelitian-penelitian terdahulu, yang menjadi fokus penelitian yaitu pola karir horizontal, pola karir vertikal dan pola karir diagonal adalah apakah peraturan pemerintah yang dijadikan tolak ukur sudah sejalan dengan pola karir tersebut. yang diimplementasikan dalam realitas empiris.
Kurangnya kejelasan pola karir dalam suatu organisasi akan mengakibatkan rendahnya pelayanan publik di pemerintahan. Pemodelan karir merupakan suatu proses yang dilalui oleh seorang pegawai dan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan potensi dirinya untuk menduduki suatu jabatan yang sesuai dengan keahliannya.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi
Jenis dan Tipe Penelitian
Informan
Sumber Data
Gambaran umum terkait dengan lokasi penelitian adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto di Jln. Visi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto yang dirumuskan dalam rencana strategis yaitu. Sekretariat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Kepegawaian dipimpin oleh seorang sekretaris yang tugas pokoknya mengkoordinasikan penyusunan program dan pelaksanaan tugas lapangan secara menyeluruh serta tugas bagian tata usaha.
Kelompok Pos Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Demikian disampaikan langsung Kepala Bidang Mutasi dan Evaluasi Kinerja Aparatur pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten. 3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian pada Sekretariat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten.
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian pada Sekretariat Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia Kabupaten. Bagi PNS, pengalaman di Badan Pengembangan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia tidak boleh dikaitkan dengan jabatannya. Model karir vertikal merupakan peralihan jabatan ASN melalui kenaikan pangkat dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi secara kelompok di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto.
Pangkat tersebut merupakan mutasi PNS dalam bentuk kenaikan pangkat yang lebih tinggi sesuai dengan tingkatan pangkatnya dari yang paling rendah dan paling tinggi untuk jabatan Struktural, baik jenjang IV, III dan II pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Masyarakat Kabupaten Jeneponto. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yaitu Kepala Divisi Evaluasi Kinerja Mutasi dan Penilaian dapat disimpulkan bahwa mutasi pegawai berupa kenaikan jabatan dari jabatan yang lebih rendah ke jabatan yang lebih tinggi telah sesuai dengan prosedur, dan Badan Pengembangan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto telah menempatkan pegawai sesuai prosedur, dengan keahlian masing-masing. Untuk menguji kebenaran mengenai kepangkatan PNS, dilakukan wawancara terhadap informan lain yang terkait dengan penelitian di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto.
Dari hasil wawancara dengan informan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa PNS pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto sudah patuh terhadap ketentuan atau peraturan. Pelatihan kerja adalah pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh PNS sesuai dengan jenjang jabatan yang dijabatnya pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto. Pola karir diagonal adalah perpindahan pegawai negeri sipil dari jabatan struktural ke jabatan fungsional atau sebaliknya pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini membahas tentang pola karir jabatan pegawai negeri sipil pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto. Dimana pola karir vertikal terdiri dari pangkat, pengalaman dan pelatihan kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto. Di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto, seluruh jabatan telah dialihkan ke jabatan fungsional.
Peraturan Bupati Jeneponto (PERBUP) Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Aparatur Sipil Negara Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten Jeneponto.
Teknik Pengabsahan Data
Hasil dan Penelitian …
Pembahasan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto, dengan teori yang menjadi acuan atau hasil penelitian sebelumnya bahwa peraturan yang menjadi kriteria optimalisasi pola karir pegawai harus sinkron. pola karir yang telah ditentukan dengan kenyataan empiris. Perlu dipahami bahwa pola karir sangat penting untuk menunjang karir seorang pegawai dalam mengisi suatu jabatan. Biasanya, pola karir horizontal, vertikal, dan diagonal merupakan hal yang harus dilakukan seorang pegawai untuk meningkatkan kinerja PNS melalui mutasi, promosi, serta pendidikan dan pelatihan (diklat).
Peran serta pegawai dalam penerapan model karier sangat diperlukan bagi pegawai, oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang, karena apabila penerapan model karier tidak sesuai dengan sistem merit maka keandalan hasil yang dihasilkan bagi pegawai harus terjamin. dipertanyakan. Pola karir yang jelas dan sehat ditetapkan oleh pemerintah agar mutasi PNS menjadi lebih tepat sasaran dan berpotensi untuk pengembangan karir. Indikator pola karir mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang manajemen personalia.
Pengaturan pola karir yang tidak jelas akan berdampak pada kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pada akhirnya. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dimana pola karir sangat penting karena pengembangan karir pegawai melalui pola karir akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan pegawai seiring dengan keterampilan yang dimilikinya, pegawai akan lebih giat bekerja dengan baik dan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja instansi. . Dalam hal ini peralihan jabatan ASN secara mutasi adalah pada eselon yang sama sesuai keluarga jabatan yang sama dan rentang jabatannya linier antara satu sama lain di BKPSDM Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan teori yang digunakan peneliti, berdasarkan teori yang digunakan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dengan penelitian sebelumnya oleh Puspitasari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pola Karir Pegawai Negeri Sipil Menurut Perspektif Undang-Undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa pola karir bersifat vertikal adalah perubahan kedudukan pegawai dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Dengan mengacu pada teori yang digunakan peneliti mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dan penelitian terdahulu yang berjudul Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan dalam Penyelenggaraan Mutasi PNS di Kabupaten Halmahera (Kapita 2015), yang menyatakan bahwa pada . Berdasarkan teori yang digunakan peneliti pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dengan penelitian sebelumnya oleh Apriansyah (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Pola Karir di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa pola karir diagonal adalah perpindahan.
Penerapan pola karir vertikal melalui pendidikan dan pelatihan pengembangan kompetensi pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto belum terlaksana dengan baik atau kurang maksimal karena beberapa faktor utama yaitu faktor ASN itu sendiri yang bersifat internal. keinginan seorang ASN dalam melaksanakan pengembangan kompetensi, dan faktor selanjutnya adalah faktor pendanaan dan kesempatan bagi seorang pegawai. Bagaimana pola karir horizontal pegawai negeri sipil di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto. Bagaimana pola karir vertikal pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jeneponto?
Apakah sesuai dengan tingkat kepangkatan terbawah..jabatan struktural tertinggi baik eselon IV, III, II di BKPSDM Kab. 3. Bagaimana pola karir diagonal pada badan administrasi publik dan pengembangan sumber daya manusia di wilayah Jeneponto. . pemberat aan.
KESIMPULAN DAN SARAN